"Belum menikah seminggu sudah bercerai? Aku tidak mau mengotori nama baik keluarga Angelo dengan melakukan hal itu," tandas suaminya dengan suara sinis.
Istrinya hanya membuang muka ke pemandangan kamar mereka yang besar dan mewah, tak sudi menatap wajah sang suami yang telah menipu dirinya mentah-mentah tersebut.
"Meskipun ratusan atau bahkan ribuan kali kau minta bercerai, aku tak akan mengabulkannya. Ah, aku juga tak akan memberikan dirimu akses untuk melakukan hal itu, Istriku yang cantik," lanjut Miguel, dengan sengaja membelai lembut pipi istrinya tersebut.
Kasar, Keyra menepis jemari Miguel dari sana. Tatapan benci terpancar jelas di matanya.
"Jangan berani-berani menyentuhku!"
Miguel tertawa geli mendengar raungan wanita muda di depannya tersebut, menyilangkan tangan di dada dengan dagu sedikit terangkat.
Berbeda dengan Milo yang lembut dan penuh perhatian ketika bersama Keyra, saudara kembarnya ini mempunyai aura dominan yang membuat seseorang mau tak mau bertekuk lutut padanya.
Tatapannya dingin dengan ekspresi sombong yang alami, Keyra baru sadar betapa berbedanya dua pria dengan wajah yang sama ini.
Miguel, dengan santai menyentuh lagi pipi Keyra, sedikit membungkuk karena tinggi badannya, dan berbisik dengan pongah di sebelah telinga istrinya tersebut.
"Kenapa? Aku suami sah-mu, jadi aku balas menyentuh dirimu di mana saja," sindirnya, santai.
"Berengsek!"
Keyra mundur ke belakang dengan mata nyalang karena marah, bahunya naik turun karena emosi yang membanjiri sekujur tubuhnya.
Miguel menegakkan lagi tubuhnya, memandang Keyra dengan tatapan meremehkan dan seringai sinis di wajahnya. Seakan kemarahan Keyra adalah sebuah hiburan yang menyenangkan di mata pria tersebut.
Kamar mereka di desain kedap suara sehingga pembicaraan sekeras apa pun tidak akan terdengar dari luar selama pintu kamar tertutup rapat karena setahu Keyra, Milo sangat menyukai ketenangan, itulah kenapa hanya di kamar ini Keyra bebas memaki dan mengekspresikan semua keputus asaannya.
Melihat wajah Miguel yang sama persis dengan kekasihnya, membuat Keyra benar-benar menderita kesakitan yang luar biasa.
Dia sejak kemarin terus bertanya, di mana Milo? Apakah dia telah meninggalkan dirinya sehingga saudara kembarnya yang berengsek ini menggantikan posisi Milo karena kasihan?
"Di mana Milo? Katakan padaku, di mana dia sekarang?!"
Akhirnya, karena luapan emosi memenuhi dada Keyra, membuat dia menjerit seperti anak kecil saat menanyakan keberadaan Milo.
Keyra pergi dari kota tempatnya tinggal untuk ke sini dan menjadi istri Milo, dia sudah melepaskan segalanya, karier yang mulai menanjak dan kehidupan yang nyaman, karena ingin menikah dengan Milo.
Lalu, saat ini ... dia malah menikahi adik pria itu?! Ini benar-benar lelucon!
Dia telah kehilangan segalanya dan sekarang, dia juga kehilangan Milo. Kekasih yang sangat mencintai dirinya sejak SMA.
Dia telah mempertaruhkan semua yang dia punya untuk hidup bahagia dengan Milo, rencana keduanya setelah menikah adalah pergi ke luar negeri di mana tempat Milo bekerja dan membangun keluarga di sana.
Meski Milo adalah salah satu pewaris perusahaan besar milik orang tuanya, kekasihnya tersebut memilih untuk mendirikan sendiri perusahaan di luar negeri, sedangkan perusahaan milik keluarga dikelola oleh adik kembarnya, Miguel.
Sejak peristiwa di apartemen Milo ketika SMA, di mana Keyra salah mengenali Miguel sebagai dirinya, Milo tak pernah satu kali pun mempertemukan Miguel dengan Keyra lagi.
Itulah kenapa, Keyra benar-benar tidak kenal dengan perangai calon ipar yang kini menjadi suaminya tersebut, kecuali kenangan buruk saat di apartemen Milo saat itu, di mana Miguel mencium Keyra dan berpura-pura menjadi Milo.
Sekarang, dia tidak hanya berpura-pura menjadi Milo hanya agar bisa mencium Keyra, dia bahkan berpura-pura menjadi Milo untuk menjadi suaminya!
Benar-benar luar biasa!
Tak tahan menghadapi penderitaan yang dia rasakan, Keyra jatuh terduduk dengan tersedu sedan, menutupu muka dengan kedua tangan.
Dia merasa seluruh tujuan hidupnya sudah hancur lebur.
Keyra tak akan sanggup menjalani pernikahan ini, tidak.
Miguel tetap berdiri dan memandang gadis tersebut tanpa rasa belas kasihan sedikit pun.
Dia hanya menatap dengan ekspresi dingin dan kaku. Membuat dirinya terlihat seperti pria tanpa perasaan.
"Kamu tidak perlu tahu di mana dia sekarang, karena hal itu akan menyakiti dirimu," jawab Miguel dengan sinis.
Mendengar jawaban itu, Keyra mendongak seraya menyapu lelehan air mata dari pipinya.
"Apakah dia pergi dengan wanita lain dan mencampakkan aku? Apakah dia sudah bosan denganku? Harusnya ... harusnya dia mengatakan segalanya padaku, bukan meninggalkan diriku seperti ini."
Suaranya terdengar begitu menyedihkan, seperti orang kehilangan harapan, arah dan tujuan.
Miguel mengepalkan erat tangannya, menahan diri untuk tidak membungkuk dan mengulurkan tangan untuk menghapus air mata di pipi mulus wanita itu, yang berjatuhan seperti kristal.
"Kamu pikir, Milo serendah itu?" sergahnya, dengan hidung berkerut dan mata menyipit.
Keyra yang tahu bahwa Milo memang tak mungkin melakukan hal seperti itu, mendesah berat.
Bahunya lunglai.
"Aku tidak tahu lagi harus mencarinya di mana," rintih gadis tersebut.
"Kamu tidak perlu mencarinya," tukas Miguel dengan dingin.
Keyra tidak boleh tahu yang sebenarnya, bahwa Milo ....
Gadis itu tiba-tiba bangkit dan menggucang-guncang tubuh Miguel, ekspresinya begitu putus asa dan kehilangan harapan."Tolong katakan padaku, di mana dia sekarang?! Di mana? Aku lebih sakit saat harus menikah dengan kamu, daripada menghadapi kabar terburuk tentang Milo. Jadi katakan padaku, Milo di mana, apa yang sudah terjadi padanya, apa?!"Miguel yang sakit hati mendengar perkataan kejam Keyra, menyingkirkan tangan gadis itu dari tubuhnya dengan kasar."Jadi menurut kamu, aku ini adalah penderitaan?""Aku sedang tak ingin membicarakan tentang kamu, aku hanya ingin tahu di mana Milo, di mana?!"Keyra yang didorong Miguel, menggeleng-geleng seraya mengusap air matanya dengan punggung tangan.Miguel menarik napas panjang, lama-lama tak tega melihat gadis itu terlihat sangat menyedihkan.Ekspresinya melunak saat menatap Keyra yang menangis dengan bahu terguncang naik turun."Kalau kau nanti tahu kenyataannya, apakah kau tetap in
Selepas kepergian Miguel, Keyra berlari untuk mengambil ponselnya, mencari di mana letak perbedaan chat Milo padanya akhir-akhir ini sebelum mereka menikah.Dia sudah bersama Milo delapan tahun lebih, mereka berpacaran sejak kelas tiga SMA, yang mana Keyra adalah cinta pertama Milo, tentu saja Keyra hafal di luar kepala bagaimana gaya chat Milo.Milo yang berbeda sekolah dengan Keyra, meski terkenal sebagai preman di sekolahnya, tapi dia memperlakukan Keyra dengan sangat baik.Milo tak pernah memanggil nama Keyra, tapi selalu menyebut dirinya 'BAE', yang artinya belahan jiwa.Bahkan sampai keduanya berusaha di atas dua puluh lima tahun, Milo masih setia memanggil Keyra dengan sebutan Bae.Itu adalah panggilan yang imut dan Keyra sangat suka saat Milo memanggil dirinya 'Bae', seakan sebuah ciri khas yang tak bisa lepas dari Milo.Untunglah setelah menikah, Miguel tahu diri dan tak memanggil gadis itu Bae, apakah dia menghormati panggilan itu
Ragu-ragu, Keyra mengetuk tanda memanggil di nomor ponsel baru milik Milo tersebut, dia takut menghadapi kenyataan bahwa dugaannya beberapa saat lalu tentang Miguel yang mulai menyamar menjadi Milo semenjak Milo memberitahu dirinya tentang terpaksa ganti nomor tersebut ternyata benar.Dan, panggilan tersambung hanya dalam beberapa detik, suara seseorang yang menerima telepon dari Keyra tersebut, seketika membuat gadis itu merinding."Ah, Sayang, kenapa menelepon? Apakah kau sudah rindu padaku? Atau ranjang pernikahan kita terasa dingin tanpa kehadiranku?"Ucapan sinis yang keluar dari mulut Miguel tersebut seketika membuat Keyra melemparkan ponselnya ke atas tempat tidur dengan emosi membara."Bajingan! Ternyata dugaanku benar!"Dia ... si berengsek itu ternyata telah menipu dirinya selama beberapa minggu lebih dan dengan tak tahu malunya bersikap seakan tak ada apa-apa.Dasar pria psikopat!Bisa-bisanya dia melakukan semua itu tanpa
"Key, akhirnya aku akan menikah! Suamiku sama seperti kamu, seorang pemilik perusahaan. Dia bos di tempatku bekerja, akhirnya aku pun menjadi nyonya besar sepertimu, Key!" Kata-kata itu masih membekas jelas di ingatan Keyra tiap kali mengingat Luna Olivia, saudara sepupu yang sudah tinggal di rumahnya sejak SD dan selalu tak mau kalah dengan Keyra. Keyra bukannya tak senang mendengar kabar itu, tapi ambisi Luna yang selalu ingin mengalahkan dirinya membuat Keyra selalu merasa sedikit tidak nyaman. Hal itu menjadikan Keyra semakin takut saat membayangkan bagaimana jika keluarganya tahu dia meminta bercerai dari suaminya, Luna pasti akan tertawa atas penderitaannya tersebut. Lalu ibunya, akan membanding-bandingkan nasibnya dengan Luna yang pastinya tak berhenti dalam sehari dua hari. Memikirkan hal itu saja sudah pusing. Ekspektasi keluarganya sangat tinggi saat tahu bahwa akhirnya Keyra menjadi istr
"Kenapa Anda bertanya seperti itu?" Dean, bukannya menjawab tapi melemparkan pertanyaan balik kepada Miguel. Miguel yang menopang dagunya dengan kedua tangan, menjawab dengan satu tarikan napas panjang, wajahnya terlihat lelah. "Dia mengetahui bahwa aku bukan Milo, lalu meminta bercerai." Miguel pun menceritakan kepada Dean, pengacara untuk keluarga Angelo yang merupakan sahabatnya sejak kuliah tersebut tentang bagaimana Keyra yang mencuri dengar pembicaraan antara dirinya dan sang ibu, lalu mengetahui rahasia yang mereka sembunyikan. "Apa aku turuti saja permintaannya? Aku lelah setiap pulang ke rumah dia selalu merengek minta untuk bercerai, benar-benar menyebalkan!" Dean hanya tertawa mendengar keluh kesah sahabatnya tersebut, menatap Miguel dengan ekspresi mengejek. "Yakin, kau akan melepaskan dia? Bukankah ... kau menyukainya sejak lama? Kau juga setuju menggantikan posisi Milo, karena merasa mendapat kesempatan untuk bisa
"Kau—mmmppph!!!"Keyra melotot saat Miguel mengunci bibirnya dengan ciuman kasar yang membabi buta.Mata bulat itu melebar dengan sangat cantik, meski menatapnya dengan penuh kebencian dan kemarahan, memancing gairah di dalam tubuh Miguel sehingga tubuh bagian bawahnya berdenyut sakit.Satu tangan Miguel memenjara kedua tangan Keyra yang dia angkat ke atas kepala wanita mungil tersebut, Miguel menindih dirinya dan menahan paha Keyra menggunakan pahanya, lalu tangan yang lain dengan kasar merobek bra warna putih milik istrinya tersebut.Payudara yang masih perawan dan terawat dengan baik, menyambut mata Miguel.Miguel meremas gundukan seperti gunung mungil tersebut dengan tangannya yang besar, Keyra terperanjat kaget dengan tindakan Miguel dan menggeleng keras."Jangan! Kumohon jangan lakukan ini, El!"Wanita di bawahnya berubah merengek dan menangis saat Miguel menarik turun resleting celana dan menendang celana itu menjauh.
"Tuan Muda, istri Anda tidak mengalami sakit parah, Anda tidak perlu terlalu khawatir seperti ini."Jeffrey, dokter berusia enam puluh tahun kurang sedikit, yang merupakan dokter keluarga Angelo sejak Miguel kecil, memberi tahu Miguel bahwa keadaan Keyra istrinya tidaklah segawat darurat yang dikira oleh Miguel.Sebelum Jeffrey datang ke sini, Miguel membuat keributan di seluruh rumah besar tersebut karena Keyra yang tiba-tiba tidak bisa berjalan.Dia memarahi kepala pelayan karena dokter yang dipanggil tak kunjung datang.Setelah dokter keluarganya ini datang, Miguel masih merasa tak puas karena sang dokter tampak meremehkan keadaan istrinya.Padahal jelas-jelas Keyra terlihat sangat kesakitan! Bisa-bisanya dokter itu bilang kalau dia tidak sakit parah?!"Apa kau ini bercanda? Lihatlah, saat ini dia bahkan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, bergelung seperti kepompong besar. Apalagi yang terjadi kalau bukan sedang sakit parah?!"
Sore hari. Miguel memilih pulang lebih cepat dari biasanya, entah kenapa dia terus merasa gelisah karena memikirkan Keyra. "Aku lama-lama tak bisa fokus bekerja karena memikirkan wanita itu," desahnya sambil menyugar rambut ke belakang. Meskipun seharian ini dia sudah berulang kali menghubungi kepala pelayan melalui sambungan telepon dan menanyakan kondisi Keyra, tapi Miguel tetap tak tenang. Bagaimana kalau dia sampai rumah dan mendapati Keyra sudah kabur dari rumahnya karena sikap Miguel yang terlalu kasar dan tadi malam juga merenggut keperawanannya tanpa izin? Apa yang harus dia jelaskan kepada ibunya kalau Keyra kabur rumah? Dia mendengar cerita jika seorang istri bisa kabur dari rumah jika sang suami tak memperlakukan dirinya dengan baik. Miguel benar-benar gelisah dan takut hal itu menimpa dirinya, dia tidak tahu harus mengatakan apa pada sang ibu, jika tahu menantu kesayangannya tidak betah di rumah karena Miguel. Migue
Kepala Keyra seperti tersiram air dingin mendengar kabar dari seseorang yang meneleponnya. "Ini... ini tidak mungkin! Miguel, bagaimana bisa...." Keyra berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan panik. Bagaimana bisa semua menjadi serba kebetulan? Ibu mertuanya berencana menggulingkan Miguel dari jabatan sebagai presiden direktur di perusahaan yang dia pegang, dan kini tiba-tiba Miguel menghilang dengan kabar diculik seseorang. "Apakah ini ulah Mama? Tidak, itu tidak mungkin. Tapi, tapi segalanya menjadi mungkin sekarang." Keyra hampir menangis saat dia berusaha menghubungi Miguel tapi ponsel pria itu tidak aktif. Dia tertawa tanpa suara menyadari kebodohannya. Tentu saja ponsel Miguel tidak akan aktif! Dia sedang diculik! [Jangan lapor polisi dan jangan beritahu siapa pun. Ikuti instruksi dariku untuk mengambil kembali Miguel.] Pesan yang dikirim oleh nomor yang tadi menghubungi dirinya membuat Keyra sekalinya ketakutan.
Keyra dalam mood yang begitu buruk pagi ini.Itu semua karena Miguel yang mengatakan bahwa dia harus menunda kepulangan entah sampai kapan, sementara Keyra begitu bosan berada di rumah."Kenapa ditunda, sih? Padahal dia tahu kalau aku kesepian," rutuk Keyra dalam hati sambil bersungut-sungut ketika membaca pesan permintaan maaf dari Miguel."Aaaah, aku sangat bosan. Apa nanti aku jalan-jalan saja ke mall untuk mencari udara segar?"Keyra akhirnya memutuskan setelah sarapan dan hal lainnya, wanita itu akan pergi keluar untuk mencari udara segar.Dia kini baru menyadari bahwa ternyata tak punya banyak teman, Keyra tiba-tiba ingat teman SMA nya dulu yang tinggal satu asrama, namanya Erika.Dari semua penghuni asrama, meskipun perkenalan mereka hanya sebentar tapi Erika lumayan akrab dengannya."Apa aku bertanya saja kabarnya dan mengajak bertemu, ya? Apakah dia masih ingat aku? Jangan-jangan dia sudah lupa," gumam Keyra kepada dirinya se
[El, tadi aku diminta mama menemani Rafe belajar buku-buku bisnis dan....]Keyra segera menghapus lagi ketikan di ponsel dan tak jadi mengirimkannya kepada Miguel, berpikir ulang tentang kata-kata ibu mertuanya tadi ketika dia berada di ruang keluarga bersama Rafe dan mertuanya."Jangan memberi tahu Miguel tentang hal ini, Key. Kau tidak ingin kalau terjadi pertikaian di keluarga ini kalau Miguel salah paham, 'kan?"Seakan tahu bahwa Keyra pasti akan lapor kepada suaminya, Nyonya Davne sudah melarang wanita itu melakukannya."Besok saja kalau Miguel pulang, aku akan bercerita secara langsung agar tidak ada kesalahpahaman."Akhirnya Keyra memutuskan seperti itu setelah berpikir bahwa mungkin jika dia mengatakannya lewat chat, akan ada kesalahpahaman seperti yang dikhawatirkan ibu mertuanya.Malam itu, setelah Keyra menemani Rafe belajar ilmu bisnis dari buku-buku yang dibawa adik iparnya tersebut, Keyra bersiap tidur dan mengurungkan niat men
"Mama bilang, kenapa selalu aku yang selamat?"Ucapan lirih yang keluar dari mulut Miguel, membuat Keyra seketika terdiam.Dulu, dulu saat pertama kali mendengar cerita Miguel bahwa calon suaminya meninggal dunia karena mengendarai mobil yang biasa Miguel pakai bekerja, sejujurnya sempat terlintas dalam diri Keyra pertanyaan seperti itu.Kenapa Miguel yang selamat? Kenapa justru Milo yang meninggal padahal itu mobil Miguel?Keyra merasa sedikit tertohok, apalagi ketika melihat ekspresi kesakitan dan tertekan di wajah Miguel yang tampan.Kini Keyra sadar kenapa Miguel begitu suram, jarang tersenyum dan seperti tak tertarik sama sekali dengan kehidupan.Itu karena apa yang dia alami sudah terlalu berat, di balik ke profesionalnnya saat bekerja, yang dijuluki presiden direktur paling jenius karena di usia muda sudah bisa membawa perusahaan besar yang dia pegang menuju kesukse
"Dulu sikap mama tidak seperti ini," ujar Miguel membuka cerita.Ini adalah sebuah kenangan pahit yang tak pernah dia buka kepada siapa pun. Miguel terus menyimpannya sendiri dan berharap suatu hari sikap dingin yang kadang-kadang muncul dari mamanya itu suatu saat menghilang.Namun, sepertinya itu hanyalah sebuah harapan kosong.Apalagi setelah kematian Milo yang menggunakan mobil milik Miguel, tatapan menuduh sering kali Miguel rasakan dari sorot mata ibu kandungnya."El ...."Keyra merasa menyesal saat melihat wajah sendu suaminya, dia menyesal karena telah membuka luka yang sepertinya sudah hampir sembuh.Dia juga menyesal kenapa sekarang mereka berjauhan sehingga tak bisa memeluk suaminya tersebut untuk memberi kekuatan."Kalau kau tak bisa mengatakannya, tidak apa-apa, El," ucap Keyra buru-buru, tapi Miguel menggeleng.Dia tersenyum samar dan menggeleng lagi."Tidak apa-apa, aku memang mau berbagi padamu agar kau t
"Sudah makan, El?"Malam hari, sesuai janji Keyra kepada Miguel, wanita itu pun mau menerima panggilan video dari suaminya yang kini melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.Miguel yang kini tampak duduk santai di sofa hotel tempat dia menginap, mengangguk dengan senyum lebar di bibirnya."Sudah dong, Sayang. Tak perlu menghawatirkan aku, aku makan dengan sangat baik di sini, hanya saja ada yang terasa sangat kurang," jawab Miguel yang masih memakai kemeja putih yang ia kenakan saat pertemuan bisnis dengan klien dengan satu kancing terbuka bagian atas.Rambutnya yang biasa tertata rapi kini terlihat cukup acak-acakan, mungkin karena sudah dalam keadaan tidak bekerja jadi penampilannya pun menjadi santai.Namun, penampilannya seperti itu malah membuat Miguel tampak seksi sehingga Keyra tergila-gila hanya dengan memandang wajah suaminya di layar ponsel."Ya? Apa itu? Kau bisa meminta sekretarismu untuk mencari apa yang kau inginkan, El. Pok
"El." Keyra yang terburu-buru menyusul Miguel ke kamar, berjalan pelan mendatangi sang suami yang tampak sibuk membereskan barang-barang untuk perjalanan dinasnya ke luar negeri. "What happen, Dear?" Keyra memeluk lembut lengan Miguel, bertanya dengan sorot penuh kekhawatiran. "Tidak ada, aku hanya sedang terburu-buru berangkat ke luar negeri. Itu saja," jawab Miguel yang masih menolak menatap Keyra. Emosinya masih bergejolak mengingat perkataan ibunya di meja makan tadi, dia tak ingin Keyra melihat dirinya ketika dalam keadaan seperti sekarang. "Kau belum makan apa pun, El. Makanlah dulu sebelum pergi," bujuk Keyra dengan lembut, memberikan tas kerja kepada sang suami yang terus menunduk entah sibuk melakukan apa. "Aku akan makan di perjalanan atau di pesawat." Miguel menjawab singkat, mengalihkan pandang dari Keyra. Keyra tak mau menyerah dan segera membalik tubuh Miguel agar mau menatap dirinya, lalu kembali
"Adik?"Di tengah keheningan ruang makan, Keyra bertanya dengan ekspresi tak percaya.Nyonya Davne, ibu mertuanya mengangguk dengan senyum lebar ketika tatapannya terarah pada Keyra.Berbeda sekali dengan ketika dia memandang Miguel beberapa saat lalu, mata perempuan itu menyipit tak suka."Iya, Sayangku. Ini adik iparmu, Rafael. Panggil dia Rafe mulai dari sekarang, dia putra bungsu mama yang telah hilang sejak bayi," terang mama mertuanya dengan mata berbinar dan memandang Raffi, seorang pria yang selama sebulan ini menjadi sopir pribadi Nyonya Davne, tiba-tiba menjadi adik ipar Keyra.Nyonya Davne menjelaskan dengan penuh semangat bagaimana kisah Rafe, putra bungsu yang terbuang ini.Dulu, tujuh tahun setelah melahirkan bayi kembar Miguel dan Milo, Nyonya Davne melahirkan lagi seorang anak.Namun, oleh rumah sakit diberi tahu bahwa putra yang dia lahirkan telah meninggal dunia.Perempuan itu tak menyangka bahwa ada seseorang
"E,El? Ada apa, Sayang?"Keyra begitu terkejut ketika Miguel tahu-tahu memeluk dirinya yang baru selesai mandi dan berganti baju dari belakang.Miguel tak menjawab apa pun, menyibak rambut panjang istrinya yang sedikit bergelombang dan menciumi lehernya."H-hey! Semalam, kan, kita sudah bercinta sampai beberapa ronde, apakah kau ingin lagi?"Keyra bertanya dengan wajah memerah karena malu saat suaminya itu tak berhenti menciuminya.Mereka sebentar lagi harus turun ke bawah untuk sarapan bersama ibu Miguel, Keyra tak mungkin membiarkan mertuanya menunggu terlalu lama karena harus melayani nafsu Miguel.Miguel sendiri sudah siap berangkat bekerja dengan setelan jas hitam dan kemeja abu-abu gelap di baliknya.Miguel menggeleng, kembali memeluk istrinya dari belakang dengan wajah muram."Aku hanya merindukanmu," bisiknya, menaruh dagunya di atas kepala Keyra dan memejamkan mata.Tadi, karena tak bisa menahan emosi, Miguel be