Pria tua tersebut masih tertawa sambil terus mengejek Felix, dengan sombongnya dia mengeluarkan ponselnya dan menelpon polisi, “Maaf mengganggu, saya hanya ingin Anda membantu untuk menangani seorang yang ada di kota yang Anda jaga ini!” Setelah menelpon, pria tua itu menatap nyalang Felix. Dengan senyum menghina dia berkata, “Kita lihatlah, sebentar lagi polisi akan menangkapmu, dan kau akan hancur karena aku tidak akan membiarkan orang miskin sepertimu bebas dengan mudah!”
Felix tidak merespon ucapan pria tersebut, dia masih berdiri dengan tenang di samping Hellena, matanya menatap tajam pria bodoh di depannya. Sementara Hellena terlihat semakin cemas. “Mana yang katanya panggil orang untuk membereskan aku? Nyatanya sampai sekarang tidak ada satupun yang datang. Dasar bodoh! Kau pikir sandiwaramu itu sudah hebat sekali ya?” pria tua itu kembali tertawa, menganggap lucu Felix yang berpura-pura menelpon seseorang. “waktumu sudah habis, cepat pergi dan serahkan jalang itu padaku sebelum polisi datang menangkapmu!” Benar saja, mobil polisi berhenti di dekat rumah itu. Dua orang turun lalu menghampiri si tua gendut. Senyum menyeringai sinis tergambar puas di wajah Sonya dan Clarissa. Kedua ibu dan anak tersebut merasa si atas angin. “Kalian akan habis!” bisik Clarissa, sang adik tiri yang merasa senang. Penderitaan Hellena adalah kebahagiaan untuknya. Felix masih bersikap tenang tanpa terprovokasi oleh pria tua tersebut. Sekilas Felix melihat ke Hellena, lalu kembali lagi menatap tajam pria tua itu, Sonya sang ibu tiri dan juga Clarissa sang adik tiri Hellena secara bergantian. “Pemuda itu meremehkan diriku, dan jalang itu tidak mau membayar hutangnya lalu membuat ribut!” Si tua bangka sialan itu mengoceh di hadapan polisi. “Baik, kami mengerti.” Seorang polisi menjawab. “Hei, kalian. Ikut kami ke kantor polisi!” Salah seorang polisi menarik paksa Hellena untuk dimasukkan ke dalam mobil. Salah seorang lagi lalu mendorong Felix. “Aku tidak berhutang padanya!" Memang Hellena tidak pernah berhutang kepada juragan tersebut, karena sang ibu tiri lah yang telah berhutang banyak, demi untuk memenuhi gaya hidup anak kandungnya. Sejak ayahnya meninggal, kedua ibu dan anak tersebut selalu bersikap semena-mena terhadap Hellena. “Lepaskan, beraninya kalian menyentuhku!” Felix menepis tangan polisi itu. Mendengar Felix yang hanya berkata seperti itu, seketika ketiga orang yang ditatap Felix itu tertawa. “Hei bodoh, Kau pikir siapa yang akan mendengarkan pria miskin sepertimu ha? Khayalanmu terlalu tinggi bajingan!” teriak Sonya geram. “Hellena, Kau itu terlalu bodoh! Sudah jelas-jelas akan dinikahi orang kaya, tapi kau malah memilih dengan orang miskin seperti dia!” Clarissa bersungut-sungut sambil menunjuk ke arah Felix. “Kau dengar kan jalang? Ibu sama kakakmu saja lebih suka aku yang menikahimu, bukan pria miskin dan bau sepertinya!” pria tua tersebut tak mau kalah untuk menghina Felix, sementara yang dihina masih tetap berdiri dengan tenang, sambil terus menggenggam tangan Hellena. “Kenapa Kau diam saja bajingan! Kau mulai takut kan sekarang?” emosi pria tua itu sudah meluap-luap, karena Felix yang hanya diam saja tanpa mau merespon ucapannya. Dengan langkah lebar pria tua itu mendekati Felix, dan langsung mengayunkan tinjunya hendak memukul pria tampan tersebut. “Berani memukulku, Kau akan mati saat ini juga!” tegas Felix, sambil mencengkram tangan sang juragan dengan sangat kuat, sehingga bandot tua itu meraung kesakitan. Di saat situasi semakin tegang, tiba-tiba datang beberapa mobil mewah yang langsung berhenti di depan rumah tersebut. Semua orang tercengang dengan pemandangan tersebut, kecuali Felix yang tetap dengan ekspresi dinginnya. Beberapa pria berbadan tegap dengan pakaian serba hitam turun dari mobil mewah tersebut, membuat sang juragan mengernyit bingung melihat kedatangan orang-orang tersebut. Tapi itu hanya sebentar, karena sedetik kemudian bibirnya menyunggingkan senyum lebar, ketika melihat seorang pria berseragam dengan pangkat Inspektur ikut turun dari salah satu mobil mewah tersebut. "Kau lihatlah, Pak Inspektur sendiri yang ikut turun tangan untuk menangkap kau dan jalang itu!" Sarkas sang juragan, dengan penuh percaya dirinya, dengan wajah angkuh dia menghempaskan tangan Felix yang masih mencengkram lengannya. Dengan langkah lebar, pria tua itu menghampiri sang Inspektur dan menyambutnya dengan penuh rasa hormat. "Selamat datang Inspektur, terima kasih Anda sudah datang ke sini." Dengan badan sedikit membungkuk, juragan tersebut memberi salam. Akan tetapi sang Inspektur tidak melihat sedikitpun ke arahnya, Pria berseragam tersebut justru dengan tergesa melangkah ke arah Felix yang masih berdiri di tempat dengan wajah yang sangat datar. "Selamat siang Tuan Alexander, maaf Saya datang terlambat." 'Deg!' Juragan terkejut melihat sikap hormat sang Inspektur terhadap Felix, begitu juga dengan Sonya dan Clarissa yang hanya bisa terpaku dengan pemandangan tersebut."Bereskan mereka dari hadapanku!" Felix tidak menjawab salam dari sang Inspektur, melainkan langsung memerintahkan untuk menangkap sang juragan bersama bodyguardnya, dengan tatapan yang terus menyorot tajam ke arah orang-orang yang sudah merendahkannya tadi."Baik, Tuan Alexander!" Dengan patuh, Inspektur langsung memerintahkan anak buahnya untuk menangkap juragan dan bodyguardnya."Hei, apa-apaan ini! Kenapa jadi aku yang ditangkap? Yang membuat keributan pria miskin dan jalang itu, mereka yang seharusnya ditangkap!" Bentak juragan, seraya mengacungkan jari telunjuk ke arah Felix dan Hellena.Melihat pria tua yang melakukan perlawanan, sang Inspektur mendekat. Dengan tegas lalu berkata, "Semua bukti kejahatan yang Kau lalukan sudah berada di tanganku, Pak Tua! Jadi bersikaplah baik dan jangan melawan!" Setelah berbicara demikian, sang Inspektur langsung mengarahkan pandangannya ke anak buah, "Bawa mereka!"Dengan cepat, anak buah Inspektur menangkap juragan dan anak buahnya. Meskipun
Hellena memejamkan matanya untuk menahan air yang akan keluar dari pelupuk matanya. Wanita itu tidak ingin menangis di depan Felix, walaupun hatinya sakit bagai tercabik-cabik, mendengar ucapan dari pria yang sudah menikahinya.Felix melirik wanita di sampingnya, yang sedang tidur membelakangi. Perlahan pria itu bangkit, dan berlalu ke kamar mandi. Tanpa butuh waktu lama, sudah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat lebih segar. Sejenak Felix menatap punggung Hellena, tetapi setelahnya berlalu keluar kamar hotel, tanpa memperdulikan wanita yang sudah memberikannya kepuasan."Marck, bereskan dua jalang itu! Ingat, mereka harus keluar dari rumah itu hari ini juga!" Felix menghubungi seseorang, setelah sampai di luar kamar."Siap Tuan!" jawaban singkat dari seberang telpon.Tanpa banyak bicara lagi, Felix langsung mematikan sambungan telponnya. Tangannya menggenggam erat ponsel, tatapannya dingin tanpa ekspresi. Setelah sejenak berusaha menenangkan diri, akhirnya Felix memili
"Kita pergi sekarang!" Ajak Felix datar tanpa ekspresi.Setelah murka dan memberi pelajaran kepada Sonya, yang sudah berani menampar Hellena di depannya, pria itu segera menghubungi bawahannya untuk segera mengusir Sonya dan Clarissa dari rumah tersebut. Felix berpikir harus gerak cepat, karena dirinya tidak punya banyak waktu untuk meninggalkan pekerjaan."Kemana?" tanya Hellena bingung."Ke kota, aku akan mengajak kau bertemu kakek!""Tidak! Aku tidak mau ikut kau kembali. Aku akan tinggal di sini!" Bantah Hellena cepat.Felix menatap tajam Hellena, emosinya kembali naik karena penolakan Hellena. "Siapa yang mengijinkan Kau tinggal di sini?"Felix yang sudah berjalan beberapa langkah di depan Hellena, kini berbalik arah lalu berjalan mendekati wanita itu. Dengan kasar Felix mencengkram dagu Hellena, sampai wanita itu merintih kesakitan."Akh! Sakit ... Tolong lepaskan." "Aku tidak suka dibantah bitch! Ingat Kau hanya istri kontrak, yang bisa aku buang kapan pun aku bosan!"Dengan k
Mendengar ucapan Hellena, membuat Felix semakin marah, dengan cepat dia mencekik leher wanita itu, membuat Hellena hampir kehabisan napas, dengan mata membelalak. "Kau mau mati kan? Aku kabulkan permintaanmu!"Hellena tidak menjawab ucapan Felix, selain napasnya yang hampir habis, Hellena juga tidak mau memohon. Wanita itu cuma memejamkan mata, pasrah dengan apa yang akan terjadi pada dirinya, hal itu membuat emosi Felix semakin tak terkendali."Minta ampun dan tarik kembali kata-katamu, maka aku akan membiarkan kau hidup!" Dengan mata yang memerah karena marah, Felix terus mencekik leher Hellena tanpa ampun.Hellena hanya menggeleng sebagai jawabannya, membuat Felix frustasi dan melepaskan tangannya dari leher Hellena. "Asal kau tau bitch, Kau satu-satunya wanita yang berani merayuku hingga naik ke ranjang, karena itu aku akan menghukum kau dengan apa yang sudah kau lakukan padaku!"Pria itu bangkit dari atas tubuh Hellena dan berlalu ke kamar mandi dengan wajah yang terlihat menyimp
Felix yang cemas, dengan cepat menghubungi Dokter pribadinya, tetapi karena Felix dan Hellena masih di luar kota, maka sang Dokter pribadi membantu Felix untuk menelpon temannya supaya datang ke hotel tempat Felix dan Hellena menginap."Bagaimana kondisinya Dokter?" Felix dengan cepat bertanya, saat sang Dokter selesai memeriksa Hellena."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan Tuan, Nyonya cuma kelelahan dan tertekan saja. Sepertinya Nyonya terlalu banyak pikiran akhir-akhir ini.""Tapi kenapa dia belum sadar juga Dokter?""Biarkan Nyonya istirahat dulu Tuan, nanti dia akan bangun sendiri.""Oh, begitu ya Dokter?""Betul Tuan, Saya tuliskan dulu resep obat untuk Nyonya."Felix tidak lagi menjawab ucapan sang Dokter. Dia hanya duduk dan memperhatikan Dokter tersebut menuliskan resep obat untuk Hellena."Ini resepnya Tuan, semoga Nyonya cepat sembuh.""Terima kasih." Tetap dengan wajah datar dan dingin."Sama-sama Tuan, saya permisi."Tanpa menjawab, Felix mengantar sang Dokter sampai ke pi
Hellena memilih untuk diam dan memejamkan mata,. Kepalanya terasa sangat pusing, sedangkan darah terus menetes dari keningnya. Felix yang ingin membantu, tapi ditolak oleh Hellena karena masih sakit hati dengan pria itu."Sampai rumah sakit, obati dulu lukamu! Tidak mungkin kau menemui kakek dengan luka itu." Felix akhirnya mengambil keputusan itu, karena Hellena yang tak mau dia sentuh.Hellena masih diam dengan pandangan keluar jendela mobil."Kau dengar Elle?" Felix kembali berbicara, karena Hellena tidak juga menjawab ucapannya."Hmmm," hanya gumaman yang Hellena keluarkan, untuk menjawab ucapan Felix.Felix hanya menatap tajam wanita itu, dia sangat tidak menyukai jawaban seperti itu. Ingin rasanya dia memaki wanita itu, akan tetapi dia harus bersikap baik padanya, agar mau diajak menemui kakek Cristian.Hellena masih terus menatap keluar jendela, malas untuk bertemu pandang dengan Felix. Hatinya terlalu sakit, dengan semua yang Felix ucapkan dan lakukan padanya.Perjalanan menja
"Aku ingin pergi sejauh mungkin, ke suatu tempat yang tak seorangpun mengenali." Wajah datar Hellena sudah mewakili perasaannya. Ya, Hellena ingin pergi menjauh dari Felix. Hellena hanya ingin hidup tenang dan nyaman, bukan kehidupan yang seperti saat ini dia jalani."Kau pikir akan mampu?" Felix meremehkan Hellena, karena menurutnya Hellena hanya gadis kampung yang tidak tau apa-apa."Aku yakin dengan diriku sendiri!"Perlahan Felix mendekatkan wajahnya ke wajah sang istri. Perlahan dia berbisik, "Sayangnya aku tidak akan memberimu kesempatan untuk itu!"Hellena mengepalkan tangannya, sungguh Hellena sudah sangat muak berada di dekat pria yang suka menyiksa itu. Hellena tidak mau berdebat lagi dengan Felix, karena ujung-ujungnya Hellena akan tetap kalah."Kita pergi dari sini!" ucap Felix, tegas dan mengintimidasi.Hellena tidak merespon ucapan Felix lagi, dia memilih diam dan menurut saat Felix menggenggam tangannya, dan membawa pergi dari rumah sakit tersebut.Felix terus menggengg
Felix keluar dari kamar dengan wajah yang terlihat segar. Pria itu berjalan menuju pintu dan melewati Hellena begitu saja, seolah tak terlihat. “Aku pergi, tidak usah menunggu karena aku belum tentu akan pulang! Tapi ingat, jangan coba-coba pergi tanpa ijin dariku!”Setelah di ambang pintu, Felix baru berbicara pada Hellena, tanpa mau menatap wanita itu. Hellena tidak menjawab ucapan pria yang bergelar suami tersebut, sungguh hatinya terasa hancur. Awalnya Hellena berharap hanya akan menikah sekali seumur hidupnya, hingga saat terjebak kawin kontrak dengan Felix, dia masih berharap aka nada perasaan yang tumbuh di antara mereka. Tapi sekarang, semua sudah tidak mungkin lagi, selain kakek Cristian yang tidak setuju dengan pernikahan mereka, masih ada Queen yang dijodohkan dengan Felix. Dan kenyataan yang paling menyakitkan adalah ada satu nama wanita lain dalam hati Felix yang tidak mungkin bisa digeserkan oleh seorang Hellena.“Aku yang salah karena sudah terlalu berharap pada kebaika
Felix terus memanggil dan mengguncang tubuh Hellena, berharap istri kontraknya itu segera bangun. Tapi usahanya sia-sia, Hellena masih juga tertidur lelap tanpa mau membuka matanya. “Elle bangun!” panggilnya lagi, sambil terus mengguncangkan tubuh Hellena. “Kau harus cepat bangun Elle, bangunlah!” teriak Felix frustasi.Pria itu mengingat kembali semua yang sudah dia lakukan kepada Hellena semalam, emosi yang tidak terkontrol membuatnya lepas kendali berbuat kasar kepada wanita yang sedang mengandung anaknya itu. “Ah shit! Kenapa semalam aku harus lupakan fakta itu!”Degan cepat Felix membuka selimut yang menutupi tubuh polos Hellena, dan seketika matanya melebar dalam kepanikan yang luar biasa, saat melihat ada darah yang mengalir dari pangkal paha wanita itu. “Damn it! Aku terlalu emosi, sampai melupakan keselamatan calon anakku sendiri!”Dalam kepanikan, Felix terus berusaha membangunkan Hellena dari pingsannya dengan terus menggoyangkan tubuh istri kontraknya tersebut. Tapi semua
Dengan langkah lebar Felix memasuki apartemen, tempatnya tinggal bersama Hellena selama ini. “Hellenaaa … di mana Kau!” teriaknya, saat pintu sudah tertutup.“Nyonya sedang istirahat Tuan, tadi sempat pingsan.” ucap bu Serly, saat menyambut kepulangan Tuannya. Tapi seketika tubuh wanita paruh baya itu bergidik ngeri melihat aura kemarahan dari sang Tuan.Tanpa berkata apa pun lagi, Felix langsung menuju kamarnya. Seketika raut wajahnya semakin gelap, saat melihat Hellena sedang tidur dengan nyenyaknya. Tanpa kata, dia langsung menarik kasar selimut yang sedang menutupi tubuh Hellena.“Bangun kau wanita sialan!” bentak Felix, seraya menarik paksa tubuh Hellena agar bangun.“A … da apa?” tanya Hellena, antara takut dan terkejut.‘Plak!’ satu tamparan satu tamparan mendarat di pipi kanan Hellena yang mulus. “Ini untuk sikap tidak sopan kau pada kakek!” Hellena hanya bisa menjerit tertahan, saat merasakan sakit pada pipi dan sudut bibirnya akibat tamparan Felix. Wanita itu tidak tau apa
“Kau …!” pekik Hellena, sangat terkejut saat melihat yang datang bukanlah Felix, melainkan seorang wanita cantik dengan pakaian seksi yang memperlihatkan bagian tubuhnya yang menonjol.“Ya, ini aku! Kenapa? Kaget ya?” dengan angkuhnya wanita itu menjawab ucapan Hellena. “Minggir! Aku ingin ketemu Felix, haari ini dia pulang kan?” sambungnya dengan senyum sinis tersungging di bibirnya.Hellena tak bergeming di tempatnya, dia tidak ingin wanita itu masuk sehingga dia tidak mau memberi jqalan untuk wanita itu. Begitu juga dengan bu Serly, yang juga ikut berdiri di samping Hellena untuk menutup jalan masuk.“Minggir jalang!” bentak wanita itu, seraya mendorong tubuh Hellena sehingga tubuhnya limbung dan hampir jatuh, beruntung bu Serly sigap menangkapnya sehingga Hellena selamat.Hellena segera berdiri dan langsung menyeimbangkan tubuhnya, supaya tidak limbung lagi. Tanpa berkata apa-apa, Hellena langsung mendorong tubuh wanita itu dengan keras, agar keluar dari pintu apartemennya.“Helle
Seminggu sudah Felix melakukan perjalanan bisnis, dan hari ini dia sudah bersiap untuk pulang. Akan tetapi ada yang terlupakan dalam ingatannya, sehingga merasa ada yang mengganjal dalam hatinya. “Seperti ada yang kurang, tapi apa ya?” gumam Felix seorang diri.Pria itu pun berjalan mondar mandir sambil tangan kanannya memegang dagu, seolah sedang berpikir keras untuk mengingat apa yang kurang untuk perjalanan pulangnya. Hingga tiba-tiba langkahnya terhenti dan matanya melebar karena mengingat sesuatu, “Astaga! Aku lupa tidak membelikan oleh-oleh untuk Elle!” serunya kaget.Bergegas felix keluar dari kamar hotel tempatnya menginap, di depan pintu tidak sengaja bertemu dengan Mark, yang memang sengaja ingin menemui Felix. “Mark, kebetulan sekali kau ke sini. Reschedule jadwal penerbangan kita!”Mark mengernyitkan alisnya, “Apa ada sesuatu yang terjadi Tuan?”“Tidak! Aku hanya belum membelikan istriku oleh-oleh.” Felix secara tidak sadar sudah mengakui Hellena sebagai istrinya di depan
Hellena masih terpaku di depan pintu, dengan tubuh yang bergetar dan wajah pucatnya tanda kalau dia tidak sedang baik-baik saja. Serly yang melihat perubahan pada raut wajah sang majikan, akhirnya mendekat dan ikut mengintip keluar ingin tau siapa yang datang dan membuat sang nyonya ketakutan seperti itu.“Siapa yang datang Nyonya?” tanya bu Serly.“I … itu, a … ada kakek Cristian di depan.” gugup Hellena menjawab pertanyaan Bu Serly.“Biar saya saja yang buka Nyonya.”“Tapi Bu Serly, aku takut.”Bu Serly tersenyum, lalu dengan perlahan mengelus lengan Hellena agar tidak terlalu takut. “Biar saya yang buka pintunya Nyonya, percayalah, saya akan melindungi Nyonya seperti pesan Tuan Muda.”Perlahan Hellena mengangguk, meskipun dengan hati yang berdebar kencang. Bu Serly membuka pintu, sedangkan Hellena memilih untuk sedikit menyingkir memberi jalan untuk Bu Serly.“Tuan besar,” sapa Serly dengan sopan.“Serly, ternyata bocah nakal itu membawamu ke sini,” ucap Cristian sambil terkekeh, s
“Tuan, tadi setelah kita pergi, Nona Queen datang menemui Nyonya dan membuat keributan di sana!” lapor Mark, setelah mereka sampai ke tempat tujuan yang pertama.Felix yang sedang fokus menatap laptop, menoleh menatap sang asisten lalu mengernyit. “Lalu apa yang terjadi selanjutnya?”“Nyonya bisa melawan, dan pada akhirnya Nona Queen pergi. Dengan penuh amarah dia menemui Tuan besar!”“Apa tanggapan kakek?”“Tuan besar sedang kurang sehat, tapi Nona Queen terus memaksa ingin bicara, hal ini membuat Tuan besar marah dan mengusirnya!”“Baguslah, setidaknya untuk beberapa hari ini Elle tidak ada yang mengganggu!” ucap Felix lega, sambil kembali fokus ke laptopnya. “Awasi terus Queen, jangan sampai dia mencelakai Elle!” lanjutnya.“Baik Tuan!”Mark langsung menelpon anak buahnya, agar mengirim orang untuk menjaga Hellena. Dia tidak mau kecolongan sedikitpun tentang keselamatan istri tuannya tersebut.“Mark, kasih sedikit shok terapi buat dia!” baru selesai menelpon, tiba-tiba Felix kembal
Queen melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Hatinya masih diliputi emosi karena berseteru dengan Hellena tadi. Beberapa menit yang lalu Hellena berdiri dengan tenang di hadapannya, dan orang-orang penghuni unit apartemen tersebut. "Kalian mau tau, siapa wanita ini?" dengan tenang Hellena bertanya kepada semuanya."Wanita ini adalah calon tunangan suamiku!" terang Hellena dengan sangat yakin. Sementara beberapa orang yang ada di tempat itu terperangah."Dia adalah orang yang bisa melakukan apapun demi untuk mencapai keinginannya, termasuk menggunakan hartanya untuk bisa mendapatkan suamiku!" lanjut Hellena dengan tegas dan suara sedikit keras."Diam kau jalang sialan!" Teriak Queen, sangat marah."Jalang teriak jalang, sungguh tidak tau malu!" Ucap salah seorang di antara mereka."Diam kalian, dasar orang miskin tidak tau etika!" Queen ingin sekali menjambak rambut orang tersebut, akan tetapi cengkraman dari dua orang yang sedang memeganginya, membuat dirinya tak mampu untuk me
Hellena baru mau membuka pintu kamarnya, ketika tiba-tiba bel apartemennya berbunyi. Ibu Serly segera berjalan menghampiri Hellena yang sudah berbalik badan hendak menuju pintu apartemennya."Nyonya, kata Tuan, kita tidak boleh membuka pintu untuk siapapun yang datang, selama Tuan belum pulang." ucap Ibu Serly, dengan sopan dan penuh kelembutan."Iya Bu, aku mengerti. Cuma mau tau saja siapa yang datang." jawab Hellena ramah.Belum sempat Serly dan Hellena sampai ke pintu, suara teriakan dari luar sudah terdengar, "Hellena, buka pintunya kau jalang!"Hellena dan Bu Serly saling pandang, tanpa membuka pintu, Hellena sudah tau siapa yang datang."Itu siapa Nyonya?" tanya Serly, penasaran."Sepertinya itu Nona Queen Bu. Wanita yang akan dijodohkan dengan Felix." terang Hellena.Serly mengernyit bingung dengan apa yang diberitahukan oleh Hellena. "Tuan kan sudah punya istri, lalu kenapa harus dijodohkan lagi? Memangnya Tuan Felix akan memiliki berapa istri?""Entahlah bu." pungkas Hellena
Felix tertegun mendengar ucapan Hellena, dalam hati dia berkata, ‘Apakah benar aku akan membuang wanita itu? Seorang istri kontrak yang saat ini sedang mengandung benihku. Apa aku sejahat itu untuk menelantarkan darah daging sendiri? Sejahat itukah diriku selama ini, sehingga di hadapanku saat ini sedang ada seorang wanita hamil yang selalu ketakutan jika di dekatku, sedangkan wanita itu adalah calon ibu dari generasi penerusku nanti?’Berbagai pertanyaan muncul dalam hatinya, hingga akhirnya dia menyadari satu hal ternyata dia sudah terlalu egois, dan banyak menuntut terhadap Hellena. Tanpa sadar Felix sudah membuat Hellena trauma jika berada di dekatnya.Felix mengusap wajahnya gusar, bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Di satu sisi, Felix gembira mengetahui Hellena mengandung darah dagingnya. Di sisi lainnya, Felix tidak mencintai Hellena. Apa lagi jika sikap egoisnya datang, wanita itu hanyalah sebuah pelampiasan di saat Felix butuh. Perlahan Felix beringsut menjauh dari H