Home / Romansa / Istri Kontrak Sang Presdir / Berharap Tak Berharap

Share

Berharap Tak Berharap

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2025-03-18 09:17:43

Setelah berlibur selama lima hari. Akhirnya Anna dan Kai pulang. Mereka langsung pergi ke rumah Eve untuk memberikan oleh-oleh yang mereka beli.

“Bagaimana liburan kalian?” tanya Eve sambil merangkul lengan Anna untuk mengajak masuk ke ruang keluarga.

“Menyenangkan, Mi.” Wajah Anna begitu ceria, semringah tak seperti sebelumnya.

“Mami ikut senang,” balas Eve seraya mengusap lembut lengan Anna.

Eve dan Anna duduk di ruang keluarga, begitu juga dengan Kai.

Eve membuka bawaan yang dibawa Anna. Wanita itu sangat senang mendapat syal dari menantunya itu.

“Ini cantik sekali, kainnya juga sangat lembut,” ucap Eve lalu mencoba syal yang diberikan Anna.

Anna tersenyum melihat Eve senang dengan hadiah yang dipilihnya.

“Queen dan Papi di kantor?” tanya Anna.

“Iya, paling sebentar lagi pulang,” jawab Eve, “kalian makan malam di sini, kan?” tanya Eve kemudian.

Anna menoleh sekilas pada Kai, lalu menganggukkan kepala.

Eve melihat Anna yang menoleh ke kanan dan kiri. “Kamu cari apa?”

Anna terkesiap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
sabar Stefanie nanti Anna jg bisa memaafkan dan menerima mu....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Mengesampingkan Ego

    Makan malam berjalan dengan hangat meski Anna hanya banyak diam. Setelah selesai makan, Anna pamit pergi ke kamarnya.Tidak ada yang mencegah, mereka hanya ingin Anna nyaman dengan apa pun yang dilakukan tanpa paksaan.Stefanie hanya bisa diam. Dia ingin menyapa tapi takut Anna marah yang bisa membuat Anna mungkin semakin membencinya.“Pelan-pelan, ya.” Eve mengusap lengan Stefanie, memberi semangat agar Stefanie lebih bersabar jika serius ingin mendekati Anna.Stefanie mengangguk pelan, mencoba tersenyum meski perasaannya terasa hampa.Stefanie pamit pergi ke samping rumah untuk mencari udara segar. Eve tidak melarang dan membiarkan karena berpikir jika Stefanie pasti butuh menenangkan pikiran.Stefanie duduk di bangku yang ada di taman samping rumah. Bahkan udara dingin tak membuatnya berniat beranjak dari sana.Stefanie menghela napas kasar. Dia memandang langit yang bertabur bintang. Stefanie merasa sedih karena Anna belum menerimanya, tapi dia juga menyadari kalau kesedihan Anna

    Last Updated : 2025-03-18
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Kelegaan Hati

    Stefanie masih memeluk erat Anna seolah takut kehilangan lagi jika dilepas. Dia bisa merasakan tubuh Anna yang gemetar karena menangis, mereka tak bisa menahan air mata untuk tak ikut jatuh dalam kebahagiaan yang sedang mereka rasakan.Setelah cukup lama dalam posisi itu. Stefanie melepas pelukan lalu menatap wajah Anna yang basah. Sekali lagi dia menyentuh pipi Anna, mengusapnya lembut untuk menghapus jejak air mata di sana.“Terima kasih karena kamu mau memaafkanku dan memberi kesempatan untuk memperbaiki masa lalu,” ucap Stefanie dengan tatapan penuh rasa bahagia.Anna mencoba tersenyum. Dia mengangguk pelan. “Aku hanya sedang berusaha memberi kesempatan pada diriku sendiri. Jika dua puluh sembilan tahun ini aku tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu, maka aku berharap kesempatan ini, di sisa usiaku, aku bisa mendapatkannya.”Stefanie tersenyum seraya menahan tangisnya. Hati putrinya ini sangat lembut, sama seperti mendiang Adam yang sangat perhatian dan berhati baik.“Aku

    Last Updated : 2025-03-19
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Meminta Bantuan Stefanie

    Keesokan harinya. Anna benar-benar mengajak Stefanie untuk menginap di rumah Kai. Stefanie senang, meski Anna masih terlihat canggung saat berinteraksi dengannya, tapi sikap Anna yang menerimanya sudah cukup melegakan hatinya.Mereka bisa dekat dengan perlahan, bukan?“Sebelum menikah, kamu kerja di mana?” tanya Stefanie yang siang itu berencana memasak makan siang bersama Anna.“Saat Ayah masih hidup, aku kerja apa saja yang ada. Biasanya kerja di kafe, kalau sedang luang aku terkadang membantu menyetrika pakaian di laundry orang,” jawab Anna dengan senyum merekah. Tidak ada sedikitpun rasa malu saat menjelaskan tentang pekerjaannya di masa lalu.Stefanie menatap Anna yang sedang memotong wortel, entah kenapa dia merasa semakin bersalah karena sudah membiarkan Anna bekerja keras.“Ayahmu, bagaimana dia meninggal, sakit apa?” tanya Stefanie memberanikan diri bertanya meski itu sangat sensitif. Dia menatap Anna yang berhenti memotong wortel.Anna menoleh pelan pada Stefanie. Senyum get

    Last Updated : 2025-03-19
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Konferensi Pers

    “Kenapa memintaku berpakaian rapi?” tanya Anna seraya menatap bingung pada Kai.Mereka belum mulai bekerja, tapi pagi ini Kai meminta Anna untuk berpakaian sopan dan rapi.Kai mendekat pada Anna, lalu memegang kedua pundak istrinya itu.“Apa pun nanti yang akan kamu dengar dan lihat, kamu harus percaya padaku,” ucap Kai.Dahi Anna berkerut samar.“Kai, apa sebenarnya yang terjadi?” tanya Anna memastikan. Dia tiba-tiba saja merasa takut.Kai tersenyum, lalu berkata, “Bukan apa-apa, yang jelas ini demi dirimu.”Kai mengusap lembut pipi Anna. Dia berbalik ingin mengambil jasnya, tapi Anna menahan lengannya.“Apa ini ada hubungannya dengan berita yang menyeret namaku?” tanya Anna dengan tatapan takut dan cemas.**Anna berada di mobil bersama Kai dan Stefanie. Stefanie terus menggenggam telapak tangan Anna, apalagi dia bisa merasakan tangan Anna yang dingin dan gemetar.“Semua akan baik-baik saja, kamu jangan cemas,” ucap Stefanie meyakinkan.“Apa Mama yakin akan melakukan ini?” tanya Ann

    Last Updated : 2025-03-20
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Akan Menunjukkan Bukti

    “Jika hanya nama belakang saja yang sama, bisa saja Anda memang bersekongkol untuk menyangkal berita yang sudah beredar,” ucap wartawan itu lagi.Stefanie menanggapi pertanyaan wartawan dengan seulas senyum. Dia terlihat tenang karena Stefanie sudah terbiasa menghadapi kejadian seperti ini.“Memang, tanpa alat bukti, aku tidak bisa membuktikan kalau Anna adalah anakku,” balas Stefanie, “sebab itu, aku akan melakukan tes DNA, juga memberikan bukti-bukti kalau aku menikah dan mengandung Anna dengan suami pertamaku,” ujar Stefanie tegas.“Namun, karena barang buktinya tidak di sini, jadi beri waktu aku beberapa hari untuk menyiapkan dan menunjukkan pada kalian” ungkap Stefanie lagi.Para awak media saling bisik, mereka sepertinya sepakat untuk menunggu. Para awak media tidak akan percaya begitu saja dengan pengakuan Stefanie tanpa bukti.Kai mengambil alih mic, lalu bicara. “Saya harap, berita soal status istri saya tidak dibesar-besarkan lagi sebelum mertua saya memberikan bukti valid a

    Last Updated : 2025-03-20
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bukti Baru

    Anna berada di kamar. Dia sedang duduk diam memandang kotak peninggalan sang ayah.“Sedang apa?” tanya Kai karena melihat Anna melamun.Anna menoleh pelan pada Kai, lalu kembali memandang pada kotaknya.“Hanya kangen Ayah,” jawab Anna dengan suara pelan.Kai menatap Anna yang sedih. Dia menghampiri Anna dan duduk di sampingnya.“Kalau kangen, kenapa tidak dibuka dan dilihat lagi kenangan bersama ayahmu?” tanya Kai.Anna membuka kotak itu, lalu membaca kembali surat yang pernah ditinggalkan sang ayah. Sekarang dia paham maksud ayahnya yang mengatakan agar Anna tidak membenci ibunya, ternyata karena sang ibu pergi dengan terpaksa.“Ada apa lagi di dalamnya?” tanya Kai penasaran.“Tidak ada apa pun lagi, hanya foto-fotoku saat kecil bersama ayah,” jawab Anna.“Padahal kotaknya besar, kupikir isinya banyak,” balas Kai keheranan.Anna melongok ke dalam kotak, lalu memandangi luar kotak itu. Dahinya berkerut halus.“Ada apa?” tanya Kai keheranan.“Kotaknya memang besar, tapi ruang di dalamn

    Last Updated : 2025-03-21
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Kai Tidak Terima

    Keesokan harinya. Anna dan Kai sudah harus kembali bekerja meski berita miring tentang Anna belum sepenuhnya dibersihkan.Anna harus menghadap pada HRD untuk mengurus kepindahannya ke divisi lain sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh para petinggi perusahaan.“Ini surat pemindahanmu, melaporlah ke divisi umum,” ucap kepala HRD.Anna menerima surat pemindahannya. Dia berterima kasih lalu segera pergi ke divisi umum.Anna sebenarnya lebih nyaman bekerja di kafe, tapi demi menjaga perasaan Kai, Anna memilih menerima dipindah tempat.Saat sampai di divisi umum, para staff di sana memandang aneh pada Anna. Ya, rumor tentangnya di perusahaan itu sudah sangat buruk, lalu ditambah kekacauan di pesta pernikahannya, pasti sekarang pikiran para staff itu semakin buruk padanya.Anna hanya harus bersabar, begitu Kai dan Stefanie membeberkan bukti yang dimiliki, dia akan terbebas dari semua rumor miring.Anna sudah sampai di depan ruang manager umum. Dia mengetuk pintu lalu masuk setelah mende

    Last Updated : 2025-03-21
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Ketegangan

    [Aku mau makan siang, apa kamu ada urusan di luar?]Anna mengirimkan pesan pada Kai, lalu berdiri dari tempat duduknya karena ingin pergi ke kantin.“Kamu mau makan siang?” tanya Justin saat melihat Anna berdiri.Anna terkejut, lalu mengangguk.“Ini sudah jam makan siang, apa ada pekerjaan yang harus saya selesaikan lebih dulu sebelum pergi?” tanya Anna memastikan agar tidak salah dalam bertindak.Justin tersenyum, lalu berjalan menghampiri Anna.“Tidak ada,” jawab Justin saat sudah berdiri di dekat meja Anna.Anna mengangguk pelan mengonfirmasi, tapi masih bingung dengan sikap Justin.“Mau makan siang bersama?” tanya Justin menawari, “kebetulan aku tidak ada janji makan di luar,” ucapnya menjelaskan.Anna terkesiap. Dia menengok ke ponselnya dan masih tak mendapat balasan dari Kai.Anna membuka suara untuk menolak, tapi tiba-tiba pintu ruang kerja Justin terbuka. Anna memandang pada pintu, begitu juga dengan Justin yang ikut menoleh.Kai langsung datang ke divisi umum saat jam makan s

    Last Updated : 2025-03-22

Latest chapter

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Kesepakatan

    “Maafkan sikap Keano. Dia itu memang kalau bicara kadang suka asal dan tidak melihat situasi. Bahkan mencari tahu saja tidak, asal bicara saja,” ucap Fransisca sambil mengajak duduk Anna di ruang keluarga.“Aku tadi mau menjelaskan, tapi dia terus bicara, jadi akhirnya makin salah paham,” balas Anna.Fransisca menghela napas kasar. “Ya, begitulah Keano. Aku juga pusing memikirkan anak itu.”Anna hanya tersenyum. “Bibi, aku sudah menemui Alex tapi dia susah sekali dibujuk. Bahkan dia sepertinya takut kalau aku benar-benar membawa Mama. Apa Bibi punya solusi? Mungkin bagaimana caranya aku bisa masuk ke rumah kakekku dan menemui Mama?” tanya Anna mencari tahu.Fransisca diam berpikir.“Sulit masuk rumah itu tanpa izin kakekmu, bahkan yang sudah di dalam pun akan sulit keluar jika tak mendapat izin,” imbuh Fransisca.Anna lemas, bagaimana caranya agar bisa menemui sang mama.“Sama seperti dulu, mamamu benar-benar bisa bebas setelah setuju menikah dengan Reino. Jika saat itu mamamu masih

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Salah Paham

    Anna dan Kai kembali ke rumah Fransisca untuk memikirkan bagaimana cara agar bisa menemui Stefanie karena menurut Fransisca, sekarang Stefanie ada di rumah Abraham.“Kamu sudah mencoba menghubungi Papa Reino?” tanya Kai saat dia dan Anna duduk di ruang tamu paviliun.“Sudah, tapi tidak aktif,” jawab Anna lalu mengembuskan napas frustasi.Kai diam berpikir, apa seberpengaruh itu keluarga Abraham, bahkan Reino pun sampai menonaktifkan telepon.“Aku malah cemas, apa Papa Reino juga ikut disekap?” Anna bertanya-tanya dengan tatapan sendu.Kai menggeleng pelan. “Aku juga tidak tahu, tapi aku berharap kita segera mendapat jalan keluar.”Anna mengangguk-angguk.“Aku mau menemui Bibi dulu dan membahas masalah ini, siapa tahu Bibi punya solusi.”Anna izin keluar paviliun. Dia berjalan masuk rumah Fransisca untuk menemui wanita itu.“Siapa kamu?”Anna menghentikan langkah. Dia membalikkan badan saat mendengar suara menegur. Dia melihat pria muda yang memakai setelan jas kini sedang menatapnya.

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Peringatan Alex

    Anna diam mendengar ucapan Alex. Benar, mungkin dia masih bisa mengatasi Alex, tapi tidak yakin bisa mengatasi kakek mereka. Jika Stefanie saja tak bisa melawan kakeknya itu, apalagi Anna.Namun, meski begitu apa Anna harus mundur? Tidak, dia takkan mundur. Dia harus mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan, ibunya!“Kenapa diam? Kamu gemetar? Lebih baik urungkan niatmu itu dan pergilah, kembali ke suamimu. Bukankah kamu sudah punya suami kaya yang bisa memberimu segalanya, untuk apa lagi kamu masih berharap pada mamaku, apa harta yang suamimu beri masih kurang?”Anna mengepalkan erat telapak tangannya. Apa Alex sedang menghinanya? Menganggapnya hanya menginginkan harta sang mama. Menebak apa yang ada di pikiran sang adik, Anna tersenyum miring.“Apa? Kenapa kamu tersenyum seperti itu?” tanya Alex mendadak ngeri melihat senyum Anna yang berbeda.Anna menarik tangannya dari tepian meja, tatapannya begitu tajam pada Alex.“Sepertinya pikiranmu memang selalu buruk, Alex. Bagaimana kal

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Perdebatan Kakak-adik

    Anna keluar dari lift dan berjalan di koridor menuju ruangan Alex. Kedatangan Anna di sana menarik perhatian para staff yang ada di lantai itu.Anna berjalan dengan gaya anggun meski sebenarnya gugup. Dia tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian seperti ini.“Silakan, ini ruang kerja Pak Alex,” kata office boy yang mengantar.Anna mengangguk. Dia ingin meraih gagang pintu, tapi lebih dulu ada staff yang mencegah.“Maaf, apa Anda sudah membuat janji dengan Pak Alex?” tanya staff itu yang ternyata sekretaris Alex.Anna ingin menjawab tapi office boy yang bersamanya sudah lebih dulu menjawab.“Pak Alex sudah mengizinkan Nona ini ke ruangannya, lebih baik jangan dipermasalahkan lagi,” kata office boy itu.Sekretaris itu memerhatikan penampilan Anna, lalu akhirnya mengizinkan Anna masuk.Anna akhirnya masuk ke ruangan Alex. Dia melihat adiknya itu berdiri di dekat jendela memunggungi pintu. Anna berjalan perlahan menghampiri Alex, hanya terdengar suara langkah kaki sepatunya menggema di

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Mengelabui Alex

    Anna dan Kai pergi ke perusahaan milik Reino. Mereka di mobil yang terparkir di seberang jalan perusahaan, mengamati aktivitas yang terjadi di luar perusahaan itu.“Kamu benar-benar mau menemui Alex?” tanya Kai memastikan. Dia menatap Anna yang duduk di kursi samping kemudi.Anna tak langsung menjawab. Dia masih mengamati tempat itu.“Mau tidak mau, aku harus menemuinya, Kai.” Anna akhirnya bicara, tatapannya sudah beralih ke suaminya itu. “Aku tidak mau harta mereka, aku hanya ingin hakku sebagai anak.”Kai selalu yakin kalau Anna tidak matrealistis. Kai mendukung keinginan Anna itu.“Aku akan menemanimu menemuinya,” kata Kai.Anna menggeleng. “Ini urusan keluarga, aku akan menghadapinya sendiri.”“Kamu yakin?” tanya Kai memastikan. Takut kalau terjadi sesuatu pada Anna jika tak berada dalam pengawasannya.Anna mengangguk mantap. “Aku bisa mengatasinya.”Kai ragu, tapi karena Anna memaksa pergi sendiri, akhirnya Kai mengizinkan tapi tetap mengawasi.Anna turun dari mobil. Dia berjala

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Titipan Stefanie

    Saat siang hari. Pelayan Fransisca memanggil Anna dan Kai untuk bergabung di ruang makan.Anna dan Kai mengikuti langkah pelayan itu sampai mereka tiba di ruang makan. Fransisca sudah menunggu mereka dan tersenyum melihat kedatangan Anna dan Kai.“Ayo, duduklah. Kita makan siang dulu,” ajak Fransisca mempersilakan.Anna mengangguk. Dia duduk bersama Kai lalu pelayan mulai melayani mereka.“Aku tidak tahu makanan kesukaanmu, jadi aku harap kamu tidak kecewa dengan menu yang disajikan,” ucap Fransisca sebelum memulai makan siang.Anna menggeleng pelan. “Aku tidak pilih-pilih makanan, Bi.”“Baguslah.” Fransisca terlihat senang.Mereka makan siang bersama, tidak ada pembahasan apa pun saat di meja makan. Anna juga tidak berani membuka pertanyaan karena takut menyinggung.Setelah makan, Fransisca mengajak Anna dan Kai duduk di ruang keluarga.Anna masih menunggu sampai Fransisca memulai pembicaraan.“Aku bertemu mamamu sekali saja setelah dia dipindah ke sini. Setelahnya aku tidak tahu bag

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Akhirnya Pergi

    Keesokan harinya. Anna dan Kai naik pesawat penerbangan pagi menuju kota tempat Stefanie tinggal. Anna duduk di dekat jendela sambil memandang ke luar pesawat yang masih menunggu lepas landas.Kai melihat Anna yang hanya diam. Dia meraih telapak tangan Anna, lalu meletakkannya di pangkuan.“Memikirkan apa?” tanya Kai saat Anna menoleh padanya.Anna menggeleng pelan. “Entahlah, banyak sekali yang memenuhi kepalaku sekarang. Rasanya seperti mau meledak.”Kai mengusap lembut rambut Anna. Menghadapi masalah keluarga memang lebih berat daripada masalah perusahaan, tentu Kai memahami posisi Anna saat ini.“Kita berusaha menemui mamamu, tapi apa pun hasilnya nanti, kuharap kamu jangan bersedih berkepanjangan,” kata Kai tidak ingin Anna terlalu kecewa.Anna mengangguk pelan. “Aku hanya mau memastikan Mama baik-baik saja, bisa melihatnya sekali saja untuk mengobati rindu, setelahnya aku pasrah walau aku masih berharap bisa bersama Mama lagi.”“Aku tahu,” balas Kai, “tapi semua di luar kehendak

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Diminta Bertemu

    Kai sangat mencemaskan kondisi Anna, apalagi wajah Anna memang sangat pucat.“Ayo ke rumah sakit,” ajak Kai sambil menggenggam telapak tangan Anna.Anna menatap Kai yang panik, dia mencoba tersenyum untuk menenangkan.“Tidak usah, lagian ini pusing biasa. IGD tidak menerima pasien yang hanya masuk angin,” seloroh Anna diakhiri tawa kecil meski wajahnya pucat.Kai menatap tak senang karena Anna menyepelekan kondisi kesehatan.“Masuk angin pun, kalau salah penanganan, bisa membahayakan, paham.” Kai kukuh ingin membawa Anna ke rumah sakit.Anna menatap dalam pada suaminya, dia mencoba memahami kecemasan yang sedang Kai rasakan.Anna tersenyum kecil. “Begini saja, kalau besok pagi kondisiku masih kurang baik, kita ke rumah sakit, ya.”Kai menatap ragu, tapi karena Anna tidak mau pergi sekarang, dia akhirnya mengalah,“Baiklah, kalau nanti malam kamu merasa sakit, kita harus pergi memeriksakannya,” ucap Kai mengalah.Anna mengangguk-anggukkan kepala.“Aku mau mandi dulu,” kata Anna siap be

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Jadi Tersangka

    Saat sore hari. Anna dan Kai pergi ke kantor polisi setelah mendapat informasi soal penetapan tersangka pada Justin.Anna sangat syok, dia tak menyangka Justin benar-benar terlibat kasus yang menjerat Rachel.Anna dan Kai sudah menunggu di ruang kunjungan, lalu beberapa saat kemudian Justin masuk ruang kunjungan dengan kedua tangan terborgol.Justin tersenyum pada Anna, lalu duduk berhadapan dengan Anna tapi tak bersikap ramah pada Kai.“Kamu benar-benar terlibat?” tanya Anna tak menyangka.Justin tersenyum tipis. “Aku sudah janji akan menjawab jujur, aku hanya berusaha jujur.”“Aku tidak terkejut,” ucap Kai.“Aku tidak meminta pendapatmu,” balas Justin ketus, “aku hanya berusaha menepati janjiku pada Anna.”Kai kesal. Dia menatap tajam pada Justin, apa Justin menyukai Anna?Anna benar-benar masih tak percaya, dia benar-benar tidak pernah membayangkan jika Justin benar-benar terlibat.“Bagaimana bisa?” tanya Anna meminta penjelasan.Justin mengalihkan pandangan dari Kai pada Anna. Dia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status