“Tidak mungkin! Semua ini bohong ‘kan?” ucap Violet yang sudah berlinang air mata.Tak disangka Violet justru nekat pergi menemui Vladimir di kantor meski jelas ia dilarang keluar rumah. Tapi ia mengabaikan semua itu demi untuk meminta penjelasan dari sang suami. Sudah pasti kehadiran Violet di kantor Travor Corp sangat mengejutkan Jhonatan. Karna Jhonatan pun tau bahwa Violet seharusnya tidak boleh pergi ke sana.Seketika Jhonatan pun berusaha mencegat Violet demi untuk menyelamatkannya dari murka Vladimir. Sayangnya Violet sangat keras kepala seperti biasanya.“Apa yang kau lakukan, Violet?! Kau mau cari masalah? Tuan Travor akan semakin marah jika melihatmu di sini!” ucap Jhonatan sembari meraih tangan Violet agar tidak pergi.Tapi Violet justru marah dan dengan kesal ia menarik tangannya. “Lepaskan aku, Jo! Aku tidak peduli bahkan meski aku harus menerima hukuman! Aku harus meminta penjelasan dari suamiku!”“Apa maksudmu, Vi? Lagipula kenapa mendadak kau jadi seperti ini?”“Maaf,
“Apa yang kau lakukan, Vlad?!” teriak Violet dengan spontan.Alhasil kehadiran Violet di kamar pun berhasil mengakhiri kegiatan panas yang dilakukan Vladimir bersama seorang jalang yang ia sewa. Parahnya, meski melihat Violet yang menangis dengan histeris. Namun wanita itu justru dengan santainya duduk sembari menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut.Sementara Vladimir, dengan tanpa perasaan ia bahkan seolah tidak menganggap bahwa Violet ada. Ia lalu meminta sang jalang untuk menyudahi aksi mereka dan menyuruhnya pergi. Jangan ditanya, dengan gaya menggoda wanita itu lantas kembali memakai pakaiannya lalu pergi dari sana.Sedangkan Violet, seperti orang bodoh ia bahkan masih terus terpaku di sana sembari menangis. Tapi jangankan sebuah ucapan maaf, Vladimir yang kemudian menghampiri Violet justru dengan kasar mencengkeram lengan Violet dan berhasil membuat Violet meringis kesakitan.“Berani sekali kau mengganggu kami! Kenapa kau merasa berhak menghentikanku?!” bentak Vladimir.“Ini
Tentu saja Jhonatan pun mulai naik darah ketika mengetahui apa yang terjadi pada Violet. Ia bahkan tidak menyangka bahwa kondisi Violet akan menjadi seburuk itu. Dan sekarang Violet pun entah berada di mana.Dengan marah Jhonatan akhirnya membawa salinan rekaman kamera pengawas lalu mendatangi Vladimir. Dengan kesal ia melampar flashdisck yang berisi rekaman dari kemara pengawas di atas meja kerja Vladimir.“Apa ini, Jo? Kenapa kau memberiku benda ini?!” tanya Vladimir yang sedikit kesal dengan tingkah Jhonatan.“Kau mau tau apa yang dilakukan oleh istrimu bukan? Jadi kenapa tidak kau lihat saja rekaman hasil dari kamera pengawas!”Meski kesal tapi pada akhirnya Vladimir pun melakukan apa yang dikatakan oleh Jhonatan. Meski tak terlalu terkejut, tapi dalam hati Vladimir pun tidak menyangkan bahwa Violet akan menjadi serapuh itu hingga membuatnya kehilangan akal sehat.“Apa yang sudah kau lakukan pada Violet hingga membuatnya tidak waras seeperti itu?!” bentak Jhonatan yang sudah kehil
Sontak Violet dan juga Eric pun berpaling pada sosok pria paruh baya yang kini berdiri di ambang pintu kamar. Dengan mata berkaca-kaca pria tua itu lantas berjalan dan menhampiri Violet. Ia terus menatap lekat pada Violet dan terlihat jelas ada sebuah kesedihan di wajahnya.“Well. Jadi Nona, dia adalah Tuan Vernandes yang kuceritakan padamu.” Ucap Eric memperkenalkan pria itu.Tapi pria yang Eric panggil dengan Tuan Vernandes itu justru seolah tak begitu mendengarkan ocehan Eric. Ia hanya terpaku pada Violet yang kini ada di hadapannya. Sudah pasti Violet pun semakin bingung dengan keadaan itu.“Kenapa kau memanggilku putrimu? Kurasa ada salah paham di sini. Aku yakin kalian pasti salah orang. Aku bukan orang yang kalian maksud.” Ucap Violet yang mencoba menjelaskan.“Aku tau reaksimu pasti seperti ini. Tapi aku punya bukti bahwa kau adalah putriku.” Kata Vernandes sembari menyerahkan setumpuk berkas pada Violet.Meski terasa sangat aneh tapi Violet akhirnya mulai memeriksa berkas yan
Sementara itu, di London. Sejak menghilangnya Violet, Vladimir telah mengerahkan seluruh anak buahnya guna mencari keberadaan Violet. Tapi sayangnya bahkan sampai dua minggu sejak Violet menghilang pun, tetap saja tidak ditemukan hasil.Ya, saat ini amarah Vladimir pada Violet memang belum sirna. Ia bahkan berusaha keras untuk menemukan Violet untuk kembali memberinya pelajaran karna telah berani kabur tanpa seizin dari dirinya.Tak disangka, hari ini Jhonatan dan Ginger datang menemui Vladimir setelah berminggu-minggu kepergian mereka. Dan seperti biasa, Vladimir berpikir bahwa mereka datang untuk kembali meinta pekerjaan padanya.“Bagus. Sekarang sepasang pecundang ini kembali lagi ke hadapanku. Apa kalian begitu menyedihkan hingga tak memiliki pekerjaan di luar sana?” nyinyir Vladimir.Sudah pasti Ginger yang mempunyai sumbu pendek itu pun tak terima dan dengan terang-terangan ia berkata, “Pada dasarnya orang yang paling menyedihkan adalah dirimu, Tuan Travor! Dan asal kau tau, kam
Seperti yang terjadi malam ini. Vladimir sangat mabuk hingga membuatnya tak beda seperti orang gila. Ia terus mengoceh dengan sembarangan bahkan sesekali juga menghardik siapun yang mencoba mendekatinya.Alhasil, sejak lima tahun terakhir ia pun cukup terkenal dengan si pemabuk gila. Ya. Pada akhirnya tidak ada yang berada di dekatnya seperti dulu. Setidaknya dulu akan selalu ada Jhonatan yang dengan sigap membantunya meski ia semabuk apapun.Kali ini, Vladimir menyalakan sebuah korek api di tangannya. Ia menatapnya dengan penuh arti lalu dengan mulutnya yang sangat bau alkohol itu ia berkata, “Selamat, sayang. Selamat hari jadi pernikahan kita yang ke enam.”Ia pun lalu meniup korek api di tangannya dan mulai tersenyum. Tapi tak lama ia kembali lesu dan meletakkan kepalanya di atas meja untuk menyembunyikan kesedihannya dari dunia. Benar sekali. Itu karna malam ini adalah malam tepat enam tahun pernikahannya dengan Violet.Bahkan tepat lima tahun lalu, adalah saat di mana Vladimir te
“Dengan identitasmu yang sekarang, apa kau yakin akan bertemu dengannya? Yang kudengar, dia itu type orang yang sulit untuk didekati.” Ungkap Eric.“Percayalah, Eric. Aku sangat mengenal makluk itu. Dan aku tau bagaimana cara sempurna untuk menyiksanya!”Benar saja. Seperti yang dikatakan oleh Violet ia memang sangat paham apa yang harus ia lakukan sekarang. Ya, karna sekarang misi dalam hidup Violet adalah untuk menyakiti dan menghancurkan Vladimir.Bahkan tujuannya kembali ke kota London setelah lima tahun adalah demi untuk membalas dendam atas semua yang dilakukan oleh keluarga Travor paada keluarganya. Untuk sebuah kecelakaan yang telah membuatnya kehilangan ibu di usia balita. Untuk penyiksaan dan penghinaan yang dilakukan Vladimir pada dirinya tentunya.Ia kembali bukan lagi sebagai Violet yang lugu dan lembut, tapi kini ia menjelma menjadi Irish Belvia Delecour yang berhati dingin dan tak punya perasaan.“Kau pikir kau adalah Dewa yang bisa menguasai apapun sesuka hatimu? Akan
Violet pun mengakhiri rapat yang mendadak ia hadiri dengan sangat puas. Karna rencana yang ia buat sebagai awal bagi misi balas dendamnya akhirnya berjalan dengan mulus. Namun siapa sangka, Vladimir justru telah menanti Violet keluar dari ruang rapat dan menghadangnya di pintu keluar.Sudah pasti Eric yang ditugaskan oleh Vernandes untuk menjaga Violet itu pun langsung sigap menghalau Vladimir. Hampir saja terjadi baku hantam antara dua pria gagah itu namun Violet melerai mereka.“Hentikan! Jangan memancing keributan di sini. Apa maumu, Tuan Travor?!” ucap Violet.“Kita harus bicara, Violet. Hanya kita berdua!”Violet yang sejak awal sudah menduga bahwa Vladimir pasti akan bersikap seperti itu, akhirnya meminta Eric untuk menunggunya di luar pintu ruang rapat. Sementara Violet kembali masuk ke ruang rapat berdua bersama Vladimir.Tak terima dengan apa yang terjadi dan bahkan masih tidak mengerti mengapa Violet berubah dratis seperti itu, maka Vladimir pun mulai mempertanyakan banyak h
Setelah seharian bertugas Jhonatan masih menyempatkan untuk memeriksa kondisi kedai kopi miliknya. Dan seperti biasa di sanalah Jhonatan dan Ginger bisa bertemu dan menghabiskan waktu mereka berdua di tengah kesibukkan pekerjaan.Walau hanya sekedar minum kopi bersama sembari mempersiapkan jadwal pekerjaan untuk besok, tapi bagi mereka itu adalah waktu yang sangat penting untuk melanggengkan hubungan mereka. Ya, meski nyatanya mereka berdua belum juga berniat untuk menikah.“Apa kau sudah tau tentang akan datangnya senior kaum bangsawan yang sudah lama meninggalkan London?” tanya Ginger sembari menyeruput kopinya.Jhonatan pun mengangguk ringan lalu menjawab, “Ya. Tuan Wiliam Audrey. Dan kurasa kehadirannya adalah sebuah pertanyaan yang besar.”“Ha?! Memangnya kenapa? Apa kau mengenalnya?” tanya Ginger yang heran dengan pendapat sang kekasih.“Tidak juga. Tapi dulu, ayahku pernah bercerita bahwa William Audrey dan Tuan Besar Travor adalah sahabat. Dan ia justru pergi di saat keluarga
“Paman Wiliam? Kenapa tiba-tiba ke London?” tanya Vladimir pada Jhonatan.“Aku juga tidak tau. Yang pasti, orangku mengatakan bahwa tujuan utama Tuan Audrey adalah Travor Corp.”“Tidak masalah. Lagipula dia adalah sahabat ayahku.”“Apa kau yakin? Bahkan Delecour pun dulunya adalah sahabat Tuan Besar Travor.”Seketika Vladimir pun menatap heran pada Jhonatan. Karna ucapan Jhonatan jelas mengisyaratkan bahwa Vladimir harus berhati-hati pada sosok Wiliam Audrey. Dan seolah Jhonatan merasa tidak percaya pada Wiliam Audrey.“Apa maksudmu? Kau berpikir bahwa paman Wiliam punya niat buruk padaku?” tanya Vladimir tanpa basa-basi.“Aku tidak bisa memastikan itu, tapi kehadirannya yang begitu tiba-tiba bagiku terkesan sangat aneh.”Ya, Vladimir mengakui bahwa apa yang dipikirkan oleh Jhonatan memang masuk akal. Namun ia tidak bisa merespon apapun kali ini karna memang ia tidak bisa sembarangan menuduh seseorang tanpa adanya bukti jelas.“Ya, kau memang ada benarnya. Tapi sebaiknya kita bahas ma
Sementara itu di kantornya, Vladimir nampak sibuk dengan pekerjaannya. Ya, sejak kembalinya Violet ia memang menjadi lebih serius dalam bekerja. Bukan hanya karna perusahaan yang terancam berpindah tangan, tapi juga karna semangat hidupnya telah kembali seteleh ia bertekat untuk kembali mendapatkan keluarganya.Tak disangka, saat itu ada seseorang yang sedang mengamatinya dari balik kaca pintu ruangannya. Hingga akhirnya orang itu pun mengetuk pintu ruangan kantor Vladimir. Dan sangat mengejutkan karna ternyata dia adalah Jhonatan.Ya, Vladimir memang cukup heran dengan kehadiran sang mantan ajudannya itu. Tapi ia juga sangat senang karna setelah bertahun-tahun akhirnya Jhonatan kembali menginjakkan kakinya di ruangan sang CEO pemilik perusahaan Travor. Karna itu artinya, kini hati Jhonatan mulai luluh dan memaafkan Vladimir.“Aku senang setidaknya kau mulai kembali seperti dirimu.” Ungkap Jhonatan tanpa basa-basi.Dengan sumringah Vladimir pun berkata, “Aku juga senang kahirnya kau m
Sebanranya Violet tak ingin menerima bantuan dari Vladimir. Tapi ia juga tau ia pasti akan mati membeku jika membiarkan dirinya dalam keadaan basah semalaman. Apalagi hujan yang semakin deras dan sudah pasti mereka baru bisa bergerak setelah pagi. Maka terpaksa akhirnya Violet pun menerima jaket milik Vladimir untuk ia pakai.“Berbaliklah! Jangan mengambil kesempatan karna ruang terbatas!” ketus Violet.Meski merasa konyol tapi Vladimir pun berbalik membelakangi Violet yang sedang mengganti bajunya. Sementara itu ia sendiri pun melepas kaos yang ia pakai dan mengeringkannya di dekat perapian.Dalam hati Vladimir berkata, “Dia tetap saja konyol. Apa dia lupa kalau aku bahkan sudah melihat setiap jengkal dari tubuhnya?”Setelah nya mereka pun menghangatkan diri dengan duduk di dekat perapian. Violet terus menjulurkan tangannya di dekat api sambil sesekali menggosokkan kedua telapak tangannya untuk menghilangkan dingin di tubuhnya.Sedangkan Vladimir, ia justru nampak termenung menatap h
Violet lantas benar-benar pergi meninggalkan Vladimir yang masih berdiri mematung menatap Violet. Namun dengan sangat kesal akhirnya Violet pun masuk ke dalam tendanya.“Mungkin aku memang tidak layak mendapatkan cinta dari siapapun. Tapi tidak pernah kuberikan cintaku pada siapapun selain dirimu.” Batin Vladimir.Setelah seharian semua orang disibukkan dengan semua persiapan, akhirnya mereka pun makan siang bersama. Keakraban sangat terasa di antara semua orang meski mereka berasal dari dua perusahaan yang berbeda.Tentu saja semua itu bisa terjadi berkat ide Violet yang akhirnya berhasil membuat karyawan dari kedua perusahaan menjadi satu.Setelah acara makan siang usai, akhirnya Violet pun mengumumkan dan dan memberi arahan tentang fungame yang akan dimulai besok pagi. Pada semua peserta Violet selalu mengingatkan agar mereka saling menjaga dan bekerja sama terutama dalam satu tim.Kemudian, Eric pun tampil sebagai ketua panitia pelaksana. Dengan lugas ia memberikan arahan dan pand
“Ha?! Apa maksudmu dengan amal bakti perusahaan?!” ucap Violet yang sedikit bingung dengan sepupunya yang tidak lain adalah Eric.Lalu dengan santainya Eric pun menjelaskan, “Well. Anggap saja itu seperti memberi para karyawan waktu untuk bersenang-senang. Menjamin otak mereka tetap waras adalah kewajiban perusahaan.”“Maksudmu kau ingin semua karyawan berlibur begitu?”“Kurang lebih seperti itu tapi kurasa harus lebih bermakna.”“Kenapa dari tadi kau terus saja berbelit-belit?! Jelaskan dengan rinci!”Ya. Karna sudah lama sekali Delecour Corp tidak memberikan trip untuk para pekerja, maka Eric mempunyai ide untuk melakukan amal bakti perusahaan. Pada dasarnya para karyawan memang akan melakukan trip tapi mereka juga akan melakukan fun game bersama.Bukan tanpa alasan. Eric berpendapat selain memberikan penyegaran pada mental para karyawan, dengan adanya fun game maka pemilik perusahaan juga akan mengetahui sejauh mana kekompakkan para karyawan. Dan sudah pasti semua itu akan berpenga
Dengan wajah kusut Vladimir memilih duduk di sudut kedai. Dan ketika seorang pramusaji yang tidak lain adalah pegawai Jhonatan datang menghampiri Vladimir, Vladimir pun memesan secangkir kopi expreso kental.“Apa kau punya biji kopi Mexico?” tanya Vladimir.Dengan ramah pramusaji itu pun menjawab, “Ya, tuan. Kau mau expreso dengan biji kopi Mexiko?”Vladimir lalu mengangguk hingga kemudian sang pramusaji pun mulai menulis pesanan Vladimir. Tak lama, kopi pesanan Vladimir pun datang dengan uap yang mengepul dan aroma yang sangat nikmat. Ya, sebenarnya sudah lama Vladimir tidak minum kopi. Bisa dibilang sejak Violet pergi Vladimir bahkan lebih sering minum alkohol.Hingga tengah malam Vladimir masih duduk di sana. Namun yang ia lakukan lebih banyak hanya menatap cangkir kopi miliknya di atas meja dan hanya sesekali menyeruput kopinya.Suasana kedai mulai sepi meski kedai milik Jhonatan terus buka hingga 24 jam. Ya, dan hanya beberapa orang yang bekerja malam yang biasanya singgah untuk
Violet pun kembali ke ruangannya kemudian mulai menangis di sana. Antara benci dan rasa sayang yang masih ada di dalam hati kini justru membuat Violet mulai mengalami pertarungan dalam dirinya. Namun pada akhirnya trauma akibat ulah Vladimir dulu kembali menyadarkan Violet betapa bencinya ia.Hasrat untuk membalas dendam pun kini kembali membara dalam diri Violet. “Aku membencimu, Vlad! Aku bersumpah aku tidak akan pernah melupakan semua yang terjadi padaku dan keluargaku!”Keesokkan harinya seperti biasa Eric kembali datang menemui Violet. Tapi kali ini Violet sudah boleh utnuk pulang karna kondisinya sudah pulih. Beberapa hari tidak bisa bertemu dengan Violet akhirnya kni Kevin bisa bertemu sang ibu.Bersama Eric, Kevin kecil namapak riang bertemu dengan ibunya. Ia segera menghambur memeluk Violet dan Violet pun langsung menciumi wajah sang putra yang juga sangat ia rindukan.“Ibu, apa ibu sudah tidak sakit lagi sekarang?” tanya Kevin dengan polosnya.“Tentu saja. Ibu tidak suka sak
Sejak mendengar kabar mengenai Vladimir, entah kenapa selama seharian ini Violet justru tidak bisa tenang. Bahkan malam ini ia tak kunjung bisa terlelap meski ia telah berusaha memejamkan matanya untuk tidur.“Apa benar kondisinya separah itu? Tapi...suara yang kudengar saat itu, apakah itu dia?” guman Violet.Namun akhirnya Violet segera menutup wajahnya dengan selimut dan berusaha untuk tidak peduli dengan Vladimir. Ia berusaha untuk kembali membangun benteng pertahanan dalam hatinya agar tidak mudah mengasihani orang yang ia anggap sebagai musuh keluarganya.Sayangnya, meski sekuat apapun Violet mencoba tapi tetap saja otaknya tidak bisa berhenti memikirkan Vladimir. Dan tentu saja hal itu justru membuat Violet menjadi kesal sendiri. Bahkan ia pun mulai menjadi serba salah karna hati dan juga isi kepalanya yang bertentangan.Sudah jam dua dini hari tapi Violet masih dalam keadaannya yang galau itu. Dan akhirnya ia pun tidak bisa menahan dirinya. Diam-diam akhirnya Violet pun pergi