Tidak seperti kemarin, kali ini Jacob tak hanya memandikan Naftalie. Pria itu memang memperlakukan wanita itu seperti seorang anak kecil, menyabuni wanita itu sama seperti kemarin. Namun bedanya kali ini Naftalie bisa merasakan napas memburu Jacob semakin berat mengenai tubuhnya dan kali ini ada yang sudah sangat Naftalie kenali menekan bagian belakangnya. Begitu tangannya merayap dan menyentuh pusaka suaminya lagi, pria itu melenguh.“Astaga … aku bisa gila,” erangnya dalam hati sambil segera menyerang istrinya lagi. Wanita itu terkejut tapi segera luluh dalam pelukan suaminya. Mungkin seperti ini yang namanya pengantin baru sedang berbulan madu. Naftalie juga heran dengan dirinya yang segera bisa siap menerima Jacob, kini tak ada lagi malu-malu, tak ada lagi menahan diri. Naftalie sama menginginkan Jacob seperti Jacob menginginkannya. Pria itu seakan mencoba semua posisi dan segala tempat sehingga ketika mereka selesai, sekujur tubuh Naftalie terasa pegal-pegal.“Oh sayang … ma
Wajah Naftalie terasa seperti boneka yang terus tersenyum sepanjang perjalanan mereka menuju Victoria. Ucapan Jacob seakan terus terngiang-ngiang di dalam benak Naftalie, seakan masih mendengar suara serak dalam suaminya berbisik di telinganya.“Aku cantik …“ desah Naftalie dalam hati sambil tersenyum sendiri. Wanita itu berjalan pelas sambil berpegangan pada Jacob menuju ruang sarapan di restoran resor. Wajahnya terasa segar saat angin mengenai wajahnya. Resor ini begitu indah, kenapa Naftalie tak begitu memperhatikannya kemarin. Semua tertata rapi, Banyak hiasan dan dekorasi yang Naftalie tak perhatikan dari kemarin. “Gimana kakimu?” tanya Jacob tiba-tiba segera membuyarkan lamunan Naftalie.“Umm dah nggak gitu sakit kok,” jawab Naftalie sambil tersenyum walau sedikit meringis melihat kakinya yang mengenakan sepatu Jacob yang kebesaran.Gaun merah mudanya sangat cantik, sangat tidak sesuai dengan sepatu olah raga Jacob yang besar berwarna hitam biru.“Jangan meringis begitu, lagia
Jantung Naftalie berdebar sangat kencang. Bagaimana bisa wanita itu tahu semua? Jangan-jangan dia juga tahu kalau dia dan Jacob juga menikah kontrak? Wanita itu melirik ke arah suaminya. Wajah pria itu memerah karena menahan amarah.“Kami akan sarapan ala amerika saja. Berikan kopi panas tanpa gula. Itu saja!” jawab Jacob kepada pelayan yang kini mendengar semua ucapan dari Victoria.Wanita itu mendengus kesal saat Jacob masih saja berlagak tenang padahal semua rahasianya sudah Victoria bongkar. Wanita itu senang sekali melihat wajah Naftalie mulai memucat. “Sudah tidak sepercaya diri tadi kan?” kekeh Victoria dengan penuh kemenangan dalam hatinya. Namun tetap saja dia kesal karena akhirnya penontonnya menghilang dan kini hanya tinggal mereka bertiga di meja dengan Ed di belakang Jacob.“Jadi.” Jacob menatap Victoria lalu ke istrinya. “Keluarga Naftalie memang ada hutang,-”“Nah kan benar apa kata mama!” ucap Victoria dengan senang karena merasa dia betul.“Sudah keluarganya bukan a
“Astaga Jacob jangan serius sekali, dia itu hanya mao berbagi, jadi ga usah ambil yang satu porsi full.” Victoria tertawa terkekeh-kekeh dengan dibuat-buat. Wajah William yang sudah tegang akhirnya dipenuhi senyuman yang dipaksakan.“Iya … hanya itu padahal maksudnya, aku juga tahu kalau pasti … suaminya bisa membelikan waffle sampai pabriknya juga bisa, tapi aku kan tau kapasitas perut Naftalie juga,” ujar William sambil memandang ke arah Naftalie yang segera membalas pandangannya dengan pandangan memohon maaf.Naftalie tidak mengerti mengapa Jacob begitu kasar pada William. Walau tak suka dengan William, tapi seharusnya dia masih bisa memperlakukan dengan sopan santun, bagaimanapun William itu seorang tamu undangan di resornya. “Nggak usah, terima kasih ya Will. Aku mau coba makan ini dulu,” jawab Naftalie sambil tersenyum.“Oke deh … tapi, kamu nggak minum kopi kan?” tanya William lagi sambil melihat dua cangkir kopi panas yang ada di samping Naftalie.Wanita itu melirik ke arah
Melihat keyakinan di wajah anak tirinya, Victoria semakin meradang. Wanita itu entah apa yang menjadi nilai tambah sehingga dua pria ini merebutkan wanita nggak jelas seperti itu.Victoria menatap wajah William yang terkejut juga Jacob yang sangat percaya diri. “Cih apa hebatnya wanita ini?” geram Victoria dalam hati. Padahal tadi Victoria sudah cukup senang dia sudah membuat kaget karena masalah penjara, tapi ternyata Jacob malah tetap mendukung wanita murahan itu!“Kamu tau kalau papanya di penjara, Jake?” tanya Victoria kembali memasang wajah tidak percaya ke arah Jacob. “Yeah … aku tau,” jawab Jacob singkat lalu segera memakan French toastnya sambil menggeram.Victoria membelalakkan matanya seakan-akan tidak percaya dengan kata-kata anak tirinya.“Jadi kamu sudah bayar semua hutang-hutang papanya walau kamu tau dia itu penipu sampai masuk ke penjara?” desis Victoria dengan mendelikkan matanya.“Papaku bukan penipu,” jawab Naftalie dengan cepat. Papanya memang banyak hutang, ta
Entah bagaimana bisa wanita tua tidak tahu diri itu bisa mendapatkan ide seperti ini? Semua itu terjadi di masa lalu Naftalie tidak mungkin kembali bermain duet dengan William. Ya kah? Semua itu nggak mungkin kan?Namun melihat dari tatapan mata William semua terasa lebih mengerikan bagi Jacob. Pria itu seakan mendapatkan senjata untuk kembali menggoda Naftalie.A-aku sih nggak keberatan kalau Naftalie mau.” William tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang sempurna. “Nggak usah, buat apa duet-duetan. Malah tambah sibuk aja,” dengus Jacob segera meletakkan cangkirnya sambil menahan perasaan.“Tugas Naftalie seperti aku sudah bilang tadi,—”“Tapi kenapa, kenapa nggak boleh?” tanya Victoria segera memotong ucapan Jacob. Pria itu sampai terdiam karena baru kali ini pria itu sampai dipotong ucapannya oleh Victoria.“Karena …” “Kalau mama pikir-pikir ya Jacob, istrimu ini punya kemampuan, kenapa nggak sekalian dia menggunakan kemampuannya? Dia pandai main piano, dan memang sudah pas
Pria itu mengangguk walau sebenarnya karena apa dia mengangguk. Dengan perlahan dia membuka lemari bajunya dan mulai mengganti pakaiannya dengan kaos dan celana pendek.“Kenapa aku jadi ikut pijit ya?” tanya Jacob saat mereka akhirnya masuk ke dalam ruangan spa.Para pelayan spa tentu saja sangat panik ketika melihat Jacob, sang pemilik resor datang tanpa ada janji. Mereka segera melayani Naftalie dan Jacob dengan berlebihan.Pada akhirnya mereka mendapat ruangan dengan paket khusus pengantin baru, yang Jacob pun baru tahu kalau ada paket seperti itu di dalam resornya.“Mungkin ada baiknya aku melakukan ini, aku juga harus memeriksa pelayanan spa resor kita,” guman Jacob dalam hati saat menerima tatapan curi-curi dari para karyawannya. Sebenarnya Jacob paling anti dengan tubuhnya disentuh, apalagi dipijat seperti ini, namun saat melihat tatapan memohon istrinya lagi- lagi pria itu luluh mendaftar untuk ikut dipijat menemani Naftalie.“Daripada nanti tiba-tiba William muncul dan pijat
Hanya dengan seperti itu, jantung Naftalie seakan kereta cepat yang melaju dengan cepatnya. Pernikahan kontrak yang awalnya tujuannya hanya untuk membuat anak rasanya akan menjadi sungguhan, perasaan Naftalie tak dapat ditahan lagi. Dia sungguh-sungguh telah jatuh cinta pada mantan calon kakak iparnya. Pria kasar yang dia nikahi guna bisa membayar hutang-hutang ayahnya, kini benar-benar dia cintai dengan seluruh hatinya. “Ah …. aku berkeringat begini, bau juga,” kekeh Naftalie dengan suara mengerang seperti kucing yang sedang dielus.Pria itu tertawa sehingga memperlihatkan lesung pipinya. “Nggak kamu nggak pernah bau,” balas pria itu sambil menarik handuk yang ada di pundak Naftalie lalu mengusapkannya untuk menepis keringat di wajah Naftalie.“Kamu juga … terlihat sempurna, Jacob, aku selalu suka matamu yang biru,” desah Naftalie sambil mengusap alis Jacob dan memandang bola mata biru yang menatapnya dengan lembut. Tiba- tiba saja Jacob mencondongkan dirinya dan mau menyesap bibir
Walau semuanya sudah jelas, mereka sudah bebas kembali ke rumah kastilnya, tetapi entah kenapa Jacob lebih senang berada di rumah kecil ini dengan Naftalie. Rumah itu lebih nyaman dan hangat, mungkin karena keberadaan Naftalie yang selalu mengantarnya pergi kerja, atau menyambutnya ketika dia pulang.Tentu saja dia sudah menyuruh Ed untuk membuat paviliun terpisah sendiri untuk Isabel karena kamar yang mereka gunakan sekarang hendak Jacob gunakan sebagai kamar bayinya. Paviliun itu sudah berdiri di bagian belakang rumah dekat kolam renang. Karena, walau kata Jacob rumah itu rumah yang mungil, tetap ada tanah dibelakang untuk paviliun studio, lalu ada taman bunga beserta pergolanya, dan tentu saja kandang kuda. Naftalie sempat mengejeknya tentang kandang kuda itu, tak ada rumah mungil yang memiliki kandang kuda. Tapi, bagi Jacob, rumah yang tak memiliki 16 kamar termasuk kecil. Mereka dapat dikatakan sungguh berbahagia sekarang karena Victoria akhirnya mati kutu karena semua yang di
Sejujurnya grafolog itu sudah mendapatkan hasil pada hari surat itu diserahkan kepadanya. Namun karena itu adalah surat terakhir dari mendiang Jason Owen wanita itu mengulang- ulang pemeriksaannya berkali -kali.Bahkan saat dia sudah mau menyerahkannya kepada asisten dari Jacob Owen, pria itu tetap malah menyuruhnya untuk sekali lagi memeriksa ulang hasilnya agar benar-benar teliti.Kali ini wanita itu duduk dengan gugup sama menunggu dari billionaire itu keluar dari kamar. Karena hasil dari pemeriksaannya sungguh buruk dan bahkan bisa menjadi bukti sebagai pembunuhan berencana. Dengan masih berperban walaupun tipis, asisten dari Jacob Owen menyuruh grafolog itu duduk. Wanita itu terkesiap saat melihat Jacob dan istrinya keluar. Mereka bagaikan model di majalah yang keluar dalam dunia nyata. “Jadi bagaimana hasilnya? Apakah ini asli tulisan Jason?” tanya Jacob sambil duduk di sofa. Pria itu menatap grafolog dengan tatapan tajam sehingga wanita itu merasa sedang diinterogasi.“Oh … “
Naftalie merasa sangat lelah, akhirnya hari- hari selama perang dingin dengan Jacob berakhir. Pria itu kemungkinan akan kembali ke kastilnya, sedangkan Nat sendiri akan kembali tinggal di rumah ini. Selama Ed dan Isabel di rumah sakit, Jacob tidur di kamar Isabel, sedangkan dirinya tidur di kamarnya sendiri. Pria itu kembali ke kebiasaan lamanya. Perlakukan Naftalie bagai mereka hanyalah teman sekamar yang tidak terlalu akrab.Anehnya pria itu tetap keluar saat jam makan malam, dan mereka makan malam dalam keheningan yang menyakitkan hati Naftalie. Bagaimana bisa, mereka yang dulu begitu akrab, kini begitu jauh padahal mereka tidur bersebelahan kamar?Tapi semua itu akan segera berakhir. Karena Ed dan Isabel sudah pulang, Jacob juga akan segera kembali ke rumahnya. Naftalie akan terbebas dari segala perasaannya yang tak menentu.Wanita itu sangat marah, karena lagi- lagi suaminya tak percaya padanya. Naftalie pikir setelah kasus kehamilannya, Jacob akan mempercayai Nat sepenuhnya..
“Jake …” Naftalie memandang wajah suaminya yang mengeras. “Aku … nggak nyangka!” desah pria itu sambil tak mengalihkan pandangannya dari kertas di tangan.“Apa … apa itu?” tanya Naftalie dengan suara bergetar.“Tangkap dia!” ujar Jacob memberikan perintah kepada para detektif. Victoria tersenyum senang karena pada akhirnya Jacob kembali ke dalam genggamannya. Polisi dengan heran mendekati wanita cantik berambut merah itu. Tapi Jacob segera menggeram dengan mengerikan.“Ibuku lah! Dia tetap pembunuh pria tadi!” geram Jacob dengan suara mengerikan.Para detektif itu, walau sedikit kesal karena kena bentakan Jacob, tetap mengerjakan apa yang pria itu perintahkan.Victoria yang merasa tadi di atas awan kini segera terjun bebas karena tangannya tiba-tiba dipegang oleh kepala detektif itu untuk ditahan. Minta itu kembali menggeliat seperti belut mencoba melepaskan diri. “Lepasin nggak!” jerit wanita itu dengan sekuat tenaga. Wanita itu menendang ke segala arah sambil menjerit- jerit sepe
Dengan napas memburu Jacob segera kembali ke rumah sakit di mana Ed dan Isabel dirawat. Namun yang lebih penting istrinya, jangan sampai Naftalie kenapa- kenapa karena perbuatan ibu tirinya itu. Tapi Jacob tak menyesal pergi, karena dia berhasil menemukan bukti di mobil dan kini dia tinggal menyeret wanita tua tak tahu diri itu ke penjara dan memastikan wanita itu tinggal di sana!Langkah kakinya bergaung di lorong rumah sakit dengan masih tetap diikuti para detektif di belakangnya. Begitu pintu lift terbuka tadi, Jacob bisa mendengar jeritan ibu tirinya bergaung di lorong rumah sakit. Seharusnya pihak keamanan sudah menyumpal mulutnya dengan kaus kaki, kalau Jacob ada di situ. Suaranya yang melengking membuat Jacob malu. Bagaimanapun dia tetap pemilik saham dari rumah sakit itu. Pandangan para perawat dan dokter yang segera pura- pura mengalihkan perhatian dari suara Victoria benar- benar memalukan. Tapi mungkin karena Jacob pemilik saham rumah sakit ini juga yang membuat Victoria
Dengan geram pria berwajah tampan itu segera menuju ke tempat di mana ibu tirinya berada. Wanita itu memang benar-benar sudah keterlaluan dia tidak bisa lagi didiamkan. Check up akan memastikan wanita itu masuk ke dalam penjara karena semua perbuatannya ini. Sudah ada beberapa dokumen dan data -data yang dia kumpulkan untuk memastikan wanita itu bisa dipidanakan, tapi yang ini benar -benar akan langsung menyeret wanita itu ke penjara.“Benar ini adalah mobilnya!” ujar salah satu petugas yang mengikuti Jacob setelah mereka sampai ke kastil tua Owen yang ditinggali oleh mama tiri dan papanya saat pria itu masih hidup. Jacob mendengus dengan jijik begitu melihat pergola di taman sudah menghilang. Pergola itu adalah hadiah dari papanya Jacob untuk mama kandung Jacob. Sejak kedatangan ibu tirinya, wanita itu tidak pernah menyukai pergola di taman itu, karena mengingatkan ayahnya Jacob kepada mendiang istrinya. Pada akhirnya Victoria sudah berhasil menghancurkan semua pergola itu dan mem
Hari itu adalah hari pertama kali Isabel keluar dari panti asuhan, beberapa bulan yang lalu pekerjaannya di kafe akhirnya berakhir karena atasannya memutuskan akan mengakhiri kontrak kerja sebelum selesai jangka waktu kontrak Isabel berakhir. Semua karena Isabel menolak ciumannya kemarin. Isabel bersyukur bisa menghindar pria kurus yang sudah beristri itu dari awal memang sudah seringkali menyentuh Isabel di daerah -daerah yang berbahaya. Tapi akibatnya, Isabel kini sudah habis waktunya tinggal di panti asuhan, dan juga tak punya uang untuk menyewa kosan untuk dia tinggali. Untung saja ibu panti asuhan berhasil membujuk seseorang untuk membawa Isabel untuk menjadi pelayan di sebuah rumah orang kaya.Pagi- pagi benar Isabel di bawa ke sebuah bukan rumah melainkan kastil. Dikatakan kalau mereka memang mencari gadis- gadis polos untuk dijadikan pelayan. Sebenarnya agak konyol permintaannya, gadis harus polos, tapi harus sudah berpengalaman. Tapi untungnya Isabel tetap boleh datang, k
Jacob mendengar penjelasan Ed dengan seksama. Ada saat dia rasanya ingin mencekik asistennya itu. Pria itu tak tahu diri, setelah berbagai hal yang Jacob lakukan untuknya, bisa- bisanya Ed melakukan semua hal menjijikkan itu padanya. Seharusnya dia membunuh Ed saat ini juga. Tapi entah kenapa penjelasan yang Ed katakan padanya seakan mengingatkan Jacob akan semua kesalahannya dulu pada Naftalie. Mungkin dia juga memperlakukan Ed seenaknya seperti dulu dia memperlakukan Naftalie. Bukan … bukan kemungkinan, ini bahkan suatu kepastian. Melihat wajah Ed menceritakan sakit hatinya, Jacob merasa seperti ditampar sekarang. Dia memang keterlaluan. Dia kini heran kenapa Ed bisa berbalik dan mengakui ini semua, padahal dengan semua yang dia miliki, dia bisa saja bersama Victoria untuk menghancurkan Jacob sepenuhnya.“Lalu … kenapa kamu mengakui ini semua sekarang?” tanya Jacob dengan sangsi. Pria itu kembali mencurigai Ed hanya berlakon dan ada skema lain lagi di belakang ini.“Karena Isabel.”
“Dokumen apa Ed?” tanya Jacob mengabaikan perawat yang datang dengan wajah khawatir.“Semua dokumen yang tuan terima … itu sudah direkayasa oleh nyonya Victoria.” Jawaban yang diberikan Ed mulai masuk akal di pikiran Jacob.“Dimanipulasi … jadi …” Jacob merasakan dirinya bodoh sekali bisa diperdaya oleh nenek sihir itu.“Maaf … tapi saya harus memastikan, mengenai pembayaran …” perawat yang masuk ke kamar Ed kembali memotong pembicaraan mereka.“Pembayaran apa sih,” tanya Jacob dengan kesal karena perawat itu berani- beraninya menyalahkan pertanyaannya yang penting.“Ada seorang wanita mudah ditemukan di seorang rumah sakit yang diserang seakan mau dirampok, mengaku ada hubungan dengan bapak Ed,” ucap perawat itu segera menjelaskan dengan takut-takut. Hati Ed segera mencelos begitu mendengar kata wanita muda. Pria itu segera menyesal memberikan dokumen penting itu kepada Isabel.Tadi dia pikir hanya dia yang akan diserang, tapi ternyata sampai semua yang berhubungan dengan dirinya ju