Wajahnya terlihat sangat tampan dengan senyuman tipis dan bola mata birunya yang menatap Naftalie dengan hangat. Mengapa ini rasanya seperti mimpi? Tadi katanya dia ada pekerjaan, tapi sekarang pria itu malah menemani Naftalie menatap laut dan menawarkannya naik kapal?Naftalie tersenyum lebar memandang wajah suaminya yang terlihat sangat tampan dalam jas pestanya.“Mau … janji ya kita akan naik kapal!” pekik Naftalie dengan semangat.Jacob tertawa sambil mengelus rambut panjang Istrinya yang indah. Dulu Jacob tak pernah menyukai wanita berambut merah, tapi kali ini pria itu seakan tidak bisa melepaskan tangannya dari rambut lembut milik Naftalie“Bukan asal kapal tapi kita akan naik kapal pesiar,” ujar Jacob entah kenapa jadi ikut bersemangat.Bola mata hijau itu membesar menatapnya dengan berbinar-binar. “Kapal pesiar?” tanya Naftalie sambil membayangkan rupa kapal pesiar yang biasanya dia lihat dari brosur perjalanan. Walau memiliki seorang ayah pengusaha, tapi Naftalie tidak hid
Tadi mereka jalan-jalan romantis, membicarakan kapal pesiar. Kini, Naftalie dalam pelukannya digendong oleh Jacob menuju kabin mereka. Mengapa rasanya semua ini seperti mimpi. Naftali dengan bebas memeluk pundak lebar Jacob saat pria itu membawanya kembali. Oh! betapa romantisnya! Naftalie merasa seperti di dalam film-film romantis.Setiap langkahnya membuat rambut ikal Jacob tersibak, rahangnya karena kesal terkatup, membuat wajahnya terlihat serius dan tampan. Oh Jacob Owen memang sangat tampan. Berada dalam gendongannya membuat Naftalie bisa memuaskan dirinya menatap wajah suaminya. Rahangnya yang kokoh kini mulai dipenuhi jenggot yang agak panjang. Seketika pikiran Naftalie kembali ketika pria itu merengkuh dan menciumnya, semua jenggot halus itu menggesek kulit lehernya dan memberikan sensasi gila-gilaan ke sekujur tubuhnya. Tanpa sadar wanita itu mengangkat tangannya dari pundak suaminya dan menyentuh rahang Jacob dan merasakan tajamnya jenggot pria itu yang baru tumbuh.Pria
Kakinya masih terasa sakit tetapi hati Naftalie yang lebih kaget dengan apa yang baru saja Jacob perbuat.Sama sekali di luar bayangannya melihat Jacob ada di hadapannya ikut membantunya untuk membuka sepatu.Sentuhan suaminya masih terasa di kulitnya. Pipi Naftalie terasa panas. Suaminya memang pria yang sangat seksi, sehingga setiap berdekatan dengan pria itu, Naftalie terus merasa kepanasan.“Huph apa tadi baru saja,” desah wanita itu sambil menunduk untuk melihat kakinya, namun tiba-tiba suaminya datang dengan wajah marah. Naftalie terlonjak saat pria itu membanting pintu sorong yang membagi ruangan kamar mereka dengan ruang makan yang tadinya tergabung jadi satu ruangan tanpa batas. “Dasar wanita gatel!” bentak Jacob dengan suara mendesis.Kemana pria lembut dan hangat tadi? Kini tatapannya seketika menjadi dingin menusuk.Pria itu mendekat dan menarik rok panjang Naftalie dan menutup belahannya yang terbuka. “Sengaja ya kamu begitu liat ada laki baru, langsung aja pamer paha!
Jacob memperhatikan wanita itu makan dengan lahap. Melihat wanita itu makan dengan sendirinya membuat nafsu makan pria itu meningkat. Biasanya Jacob tak banyak makan. Dia makan hanya saat lapar, seperlunya. Tapi semua itu berbeda dengan Naftalie yang tampak sangat menikmati makanannya. Setiap suapan yang masuk ke mulut, wanita itu mulai mengunyah sambil menggoyang-goyangkan badannya. Matanya tertutup dengan senyuman di bibirnya. “Lebai,” dengus Jacob dalam hati tapi entah kenapa pria itu tak bisa melepaskan pandangannya dari wanita cantik itu. Pria itu terus makan sehingga tanpa sadar semua makanan di atas piringnya lenyap disantap.“Kamu masih lapar?” tanya Jacob ketika Naftalie memasukkan suapan terakhirnya. “Enyak … enyak … enyak,” kekeh wanita itu sambil membersihkan bibirnya. Anggur manis itu rasanya lezat sekali. Jacob sudah berhenti menuangkan anggur itu ke gelasnya sehingga dengan berani Naftalie menuang sendiri anggur itu ke gelasnya sampai penuh. Jacob mendengus melihat
“Naftalie Ambrosia, senang berkenalan dengan anda,” ucap wanita itu sambil menyodorkan tangannya ke arah suaminya. Bibirnya tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi Naftalie yang rapi sempurna. Jacob kembali mendesah kesal karena merasa percuma berbicara dengan wanita mabuk. Namun tadi itu benarr-benar pertama kali Jacob merasakan hal itu pada seorang wanita. Bagaimana bisa wanita ini membuat dirinya sampai seperti ini? “Mana tanganmu bodoh, kita kan lagi pura-pura kenalan,” ujar naftalie segera tertawa sambil melambaikan tangannya lagi di hadapan suaminya.“Aku suamimu bodoh,” desah Jacob sambil membuka kancing kemejanya. “Ow … iya ya aku punya suami sekarang. Suami yang galak dan marah-marah terus.” Naftalie menatap serius suaminya.“Beda sekali dengan Jason,” ujar Naftalie sambil mengangguk anggukkan kepalanya. Jantung Jacob seakan berhenti berdetak ketika mendengar nama adik kesayangannya disebut. “Benar juga dia jika dalam keadaan mabuk seperti ini pasti bisa ditanya-tan
Jantung Jacob berdebar dengan sangat kencang. Kali ini bukan karena sesuatu yang berhubungan dengan organ tubuhnya, tapi karena nama Jason disebut. Ketika jawaban Naftalie mulai tak jelas, Jacob tak dapat lagi bertanya tentang Jason, namun kali ini wanita itu benar-benar menangisi kepergian Jason. Semua ini rasanya tidak masuk dalam logika kepala Jacob.Seharusnya, jika memang karena wanita itu berselingkuh, seharusnya dia tak menangisi Jason seperti ini. Jelas kali ini Naftalie tak berakting. Dia benar-benar mabuk dan menangisi kekasih hatinya.Jadi, sebenarnya apa yang terjadi?Wanita itu masih tersedu-sedu di dalam pelukan Jacob. pria itu mengelus dan pikirannya segera tertuju pada adiknya yang sangat dia rindukan itu.Jason Owen adalah anak yang selalu mengganggu Jacob. Anak tampan itu selalu mengikuti Jacob kemana pun Jacob pergi.Awalnya menyebalkan, Jason seakan memiliki kopian anak kecil berumur 9 tahun yang selalu memakai baju kembaran dengan Jacob. Sebagai anak remaja berum
Naftalie terbangun dengan sangat segar. Wanita itu membuka matanya dan seketika tersadar kalau dia masih berada dalam pelukan Jacob. Napas Pria itu terdengar stabil sehingga Naftalie yakin kalau suaminya itu masih tertidur pulas. Seketika itu jantungnya berdebar kencang. Tangan kekar suaminya melingkar di pinggangnya sehingga Naftalie tak bisa bergerak jika tak mau membangunkan suaminya. Walau mereka sudah beberapa kali menyatu, namun Jacob tak pernah menunjukan kehangatan seperti ini pada Naftalie. Berbanding terbalik dengan yang terjadi pada pagi hari ini, ada apa yang terjadi semalam ya? Wanita itu mendesah dan mencoba tidur lagi. Tapi karena merasakan berada dalam pelukan Jacob, Naftalie menjadi gugup dan gelisah.Apalagi setelah beberapa saat Naftalie kembali membuka matanya dan tatapannya tertumpu pada tumpukan bajunya di kursi. Wanita itu seakan mau berteriak saat melihat cangkang berendanya berada di atas baju di kursi. “Astaga … astaga … kenapa bajuku semua di situ?” pekik
Awalnya Jacob tak pernah menyangka saat berada di depan altar gereja menunggu wanita itu datang, akan merasakan semua yang dia rasakan sekarang.Ketika pertemuan mereka kembali saat di rumah sakit, wanita itu terlihat sangat lucu dan buruk rupa, sepertinya Naftali Ambrosia tidak seperti dalam ingatannya. Ketika pertama kali melihat Naftalie berada dalam gandengan tangan Jason.Bahkan saat Jacob memberikan napas buatan untuk Naftalie, wanita itu terlalu kurus sehingga terasa tulangnya begitu ada dalam pelukan Jacob. Hanya saja ciumannya cukup membuat Jacob terpengaruh, sedikit. Hanya sedikit. Jacob tak akan merasakan sesuatu hanya dengan ciuman seperti itu. Tidak, Jacob Owen tak akan merasakan sesuatu hanya karena ciuman konyol itu.Sehingga pria itu tak pernah menyangka kalau bola mata biru miliknya tidak bisa teralihkan begitu pintu gereja terbuka dan wanita itu melangkah masuk diiringi iringan piano. Bagaimana bisa wanita buruk rupa itu bisa tampil secantik ini? Tanpa sadar jantu
Walau semuanya sudah jelas, mereka sudah bebas kembali ke rumah kastilnya, tetapi entah kenapa Jacob lebih senang berada di rumah kecil ini dengan Naftalie. Rumah itu lebih nyaman dan hangat, mungkin karena keberadaan Naftalie yang selalu mengantarnya pergi kerja, atau menyambutnya ketika dia pulang.Tentu saja dia sudah menyuruh Ed untuk membuat paviliun terpisah sendiri untuk Isabel karena kamar yang mereka gunakan sekarang hendak Jacob gunakan sebagai kamar bayinya. Paviliun itu sudah berdiri di bagian belakang rumah dekat kolam renang. Karena, walau kata Jacob rumah itu rumah yang mungil, tetap ada tanah dibelakang untuk paviliun studio, lalu ada taman bunga beserta pergolanya, dan tentu saja kandang kuda. Naftalie sempat mengejeknya tentang kandang kuda itu, tak ada rumah mungil yang memiliki kandang kuda. Tapi, bagi Jacob, rumah yang tak memiliki 16 kamar termasuk kecil. Mereka dapat dikatakan sungguh berbahagia sekarang karena Victoria akhirnya mati kutu karena semua yang di
Sejujurnya grafolog itu sudah mendapatkan hasil pada hari surat itu diserahkan kepadanya. Namun karena itu adalah surat terakhir dari mendiang Jason Owen wanita itu mengulang- ulang pemeriksaannya berkali -kali.Bahkan saat dia sudah mau menyerahkannya kepada asisten dari Jacob Owen, pria itu tetap malah menyuruhnya untuk sekali lagi memeriksa ulang hasilnya agar benar-benar teliti.Kali ini wanita itu duduk dengan gugup sama menunggu dari billionaire itu keluar dari kamar. Karena hasil dari pemeriksaannya sungguh buruk dan bahkan bisa menjadi bukti sebagai pembunuhan berencana. Dengan masih berperban walaupun tipis, asisten dari Jacob Owen menyuruh grafolog itu duduk. Wanita itu terkesiap saat melihat Jacob dan istrinya keluar. Mereka bagaikan model di majalah yang keluar dalam dunia nyata. “Jadi bagaimana hasilnya? Apakah ini asli tulisan Jason?” tanya Jacob sambil duduk di sofa. Pria itu menatap grafolog dengan tatapan tajam sehingga wanita itu merasa sedang diinterogasi.“Oh … “
Naftalie merasa sangat lelah, akhirnya hari- hari selama perang dingin dengan Jacob berakhir. Pria itu kemungkinan akan kembali ke kastilnya, sedangkan Nat sendiri akan kembali tinggal di rumah ini. Selama Ed dan Isabel di rumah sakit, Jacob tidur di kamar Isabel, sedangkan dirinya tidur di kamarnya sendiri. Pria itu kembali ke kebiasaan lamanya. Perlakukan Naftalie bagai mereka hanyalah teman sekamar yang tidak terlalu akrab.Anehnya pria itu tetap keluar saat jam makan malam, dan mereka makan malam dalam keheningan yang menyakitkan hati Naftalie. Bagaimana bisa, mereka yang dulu begitu akrab, kini begitu jauh padahal mereka tidur bersebelahan kamar?Tapi semua itu akan segera berakhir. Karena Ed dan Isabel sudah pulang, Jacob juga akan segera kembali ke rumahnya. Naftalie akan terbebas dari segala perasaannya yang tak menentu.Wanita itu sangat marah, karena lagi- lagi suaminya tak percaya padanya. Naftalie pikir setelah kasus kehamilannya, Jacob akan mempercayai Nat sepenuhnya..
“Jake …” Naftalie memandang wajah suaminya yang mengeras. “Aku … nggak nyangka!” desah pria itu sambil tak mengalihkan pandangannya dari kertas di tangan.“Apa … apa itu?” tanya Naftalie dengan suara bergetar.“Tangkap dia!” ujar Jacob memberikan perintah kepada para detektif. Victoria tersenyum senang karena pada akhirnya Jacob kembali ke dalam genggamannya. Polisi dengan heran mendekati wanita cantik berambut merah itu. Tapi Jacob segera menggeram dengan mengerikan.“Ibuku lah! Dia tetap pembunuh pria tadi!” geram Jacob dengan suara mengerikan.Para detektif itu, walau sedikit kesal karena kena bentakan Jacob, tetap mengerjakan apa yang pria itu perintahkan.Victoria yang merasa tadi di atas awan kini segera terjun bebas karena tangannya tiba-tiba dipegang oleh kepala detektif itu untuk ditahan. Minta itu kembali menggeliat seperti belut mencoba melepaskan diri. “Lepasin nggak!” jerit wanita itu dengan sekuat tenaga. Wanita itu menendang ke segala arah sambil menjerit- jerit sepe
Dengan napas memburu Jacob segera kembali ke rumah sakit di mana Ed dan Isabel dirawat. Namun yang lebih penting istrinya, jangan sampai Naftalie kenapa- kenapa karena perbuatan ibu tirinya itu. Tapi Jacob tak menyesal pergi, karena dia berhasil menemukan bukti di mobil dan kini dia tinggal menyeret wanita tua tak tahu diri itu ke penjara dan memastikan wanita itu tinggal di sana!Langkah kakinya bergaung di lorong rumah sakit dengan masih tetap diikuti para detektif di belakangnya. Begitu pintu lift terbuka tadi, Jacob bisa mendengar jeritan ibu tirinya bergaung di lorong rumah sakit. Seharusnya pihak keamanan sudah menyumpal mulutnya dengan kaus kaki, kalau Jacob ada di situ. Suaranya yang melengking membuat Jacob malu. Bagaimanapun dia tetap pemilik saham dari rumah sakit itu. Pandangan para perawat dan dokter yang segera pura- pura mengalihkan perhatian dari suara Victoria benar- benar memalukan. Tapi mungkin karena Jacob pemilik saham rumah sakit ini juga yang membuat Victoria
Dengan geram pria berwajah tampan itu segera menuju ke tempat di mana ibu tirinya berada. Wanita itu memang benar-benar sudah keterlaluan dia tidak bisa lagi didiamkan. Check up akan memastikan wanita itu masuk ke dalam penjara karena semua perbuatannya ini. Sudah ada beberapa dokumen dan data -data yang dia kumpulkan untuk memastikan wanita itu bisa dipidanakan, tapi yang ini benar -benar akan langsung menyeret wanita itu ke penjara.“Benar ini adalah mobilnya!” ujar salah satu petugas yang mengikuti Jacob setelah mereka sampai ke kastil tua Owen yang ditinggali oleh mama tiri dan papanya saat pria itu masih hidup. Jacob mendengus dengan jijik begitu melihat pergola di taman sudah menghilang. Pergola itu adalah hadiah dari papanya Jacob untuk mama kandung Jacob. Sejak kedatangan ibu tirinya, wanita itu tidak pernah menyukai pergola di taman itu, karena mengingatkan ayahnya Jacob kepada mendiang istrinya. Pada akhirnya Victoria sudah berhasil menghancurkan semua pergola itu dan mem
Hari itu adalah hari pertama kali Isabel keluar dari panti asuhan, beberapa bulan yang lalu pekerjaannya di kafe akhirnya berakhir karena atasannya memutuskan akan mengakhiri kontrak kerja sebelum selesai jangka waktu kontrak Isabel berakhir. Semua karena Isabel menolak ciumannya kemarin. Isabel bersyukur bisa menghindar pria kurus yang sudah beristri itu dari awal memang sudah seringkali menyentuh Isabel di daerah -daerah yang berbahaya. Tapi akibatnya, Isabel kini sudah habis waktunya tinggal di panti asuhan, dan juga tak punya uang untuk menyewa kosan untuk dia tinggali. Untung saja ibu panti asuhan berhasil membujuk seseorang untuk membawa Isabel untuk menjadi pelayan di sebuah rumah orang kaya.Pagi- pagi benar Isabel di bawa ke sebuah bukan rumah melainkan kastil. Dikatakan kalau mereka memang mencari gadis- gadis polos untuk dijadikan pelayan. Sebenarnya agak konyol permintaannya, gadis harus polos, tapi harus sudah berpengalaman. Tapi untungnya Isabel tetap boleh datang, k
Jacob mendengar penjelasan Ed dengan seksama. Ada saat dia rasanya ingin mencekik asistennya itu. Pria itu tak tahu diri, setelah berbagai hal yang Jacob lakukan untuknya, bisa- bisanya Ed melakukan semua hal menjijikkan itu padanya. Seharusnya dia membunuh Ed saat ini juga. Tapi entah kenapa penjelasan yang Ed katakan padanya seakan mengingatkan Jacob akan semua kesalahannya dulu pada Naftalie. Mungkin dia juga memperlakukan Ed seenaknya seperti dulu dia memperlakukan Naftalie. Bukan … bukan kemungkinan, ini bahkan suatu kepastian. Melihat wajah Ed menceritakan sakit hatinya, Jacob merasa seperti ditampar sekarang. Dia memang keterlaluan. Dia kini heran kenapa Ed bisa berbalik dan mengakui ini semua, padahal dengan semua yang dia miliki, dia bisa saja bersama Victoria untuk menghancurkan Jacob sepenuhnya.“Lalu … kenapa kamu mengakui ini semua sekarang?” tanya Jacob dengan sangsi. Pria itu kembali mencurigai Ed hanya berlakon dan ada skema lain lagi di belakang ini.“Karena Isabel.”
“Dokumen apa Ed?” tanya Jacob mengabaikan perawat yang datang dengan wajah khawatir.“Semua dokumen yang tuan terima … itu sudah direkayasa oleh nyonya Victoria.” Jawaban yang diberikan Ed mulai masuk akal di pikiran Jacob.“Dimanipulasi … jadi …” Jacob merasakan dirinya bodoh sekali bisa diperdaya oleh nenek sihir itu.“Maaf … tapi saya harus memastikan, mengenai pembayaran …” perawat yang masuk ke kamar Ed kembali memotong pembicaraan mereka.“Pembayaran apa sih,” tanya Jacob dengan kesal karena perawat itu berani- beraninya menyalahkan pertanyaannya yang penting.“Ada seorang wanita mudah ditemukan di seorang rumah sakit yang diserang seakan mau dirampok, mengaku ada hubungan dengan bapak Ed,” ucap perawat itu segera menjelaskan dengan takut-takut. Hati Ed segera mencelos begitu mendengar kata wanita muda. Pria itu segera menyesal memberikan dokumen penting itu kepada Isabel.Tadi dia pikir hanya dia yang akan diserang, tapi ternyata sampai semua yang berhubungan dengan dirinya ju