Pria itu masih menggandeng tangannya sampai mereka kembali ke depan lobi. Mobil mereka diantarkan oleh sopir valet dan pria itu membukakan pintu untuk Naftalie masuk saat Jacob akhirnya melepaskan gandengan tangannya karena harus menyetir. “Menurutmu … apakah supaya kamu bisa cepat punya anak, kita harus bulan madu?” tanya pria itu tiba-tiba setelah beberapa lama menyetir. Naftalie yang sama sekali tak mengerti bagaimana cara agar punya anak segera menggeleng.“Nggak tau, bisa jadi sih, bukannya semua orang habis nikah bulan madu ya?. Mamaku meninggal saat aku bayi, jadi aku nggak bisa nanya. Lagipula, aku perempuan,” jawab Naftalie sambil mengerutkan keningnya.” “Ya jelas kamu perempuan, aku tak suka lelaki.” Jacob mendengus sebal mendengar jawaban istrinya.Naftalie menoleh dan tertawa kecil.“Iya juga ya.” Jacob mendengus lalu tertawa kecil mendengar tanggapan Naftalie yang konyol.“Tapi, bisa jadi kalau kita rileks bisa jadi anak. Kan bulan madu jadinya santai tuh, jadi pikir
Naftalie tidak pernah berpikir kalau hanya dengan mandi saja bisa menjadi sesuatu yang sangat sensual seperti sekarang Jacob lakukan padanya.Awalnya semuanya biasa saja, Jacob melepaskan setiap helai kain yang menempel di tubuh Naftalie.Tapi sejujurnya, dengan Jacob tak ada hal yang bisa dianggap biasa. Setiap dia berhasil melepas kaitan cangkang Naftalie, pria itu menghadiahkan kecupan di punggung Nat. Jantung Naftalie berdebar kencang saat pria itu mulai menurunkan kain segitiga satin berendanya ke bawah.Jacob menjilat bibirnya saat kain satin itu tergeletak di lantai.Walau sudah beberapa kali menyatu, tapi tetap saja sebenarnya Naftalie merasa malu kalau tubuhnya diperhatikan suaminya. Pria itu menatapnya dengan tatapan panas.“Kamu tahu, kamu seksi sekali Nat,” desah pria itu sambil menarik Naftalie untuk masuk ke dalam bathup.Wajah cantik itu tersipu mendengar ucapan Jacob. Dengan gugup wanita itu mengikuti arahan agar duduk dalam bathtub di depan Jacob.“Santai, sebagai
Jacob menggigit bibirnya sambil menyetir mobil. Pria itu menyadari tatapan keraguan yang ada di wajah Sam dan Nina. “Tak bisa dibiarkan terus kalau begini, nanti bisa-bisa semua yang aku rencanakan gagal.”Pria itu mendesah sambil melirik ke arah Naftalie. Wanita itu sedang sibuk memperhatikan lampu-lampu di bangunan yang mereka lewati. Kepolosan wanita itu membuat Jacob merasa sedang melihat anak kecil memandangi balon.“Kemarin tatapan Victoria juga seperti curiga, jangan sampai nenek lampir tau,” geram Jacob mendesah dalam hatinya. Pria itu melirik istrinya kembali lalu terpikir dengan ucapan Sam tadi. “Menurutmu … apa supaya kamu bisa cepat melahirkan anak, kita harus pergi bulan madu?” Pria itu tiba-tiba punya rencana brilian. Jika wanita itu tak bisa berakting kalau mereka sedang dimabuk cinta, bagaimana jika wanita itu benar-benar jatuh cinta padanya? “Jangan bermain api, Jacob!” desis suara dalam benaknya.Tapi Jacob mengacuhkannya. Dia tak akan mungkin jatuh cinta dengan
Pagi itu Naftalie yang bangun duluan. Atau itu yang pertama dia kira, wanita muda itu memutar tubuhnya dengan perlahan agar tidak membangunkan suaminya hanya untuk kecewa melihat pria itu tidak ada dan menggantikan dirinya dengan bantal.Naftalie segera duduk dan mengerang kesal. Dia benar-benar tak nyaman tidur mengenakan pakaian tidur itu, dan yang menyebalkannya, makhluk yang menyuruhnya mengenakan lingerie kekurangan bahan itu malah menghilang.Tapi seketika itu ingatannya muncul. Jika tidak salah mereka akan bulan madu. Di hari ketiga pernikahan mereka, mereka akhirnya akan pergi bulan madu.Naftalie jadi ingat dulu membayangkan untuk berbulan madu dengan Jason ke gunung, karena pria itu sangat suka situasi yang tenang. Kira- kira kalau Jacob mengajaknya ke mana ya?Sambil mengganti bajunya menjadi kaos dan celana pendek, wanita itu keluar dan mencari suaminnya. Selama tiga hari menikah kemarin, selalu ada wanita yang menunggu Naftalie dan mengurusnya, tapi hari ini wanita pelaya
Naftalie mendesah pelan sambil memandang makanan di hadapannya. Pria itu tak akan datang sarapan. Entah karena lupa entah karena apa, tapi sepertinya Naftalie terlalu membesar-besarkan tentang masalah serius menikah. Lagi pula pria seperti Jacob, buat apa serius menikah dengan dirinya? Seorang Naftalie Ambrosia yang bukan siapa-siapa?Naftalie kembali mendesah sambil melihat banyaknya makanan yang sia-sia ini. Wanita itu berdiri lalu menatap pelayan yang berdiri di dekatnya.“Makanan ini kalau nggak dimakan, diapain?” tanya Naftalie membuat wanita muda itu segera mendekat dengan bingung.“Makanan … maksudnya semua ini? Kami nggak akan makan makanan nyonya. Kami punya makanan sendiri. Nyonya jangan khawatir. Masih banyak di belakang kalau kurang nyonya,” ujar wanita itu sambil menunduk ketakutan.“Aku nggak tanya kamu makan atau nggak, aku cuma mau tau, seperti sekarang kan aku nggak makan nih semuanya, si Jacob juga sepertinya nggak makan, jadi ini sisanya kemana semua?”Bola mata h
Dengan hati yang ringan dan senyum di bibirnya Naftalie duduk di samping Jacob. Pria itu dengan manisnya menggenggam tangan Naftalie di dalam mobil.“Kita mau ke mana?” tanya Naftalie sambil memandang suaminya. Pria itu membalas senyuman Naftalie sehingga membuat Naftalie semakin berani bertanya.“Ih kok malah senyum, aku tanya, kita mau ke mana?” kekeh Naftalie merajuk dan menggoyangkan lengan suaminya.Ed yang bertugas mengawal mereka sampai destinasi segera melirik lewat cermin tengah mobil. Dalam empat hari pernikahan tuannya, dia melihat perbedaan yang sangat jelas sekarang.Awalnya Jacob terlihat sangat jijik dan benci pada Naftalie, sekarang pria itu malah dengan sengaja menggandeng wanita itu dari dalam rumah sampai ke dalam mobil. Ed memperhatikan dengan bingung. Sekarang bagaimana seharusnya dia memperlakukan Naftalie?Jelas-jelas Ed tahu kalau wanita itu hanyalah istri kontrak setahun tuannya tetapi kini kenapa rasanya Jacob memperlakukannya lebih dari seharusnya?Wanita i
Sebenarnya daftar email Jacob masih sangat banyak, karena pernikahan dan segala urusan Naftalie kemarin, Jacob belum benar-benar mengerjakan semua pekerjaannya. Pria itu terus meng-scroll mouse laptopnya lalu mengerang. Halaman yang sudah dia buka dan kerjakan sudah tertimbun email yang lebih baru. Inilah mengapa Jacob benci menunda-nunda pekerjaan. Kalau begini terus Jacob akan menghabiskan seumur hidupnya di depan laptopnya. “Semua ini karena wanita itu!” pikir Jacob segera mencari kambing hitam atas semua masalah ya. Secara reflek pria itu menoleh untuk melihat istri barunya itu. Jacob segera mendengus melihat wanita itu tertidur.“Haish, enak banget dia tidur!” desis Jacob mengambil tisu dan meremasnya untuk meleparkannya ke wajah Naftalie.Tapi walau sudah kena bola tisu, wanita itu tetap tertidur lelap. Akhirnya Jacob malah dengan penasaran memperhatikan wajah Naftalie yang seperti bayi.“Dasar wanita aneh, jelas-jelas dia tahu kalau kami akan bulan madu, tapi bisa-bisanya dia
Wajahnya segera memerah dan bola mata hijaunya yang tadi memandang Jacob, kini hanya berani melirik karena malu. Lagi-lagi Jacob merasa gemas dengan kelakuan wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya itu. Kepolosannya membuat Jacob merasa sedang menghadapi anak kecil.“Aku hanya mendengar, katanya lebih baik pacaran setelah menikah,” ucap wanita itu dengan suara rendah dan sama sekali tidak mau menatap ke arah wajah suaminya. Jacob tersenyum dan semakin senang melihat istrinya mati kutu.“Nah itu aku kurang mengerti konsepnya, aku tak mendengar istilah pacaran sebelum menikah. “Bisa kamu jelaskan, kenapa lebih enak pacaran setelah menikah daripada sebelum menikah?” tanya Jakob pura-pura bodoh. Pria itu sangat senang melihat wanita muda di sampingnya seakan kehabisan napas.Naftalie memutar otaknya. Dia tak tahu darimana dan bagaimana konsep pacaran sebelum menikah, dia hanya gugup begitu Jacob tiba- tiba fokus terhadap dirinya.“Nggak tau ah, aku nggak ngerti gimana jelasinnya sam