Dengan hati yang ringan dan senyum di bibirnya Naftalie duduk di samping Jacob. Pria itu dengan manisnya menggenggam tangan Naftalie di dalam mobil.“Kita mau ke mana?” tanya Naftalie sambil memandang suaminya. Pria itu membalas senyuman Naftalie sehingga membuat Naftalie semakin berani bertanya.“Ih kok malah senyum, aku tanya, kita mau ke mana?” kekeh Naftalie merajuk dan menggoyangkan lengan suaminya.Ed yang bertugas mengawal mereka sampai destinasi segera melirik lewat cermin tengah mobil. Dalam empat hari pernikahan tuannya, dia melihat perbedaan yang sangat jelas sekarang.Awalnya Jacob terlihat sangat jijik dan benci pada Naftalie, sekarang pria itu malah dengan sengaja menggandeng wanita itu dari dalam rumah sampai ke dalam mobil. Ed memperhatikan dengan bingung. Sekarang bagaimana seharusnya dia memperlakukan Naftalie?Jelas-jelas Ed tahu kalau wanita itu hanyalah istri kontrak setahun tuannya tetapi kini kenapa rasanya Jacob memperlakukannya lebih dari seharusnya?Wanita i
Sebenarnya daftar email Jacob masih sangat banyak, karena pernikahan dan segala urusan Naftalie kemarin, Jacob belum benar-benar mengerjakan semua pekerjaannya. Pria itu terus meng-scroll mouse laptopnya lalu mengerang. Halaman yang sudah dia buka dan kerjakan sudah tertimbun email yang lebih baru. Inilah mengapa Jacob benci menunda-nunda pekerjaan. Kalau begini terus Jacob akan menghabiskan seumur hidupnya di depan laptopnya. “Semua ini karena wanita itu!” pikir Jacob segera mencari kambing hitam atas semua masalah ya. Secara reflek pria itu menoleh untuk melihat istri barunya itu. Jacob segera mendengus melihat wanita itu tertidur.“Haish, enak banget dia tidur!” desis Jacob mengambil tisu dan meremasnya untuk meleparkannya ke wajah Naftalie.Tapi walau sudah kena bola tisu, wanita itu tetap tertidur lelap. Akhirnya Jacob malah dengan penasaran memperhatikan wajah Naftalie yang seperti bayi.“Dasar wanita aneh, jelas-jelas dia tahu kalau kami akan bulan madu, tapi bisa-bisanya dia
Wajahnya segera memerah dan bola mata hijaunya yang tadi memandang Jacob, kini hanya berani melirik karena malu. Lagi-lagi Jacob merasa gemas dengan kelakuan wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya itu. Kepolosannya membuat Jacob merasa sedang menghadapi anak kecil.“Aku hanya mendengar, katanya lebih baik pacaran setelah menikah,” ucap wanita itu dengan suara rendah dan sama sekali tidak mau menatap ke arah wajah suaminya. Jacob tersenyum dan semakin senang melihat istrinya mati kutu.“Nah itu aku kurang mengerti konsepnya, aku tak mendengar istilah pacaran sebelum menikah. “Bisa kamu jelaskan, kenapa lebih enak pacaran setelah menikah daripada sebelum menikah?” tanya Jakob pura-pura bodoh. Pria itu sangat senang melihat wanita muda di sampingnya seakan kehabisan napas.Naftalie memutar otaknya. Dia tak tahu darimana dan bagaimana konsep pacaran sebelum menikah, dia hanya gugup begitu Jacob tiba- tiba fokus terhadap dirinya.“Nggak tau ah, aku nggak ngerti gimana jelasinnya sam
Tak lama setelah itu, Jacob melepaskan pegangan tangannya. Pria itu mengecup punggung tangan Naftalie lalu tersenyum. Namun suasana di antara mereka sudah berbeda, Naftalie merasa mereka lebih dekat dengan suaminya sehingga walaupun Jacob kembali bekerja, dengan berani wanita itu meletakkan kepalanya di pundak suaminya. Rasanya begitu nyaman seakan Naftalie mendapatkan sandaran baru dalam hidupnya.Namun kenyamanan itu tak bertahan lama karena sebentar lagi mereka harus siap-siap turun dari pesawat karena sudah sampai.Walaupun seharusnya Naftalie tidak merasa heran, tapi nyatanya wanita itu tetap bingung ketika begitu dia sampai ternyata mereka sampai di sebuah pulau yang sangat indah yang ternyata adalah milik Jacob juga.Pulau itu tidak terlalu besar sehingga satu pulau itu hanya berisi resort milik Jacob saja. Semua itu Naftalie diketahui karena begitu turun dari pesawat, pria itu segera melakukan pemeriksaan terhadap resor mewahnya itu. Pria itu seakan lupa ada Naftalie yang m
Walau sebenarnya seharusnya Jacob kembali ke kantor resor untuk membereskan semua kekacauan yang terjadi di resor itu, tapi nyatanya pria itu malah ikut duduk di atas tempat tidur memperhatikan Naftalie yang sedang sibuk membongkar baju-baju yang telah disiapkan oleh Ed.Wanita itu bersikeras untuk segera mengganti bajunya dengan baju renang. Tetapi, setiap baju renang yang dia mau kenakan selalu mendapat protes kencang dari Jacob. Naftalie mendengus sambil menarik sebuah baju renang dua potong yang atasnya berbentuk tali-tali sedangkan bawahnya berbentuk celana pendek ketat, bukan segitiga seperti yang tadi diprotes oleh Jacob. Entah sudah berapa pasang baju renang yang semuanya ditolak oleh Jacob.“Ini atasnya kenapa tali-tali, yang beneran ketutup dong, kamu ngga takut kulit kamu terbakar?” ujar Jacob sambil menarik baju renang itu dan melemparnya ke lantai menyusul berbagai baju renang yang sudah Naftalie tunjukkan tadi.“Aku juga nggak tahu, ini semua kan yang siapin si Ed,”
Akhirnya wanita itu segera masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti baju. Jacob yang sedang berpura-pura membaca emailnya segera menghela napas panjang sambil mengacak rambutnya sendiri.Dia merasa marah, menyesal dan pastinya masih sangat berhasrat pada istrinya. Itu yang membuat Jacob menghentikan segalanya tadi.Begitu Naftalie mulai menempelkan dirinya pada Jacob, pria sudah tak bisa berpikir jelas. Pikirannya menjadi keruh dan hanya tertuju pada wanita itu. Padahal, seharusnya dia yang memgambil kontrol. Jacob yang harus bisa mengendalikan semua, bukan Naftalie, bagaimana bisa dia jadi terpengaruh wanita itu, bagaimana bisa dia membalas dendam Jason kalau sekali bisikan dari Naftalie dia langsung luluh?Namun pria itu segera kembali berpura-pura mengetik saat wanita itu keluar dari kamar mandi. Wajahnya yang cantik mengkerut karena harus mengenakan kaos hitam kebesaran karena merupakan milik Jacob, dan celana panjang olah raga. Namun, menurut Jacob, dengan hanya mengenakan pa
Karena kesal dengan kelakuan suaminya yang tiba-tiba sok sibuk dengan pekerjaannya lagi, Naftalie segera keluar dari kamar mereka.Sebenarnya jauh dari lubuk hatinya, Naftalie menunggu suaminya mengejar dari belakang. Bahkan sebenarnya wanita itu sengaja melambat-lambatkan jalannya sehingga jika Jacob mengejarnya, dia tidak terlalu jauh dari kamar resort mereka.Namun setelah dia berjalan beberapa lama sepertinya memang suaminya tidak menyusulnya dengan kesal Natali perjalanan menuju pantai. Pasir terasa hangat walaupun hari sudah mulai ke sore. Warna langit kemerahan dengan semburat ungu sehingga terlihat sangat cantik. Naftalie mendesah ketika melihatnya. Langitnya sangat cantik tetapi dia tidak punya teman untuk membicarakannya.Sambil terus berjalan dia menikmati suasana pantai yang sangat dia rindukan. Naftalie sangat suka pantai. Suara debur ombak dan aroma asin akhirnya membuat sedikit kekesalan Naftalie menghilang.“Cih … untung pantai ini cukup indah sehingga aku bisa melupa
Tangan Naftalie terasa sakit, begitu pula kakinya karena Jacob masih juga menariknya dengan kasar. Napasnya terasa sesak dan akhirnya dia tersandung kakinya sendiri dan hampir jatuh jika tidak dipeluk oleh suaminya.Jacob mendekapnya dengan erat. Kehangatan tubuh Jacob segera membuat tubuh Naftalie yang dingin, menghangat karena terkena angin laut sore. Sambil saling bertatapan dengan napas terengah-engah, mereka ternyata sudah berada di depan kabin resor mereka. “Kamu … !” Pria itu menatap istrinya dengan penuh emosi.“Main piano … aku hanya main piano,” ujar Naftalie juga terengah-engah segera membela diri. Jacob segera melepaskan pelukannya. Wanita itu terhuyung ketika kehilangan kehangatannya. “Yang aku lihat bukan itu,” desis Jacob sambil berusaha menstabilkan napasnya lagi yang masih tersengal-sengal. Dia merapikan rambutnya yang berantakan karena separuh berlari tadi.Naftalie menatap suaminya dengan bingung. Wanita itu tadi memang benar-benar hanya bermain piano. “Tadi buka