Tak lama setelah itu, Jacob melepaskan pegangan tangannya. Pria itu mengecup punggung tangan Naftalie lalu tersenyum. Namun suasana di antara mereka sudah berbeda, Naftalie merasa mereka lebih dekat dengan suaminya sehingga walaupun Jacob kembali bekerja, dengan berani wanita itu meletakkan kepalanya di pundak suaminya. Rasanya begitu nyaman seakan Naftalie mendapatkan sandaran baru dalam hidupnya.Namun kenyamanan itu tak bertahan lama karena sebentar lagi mereka harus siap-siap turun dari pesawat karena sudah sampai.Walaupun seharusnya Naftalie tidak merasa heran, tapi nyatanya wanita itu tetap bingung ketika begitu dia sampai ternyata mereka sampai di sebuah pulau yang sangat indah yang ternyata adalah milik Jacob juga.Pulau itu tidak terlalu besar sehingga satu pulau itu hanya berisi resort milik Jacob saja. Semua itu Naftalie diketahui karena begitu turun dari pesawat, pria itu segera melakukan pemeriksaan terhadap resor mewahnya itu. Pria itu seakan lupa ada Naftalie yang m
Walau sebenarnya seharusnya Jacob kembali ke kantor resor untuk membereskan semua kekacauan yang terjadi di resor itu, tapi nyatanya pria itu malah ikut duduk di atas tempat tidur memperhatikan Naftalie yang sedang sibuk membongkar baju-baju yang telah disiapkan oleh Ed.Wanita itu bersikeras untuk segera mengganti bajunya dengan baju renang. Tetapi, setiap baju renang yang dia mau kenakan selalu mendapat protes kencang dari Jacob. Naftalie mendengus sambil menarik sebuah baju renang dua potong yang atasnya berbentuk tali-tali sedangkan bawahnya berbentuk celana pendek ketat, bukan segitiga seperti yang tadi diprotes oleh Jacob. Entah sudah berapa pasang baju renang yang semuanya ditolak oleh Jacob.“Ini atasnya kenapa tali-tali, yang beneran ketutup dong, kamu ngga takut kulit kamu terbakar?” ujar Jacob sambil menarik baju renang itu dan melemparnya ke lantai menyusul berbagai baju renang yang sudah Naftalie tunjukkan tadi.“Aku juga nggak tahu, ini semua kan yang siapin si Ed,”
Akhirnya wanita itu segera masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti baju. Jacob yang sedang berpura-pura membaca emailnya segera menghela napas panjang sambil mengacak rambutnya sendiri.Dia merasa marah, menyesal dan pastinya masih sangat berhasrat pada istrinya. Itu yang membuat Jacob menghentikan segalanya tadi.Begitu Naftalie mulai menempelkan dirinya pada Jacob, pria sudah tak bisa berpikir jelas. Pikirannya menjadi keruh dan hanya tertuju pada wanita itu. Padahal, seharusnya dia yang memgambil kontrol. Jacob yang harus bisa mengendalikan semua, bukan Naftalie, bagaimana bisa dia jadi terpengaruh wanita itu, bagaimana bisa dia membalas dendam Jason kalau sekali bisikan dari Naftalie dia langsung luluh?Namun pria itu segera kembali berpura-pura mengetik saat wanita itu keluar dari kamar mandi. Wajahnya yang cantik mengkerut karena harus mengenakan kaos hitam kebesaran karena merupakan milik Jacob, dan celana panjang olah raga. Namun, menurut Jacob, dengan hanya mengenakan pa
Karena kesal dengan kelakuan suaminya yang tiba-tiba sok sibuk dengan pekerjaannya lagi, Naftalie segera keluar dari kamar mereka.Sebenarnya jauh dari lubuk hatinya, Naftalie menunggu suaminya mengejar dari belakang. Bahkan sebenarnya wanita itu sengaja melambat-lambatkan jalannya sehingga jika Jacob mengejarnya, dia tidak terlalu jauh dari kamar resort mereka.Namun setelah dia berjalan beberapa lama sepertinya memang suaminya tidak menyusulnya dengan kesal Natali perjalanan menuju pantai. Pasir terasa hangat walaupun hari sudah mulai ke sore. Warna langit kemerahan dengan semburat ungu sehingga terlihat sangat cantik. Naftalie mendesah ketika melihatnya. Langitnya sangat cantik tetapi dia tidak punya teman untuk membicarakannya.Sambil terus berjalan dia menikmati suasana pantai yang sangat dia rindukan. Naftalie sangat suka pantai. Suara debur ombak dan aroma asin akhirnya membuat sedikit kekesalan Naftalie menghilang.“Cih … untung pantai ini cukup indah sehingga aku bisa melupa
Tangan Naftalie terasa sakit, begitu pula kakinya karena Jacob masih juga menariknya dengan kasar. Napasnya terasa sesak dan akhirnya dia tersandung kakinya sendiri dan hampir jatuh jika tidak dipeluk oleh suaminya.Jacob mendekapnya dengan erat. Kehangatan tubuh Jacob segera membuat tubuh Naftalie yang dingin, menghangat karena terkena angin laut sore. Sambil saling bertatapan dengan napas terengah-engah, mereka ternyata sudah berada di depan kabin resor mereka. “Kamu … !” Pria itu menatap istrinya dengan penuh emosi.“Main piano … aku hanya main piano,” ujar Naftalie juga terengah-engah segera membela diri. Jacob segera melepaskan pelukannya. Wanita itu terhuyung ketika kehilangan kehangatannya. “Yang aku lihat bukan itu,” desis Jacob sambil berusaha menstabilkan napasnya lagi yang masih tersengal-sengal. Dia merapikan rambutnya yang berantakan karena separuh berlari tadi.Naftalie menatap suaminya dengan bingung. Wanita itu tadi memang benar-benar hanya bermain piano. “Tadi buka
Awalnya Jacob berjalan menuju pantai hanya karena beralasan untuk memeriksa kondisi pantai. Tapi sejujurnya dalam hatinya yang paling dalam, dia tahu kalau dia berjalan cepat sama sekali tak memperhatikan kondisi pantai. Jacob hanya bertujuan satu, lalu mencari wanita berambut merah yang sudah membuatnya gila itu. Jacob juga tahu seharusnya dia tidak malah marah-marah begitu melihat istrinya di panggung bersama pria lain. Saat itu juga Jacob sangat menyesal karena sudah lepas kendali. Marah kepada istrinya boleh saja tetapi tidak usah teriak-teriak seperti tadi. Yang tadi itu sungguh memalukan, entah apa yang dipikirkan oleh Naftalie nanti.Jangan sampai wanita itu berpikir dia cemburu! “Ih amit-amit cemburu dengan istri kontrak, Aku, Jacob Owen tidak akan pernah cemburu kepada Naftalie.” desis Jacob saat menarik tangan naftalie masuk ke rumah. Tapi begitu wanita itu masuk ke kamar mandi, entah kenapa kakinya ikut masuk ke kamar mandi. Jacob bahkan ikut terkejut saat Naftalie m
Naftalie menoleh karena terkejut tapi akhirnya membiarkan pria itu mengusapkan sabut di punggungnya. Jemarinya terasa kasar di punggung Naftalie, namun sangat karena perlahan, rasanya begitu nyaman sampai wanita itu menutup matanya.Karena merasa tak ada perlawanan dari Naftalie, gairah Jacob semakin menjadi-jadi. Pria itu segera leluasa bergerak dan merasakan tubuh licin mulus milik istrinya. Awalnya hanya memberi sabun, tapi tangannya tiba-tiba memiliki tujuan lain.Napas Jacob menjadi berat dan tiba-tiba tangannya tergelincir ke depan ke bagian yang kenyal milik istrinya. “Ugh …” Sekujur tubuh Naftalie semakin meremang. Sentuhan Jacob membuat tubuhnya seakan terbang. Geli, namun nikmat sehingga tanpa sadar wanita mulai bersandar pada Jacob.Pria itu menyabuni kedua gumpalan kenyal itu dengan sesuka hatinya, membuat getaran- getaran listrik menggelitik tubuh Naftalie. Wanita itu mulai mendesah sambil menggigit bibir bawahnya.“Jake …” desahnya memohon ketika pria itu mulai menurunk
Seluruh tubuh Naftalie terasa panas membara. Tiap kecupan suaminya membuat dia semakin dekat kepada angkasa. Tubuhnya terasa ringan dan terbang di bawah dengan semua belaian lembut dari Jacob.Apakah karena mereka memang pengantin baru sehingga sedikit-sedikit mereka kembali ke tempat tidur?Apakah ini rencana dari Jacob untuk segera membuatnya hamil?Naftalie tidak dapat berpikir lagi dengan jernih. Yang pasti sekarang seluruh tubuhnya memanggil Jacob. Dia menginginkan pria itu berada di dalam dirinya sama seperti pria itu menginginkan dirinya.Wanita itu mengerang keras saat merasakan pria itu mulai memasuki dirinya. Mereka saling pandang, ada sesuatu yang berbeda dengan cara pandang pria itu. Pandangan yang membuat Naftalie yakin kalau kalau pria itu serius, pandangan yang membuat Naftalie yakin dia adalah istri dari Jacob. Jacob ikut mendesah saat memasuki Naftalie. Walau sudah sangat siap, karena wanita itu masih perawan jadi rasanya sungguh berbeda dengan para wanita murahan
Walau semuanya sudah jelas, mereka sudah bebas kembali ke rumah kastilnya, tetapi entah kenapa Jacob lebih senang berada di rumah kecil ini dengan Naftalie. Rumah itu lebih nyaman dan hangat, mungkin karena keberadaan Naftalie yang selalu mengantarnya pergi kerja, atau menyambutnya ketika dia pulang.Tentu saja dia sudah menyuruh Ed untuk membuat paviliun terpisah sendiri untuk Isabel karena kamar yang mereka gunakan sekarang hendak Jacob gunakan sebagai kamar bayinya. Paviliun itu sudah berdiri di bagian belakang rumah dekat kolam renang. Karena, walau kata Jacob rumah itu rumah yang mungil, tetap ada tanah dibelakang untuk paviliun studio, lalu ada taman bunga beserta pergolanya, dan tentu saja kandang kuda. Naftalie sempat mengejeknya tentang kandang kuda itu, tak ada rumah mungil yang memiliki kandang kuda. Tapi, bagi Jacob, rumah yang tak memiliki 16 kamar termasuk kecil. Mereka dapat dikatakan sungguh berbahagia sekarang karena Victoria akhirnya mati kutu karena semua yang di
Sejujurnya grafolog itu sudah mendapatkan hasil pada hari surat itu diserahkan kepadanya. Namun karena itu adalah surat terakhir dari mendiang Jason Owen wanita itu mengulang- ulang pemeriksaannya berkali -kali.Bahkan saat dia sudah mau menyerahkannya kepada asisten dari Jacob Owen, pria itu tetap malah menyuruhnya untuk sekali lagi memeriksa ulang hasilnya agar benar-benar teliti.Kali ini wanita itu duduk dengan gugup sama menunggu dari billionaire itu keluar dari kamar. Karena hasil dari pemeriksaannya sungguh buruk dan bahkan bisa menjadi bukti sebagai pembunuhan berencana. Dengan masih berperban walaupun tipis, asisten dari Jacob Owen menyuruh grafolog itu duduk. Wanita itu terkesiap saat melihat Jacob dan istrinya keluar. Mereka bagaikan model di majalah yang keluar dalam dunia nyata. “Jadi bagaimana hasilnya? Apakah ini asli tulisan Jason?” tanya Jacob sambil duduk di sofa. Pria itu menatap grafolog dengan tatapan tajam sehingga wanita itu merasa sedang diinterogasi.“Oh … “
Naftalie merasa sangat lelah, akhirnya hari- hari selama perang dingin dengan Jacob berakhir. Pria itu kemungkinan akan kembali ke kastilnya, sedangkan Nat sendiri akan kembali tinggal di rumah ini. Selama Ed dan Isabel di rumah sakit, Jacob tidur di kamar Isabel, sedangkan dirinya tidur di kamarnya sendiri. Pria itu kembali ke kebiasaan lamanya. Perlakukan Naftalie bagai mereka hanyalah teman sekamar yang tidak terlalu akrab.Anehnya pria itu tetap keluar saat jam makan malam, dan mereka makan malam dalam keheningan yang menyakitkan hati Naftalie. Bagaimana bisa, mereka yang dulu begitu akrab, kini begitu jauh padahal mereka tidur bersebelahan kamar?Tapi semua itu akan segera berakhir. Karena Ed dan Isabel sudah pulang, Jacob juga akan segera kembali ke rumahnya. Naftalie akan terbebas dari segala perasaannya yang tak menentu.Wanita itu sangat marah, karena lagi- lagi suaminya tak percaya padanya. Naftalie pikir setelah kasus kehamilannya, Jacob akan mempercayai Nat sepenuhnya..
“Jake …” Naftalie memandang wajah suaminya yang mengeras. “Aku … nggak nyangka!” desah pria itu sambil tak mengalihkan pandangannya dari kertas di tangan.“Apa … apa itu?” tanya Naftalie dengan suara bergetar.“Tangkap dia!” ujar Jacob memberikan perintah kepada para detektif. Victoria tersenyum senang karena pada akhirnya Jacob kembali ke dalam genggamannya. Polisi dengan heran mendekati wanita cantik berambut merah itu. Tapi Jacob segera menggeram dengan mengerikan.“Ibuku lah! Dia tetap pembunuh pria tadi!” geram Jacob dengan suara mengerikan.Para detektif itu, walau sedikit kesal karena kena bentakan Jacob, tetap mengerjakan apa yang pria itu perintahkan.Victoria yang merasa tadi di atas awan kini segera terjun bebas karena tangannya tiba-tiba dipegang oleh kepala detektif itu untuk ditahan. Minta itu kembali menggeliat seperti belut mencoba melepaskan diri. “Lepasin nggak!” jerit wanita itu dengan sekuat tenaga. Wanita itu menendang ke segala arah sambil menjerit- jerit sepe
Dengan napas memburu Jacob segera kembali ke rumah sakit di mana Ed dan Isabel dirawat. Namun yang lebih penting istrinya, jangan sampai Naftalie kenapa- kenapa karena perbuatan ibu tirinya itu. Tapi Jacob tak menyesal pergi, karena dia berhasil menemukan bukti di mobil dan kini dia tinggal menyeret wanita tua tak tahu diri itu ke penjara dan memastikan wanita itu tinggal di sana!Langkah kakinya bergaung di lorong rumah sakit dengan masih tetap diikuti para detektif di belakangnya. Begitu pintu lift terbuka tadi, Jacob bisa mendengar jeritan ibu tirinya bergaung di lorong rumah sakit. Seharusnya pihak keamanan sudah menyumpal mulutnya dengan kaus kaki, kalau Jacob ada di situ. Suaranya yang melengking membuat Jacob malu. Bagaimanapun dia tetap pemilik saham dari rumah sakit itu. Pandangan para perawat dan dokter yang segera pura- pura mengalihkan perhatian dari suara Victoria benar- benar memalukan. Tapi mungkin karena Jacob pemilik saham rumah sakit ini juga yang membuat Victoria
Dengan geram pria berwajah tampan itu segera menuju ke tempat di mana ibu tirinya berada. Wanita itu memang benar-benar sudah keterlaluan dia tidak bisa lagi didiamkan. Check up akan memastikan wanita itu masuk ke dalam penjara karena semua perbuatannya ini. Sudah ada beberapa dokumen dan data -data yang dia kumpulkan untuk memastikan wanita itu bisa dipidanakan, tapi yang ini benar -benar akan langsung menyeret wanita itu ke penjara.“Benar ini adalah mobilnya!” ujar salah satu petugas yang mengikuti Jacob setelah mereka sampai ke kastil tua Owen yang ditinggali oleh mama tiri dan papanya saat pria itu masih hidup. Jacob mendengus dengan jijik begitu melihat pergola di taman sudah menghilang. Pergola itu adalah hadiah dari papanya Jacob untuk mama kandung Jacob. Sejak kedatangan ibu tirinya, wanita itu tidak pernah menyukai pergola di taman itu, karena mengingatkan ayahnya Jacob kepada mendiang istrinya. Pada akhirnya Victoria sudah berhasil menghancurkan semua pergola itu dan mem
Hari itu adalah hari pertama kali Isabel keluar dari panti asuhan, beberapa bulan yang lalu pekerjaannya di kafe akhirnya berakhir karena atasannya memutuskan akan mengakhiri kontrak kerja sebelum selesai jangka waktu kontrak Isabel berakhir. Semua karena Isabel menolak ciumannya kemarin. Isabel bersyukur bisa menghindar pria kurus yang sudah beristri itu dari awal memang sudah seringkali menyentuh Isabel di daerah -daerah yang berbahaya. Tapi akibatnya, Isabel kini sudah habis waktunya tinggal di panti asuhan, dan juga tak punya uang untuk menyewa kosan untuk dia tinggali. Untung saja ibu panti asuhan berhasil membujuk seseorang untuk membawa Isabel untuk menjadi pelayan di sebuah rumah orang kaya.Pagi- pagi benar Isabel di bawa ke sebuah bukan rumah melainkan kastil. Dikatakan kalau mereka memang mencari gadis- gadis polos untuk dijadikan pelayan. Sebenarnya agak konyol permintaannya, gadis harus polos, tapi harus sudah berpengalaman. Tapi untungnya Isabel tetap boleh datang, k
Jacob mendengar penjelasan Ed dengan seksama. Ada saat dia rasanya ingin mencekik asistennya itu. Pria itu tak tahu diri, setelah berbagai hal yang Jacob lakukan untuknya, bisa- bisanya Ed melakukan semua hal menjijikkan itu padanya. Seharusnya dia membunuh Ed saat ini juga. Tapi entah kenapa penjelasan yang Ed katakan padanya seakan mengingatkan Jacob akan semua kesalahannya dulu pada Naftalie. Mungkin dia juga memperlakukan Ed seenaknya seperti dulu dia memperlakukan Naftalie. Bukan … bukan kemungkinan, ini bahkan suatu kepastian. Melihat wajah Ed menceritakan sakit hatinya, Jacob merasa seperti ditampar sekarang. Dia memang keterlaluan. Dia kini heran kenapa Ed bisa berbalik dan mengakui ini semua, padahal dengan semua yang dia miliki, dia bisa saja bersama Victoria untuk menghancurkan Jacob sepenuhnya.“Lalu … kenapa kamu mengakui ini semua sekarang?” tanya Jacob dengan sangsi. Pria itu kembali mencurigai Ed hanya berlakon dan ada skema lain lagi di belakang ini.“Karena Isabel.”
“Dokumen apa Ed?” tanya Jacob mengabaikan perawat yang datang dengan wajah khawatir.“Semua dokumen yang tuan terima … itu sudah direkayasa oleh nyonya Victoria.” Jawaban yang diberikan Ed mulai masuk akal di pikiran Jacob.“Dimanipulasi … jadi …” Jacob merasakan dirinya bodoh sekali bisa diperdaya oleh nenek sihir itu.“Maaf … tapi saya harus memastikan, mengenai pembayaran …” perawat yang masuk ke kamar Ed kembali memotong pembicaraan mereka.“Pembayaran apa sih,” tanya Jacob dengan kesal karena perawat itu berani- beraninya menyalahkan pertanyaannya yang penting.“Ada seorang wanita mudah ditemukan di seorang rumah sakit yang diserang seakan mau dirampok, mengaku ada hubungan dengan bapak Ed,” ucap perawat itu segera menjelaskan dengan takut-takut. Hati Ed segera mencelos begitu mendengar kata wanita muda. Pria itu segera menyesal memberikan dokumen penting itu kepada Isabel.Tadi dia pikir hanya dia yang akan diserang, tapi ternyata sampai semua yang berhubungan dengan dirinya ju