Pagi itu Naftalie yang bangun duluan. Atau itu yang pertama dia kira, wanita muda itu memutar tubuhnya dengan perlahan agar tidak membangunkan suaminya hanya untuk kecewa melihat pria itu tidak ada dan menggantikan dirinya dengan bantal.Naftalie segera duduk dan mengerang kesal. Dia benar-benar tak nyaman tidur mengenakan pakaian tidur itu, dan yang menyebalkannya, makhluk yang menyuruhnya mengenakan lingerie kekurangan bahan itu malah menghilang.Tapi seketika itu ingatannya muncul. Jika tidak salah mereka akan bulan madu. Di hari ketiga pernikahan mereka, mereka akhirnya akan pergi bulan madu.Naftalie jadi ingat dulu membayangkan untuk berbulan madu dengan Jason ke gunung, karena pria itu sangat suka situasi yang tenang. Kira- kira kalau Jacob mengajaknya ke mana ya?Sambil mengganti bajunya menjadi kaos dan celana pendek, wanita itu keluar dan mencari suaminnya. Selama tiga hari menikah kemarin, selalu ada wanita yang menunggu Naftalie dan mengurusnya, tapi hari ini wanita pelaya
Naftalie mendesah pelan sambil memandang makanan di hadapannya. Pria itu tak akan datang sarapan. Entah karena lupa entah karena apa, tapi sepertinya Naftalie terlalu membesar-besarkan tentang masalah serius menikah. Lagi pula pria seperti Jacob, buat apa serius menikah dengan dirinya? Seorang Naftalie Ambrosia yang bukan siapa-siapa?Naftalie kembali mendesah sambil melihat banyaknya makanan yang sia-sia ini. Wanita itu berdiri lalu menatap pelayan yang berdiri di dekatnya.“Makanan ini kalau nggak dimakan, diapain?” tanya Naftalie membuat wanita muda itu segera mendekat dengan bingung.“Makanan … maksudnya semua ini? Kami nggak akan makan makanan nyonya. Kami punya makanan sendiri. Nyonya jangan khawatir. Masih banyak di belakang kalau kurang nyonya,” ujar wanita itu sambil menunduk ketakutan.“Aku nggak tanya kamu makan atau nggak, aku cuma mau tau, seperti sekarang kan aku nggak makan nih semuanya, si Jacob juga sepertinya nggak makan, jadi ini sisanya kemana semua?”Bola mata h
Dengan hati yang ringan dan senyum di bibirnya Naftalie duduk di samping Jacob. Pria itu dengan manisnya menggenggam tangan Naftalie di dalam mobil.“Kita mau ke mana?” tanya Naftalie sambil memandang suaminya. Pria itu membalas senyuman Naftalie sehingga membuat Naftalie semakin berani bertanya.“Ih kok malah senyum, aku tanya, kita mau ke mana?” kekeh Naftalie merajuk dan menggoyangkan lengan suaminya.Ed yang bertugas mengawal mereka sampai destinasi segera melirik lewat cermin tengah mobil. Dalam empat hari pernikahan tuannya, dia melihat perbedaan yang sangat jelas sekarang.Awalnya Jacob terlihat sangat jijik dan benci pada Naftalie, sekarang pria itu malah dengan sengaja menggandeng wanita itu dari dalam rumah sampai ke dalam mobil. Ed memperhatikan dengan bingung. Sekarang bagaimana seharusnya dia memperlakukan Naftalie?Jelas-jelas Ed tahu kalau wanita itu hanyalah istri kontrak setahun tuannya tetapi kini kenapa rasanya Jacob memperlakukannya lebih dari seharusnya?Wanita i
Sebenarnya daftar email Jacob masih sangat banyak, karena pernikahan dan segala urusan Naftalie kemarin, Jacob belum benar-benar mengerjakan semua pekerjaannya. Pria itu terus meng-scroll mouse laptopnya lalu mengerang. Halaman yang sudah dia buka dan kerjakan sudah tertimbun email yang lebih baru. Inilah mengapa Jacob benci menunda-nunda pekerjaan. Kalau begini terus Jacob akan menghabiskan seumur hidupnya di depan laptopnya. “Semua ini karena wanita itu!” pikir Jacob segera mencari kambing hitam atas semua masalah ya. Secara reflek pria itu menoleh untuk melihat istri barunya itu. Jacob segera mendengus melihat wanita itu tertidur.“Haish, enak banget dia tidur!” desis Jacob mengambil tisu dan meremasnya untuk meleparkannya ke wajah Naftalie.Tapi walau sudah kena bola tisu, wanita itu tetap tertidur lelap. Akhirnya Jacob malah dengan penasaran memperhatikan wajah Naftalie yang seperti bayi.“Dasar wanita aneh, jelas-jelas dia tahu kalau kami akan bulan madu, tapi bisa-bisanya dia
Wajahnya segera memerah dan bola mata hijaunya yang tadi memandang Jacob, kini hanya berani melirik karena malu. Lagi-lagi Jacob merasa gemas dengan kelakuan wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya itu. Kepolosannya membuat Jacob merasa sedang menghadapi anak kecil.“Aku hanya mendengar, katanya lebih baik pacaran setelah menikah,” ucap wanita itu dengan suara rendah dan sama sekali tidak mau menatap ke arah wajah suaminya. Jacob tersenyum dan semakin senang melihat istrinya mati kutu.“Nah itu aku kurang mengerti konsepnya, aku tak mendengar istilah pacaran sebelum menikah. “Bisa kamu jelaskan, kenapa lebih enak pacaran setelah menikah daripada sebelum menikah?” tanya Jakob pura-pura bodoh. Pria itu sangat senang melihat wanita muda di sampingnya seakan kehabisan napas.Naftalie memutar otaknya. Dia tak tahu darimana dan bagaimana konsep pacaran sebelum menikah, dia hanya gugup begitu Jacob tiba- tiba fokus terhadap dirinya.“Nggak tau ah, aku nggak ngerti gimana jelasinnya sam
Tak lama setelah itu, Jacob melepaskan pegangan tangannya. Pria itu mengecup punggung tangan Naftalie lalu tersenyum. Namun suasana di antara mereka sudah berbeda, Naftalie merasa mereka lebih dekat dengan suaminya sehingga walaupun Jacob kembali bekerja, dengan berani wanita itu meletakkan kepalanya di pundak suaminya. Rasanya begitu nyaman seakan Naftalie mendapatkan sandaran baru dalam hidupnya.Namun kenyamanan itu tak bertahan lama karena sebentar lagi mereka harus siap-siap turun dari pesawat karena sudah sampai.Walaupun seharusnya Naftalie tidak merasa heran, tapi nyatanya wanita itu tetap bingung ketika begitu dia sampai ternyata mereka sampai di sebuah pulau yang sangat indah yang ternyata adalah milik Jacob juga.Pulau itu tidak terlalu besar sehingga satu pulau itu hanya berisi resort milik Jacob saja. Semua itu Naftalie diketahui karena begitu turun dari pesawat, pria itu segera melakukan pemeriksaan terhadap resor mewahnya itu. Pria itu seakan lupa ada Naftalie yang m
Walau sebenarnya seharusnya Jacob kembali ke kantor resor untuk membereskan semua kekacauan yang terjadi di resor itu, tapi nyatanya pria itu malah ikut duduk di atas tempat tidur memperhatikan Naftalie yang sedang sibuk membongkar baju-baju yang telah disiapkan oleh Ed.Wanita itu bersikeras untuk segera mengganti bajunya dengan baju renang. Tetapi, setiap baju renang yang dia mau kenakan selalu mendapat protes kencang dari Jacob. Naftalie mendengus sambil menarik sebuah baju renang dua potong yang atasnya berbentuk tali-tali sedangkan bawahnya berbentuk celana pendek ketat, bukan segitiga seperti yang tadi diprotes oleh Jacob. Entah sudah berapa pasang baju renang yang semuanya ditolak oleh Jacob.“Ini atasnya kenapa tali-tali, yang beneran ketutup dong, kamu ngga takut kulit kamu terbakar?” ujar Jacob sambil menarik baju renang itu dan melemparnya ke lantai menyusul berbagai baju renang yang sudah Naftalie tunjukkan tadi.“Aku juga nggak tahu, ini semua kan yang siapin si Ed,”
Akhirnya wanita itu segera masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti baju. Jacob yang sedang berpura-pura membaca emailnya segera menghela napas panjang sambil mengacak rambutnya sendiri.Dia merasa marah, menyesal dan pastinya masih sangat berhasrat pada istrinya. Itu yang membuat Jacob menghentikan segalanya tadi.Begitu Naftalie mulai menempelkan dirinya pada Jacob, pria sudah tak bisa berpikir jelas. Pikirannya menjadi keruh dan hanya tertuju pada wanita itu. Padahal, seharusnya dia yang memgambil kontrol. Jacob yang harus bisa mengendalikan semua, bukan Naftalie, bagaimana bisa dia jadi terpengaruh wanita itu, bagaimana bisa dia membalas dendam Jason kalau sekali bisikan dari Naftalie dia langsung luluh?Namun pria itu segera kembali berpura-pura mengetik saat wanita itu keluar dari kamar mandi. Wajahnya yang cantik mengkerut karena harus mengenakan kaos hitam kebesaran karena merupakan milik Jacob, dan celana panjang olah raga. Namun, menurut Jacob, dengan hanya mengenakan pa
Walau semuanya sudah jelas, mereka sudah bebas kembali ke rumah kastilnya, tetapi entah kenapa Jacob lebih senang berada di rumah kecil ini dengan Naftalie. Rumah itu lebih nyaman dan hangat, mungkin karena keberadaan Naftalie yang selalu mengantarnya pergi kerja, atau menyambutnya ketika dia pulang.Tentu saja dia sudah menyuruh Ed untuk membuat paviliun terpisah sendiri untuk Isabel karena kamar yang mereka gunakan sekarang hendak Jacob gunakan sebagai kamar bayinya. Paviliun itu sudah berdiri di bagian belakang rumah dekat kolam renang. Karena, walau kata Jacob rumah itu rumah yang mungil, tetap ada tanah dibelakang untuk paviliun studio, lalu ada taman bunga beserta pergolanya, dan tentu saja kandang kuda. Naftalie sempat mengejeknya tentang kandang kuda itu, tak ada rumah mungil yang memiliki kandang kuda. Tapi, bagi Jacob, rumah yang tak memiliki 16 kamar termasuk kecil. Mereka dapat dikatakan sungguh berbahagia sekarang karena Victoria akhirnya mati kutu karena semua yang di
Sejujurnya grafolog itu sudah mendapatkan hasil pada hari surat itu diserahkan kepadanya. Namun karena itu adalah surat terakhir dari mendiang Jason Owen wanita itu mengulang- ulang pemeriksaannya berkali -kali.Bahkan saat dia sudah mau menyerahkannya kepada asisten dari Jacob Owen, pria itu tetap malah menyuruhnya untuk sekali lagi memeriksa ulang hasilnya agar benar-benar teliti.Kali ini wanita itu duduk dengan gugup sama menunggu dari billionaire itu keluar dari kamar. Karena hasil dari pemeriksaannya sungguh buruk dan bahkan bisa menjadi bukti sebagai pembunuhan berencana. Dengan masih berperban walaupun tipis, asisten dari Jacob Owen menyuruh grafolog itu duduk. Wanita itu terkesiap saat melihat Jacob dan istrinya keluar. Mereka bagaikan model di majalah yang keluar dalam dunia nyata. “Jadi bagaimana hasilnya? Apakah ini asli tulisan Jason?” tanya Jacob sambil duduk di sofa. Pria itu menatap grafolog dengan tatapan tajam sehingga wanita itu merasa sedang diinterogasi.“Oh … “
Naftalie merasa sangat lelah, akhirnya hari- hari selama perang dingin dengan Jacob berakhir. Pria itu kemungkinan akan kembali ke kastilnya, sedangkan Nat sendiri akan kembali tinggal di rumah ini. Selama Ed dan Isabel di rumah sakit, Jacob tidur di kamar Isabel, sedangkan dirinya tidur di kamarnya sendiri. Pria itu kembali ke kebiasaan lamanya. Perlakukan Naftalie bagai mereka hanyalah teman sekamar yang tidak terlalu akrab.Anehnya pria itu tetap keluar saat jam makan malam, dan mereka makan malam dalam keheningan yang menyakitkan hati Naftalie. Bagaimana bisa, mereka yang dulu begitu akrab, kini begitu jauh padahal mereka tidur bersebelahan kamar?Tapi semua itu akan segera berakhir. Karena Ed dan Isabel sudah pulang, Jacob juga akan segera kembali ke rumahnya. Naftalie akan terbebas dari segala perasaannya yang tak menentu.Wanita itu sangat marah, karena lagi- lagi suaminya tak percaya padanya. Naftalie pikir setelah kasus kehamilannya, Jacob akan mempercayai Nat sepenuhnya..
“Jake …” Naftalie memandang wajah suaminya yang mengeras. “Aku … nggak nyangka!” desah pria itu sambil tak mengalihkan pandangannya dari kertas di tangan.“Apa … apa itu?” tanya Naftalie dengan suara bergetar.“Tangkap dia!” ujar Jacob memberikan perintah kepada para detektif. Victoria tersenyum senang karena pada akhirnya Jacob kembali ke dalam genggamannya. Polisi dengan heran mendekati wanita cantik berambut merah itu. Tapi Jacob segera menggeram dengan mengerikan.“Ibuku lah! Dia tetap pembunuh pria tadi!” geram Jacob dengan suara mengerikan.Para detektif itu, walau sedikit kesal karena kena bentakan Jacob, tetap mengerjakan apa yang pria itu perintahkan.Victoria yang merasa tadi di atas awan kini segera terjun bebas karena tangannya tiba-tiba dipegang oleh kepala detektif itu untuk ditahan. Minta itu kembali menggeliat seperti belut mencoba melepaskan diri. “Lepasin nggak!” jerit wanita itu dengan sekuat tenaga. Wanita itu menendang ke segala arah sambil menjerit- jerit sepe
Dengan napas memburu Jacob segera kembali ke rumah sakit di mana Ed dan Isabel dirawat. Namun yang lebih penting istrinya, jangan sampai Naftalie kenapa- kenapa karena perbuatan ibu tirinya itu. Tapi Jacob tak menyesal pergi, karena dia berhasil menemukan bukti di mobil dan kini dia tinggal menyeret wanita tua tak tahu diri itu ke penjara dan memastikan wanita itu tinggal di sana!Langkah kakinya bergaung di lorong rumah sakit dengan masih tetap diikuti para detektif di belakangnya. Begitu pintu lift terbuka tadi, Jacob bisa mendengar jeritan ibu tirinya bergaung di lorong rumah sakit. Seharusnya pihak keamanan sudah menyumpal mulutnya dengan kaus kaki, kalau Jacob ada di situ. Suaranya yang melengking membuat Jacob malu. Bagaimanapun dia tetap pemilik saham dari rumah sakit itu. Pandangan para perawat dan dokter yang segera pura- pura mengalihkan perhatian dari suara Victoria benar- benar memalukan. Tapi mungkin karena Jacob pemilik saham rumah sakit ini juga yang membuat Victoria
Dengan geram pria berwajah tampan itu segera menuju ke tempat di mana ibu tirinya berada. Wanita itu memang benar-benar sudah keterlaluan dia tidak bisa lagi didiamkan. Check up akan memastikan wanita itu masuk ke dalam penjara karena semua perbuatannya ini. Sudah ada beberapa dokumen dan data -data yang dia kumpulkan untuk memastikan wanita itu bisa dipidanakan, tapi yang ini benar -benar akan langsung menyeret wanita itu ke penjara.“Benar ini adalah mobilnya!” ujar salah satu petugas yang mengikuti Jacob setelah mereka sampai ke kastil tua Owen yang ditinggali oleh mama tiri dan papanya saat pria itu masih hidup. Jacob mendengus dengan jijik begitu melihat pergola di taman sudah menghilang. Pergola itu adalah hadiah dari papanya Jacob untuk mama kandung Jacob. Sejak kedatangan ibu tirinya, wanita itu tidak pernah menyukai pergola di taman itu, karena mengingatkan ayahnya Jacob kepada mendiang istrinya. Pada akhirnya Victoria sudah berhasil menghancurkan semua pergola itu dan mem
Hari itu adalah hari pertama kali Isabel keluar dari panti asuhan, beberapa bulan yang lalu pekerjaannya di kafe akhirnya berakhir karena atasannya memutuskan akan mengakhiri kontrak kerja sebelum selesai jangka waktu kontrak Isabel berakhir. Semua karena Isabel menolak ciumannya kemarin. Isabel bersyukur bisa menghindar pria kurus yang sudah beristri itu dari awal memang sudah seringkali menyentuh Isabel di daerah -daerah yang berbahaya. Tapi akibatnya, Isabel kini sudah habis waktunya tinggal di panti asuhan, dan juga tak punya uang untuk menyewa kosan untuk dia tinggali. Untung saja ibu panti asuhan berhasil membujuk seseorang untuk membawa Isabel untuk menjadi pelayan di sebuah rumah orang kaya.Pagi- pagi benar Isabel di bawa ke sebuah bukan rumah melainkan kastil. Dikatakan kalau mereka memang mencari gadis- gadis polos untuk dijadikan pelayan. Sebenarnya agak konyol permintaannya, gadis harus polos, tapi harus sudah berpengalaman. Tapi untungnya Isabel tetap boleh datang, k
Jacob mendengar penjelasan Ed dengan seksama. Ada saat dia rasanya ingin mencekik asistennya itu. Pria itu tak tahu diri, setelah berbagai hal yang Jacob lakukan untuknya, bisa- bisanya Ed melakukan semua hal menjijikkan itu padanya. Seharusnya dia membunuh Ed saat ini juga. Tapi entah kenapa penjelasan yang Ed katakan padanya seakan mengingatkan Jacob akan semua kesalahannya dulu pada Naftalie. Mungkin dia juga memperlakukan Ed seenaknya seperti dulu dia memperlakukan Naftalie. Bukan … bukan kemungkinan, ini bahkan suatu kepastian. Melihat wajah Ed menceritakan sakit hatinya, Jacob merasa seperti ditampar sekarang. Dia memang keterlaluan. Dia kini heran kenapa Ed bisa berbalik dan mengakui ini semua, padahal dengan semua yang dia miliki, dia bisa saja bersama Victoria untuk menghancurkan Jacob sepenuhnya.“Lalu … kenapa kamu mengakui ini semua sekarang?” tanya Jacob dengan sangsi. Pria itu kembali mencurigai Ed hanya berlakon dan ada skema lain lagi di belakang ini.“Karena Isabel.”
“Dokumen apa Ed?” tanya Jacob mengabaikan perawat yang datang dengan wajah khawatir.“Semua dokumen yang tuan terima … itu sudah direkayasa oleh nyonya Victoria.” Jawaban yang diberikan Ed mulai masuk akal di pikiran Jacob.“Dimanipulasi … jadi …” Jacob merasakan dirinya bodoh sekali bisa diperdaya oleh nenek sihir itu.“Maaf … tapi saya harus memastikan, mengenai pembayaran …” perawat yang masuk ke kamar Ed kembali memotong pembicaraan mereka.“Pembayaran apa sih,” tanya Jacob dengan kesal karena perawat itu berani- beraninya menyalahkan pertanyaannya yang penting.“Ada seorang wanita mudah ditemukan di seorang rumah sakit yang diserang seakan mau dirampok, mengaku ada hubungan dengan bapak Ed,” ucap perawat itu segera menjelaskan dengan takut-takut. Hati Ed segera mencelos begitu mendengar kata wanita muda. Pria itu segera menyesal memberikan dokumen penting itu kepada Isabel.Tadi dia pikir hanya dia yang akan diserang, tapi ternyata sampai semua yang berhubungan dengan dirinya ju