William memperhatikan pria itu dengan tekun mencatat dalam buku catatannya. Selama kenal dengan pria yang bernama Jacob Owen itu, William tidak pernah menyangka kalau pria itu adalah pria yang sama polosnya dengan Naftalie.Bagaimana kalau William mengatakan semua dusta padanya, sedangkan pria itu mencatat semua kata-kata yang William katakan tanpa curiga?Walau sebenarnya ini bertentangan dengan apa yang ada dalam benaknya, tetapi pada akhirnya William mengatakan Yang sejujurnya kepada Jacob.Memperhatikan pria itu menulis membuat William seakan ditampar karena melihat kegigihan pria itu untuk mengenal Naftalie, berbanding dengan niatnya yang berusaha untuk mengacaukan hubungan antara Jacob dan Naftalie. Pada awalnya William berencana untuk mengatakan semua hal bohong kepada Jacob agar dirinya melakukan kesalahan. Sehingga William yang dekat padanya saat melakukan latihan untuk duet, dapat kembali mendekati Naftalie. Tapi melihat kesungguhan Jacob, William jadi tidak tega. Siapa sa
Sepulang dari rumah sakit, Jacob seakan menjelma menjadi pria baru yang membuat Naftalie jatuh hati padanya tiap hari. Jacob yang kasar, Jacob yang dingin dan Jacob yang seenaknya seakan berubah menjadi pria lain yang selalu memperlakukan Naftalie seperti tuan putri. Entah belajar darimana, tapi Jacob kini sangat mengerti apa yang Naftalie sukai dan benci. Pria itu seakan bisa membaca pikiran Naftalie.Hal itu membuat Naftalie semakin bersalah saat melihat noda darah lagi di pakaian dalamnya pagi itu. Bulanannya datang yang artinya Naftalie masih saja belum hamil. Lehernya terasa tercekat dan air mata yang dia coba tahan akhirnya menetes juga dari kedua sudut matanya. “Kenapa? Aku sudah melakukan semuanya, tapi kenapa aku juga belum hamil?” isak Naftalie dalam hati. Dia tak bersuara sama sekali. Wanita itu tak mau Jacob menyadari kalau dia menangis. Karena pria itu pasti juga akan sangat kecewa saat tau kalau bulan ini pun, mereka gagal membuat bayi.Sambil mendesah wanita itu mengam
Jika kemarin Cecil tak begitu mengenali sebenarnya apa yang dikerjakan oleh William, untuk apa dia dipanggil maestro, begitu masuk dalam kehidupan William, wanita itu seakan masuk ke sebuah kehidupan baru yang benar-benar berbeda dengan dunianya.Sejujurnya wanita itu tidak pernah berpikir kalau William bisa berlaku sopan padanya selama Cecil menjadi semacam asistennya karena sebenarnya dia adalah pria yang sangat sehat, sehingga tak perlu ada suster yang melayaninya. Kegiatan Cecil sekarang adalah semacam sekretaris William yang mengikuti kemana saja pria itu pergi.Awalnya keisengan pria itu yang selalu menggodanya sangat mengganggu Cecil, tapi setelah beberapa lama tinggal dan bekerja bersama pria itu, Cecil akhirnya terbiasa.Anehnya yang membuat Cecil tak biasa adalah ketika melihat interaksi William dengan Naftalie, sang pianis. Seperti saat ini Cecil memperhatikan mereka latihan bersama. Wanita itu tentu saja luar biasa cantik. Kulitnya putih pucat kencang sempurna, dengan ram
“Gimana perkembangan latihan kamu, apakah ada lagu baru lagi?” tanya Jacob sambil memandang istrinya yang sedang sibuk memotong daging steaknya. Sebenarnya kini keputusan akan makanan dan apa pun yang terjadi di rumah mulai bergeser dari Ed ke Naftalie. Jadi untuk makan malam kali ini steak daging merah dengan tumis sayuran dan kentang tumbuk adalah pilihan Naftalie, tapi mengapa sepertinya dia tetap kesulitan untuk memotong dagingnya sendiri? Akhirnya karena gemas melihat istrinya yang dari tadi tidak selesai juga potong daging steaknya, Jacob mengambil piringnya dan mulai memotong buat Naftalie. Wanita itu terkekeh atas ketidakmampuannya lalu mulai menyesap anggurnya. Jus anggur, karena entah kenapa kini Jacob sama sekali tak mau menyentuh alkohol.“Potong gini aja nggak bisa,” ujar Jacob sambil mendengus. Wanita di sampingnya akhirnya tertawa sambil bersandar padanya dengan manja. “Kan biar kamu yang motongin,” ucapnya manja sambil mengecup pipi suaminya. Pria itu mendengus men
Awalnya Naftalie hanya ingin memeluk dan mencium suaminya karena dia begitu bahagia sekaligus sedih karena belum bisa memberikan anak bagi suaminya. Namun, kenapa kini tiba-tiba mereka sudah berciuman dengan panas di sofa dekat buku-buku? Pria itu tak lagi melepaskan tubuh Naftalie dari pelukannya. Pria itu malah sekarang sibuk mencoba melepaskan kaitan di gaun Naftalie.Kalau tau akan seperti ini, Naftalie tak akan mengenakan gaun yang sulit dibuka. Wanita itu ikut membantu suaminya membuka kaitannya karena takut Jacob akan mengurungkan niatnya. Padahal setelah selesai bulanannya, Naftalie merasakan gairah dalam tubuhnya sangat membara.Namun kaitan baju Naftalie, malah semakin terikat. Jacob melepaskan tangannya dari gaun Naftalie, dan wanita itu merasakan hatinya merosot ke dasar perut.Dengan cepat Naftalie mencoba melepaskan lilitan kaitan yang membuat bajunya tak bisa dibuka oleh suaminya. Namun karena tak sabaran, tangannya jadi berkeringat dan licin. “Haish baju ini!” maki
Walau di dalam kepalanya ada suara yang menyuruhnya berhenti, tapi hatinya terus membuat Jacob melaju. Hanya Naftalie yang berhasil membuat Jacob kehilangan akal sehatnya. Selalu begitu.“Oh Nat, punyamu hangat sekali,” erang Jacob meracau sambil mengusap rambut Naftalie. Wanita itu terengah- engah kembali di bawahnya.Wanita itu memeluknya dengan erat sambil menatap Jacob dengan bola mata hijaunya yang besar. Wanita itu lalu menggeliat saat Jacob memasukinya lagi.“Ooh …” Wanita itu terisak dengan sangat sensual. Napas, desahan, dan erangannya yang sangat seksi membuat Jacob tak bisa menahan gairahnya lagi.“Ooh … aku nggak tahan … aku … aku,—” Pria itu tak lagi bisa menyelesaikan ucapannya karena dirinya akan segera meledak. Jacob mempercepat gerakan bokongnya sehingga memenuhi istrinya sepenuhnya.Pekikkan dan jeritan Naftalie bagaikan kicauan burung yang merdu, Jacob merasa melayang saat akhirnya dia melepaskan seluruh benihnya di dalam rahim Naftalie.“Aaakh … aaah! Ooh Nat … o
Biasanya pria itu sangat cerewet setelah bertemu dengan Naftalie. Mereka juga terlihat masih terus bercanda saat William mengantar wanita itu ke mobilnya. Tapi, kenapa sekarang pria itu malah hanya diam saja dan memandang ke jendela mobilnya. “Apa dia sakit?” tanya Cecil dengan sedikit khawatir. Wanita itu tanpa sadar terus melirik ke arah William. “Kenapa kamu liat aku terus?” tanya pria itu dengan tatapan geli yang membuat Cecil segera mengalihkan pandangannya dengan panik. “Nggak, ish ngapain aku liatin kamu,” elak Cecil jelas berbohong karena tadi mereka sempat saling beradu pandang sesaat. “Gimana jarimu?” tanya Willam tiba-tiba meraih tangan Cecil lagi lalu melihatnya dengan teliti. Jemari itu terasa sangat lembut dan lembab, sehingga William mengelusnya dengan penuh perasaan.“Apaan sih?” tanya Cecil sambil mencoba menarik tangannya. Tapi tangan pemain biola itu bisa mencengkram tangan Cecil dengan kencang sehingga wanita itu tak bisa menariknya.“Lepasin aaah!” erang Cecil
Merasa kesedihan di dalam kalimat William, entah kenapa Cecil merasa berkewajiban untuk menghibur pria itu. Tapi setelah melihat wajahnya ada rasa sesak yang membuat Cecil mencari alasan untuk sibuk. Dia menunduk dan mencoba mencari botol air sehingga pria itu tidak dehidrasi. Dia menunduk untuk meraih tasnya yang ada di lantai mobil. Namun tiba-tiba mobil berhenti tiba-tiba sehingga kepalanya terantuk. Tak terlalu keras, Cecil sudah pernah terantuk yang lebih kencang dari itu. Tapi wajah William yang khawatir akan keadaannya tak akan pernah bisa Cecil lupakan. Pria itu memotong jalan untuk segera menepikan mobilnya tanpa mempedulikan bunyi klakson dan makian dari para pengendara mobil yang lain. “Kamu nggak apa-apa kan?” tanya pria itu dengan wajah pucat. Bola mata biru tuanya menatap Cecil dengan sangat khawatir sehingga lagi- lagi membuat hati Cecil kembali bergetar. Tak pernah ada yang peduli padanya, ini baru, dan Cecil tak mengerti bagaimana harus menanggapi perhatian sepert