Share

Bab 14

“Kenapa aku tidak boleh mengangkat telfon dari Haidar?” tanya Andini.

“Sekarang sudah malam, waktunya istirahat. Lagi pula kenapa dia hubungi kamu di jam malam seperti ini, biar saya saja yang menjawab panggilan ponselnya.” Alyas meraih benda pipih itu dari atas meja.

“Nggak usah, Mas.”

“Jangan membantah ucapan saya! cepat masuk ke kamar!”

Andini pun mengerutkan bibirnya dan pergi meninggalkan Alyas di taman belakang rumah beserta ponselnya yang terus berdering. ‘Heran aku sama dia, cepet banget sikapnya berubah. Kadang ngangenin, kadang nyebelin kadang bikin aku emosi, yang lebih aneh lagi aku tetap aja menyukainya.’ Gumam Andini sambil berjalan ke dalam rumah.

Sementara itu Alyas mengepalkan tangannya erat, melihat nama Haidar di dalam ponsel Andini. Kemudian ia mengangkat ponselnya diawali dengan mendehem terlebih dahulu, karena tangannya sakit tidak bisa mengangkat ponsel. Alyas hanya menekan tombol berwarna biru dan menyalakan mode loudspeaker.

“Hallo,” sapa Alyas.

“Ini bena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status