Share

Jangan Mati, Bodoh!

"Tuan, di luar banyak para pendemo," lapor Bella-sang sekretaris.

"Shittt! Kenapa bisa terjadi?"

"Warga menolak tanah mereka dibeli, Tuan."

"Brengsek! Bukankah kemarin sudah deal?"

"Hanya sebagian kecil yang sudah deal, Tuan. Sebagian besar dari mereka tidak mau menjual tanahnya."

"Max!!!" panggil Tuan Dirgantara berteriak.

"Ya, Tuan?"

"Atasi masalah ini, Max. Aku ingin mereka semua rela melepaskan tanahnya. Kalau pun terpaksa, buat penawaran dengan harga yang lebih tinggi dari kemarin. Pokoknya proyek ini harus berjalan sesuai rencana kita."

"Baik, Tuan."

Tuan Dirgantara memijat pelipisnya. Astaga... Hari masih pagi, tetapi kepalanya sudah pusing saja.

Sementara itu, Max menemui warga yang melakukan unjuk rasa. Netra Max terbelalak seketika mendapati ratusan warga telah memadati depan gedung perkantoran. Max pikir hanya puluhan jumlahnya. Tidak tahu bila sampai sebanyak ini.

"Shittt!!!" umpat Max.

Mereka mendorong pagar dan mencoba untuk masuk ke dalam gedung. Parahnya, diantara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status