Aliana menatap pantulan diri Elrick yang sedang mengarahkan hair dryer ke rambut Aliana di kaca meja riasnya, suaminya itu bersikeras membantu Aliana mengeringkan rambutnya, dengan alasan untuk mempersingkat waktu.
Aliana tidak pernah menyangka kalau ia pada akhirnya akan menikah, apalagi menikahi pria dengan gairah sebesar Elrick. Pria itu selalu saja menemukan alasan demi alasan untuk bisa menyentuh Aliana. Kalau ada award untuk pria termodus sedunia, suaminya itulah yang akan keluar sebagai pemenangnya.
"Jangan menatapku seperti itu, aku bisa menganggap itu sebagai kode untuk kita bercinta lagi," gumam Elrick, kini mata mereka saling terkunci di kaca besar itu.
"Siapa yang sedang memandangimu? Aku melihat hair dryer yang sedang kamu pegang itu, rasanya aku ingin memilikinya untuk di Jakarta," elak Aliana.
Pemandangan Amsterdam siang hari di musim panas memang terlihat cantik, degan siluet bangunan-banguna tua yang terpantul di permukaan kanalnya. Salah satu kota di Dunia yang ramah pada pesepeda. Kota sepeda yang menjadi impian para Goweser yang ingin merasakan sensasi bersepeda di tengah perkotaan dengan nyaman. Di negara ini, lebih dari seperempat jalur atau tiga puluh delapan persen akses transportasi diperuntukkan untuk sepeda."Semakin banyak saja pengendara sepeda di sini, Rick," gumam Aliana."Ya, dan jumlah sepeda lebih banyak dari jumlah penduduk kota ini."Aliana masih melihat ke luar jendelanya, ke arah pengendara sepeda itu, dari mulai anak-anak, sampai orang tua, dari yang mengenakan baju santai hingga yang berjas rapi dan modis khas pegawai kantoran, mahasiswi berparas cantik dan banyak juga remaja trendi
Aliana terbangun dengan posisi setengah terlentang, dengan paha kekar Elrick yang menjadi bantalan kepalanya, sementara pria itu juga tengah tertidur pulas. Aliana menatap lembut Elrick, pria yang sudah beberapa bulan ini mengisi hari-harinya, dan Aliana sudah merasa nyaman dengannya.Hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, bahwa akan ada pria lain selain Davin, yang akan mampu membuatnya nyaman. Padahal keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang, Davin dengan sifat ceria dan konyolnya, sementara Elrick cenderung dingin, kaku dan arogan. Ya, kecuali saat sedang bersamanya, pria itu menjadi sepenuhnya berbeda.Suami ...Satu kata itu sekarang terdengar begitu indah di telinga Aliana, ada rasa yang membuncah di da
Keesokan paginya, Elrick dan Aliana sudah berada di kantor Elrick. Aliana duduk di samping Elrick, mereka sedang menandatangani kontrak kerjasama perusahaan mereka, di depan direksi dan para pemegang saham perusahaan Elrick.Lembar demi lembar mereka baca dan tandatangani, setelah selesai mereka bertukar dokumen kontrak dan kembali menandatanganinya lagi. Sebelum akhirnya berjabat tangan setelah selesai proses penandatanganannya."Sukses untuk proyeknya, Mrs. Aliana Adipramana!" seru Elrick sambil mengulurkan tangannya.Aliana menyambut uluran tangan Elrick, "Terima kasih, Mr. Elrick Willem Euginius!" balasnya sambil tersenyum manis, di susul dengan tepukan tangan dari yang lainnya.Elrick mencondongkan dirinya ke Aliana
"Kenapa kamu dipanggil Mr. Rick alih-alih Mr. Euginius? Biasanya nama keluargalah yang menjadi nama panggilan," tanya Aliana sambil meniup Erwtensoep sebelum memakannya.Erwtensoep atau snert ini adalah salah satu menu favorit Aliana selain ikan Haring saat sedang di Belanda, sup bertekstur kental yang terbuat dari kacang polong, seledri, daun bawang, wortel, dan daging ini sebenarnya lebih nikmat di nikmati saat musim dingin dengan rookworstsosis asap, atau roti gandum dankatenspek bacon khas Belanda.Tapi saat ini Aliana sedang ingin makan makanan berkuah, karena ia sedang merasa tidak enak badan, terutama di area perutnya. Makanan hangat ini lumayan meringankan rasa tidak nyaman di perutnya."Entah siapa yang memulainya, tanpa aku sadari panggilan Mr. Rick lebih melekat padaku daripada Mr. Euginius, hing
Keesokan harinya Elrick mengajak Aliana dan Leon ke rumah Grannynya. Mereka menghabiskan waktu sekitar dua jam untuk sampai ke Giethoorn, desa air dengan ribuan kanal, atau disebut juga dengan Venesianya Belanda, yang menjadi salah satu destinasi wisatawan mancanegara.Tidak ada jalan beraspal yang bisa dilalui mobil di desa Giethoorn, hanya ada jalur pejalan kaki, sepeda dan yang utama adalah kanal untuk jalur perahu, kano dan boat yang menjadi transportasi utama desa itu.Jadi sesampainya mereka di desa dengan jumlah penduduk sekitar duaribu enamratus jiwa itu, sebuah Electric Boat sudah disiapkan untuk mereka.Aliana, Elrick, Leon, suster Cici dan Jack berada dalam satu boat, dengan Jack yang mengemudikan boat mereka. Sementara Damar dan Ekram berada satu boat dengan par
Rasanya ada sesuatu yang menyayat-nyayat hati Aliana, dan rasanya sakit sekali. Seketika Aliana balik badan dan melangkahkan kakinya ke arah Leon. Tentu saja Elrick tidak mengetahui kalau Aliana sudah tidak berada disampingnya lagi, karena wanita itu sedang memonopoli perhatian suaminya."Anda baik-baik saja, Nona?" tanya Damar sesampainya Aliana ke tempat mereka berdiri, Ekram langsung berdiri di samping Aliana.Para bodyguardnya itu pasti melihat semuanya dari jendela. Ya, apa pun isi dalam rumah itu terlihat jelas dari luar jendela, yang mungkin Granny sengaja tidak memasang tirai, supaya siapa pun yang lewat, bisa melihat ke dalam rumahnya yang serba modern itu.Aliana sangat bersyukur, karena Appa Alex bersikeras untuk membiarkan Damar dan Ekram untuk ikut dengannya. Bodyguard yang ditugaskan mengawal Eomma Sonya,
"Apa kabar, Rick? Senang bertemu denganmu lagi?" sapa Gwen sambil mencium pipi kanan dan kirinya.Elrick ingin mendorong tunangannya itu, tapi dari sudut matanya ia melihat Granny yang sedang melangkah ke arah mereka, langkah pelan dengan bantuan tongkatnya itu membuat Gwen langsung menghampiri Granny, dan menuntunnya ke arah Elrick."Kenapa diam saja? Ayo lekas makan nanti keburu dingin! Sudah susah payah Gwen menyiapkannya untukmu!" seru Granny sambil menghentak-hentakkan tongkatnya ke lantai."Kami baru akan ke ruang makan Granny, ayo My ... " kata-kata Alex tergantung saat ia menoleh dan mendapati Aliana sudah tidak berada lagi di sisinya.Dengan panik Elrick mengedarkan pandangannya ke segala penjuru rumah itu, hingga matanya tertuju pada pemandangan diluar jendel
"Kamu terlalu berburuk sangka pada Gwen, My Luv. Gwen bukan wanita seperti itu!" sanggah Elrick.'Yah, silahkan saja bela terus mantan tunanganmu itu, Rick. Aku memang tidak mudah bergaul, tapi aku bisa menilai karakter seseorang dari pertama kali aku melihatnya. Dan jelas sekali mantan tunangan dan Grannymu itu berniat tidak baik pada kita,' desah Aliana dalam hatinya.Aliana tidak akan mengutarakan pikirannya itu pada Elrick. Karena bagaimanapun ia mengatakannya, pria itu pasti akan tetap menyanggahnya, tetap membela mantan tunangannya itu, terlebih lagi membela Grannynya, jadi lebih baik Aliana menelannya saja sendiri."Ya, nanti aku akan meminta maaf pada Granny, karena tidak menghargai jerih payah mereka yang sudah menyiapkan makan siang untuk kita," ujar Aliana sambil mencoba tersenyum.&nbs
"Mommy, Daddy!" pekik Leon sambil lari ke arah Aliana dan Elrick.Kali ini Aliana mengalah, ia membiarkan Leon memeluk Elrick terlebih dahulu, membiarkan anak dan daddy melepas rindu setelah berhari-hari tidak bertemu."Waahh baru berapa hari Daddy tidak melihat Leon, sekarang kamu sudah tumbuh besar saja yaa... Sudah bisa jaga Mommy yaa?" tanya Elrick dan Leon mengangguk,"Eon jaga Mommy. Jaga daddy juga." jawabnya."Leon bisa jaga Daddy juga? Pintarnya anak Daddy. Daddy bangga sekali sama Leon." Leon mengangguk sebelum melepas pelukannya, lalu beralih ke Aliana yang langsung jongkok dan memeluk Leon,"Leon tidak nakal kan, Sayang?" tanyanya, dan Leon menggelengkan kepalanya."Bagus, sekarang siap-siap kita jalan-jalan lagi, Ok?"'Kemana, Mommy?" tanya Leon sambil memainkan rambut Aliana,"Ke tempat Granny. Yang banyak bebeknya itu," jawab Aliana dan Leon langsung memekik girang,"Yeeyy. Eon
Aliana dan Elrick duduk santai di balkon kamar mereka, yang menghadap langsung ke ke teluk Tigullio, di salah satu resor di Nozarego, yang masih masuk ke dalam bagian dari Santa Margherita Ligure, yang terletak diantara resor tepi laut Portofino dan Chiavari. Mereka memutuskan bermalam di resor ini untuk melepas rindu, dan berbicara dari hati ke hati demi kelangsungan kehidupan pernikahan mereka."Apa kamu mau ke kota Genova, My luv? Jaraknya tidak terlalu jauh dari sini," tanya Elrick, sebelah tangannya di lampirkan di atas pundak Aliana."Kota Genova yang mempesona dan bersejarah. serta desa kecil yang menghiasi pantai dan juga perbukitan. Aku mau menjelajahi desa-desa itu, Rick. Tapi tidak sekarang. Aku belum tenang kalau masalah Leuis belum selesai," jawab Aliana sambil menyandarkan kepalanya di bahu Elrick."Ya, sekarang kamu juga sedang hamil. Mungkin kalau anak-anak kita sudah menikah semua, dan sudah memberikan cucu untuk kita, baru kita
"Boss, ada Tuan Elrick di sini!" lapor Ekram ke appa Alex."Mau apa begundal itu?" tanya appa Alex."Katanya mau menyelesaikan masalah dengan Nona Aliana, Boss," jawab Ekram."Siapkan speed boat, saya akan menyusul ke sana!""Baik, Boss.""Ada apa, Lex?" tanya eomma Sonya."Bersiaplah, My Queen. Kita akan menyusul anak dan menantu kita," jawab appa Alex sambil mencubit gemas hidung eomma Sonya."Kemana? Bukannya Elrick sedang di Amsterdam?""Ke Santa Margherita Ligure. Elrick sudah berada di sana.""Santa Margherita? Aku belum pernah ke sana. Baiklah aku siap-siap dulu!" pekik eomma Sonya senang, lalu bergegas ke kamarnya."Sus, tetap di resor ini dan jangan keluar. Kalau perlu apa-apa, jangan sungkan-sungkan meminta bantuan mereka!" seru appa Alex sambil menunjuk ke empat bodyguard yang sedang berjaga-jaga di depan resor."Ya, Tuan." "Opal mo ke mana?" tanya Leon.S
"Katakan dulu dimana Daddymu? Kenapa dia tidak mendatangiku?" tanya mommy Gisya. "Aku meninggalkannya di rumah Granny," jawab Elrick sambil menyeringai lebar, dan mengusap leher belakangnya. "Ya Tuhan, Rick. Apa yang ada dipikiranmu hingga meninggalkan Daddymu?" Elrick merangkul bahu aliana sebelum menjawab, "Tentu saja pikiranku saat itu sedang dipenuhi istri cantikku ini, Mom. Aku dan Jack baru saja menemukan jejakmu, dan kami langsung terbang ke Italia." Mommy Gisya memicingkan kedua matanya, "Bagaimana kamu bisa tahu Aliana sedang bersama Mommy?" "Kau dan Daddy, kalian tidak pernah terpisahkan satu dengan yang lainnya, lalu tiba-tiba Daddy berada di Amsterdam dan kau di Portofino. Sudah pasti aku langsung mencurigai kalian." "Apa saat kamu pergi, Daddy tidak sedang bersamamu?" "Daddy sedang berbicara dengan Granny." Melihat wajah Elrick yang tiba-tiba kembali
Setelah melihat tanda keluarganya ada di punggung belakang Leuis, Elrick langsung mengumpat pelan, dan segera bergegas ke luar rumah dengan amarah yang memuncak. Ia memang dalam keadaan mabuk dan tidak sadar saat bersama Bella malam itu, tapi Elrick yakin mereka tidak melakukan apapun selain tidur bersama. Karena mereka dalam keadaan sama-sama mabuk.Selain itu Elrick hafal betul dengan perilaku Bella. Wanita itu tidak berga*rah dengan pria yang pasif, ia baru mau melakukannya saat sama-sama berga*rah. Dan Elrick semakin yakin, masalahnya dengan Bella tidak sesederhana kelihatannya.Elrick butuh Aliana. Ia membutuhkan dukungan dari wanita yang sangat ia cintai itu. Seandainya Aliana percaya sedikit saja padanya, mereka pasti akan bisa melewati masalah rumah tangganya ini dengan baik.Ya, rasa percaya dan dukungan tanpa batas dari Aliana untuknya. Itulah yang Elrick butuhkan saat ini."Jack, kesini kau!" panggil Elrick, Jack pun langsung
Santa Margherita Ligure, kota tepi pantai yang indah. Salah satu dari sekian banyak daya tarik di wilayah Portofino ini. Dengan perahu layar yang terombang ambing di marina yang penuh warna, dan pantainya yang berkerikil.Pelabuhannya yang dilapisi pohon palem berbatasan dengan tepi laut. Sementara di belakangnya, rumah-rumah bercat pastel seperti merangkak ke atas bukit. Yang dipenuhi dengan hutan hijau nan subur dan perkebunan zaitun. Seperti halnya pada kota-kota Riviera lainnya, Santa Margherita Ligure menawarkan daya tarik Portofino dengan tata letaknya yang indah, bangunannya yang berwarna-warni, dengan pohon palem yang menaungi kawasan pejalan kaki di tepi laut.Aliana dan mommy Gisya masuk semakin ke dalam, mereka menyusuri jalan-jalan abad pertengahan yang sempit dan berliku-liku itu, yang diapit restoran, kafe dan pertokoan dengan arsitektur yang menarik."Kamu suka?" tanya mommy Gisya.Sebenarnya kali ini Aliana kurang menikma
Sementara itu, daddy Aldrick menerima pesan pendek dari istrinya, sebuah foto keluarga. Lebih tepatnya foto mereka yang di ambil wartawan tadi, yang sudah di diedit sedemikian rupa hingga terlihat seperti foto keluarga yang sebenarnya."Bisa kalian jelaskan apa maksud dari foto ini? Dan kenapa bisa Gwen langsung mengirim foto ini ke Aliana?" tanya daddy Aldrick, membuat wajah Gwen seketika memucat, dan bertanya-tanya di dalam hatinya, bagaimana bisa daddy Aldrick mengetahuinya?Daddy Aldrick melayangkan tatapan menuduh pada granny, "Kau baru saja berbohong, Mama. Kalau wartawan itu bukan atas perintahmu, lantas atas perintah siapa Gwen mengirim foto ini ke Ana? Apa Gwen bertindak sendiri tanpa sepengetahuanmu?" "Mama benar-benar tidak menyuruh siapapun untuk memanggil wartawan, Al! Demi Tuhan, Mama tidak melakukan itu!" jawab granny.Tatapan menuduh daddy Aldrick beralih dari granny ke Gwen, "Berikan ponselmu, Gwen!" serunya sambil mengulurkan
"Hai, kalian bertiga lihat sini!" teriak seseorang, bukan hanya Elrick, Bella, Leuis saja yang melihat ke arah orang itu, tapi yang lainnya juga, mereka semua melihat ke arah wartawan yang sedang mengarahkan kameranya ke mereka dan langsung memotretnya dengan cepat, sebelum akhirnya melarikan diri."Jack! Cepat tangkap pria itu!" raung Elrick dengan suara yang menggelegar, membuat tangis Leuis langsung pecah."Dan kau! Suruh anakmu itu diam!" bentaknya pada Bella, membuat napas wanita itu tercekat, dan langsung membawa Leuis menjauh dari Elrick.Tatapan tajam Elrick beralih ke granny dan Gwen, "Ini ulah kalian. Ya kan?" tanyanya dingin.Seperti biasa granny hanya mengangkat dagunya, dan Gwen bersembunyi di balik granny, "Kalau iya, kenapa?" tantang granny."Kau dengar sendiri, Dad? Granny sudah mengakuinya. Itu berarti mulai detik ini juga, putus hubunganku dengannya!" seru Elrick.Daddy Aldrick memegang pundak Elrick, lalu menu
Elrick sedang menatap pantulan dirinya di depan cermin sambil mengikat sampul di dasi panjangnya, ketika dengan tergopoh-gopoh Jack datang menghampirinya, lalu menyerahkan ponsel Elrick padanya,"Siapa?" tanyanya."Oma, Tuan," jawab Jack.Dengan segera ia meraih ponsel dari tangan Jack itu, lalu mendekatkan ke telinganya."Ada kabar baik apa, Oma?" tanyanya sumringah."Kabar baik apanya? Oma tidak bisa bertemu dengan Aliana," jawab Oma dengan nada kesal."Kenapa? Appa Alex melarangnya?" "Oma pun tidak bisa menemui mertuamu itu. Karena mereka tidak ada di rumah!" geram Oma."Siapa yang tidak ada di rumah? Aliana atau Appa Alex?""Semuanya! Keluarga itu pergi entah kemana, karena tidak ada satu pun pengawalnya yang mau buka mulut."Seketika jantung Elrick berdetak dengan cepat, yang ia takutkan akhirnya kembali terjadi, Aliana memilih untuk pergi, bahkan kali ini bersama dengan kedua orang tuany