"Kamu terlalu berburuk sangka pada Gwen, My Luv. Gwen bukan wanita seperti itu!" sanggah Elrick.
'Yah, silahkan saja bela terus mantan tunanganmu itu, Rick. Aku memang tidak mudah bergaul, tapi aku bisa menilai karakter seseorang dari pertama kali aku melihatnya. Dan jelas sekali mantan tunangan dan Grannymu itu berniat tidak baik pada kita,' desah Aliana dalam hatinya.
Aliana tidak akan mengutarakan pikirannya itu pada Elrick. Karena bagaimanapun ia mengatakannya, pria itu pasti akan tetap menyanggahnya, tetap membela mantan tunangannya itu, terlebih lagi membela Grannynya, jadi lebih baik Aliana menelannya saja sendiri.
"Ya, nanti aku akan meminta maaf pada Granny, karena tidak menghargai jerih payah mereka yang sudah menyiapkan makan siang untuk kita," ujar Aliana sambil mencoba tersenyum.
&nbs
"Mau bersepeda mengelilingi desa ini?" tanya Elrick ketika Aliana selesai menghabiskan makan siangnya."Panas-panas begini? Oh tidak, Rick. Terima kasih. Mungkin kalau sore hari aku mau,” jawab Aliana."Ah, sore kalau begitu, Leon tidur.""Leon?"Elrick menunjuk ke arah Leon yang tertidur di gendongan suster cici, "Sebaiknya kita pulang sekarang.""Ok."Elrick memanggil salah satu bodyguardnya untuk menyelesaikan masalah pembayaran, lalu merangkul Aliana saat menyusuri jalan yang tadi mereka lewati, untuk sampai ke rumah Granny.“Dimana Jack?" tanya Aliana, s
Sesuai dengan usul Elrick, mereka makan keppenwaterzoi, Sop yang terbuat dari rebusan ayam, yang dipadukan dengan berbagai macam jenis sayuran. seperti wortel, daun bawang, kentang, herba, telur, krim dan juga mentega itu sepiring berdua, yang kini hanya tinggal setengahnya saja. Mereka duduk bersisian , dan saling berhadapan, dengan kedua lutut yang nyaris bersentuhan.Elrick mengambil sepotong baguette, semacam roti tawar khas Belanda, kemudian mencelupkannya ke kuah Keppenwaterzoi sebelum menyuapi Aliana, tapi Aliana menggelengkan kepalanya sambil menutup rapat-rapat mulutnya."Buka!" seru Elrick sambil tersenyum usil."Aku sudah kenyang, rick. Kamu saja yang habiskan!" tolak Aliana."Satu kali lagi, ayo My Luv, Menurutlah."
Saat Aliana selesai berpakaian, Elrick masih berada di posisi yang sama, mengarahkan pandangannya ke luar jendela, entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini, Aliana memilih untuk tidak mencari tahu.Bahkan suaminya itu tetap tidak bergerak saat Aliana membuka pintu, dan keluar dari kamar mereka. Aliana tersenyum pada bodyguard yang berjaga di depan kamar mereka, sebelum melanjutkan langkahnya menuju halaman belakang, tempat Leon sedang bermain.‘Tuhan … Apakah ini yang dinamakan cemburu?" tanya Aliana dalam hati."Selamat sore, Granny," sapa Aliana sesampainya ia di samping Granny."Hmmmm."Merasa Granny enggan berbicara dengannya, Aliana berniat mengh
Hari ini malam terakhir Elrick di Jakarta. Miliarder blasteran Belanda-Indonesia itu menghabiskan malamnya di sebuah club ekspatriat, hanya CEO dari perusahaan besarlah yang bisa menjadi member club eksklusif ini, baik pria maupun wanita. Dan hanya member tertentu yang di perkenankan membawa satu saja non member untuk mendampinginya.Syarat memasuki club ini pun harus mengenakan topeng setengah wajah, dan anggotanya bebas melakukan apa saja. Topeng itu menutupi identitas mereka, dan tentu saja data mereka juga aman di tangan pengurus club.Elrick sendiri sudah menjadi member di club ini sejak tiga tahun yang lalu, dan ia selalu menyempatkan diri datang ke club ini setiap kali berkunjung ke rumah Omanya, sekaligus mendatangi kantor cabangnya di Jakarta."Tuan, Mr. Colin berhalangan hadir malam ini, tapi dia janji akan mendatangi anda ke Amsterdam," seru Jack, asisten pribadi sekaligus kaki tangan Elrick."Kau percaya dengan omong kosong pria tua itu? Saya berani menjamin dia tidak akan
Two Months Later ..."Sekarang katakan siapa ayah dari anak itu?" desak Appa Alex. Yang sekarang nyaris kehilangan kesabarannya, karena Aliana benar-benar tidak tahu siapa pria yang bersamanya malam itu."Appa! Aku tidak tahu siapa pria itu, karena dia tidak melepas topengnya!" jawab Aliana untuk kesekian kalinya.Sonya, Eommanya Aliana kembali berdiri dan menenangkan suaminya, "Sayang, tahan emosimu. Ingat Aliana sedang mengandung cucu kita," bujuk Sonya sambil menarik Alex untuk duduk kembali di sampingnya."Ana, sekarang apa rencanamu?" tanya Eomma Sonya."Aku akan mempertahankan anak ini!" tegas Aliana.Alex kembali berdiri dan jalan hilir-mudik sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustasi, "Kamu bahkan belum menikah, bagaimana kamu mengurus anak itu Ana? Bagaimana kalau anakmu bertanya siapa ayahnya?" tanya Appa Alex."Aku akan jawab kalau aku hamil dari proses inseminasi dari bank sperma," jawab Aliana santai."Ya Tuhan Ana, Mommy tidak akan setuju kamu mengatakan hal seper
Dengan langkah gontai, Elrick melangkah ke kamarnya lalu mengambil handphone dari atas nakas samping tempat tidurnya, dan menelepon asistennya."Jack, Ke rumahku sekarang juga!" perintahnya, dan tanpa menunggu jawaban dari Jack, Elrick langsung mematikan sambungan teleponnya, kemudian merebahkan badannya di atas tempat tidurnya.Elrick mengingat-ingat makanan yang tadi malam ia makan, tapi sepertinya tidak ada yang salah dengan makanannya. Dan sudah berapa hari ini Elrick tidak minum-minuman beralkohol tinggi, jadi bukan di asam lambung masalahnya.Tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamarnya, "Siapa?" tanya Elrick sambil memijat keningnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya."Jack, Tuan," sahut Jack."Masuk Jack, pintu tidak terkunci!”Lalu terdengar pintu terbuka, dan Jack masuk sambil menenteng dokumen di lengan kanannya."Ini dokumennya, Tuan!” seru Jack sambil mengulurkan dokumen itu ke arah Elrick."Dokumen apa?" tanya Elrick kesal."Anda menyuruh saya ke sini karena d
Empat Tahun KemudianAkhirnya sesuai dengan target mereka, Aliana Keizaa dan Clarissa berhasil menyelesaikan kuliah pasca sarjana mereka dalam waktu dua tahun, dan gelar Magister Manajemen sudah mereka sandang saat ini.Lengan mereka saling merangkul, dan senyum manis tersungging di wajah ketiganya ke arah kamera Alson, yang mendapat tugas mengabadikan prosesi wisuda adik dan istrinya itu."Mommy!" teriak nyaring Leon sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluk kakinya. Bocah berusia tiga tahun itu sepertinya berhasil melepaskan diri lagi dari pengasuhnya.Aliana menunduk untuk menggendong putranya itu, "Sayang, Mommy kan sudah bilang, jangan lari-lari nanti kamu jatuh bagaimana?" tegurnya sambil mencubit gemas hidung Leon yang mancung.Leon memainkan tali topi toga Aliana, kemudian menarik lepas topi itu dari kepala Aliana, hingga jepit rambut Aliana ikut terlepas, dan rambut panjangnya tergerai indah hingga ke punggungnya.Seperti tidak menyadari kerusakan yang ia sebabkan p
Elrick menatap pantulan dirinya di depan cermin besar kamarnya. Celana panjang dan kemeja yang serba longgar, serta jas yang baru sekali ini ia lihat mereknya, yang jelas bukan dari desainer ternama.Belum lagi kacamata bulatnya, serta tompel buatan di pipi kanannya, “Oh my God! Saya jadi terlihat nerd seperti ini, jangan sampai salah satu kolega saya melihat saya seperti ini!" gerutunya, lalu menghela napas kesal sebelum menambah lagi rentetan gerutuannya, "Dan jas ini? Darimana kau mendapatkannya? Saya akan membakar pabriknya karena sudah membuat jas yang tidak berkualitas seperti ini!" geram Elrick kesal."Astaga, Tuan. Ini hanya sementara sampai kita mendapatkan kepastian tentang anak itu," timpal Jack sambil mendecakkan lidahnya.Elrick langsung balik badan, dan memberikan tatapan tajam ke arah Jack, "Apa yang saya dengar barusan adalah gerutuanmu, Jack? Kalau kau sudah bosan bekerja dengan saya ... Ajukan segera surat pengunduran dirimu!" ancamya dengan nada dingin.Jack lan
Saat Aliana selesai berpakaian, Elrick masih berada di posisi yang sama, mengarahkan pandangannya ke luar jendela, entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini, Aliana memilih untuk tidak mencari tahu.Bahkan suaminya itu tetap tidak bergerak saat Aliana membuka pintu, dan keluar dari kamar mereka. Aliana tersenyum pada bodyguard yang berjaga di depan kamar mereka, sebelum melanjutkan langkahnya menuju halaman belakang, tempat Leon sedang bermain.‘Tuhan … Apakah ini yang dinamakan cemburu?" tanya Aliana dalam hati."Selamat sore, Granny," sapa Aliana sesampainya ia di samping Granny."Hmmmm."Merasa Granny enggan berbicara dengannya, Aliana berniat mengh
Sesuai dengan usul Elrick, mereka makan keppenwaterzoi, Sop yang terbuat dari rebusan ayam, yang dipadukan dengan berbagai macam jenis sayuran. seperti wortel, daun bawang, kentang, herba, telur, krim dan juga mentega itu sepiring berdua, yang kini hanya tinggal setengahnya saja. Mereka duduk bersisian , dan saling berhadapan, dengan kedua lutut yang nyaris bersentuhan.Elrick mengambil sepotong baguette, semacam roti tawar khas Belanda, kemudian mencelupkannya ke kuah Keppenwaterzoi sebelum menyuapi Aliana, tapi Aliana menggelengkan kepalanya sambil menutup rapat-rapat mulutnya."Buka!" seru Elrick sambil tersenyum usil."Aku sudah kenyang, rick. Kamu saja yang habiskan!" tolak Aliana."Satu kali lagi, ayo My Luv, Menurutlah."
"Mau bersepeda mengelilingi desa ini?" tanya Elrick ketika Aliana selesai menghabiskan makan siangnya."Panas-panas begini? Oh tidak, Rick. Terima kasih. Mungkin kalau sore hari aku mau,” jawab Aliana."Ah, sore kalau begitu, Leon tidur.""Leon?"Elrick menunjuk ke arah Leon yang tertidur di gendongan suster cici, "Sebaiknya kita pulang sekarang.""Ok."Elrick memanggil salah satu bodyguardnya untuk menyelesaikan masalah pembayaran, lalu merangkul Aliana saat menyusuri jalan yang tadi mereka lewati, untuk sampai ke rumah Granny.“Dimana Jack?" tanya Aliana, s
"Kamu terlalu berburuk sangka pada Gwen, My Luv. Gwen bukan wanita seperti itu!" sanggah Elrick.'Yah, silahkan saja bela terus mantan tunanganmu itu, Rick. Aku memang tidak mudah bergaul, tapi aku bisa menilai karakter seseorang dari pertama kali aku melihatnya. Dan jelas sekali mantan tunangan dan Grannymu itu berniat tidak baik pada kita,' desah Aliana dalam hatinya.Aliana tidak akan mengutarakan pikirannya itu pada Elrick. Karena bagaimanapun ia mengatakannya, pria itu pasti akan tetap menyanggahnya, tetap membela mantan tunangannya itu, terlebih lagi membela Grannynya, jadi lebih baik Aliana menelannya saja sendiri."Ya, nanti aku akan meminta maaf pada Granny, karena tidak menghargai jerih payah mereka yang sudah menyiapkan makan siang untuk kita," ujar Aliana sambil mencoba tersenyum.&nbs
"Apa kabar, Rick? Senang bertemu denganmu lagi?" sapa Gwen sambil mencium pipi kanan dan kirinya.Elrick ingin mendorong tunangannya itu, tapi dari sudut matanya ia melihat Granny yang sedang melangkah ke arah mereka, langkah pelan dengan bantuan tongkatnya itu membuat Gwen langsung menghampiri Granny, dan menuntunnya ke arah Elrick."Kenapa diam saja? Ayo lekas makan nanti keburu dingin! Sudah susah payah Gwen menyiapkannya untukmu!" seru Granny sambil menghentak-hentakkan tongkatnya ke lantai."Kami baru akan ke ruang makan Granny, ayo My ... " kata-kata Alex tergantung saat ia menoleh dan mendapati Aliana sudah tidak berada lagi di sisinya.Dengan panik Elrick mengedarkan pandangannya ke segala penjuru rumah itu, hingga matanya tertuju pada pemandangan diluar jendel
Rasanya ada sesuatu yang menyayat-nyayat hati Aliana, dan rasanya sakit sekali. Seketika Aliana balik badan dan melangkahkan kakinya ke arah Leon. Tentu saja Elrick tidak mengetahui kalau Aliana sudah tidak berada disampingnya lagi, karena wanita itu sedang memonopoli perhatian suaminya."Anda baik-baik saja, Nona?" tanya Damar sesampainya Aliana ke tempat mereka berdiri, Ekram langsung berdiri di samping Aliana.Para bodyguardnya itu pasti melihat semuanya dari jendela. Ya, apa pun isi dalam rumah itu terlihat jelas dari luar jendela, yang mungkin Granny sengaja tidak memasang tirai, supaya siapa pun yang lewat, bisa melihat ke dalam rumahnya yang serba modern itu.Aliana sangat bersyukur, karena Appa Alex bersikeras untuk membiarkan Damar dan Ekram untuk ikut dengannya. Bodyguard yang ditugaskan mengawal Eomma Sonya,
Keesokan harinya Elrick mengajak Aliana dan Leon ke rumah Grannynya. Mereka menghabiskan waktu sekitar dua jam untuk sampai ke Giethoorn, desa air dengan ribuan kanal, atau disebut juga dengan Venesianya Belanda, yang menjadi salah satu destinasi wisatawan mancanegara.Tidak ada jalan beraspal yang bisa dilalui mobil di desa Giethoorn, hanya ada jalur pejalan kaki, sepeda dan yang utama adalah kanal untuk jalur perahu, kano dan boat yang menjadi transportasi utama desa itu.Jadi sesampainya mereka di desa dengan jumlah penduduk sekitar duaribu enamratus jiwa itu, sebuah Electric Boat sudah disiapkan untuk mereka.Aliana, Elrick, Leon, suster Cici dan Jack berada dalam satu boat, dengan Jack yang mengemudikan boat mereka. Sementara Damar dan Ekram berada satu boat dengan par
"Kenapa kamu dipanggil Mr. Rick alih-alih Mr. Euginius? Biasanya nama keluargalah yang menjadi nama panggilan," tanya Aliana sambil meniup Erwtensoep sebelum memakannya.Erwtensoep atau snert ini adalah salah satu menu favorit Aliana selain ikan Haring saat sedang di Belanda, sup bertekstur kental yang terbuat dari kacang polong, seledri, daun bawang, wortel, dan daging ini sebenarnya lebih nikmat di nikmati saat musim dingin dengan rookworstsosis asap, atau roti gandum dankatenspek bacon khas Belanda.Tapi saat ini Aliana sedang ingin makan makanan berkuah, karena ia sedang merasa tidak enak badan, terutama di area perutnya. Makanan hangat ini lumayan meringankan rasa tidak nyaman di perutnya."Entah siapa yang memulainya, tanpa aku sadari panggilan Mr. Rick lebih melekat padaku daripada Mr. Euginius, hing
Keesokan paginya, Elrick dan Aliana sudah berada di kantor Elrick. Aliana duduk di samping Elrick, mereka sedang menandatangani kontrak kerjasama perusahaan mereka, di depan direksi dan para pemegang saham perusahaan Elrick.Lembar demi lembar mereka baca dan tandatangani, setelah selesai mereka bertukar dokumen kontrak dan kembali menandatanganinya lagi. Sebelum akhirnya berjabat tangan setelah selesai proses penandatanganannya."Sukses untuk proyeknya, Mrs. Aliana Adipramana!" seru Elrick sambil mengulurkan tangannya.Aliana menyambut uluran tangan Elrick, "Terima kasih, Mr. Elrick Willem Euginius!" balasnya sambil tersenyum manis, di susul dengan tepukan tangan dari yang lainnya.Elrick mencondongkan dirinya ke Aliana