Share

Bab 76 Berita Hoaks!

Penulis: Dilla Maharia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-05 19:56:08

Jefri mendekati Barra yang baru saja turun dari mobilnya di parkiran basement, khusus pejabat perusahaan.

Jefri baru saja mengantarkan Olivia ke UD Entertainment. Namun sesuai permintaan gadis itu, ia mengantar tak langsung ke depan pintu masuk. Olivia tak mau ada karyawan lain yang melihatnya turun dari mobil Jefri.

“Pak.” Ucap Jefri pada Barra yang berwajah dingin. Seperti ada yang tak lepas di hati pria itu.

“Kenapa tidak di antar di depan saja tadi?” Tanya Barra, tadi mobilnya mengikuti di belakang mobil Jefri. Tetap memantau istrinya.

“Nyonya yang minta Pak. Beliau tidak mau ada karyawan yang melihat kami di satu mobil.” Jelas Jefri.

Barra diam, memang begitu sebaiknya, “Tapi kamu harus selalu pastikan istriku masuk perusahaan dalam keadaan aman. Aku juga selalu memantaunya, tetapi tidak bisa dalam jarak yang dekat.”

“Ya Pak.”

“Selama di kantor, tetap perhatikan apapun yang Olivia lakukan dan dengan siapa dia berinteraksi. Kita tidak tau siapa yang ingin mencelakai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 77 Model Pengganti!

    “Sayang, gimana penampilan aku??” Chelsea menunjukkan dirinya yang baru saja di dandani oleh make up artis terbaik, tak lupa gaunnya yang anggun dan elegant. Elgard yang baru saja tiba di salon langganan Chelsea untuk menjemput, meneliti wajah hingga tubuh istrinya itu dengan tatapan penuh kekaguman, “Cantik! Seperti biasa, selalu cantik dan aku bingung, kapan sih kamu jeleknya?” Ungkap Elgard begitu memuja kecantikan istrinya tersebut. “El, kamu ih... Kalau muji suka berlebihan...” Wajah Chelsea bersemu merah, bahagia akan sanjungan suaminya. “Aku gak berlebihan. Itulah faktanya. Kalau gak, mana mungkin aku sampai tergila-gila seperti ini sama kamu Honey.” “Makasih sayangku...” Chelsea memeluk manja lengan Elgard, merasa tersanjung. “Kita berangkat sekarang?” Tanya Elgard yang juga sudah siap dengan setelan rapi dan gagah, serasi dengan Chelsea. “Ayo! Aku udah gak sabar menghadiri fashion show designer sekelas Anna Avantie. Mudah-mudahan suatu hari nanti wedding dresses h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 78 Pertama Kali!

    “Pak, kita berangkat sekarang?” Tanya Syifa, berdiri di depan pintu. Barra yang duduk di kursi kerjanya, melirik jam tangannya sekilas, “Sebentar lagi!” Tegasnya. “Baik Pak. Tapi acaranya akan di mulai sekitar satu jam lagi.” “Ya.” Jawab Barra, paham. Syifa kembali menutup pintu dari luar ruangan Barra. Barra pun bangkit dari duduknya, berjalan menuju jendela tinggi besar yang menyuguhkan pemandangan kota dari ketinggian gedung tersebut sambil menatap serius layar ponsel di tangannya. ‘Kenapa dia tidak mengangkat teleponnya!’ Gumam sang CEO, kesal. Sedari tadi melakukan panggilan telepon ke nomor Olivia, tak juga di terima istrinya tersebut. Barra berkali-kali mengulang menelepon, bahkan mengirim pesan, berharap Olivia membaca dan meneleponnya kembali. Namun tidak juga. Perasaannya semakin kesal, apa Olivia sengaja mengabaikan panggilannya? Tok... Tok... Jefri membuka pintu dari luar setelah mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia pun masuk ke dalam untuk menemui sang CEO. “Pak,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 79 Terkesima!

    “Ayo, masih ada waktu satu jam lagi untuk latihan sebentar sebelum acara dimulai!” Ucap Anna Avantie sembari menepuk-nepuk tangannya pada para model agar segera berkumpul. Mereka semua telah siap dengan dandanan cantik dan pakaian modis hasil rancangan Anna yang akan di pamerkan pada acara fashion week kali ini. Semua model berkumpul di dampingi koreografer mode dan kru penanggung jawab lainnya, catwalk juga sudah siap untuk di gunakan. Olivia datang bersama Madam Rose, ikut bergabung bersama yang lain. “Seperti yang aku katakan tadi ya, percaya diri dan lakukan yang terbaik!” Ucap Madam Rose pada Olivia yang mulai tampak berani, tak lagi terlalu nervous. “InsyaAllah Madam, makasih.” Olivia tersenyum. Ia lirik Anna sang Designer yang berjalan mendekati mereka. “Kamu pergilah dulu latihan bersama yang lainnya!” Titah Madam pada Olivia. “Iya Madam.” Olivia menurut. Segera bergabung bersama para model lainnya. Anna telah berada di dekat Madam Rose, matanya masih tak lepas dari me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 80 Meminjamkan?

    “Selamat ya Mbak Anna...” Ucapan selamat dan rasa puas tamu undangan yang hadir, bertubi-tubi di berikan pada Designer ternama itu. Anna begitu bangga dan puas melihat kesuksesan acara pentingnya ini. Semua berkat kerjasama tim yang solid juga. “Pak Barra Malik Virendra...” Ucap Anna pada Barra yang tampak berjalan dengan wajah serius, menuju suatu tempat. Barra yang sedari tadi telah mengawasi Olivia dan akan mengikuti istrinya itu ke ruang ganti, terpaksa menghentikan langkah saat Anna menyapanya dengan begitu ramah. “Bu Anna Avantie.” Sambutnya seolah antusias, meski matanya masih tetap mengawasi Olivia yang sedang bergabung bersama para model dan kru. “Selamat atas kesuksesan acara anda. Kami senang bisa bekerjasama dengan Bu Anna.” Ungkap Barra. “Oh, saya yang seharusnya berterimakasih. Saya benar-benar puas dengan acara yang UD Entertainment selenggarakan ini. Terimakasih banyak Pak Barra...” Balas Anna begitu senang. Keduanya mengobrol, membahas kerjasama selanj

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 81 Lupa Punya Suami?

    “Kamu pergi tanpa izin dari saya Olivia!” Ucap Barra penuh penekanan, semakin membuat nyali Olivia menciut. “I-Iya, maafkan aku. Tapi seperti yang Bu Anna katakan tadi, tiba-tiba beliau menyuruh aku menggantikan modelnya yang sedang sakit. Aku gak bisa menolak Pak, karena Bu Anna bilang sebagai karyawan UD Entertainment, aku juga harus bertanggungjawab menyukseskan acara ini...” Olivia mencoba menjelaskan kembali, namun Barra terus saja berjalan mendekatinya tanpa berhenti, membuat Olivia yang panik akhirnya memundurkan langkah ke belakang. “Yang saya pertanyakan, kenapa kamu bisa ada disini, Olivia??” Barra semakin mendesak tubuh Olivia hingga membuat gadis itu panik. Sesekali menoleh ke belakang, takut jatuh saat berjalan mundur. “Itu... Itu karena tadi aku...” Olivia lagi-lagi tergugup, hingga menelan ludah. Takut. “Aku nemanin Nanda kesini sebentar, karena dia mau bertemu Bu Anna...” Olivia akhirnya jujur, tak pandai berbohong. Set! Eh? Barra dengan cepat, mengukung tubuh O

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 82 Saya Peringatkan!

    Barra memeluk pinggang Olivia dengan posesif, mendekatkan wajahnya pada telinga istrinya itu. “Cepatlah ganti pakaian, saya tunggu!” Ucapnya seolah berbisik, namun dengan suara sedikit dikeraskan. Ia kecup pucuk kepala Olivia diam-diam, di hadapan Elgard dan Madam Rose. Olivia yang masih panik karena ketahuan tengah berduaan bersama Barra di ruangan itu, semakin gelagapan dengan sikap Barra yang malah terang-terangan menunjukkan hubungan mereka. Di tambah barusan mereka seperti sedang bercumbu mesra, seolah saling menikmati satu sama lain. Sudah bisa di tebak apa yang ada di dalam pikiran Madam dan Elgard. “Ayo Pak Elgard, ini ruangan wanita. Kita tidak boleh ada disini!” Ajak Barra pada Elgard yang terpaku, masih tak percaya dengan apa yang Barra lakukan pada mantan istrinya. Barra berjalan lebih dulu, dengan gaya angkuhnya. Hatinya begitu puas bisa menunjukkan kepemilikannya terhadap Olivia pada Elgard, pria yang masih saja ingin mendekati istrinya. Elgard terpaksa ikut meningg

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 83 Fokus Padanya!

    Chelsea nyengir, ia tarik kembali tangannya dengan rasa malu. Barra Malik Virendra itu tak mau bersalaman dengannya. Elgard yang menyaksikan sikap Barra pada istrinya, merasa geram. Terlihat jelas wajah mengejek pria itu pada Chelsea yang ia anggap hanya seorang pelakor. Barra kembali menatap Elgard, masih dengan senyuman tersirat, “Pak Elgard, saya berharap anda fokus saja memberikan perhatian pada istri anda yang cantik ini. Anda harus menjaganya sebaik mungkin. Jangan sampai dia pergi meninggalkan anda karena anda tidak memperlakukannya dengan semestinya. Bukankah demi mendapatkan wanita secantik ini, anda harus berusaha sekeras mungkin hingga mengorbankan banyak hal? Maka jangan sia-siakan apa yang sudah anda perjuangkan!” Satirnya, membuat Elgard seakan tertampar. Memang demi memperjuangkan hubungannya dengan Chelsea, Elgard harus mengorbankan Olivia. Dirinya menentang Haris mati-matian hanya untuk menikahi wanita itu dan menceraikan istrinya sendiri. “Ah Pak Barra, anda bisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 84 Terpaksa Ikut!

    “Madam, aku balik ke kantor ya. Udah sore, bentar lagi jam kantor mau habis. Aku pergi. Assalamualaikum.” Olivia beranjak dari ruangan tersebut, tak ingin terlalu lama membahas tentang dirinya dan Barra. “Wa-Wa'alaikumsalam Olivia...” Madam menjawab dengan perasaan heran. Ada yang lain di wajah gadis itu. Tak mengaminkan ucapannya jika mereka segera go public dan segera menikah. Olivia terlihat tak senang. Apa yang sebenarnya terjadi? Hubungan mereka sepertinya cukup rumit sehingga harus di rahasiakan dengan alasan menjaga privasi. Bukankah jika sama-sama mencintai, seharusnya tidak di tutupi agar semua orang tahu bahwa mereka saling memiliki dan tak ada yang berani mendekati salah satunya? Olivia berjalan dengan langkah cepat keluar dari gedung tersebut. Perasaannya campur aduk. Ada rasa malu, juga kesal. Malu karena dilihat Madam saat Barra menciumnya secara paksa. Kesal karena Barra lagi-lagi melakukan hal tersebut seenaknya. Apa yang sebenarnya pria itu pikirkan? Dia yang ing

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 303. Lengkap Sudah

    “Udah, Sayang. Oliv jangan terlalu banyak diajak bicara. Lihatlah dia masih pucat sama lemas gitu,” tegur Virendra, ingin menghentikan Syafira yang masih saja mengajak Olivia mengobrol. Virendra begitu iba melihat menantu perempuannya dalam keadaan lelah. Pasti sangat sangat capek dan inginnya tidur tenang untuk merehatkan badan setelah berjuang melahirkan bayi yang ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak keluarga. “Waduh, maafkan Mommy ya Sayang. Kamu jadi terganggu,” Ucap Syafira pada Olivia. “Enggak kok, Mom.” Olivia terkekeh, dirinya malah selalu senang jika ibu mertuanya itu ada. Membuat suasana semakin hidup dan ramai. Syafira mengusap lembut lengan menantunya, kemudian mendekati Amanda yang berdiri di samping box bayi Olivia. Virendra mengambil kesempatan. la dekati Olivia, lalu membelai dan mengecup pucuk kepala menantunya. “Istirahat yang cukup ya, Nak,” ucapnya lembut, tersenyum dengan sorot mata penuh kasih sayang. “Ya, Dad,” Jawab Olivia ikut tersenyum. Di saat

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bba 302. Bahagia...

    Olivia ditempatkan di ruang rawatan President Suite-Royal Hospital dengan segala fasilitas lengkapnya. Aroma harum khas bayi baru lahir, menyebar ke seluruh penjuru ruangan, memberi ketenangan tersendiri. Ibu muda itu berbaring dengan kepala sedikit ditinggikan di atas tempat tidur pasien, tubuhnya nyaman ditutupi selimut halus. Di sampingnya, Barra duduk sambil menggenggam tangannya dengan mesra. Mata pria yang kini telah resmi menjadi seorang ayah itu, tak lepas memandangi wajah lelah Olivia yang tampak sedikit pucat. Cinta dan perhatian tergambar jelas dalam tatapan hangat Barra. la sesekali mengecup tangan Olivia, menunjukkan dukungan dan kasih sayang yang semakin besar saja pada istrinya itu. Rasa bangga terhadap Olivia yang telah melahirkan buah cinta mereka, kian membuncah. Sedang Olivia yang telah melewati proses persalinan, tampak lelah namun sumringah. Mata sayunya tertuju pada bayi yang kini berada dalam dekapan sang kakek. Tampak bayi mungil mereka tertidur lelap d

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 301. Perempuan?

    Dengan hati-hati, Barra membantu Olivia berjalan ke mobil, sambil terus memastikan bahwa istrinya itu merasa nyaman. “Udah yakin gak ada yang tertinggal, Sayang?” tanya Amanda sebelum pintu mobil ditutup. “InsyaAllah yakin, Bu.” “Ok. Jagain Oliv ya Bar. Ibu dan Kakek di belakang ngikutin mobil kalian.” “Ya, Bu.” Barra mengangguk, berdebar-debar karena Olivia menahan sakit sambil menggenggam kuat jemarinya. Amanda menutup pintu mobil Barra dari luar. Mobil pun segera melaju, menuju rumah sakit Royal Hospital. Amanda dan Tuan Rawless dengan mobil mereka sendiri, akan ikut ke rumah sakit untuk menunggui persalinan Olivia. Wajah keduanya cukup tegang, ini waktunya cucu Amanda sekaligus cicit Tuan Rawless akan hadir ke dunia ini. Sebentar lagi. Hujan masih terus mengguyur, menambah dramatis perjalanan mereka ke rumah sakit di dini hari yang dingin dan basah itu. “Aduh Mas, makin sakiiiit...” Olivia menggenggam erat tangan Barra. Kontraksinya terasa semakin kencang daripada sebelumn

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 300. Detik-detik...

    _Dua bulan kemudian_ Pukul 01.00 wib. Suara gemericik hujan di luar jendela kediaman Rawless, semakin membuat malam terasa pekat. Di dalam kamar yang temarm oleh lampu tidur, Barra dan Olivia masih berbaring di bawah selimut tebal yang membalut tubuh keduanya. AC yang sejak awal diatur dengan suhu rendah, menambah kesejukan ruang kamar yang luas itu, serasi dengan dinginnya malam yang diselimuti hujan. Olivia dengan perutnya yang besar menonjol, tidur miring ke kiri membelakangi Barra dengan kepala bertumpu pada lengan suaminya sebagai bantal empuk. Sedang Barra memeluknya dari belakang, seperti salah satu kebiasaan mereka saat tidur. “Uugh...” Olivia mulai menggeliat. Rasa tak nyaman di perut yang dirasakannya sebelum tidur tadi, kembali lagi, malah semakin intens. Perutnya seperti mengencang, seakan menjadi sebuah tanda bahwa kontraksi sesungguhnya telah dimulai. “Nak, kok gerak-gerak terus ya? Apa udah mau lahir?” lirihnya dengan mengusap-usap perut. Dengan wajah meringis

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 299. SAH

    Tampak penghulu datang, langsung disambut ramah oleh Tuan Rawless, Virendra dan Haris. Setelah berbasa basi, semuanya akhirnya duduk di tempat masing-masing. Penghulu, Barra dan Tuan Rawless sebagai saksi nikah. Yang terpenting, Jefri dan Haris duduk berhadap-hadapan untuk mengucapkan ijab qobul sebentar lagi. Sementara keluarga besar sudah menempati kursi mereka masing-masing, ikut tak sabar menyaksikan acara sakral ini. Tak berselang lama, Syafira dan Ayuma masuk ke dalam ballroom hotel. Suara riuh hadirin di dalam ruangan megah itu, sontak menarik perhatian Jefri. Ada ungkapan takjub dengan melafazkan kalimat MasyaAllah, terdengar dari suara-suara mereka yang melihat ke arah pintu masuk. Degup Degup Jantung Jefri berdegup sekencang mungkin. la menelan saliva, matanya tak berkedip. Clarissa masuk digandeng Syafira dan Ayuma, itu gadis yang sebentar lagi akan ia halalkan. Tak sampai hitungan jam lagi. ‘Ya Allah!’ ‘Indahnya cıptaanMu...’ Batin Jefri, terpesona melihat calon

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 298. Hari Bahagia

    Tiga minggu berlalu... Ballroom hotel bintang lima tempat Jefri dan Clarissa akan melangsungkan akad nikah sekaligus resepsi pernikahan, telah bertransformasi menjadi sebuah mahakarya keindahan, seperti sebuah istana mewah bak pernikahan putri raja. Di sekeliling ballroom, meja-meja tamu tersusun rapi dan elegan, ditata dengan linens putih bersih dan peralatan makan perak yang berkilau, dihiasi centerpiece yang terdiri dari bunga-bunga segar dan lilin-lilin yang menambahkan nuansa romantis. Di setiap sudutnya, terdapat rangkaian bunga yang mewah berwarna-warni sedemikian rupa, menambah semerbak aroma floral yang menggoda indra. Di bagian depan ballroom, sebuah meja berukuran sedang namun unik, telah disiapkan dengan kursi spesial untuk calon pengantin pria yang akan melangsungkan ijab qobul bersama wali nikah pengantin perempuan, tak lupa kursi khusus penghulu dan dua orang saksi nikah. Atmosfer di aula ini bukan hanya tentang keindahan visual, namun juga perasaan penuh harapan y

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 297. Segerakan

    Kini mereka tengah berkumpul di kediaman Virendra sambil mengobrol. Jefri yang sudah disuruh beristirahat oleh sang Mommy, masih tetap bergabung dalam obrolan meski hanya menjadi pendengar. Wajahnya tampak tegang, sedikit gugup. “Jef, kamu kenapa? Dari tadi diem aja, disuruh rehat gak mau.” Syafira terheran melihat raut wajah gugup pemuda yang sudah ia anggap sebagai putra keduanya itu. “Um, Mommy, Daddy,” Jefri mencoba menetralkan sikap, harus tetap tenang. “Tell us. Kamu biasanya kalau mau ngomong sesuatu, gak pake basa basi, Jef. Kenapa sekarang gugup gitu, ada masalah lain?” Virendra cukup penasaran melihat ekspresi tegang Jefri. “Begini. Ada yang mau Jef sampaikan.” Jefri menatap satu persatu wajah Virendra dan Syafira yang menunggu apa yang akan ia sampaikan. “Jangan bikin Mommy penasaran ah, Jef! Cepetan ngomongnya,” Desak Syafira. Sudah tahu dirinya tak bisa dibuat penasaran. Jiwa keponya berontak. Jefri menarik napas dalam-dalam, membuat Syafira semakin penasaran. “Dad

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 296. Di Terima?

    “Dan sekarang, saya semakin yakin kalau saya tidak bisa kehilangan Nona Clarissa. Saya ingin bersamanya, memilikinya sebagai istri saya. Karena tidak mau membuang-buang waktu lagi, begitu tau Nona Clarissa akan meninggalkan Indonesia, saya langsung bergegas menyusul ke Bandara untuk membawanya kembali bersama saya. Tidak akan saya lepaskan lagi dia. Akan saya perjuangkan dia dengan cara mengikatnya ke dalam ikatan yang halal, karena saya sangat mencintainya, lebih dari segalanya. Sudah cukup bagi saya untuk mengenal kepribadiannya, tahu tentang harapan dan mimpinya, dan saya ingin menjadi bagian dari itu semua. Saya tidak hanya mencintai dia, tapi juga menghormati dia sebagai individu. Saya siap berbagi suka dan duka bersamanya, di setiap langkah yang akan kami tempuh bersama.” Jefri berucap dengan sorot mata penuh keseriusan, mengungkapkan seluruh perasaan dan keinginannya. Tanpa sadar, rasa gugup dan khawatir akan ditolak, menghilang begitu saja. Berganti menjadi rasa percaya diri d

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 295. Meminta Restu

    “Begitupun saya, Nona. Sejak kecil, saya selalu berharap ada pasangan suami istri yang mau mengambil saya menjadi anak mereka, tetapi tidak pernah dilirik sama sekali. Mungkin karena saya kurus seperti anak kurang gizi. Dekil dan sering sakit dibanding anak panti lainnya. Tidak ada yang tertarik untuk mengadopsi saya. Tidak ada kelebihan yang saya punya selain otak yang mampu, tapi tidak seimbang dengan fisik saya yang lemah. Setelah bersama Pak Barra, saya berubah menjadi seperti sekarang. Kuat dan bisa beliau andalkan. Kalau tidak bertemu beliau dan Tuhan tidak menggerakkan hatinya untuk memasukkan saya ke dalam keluarga Virendra, mungkin sekarang pun saya juga bukan siapa-siapa. Belum tentu saya bisa bertemu circle orang-orang hebat. Dan belum tentu saya bisa bertemu dengan Nona,” Jefri menatap wajah Clarissa. Mata Gadis itu tengah berkaca-kaca mendengar kisah hidupnya. “Kamu hebat! Kamu pantas dipertemukan dengan orang-orang hebat pula seperti Pak Barra dan keluarga Virendra. Aku

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status