Share

Pindah atau Tidak?

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2023-09-17 21:24:51

"Umm … Zelda, sejujurnya aku risih melihatmu duduk seperti itu. Kesannya tidak sopan dan seperti anak kecil. Bukankah kamu sudah sudah dewasa, Zelda?! Jadi tolong perbaiki cara dudukmu. Kalau bisa jangan duduk dipangkuan Marvin. Kasihan Marvin, dia baru pulang dari kantor. Pasti dia lelah," tegur Nita dengan nada lembut dan manis, tetapi percayalah dalam hati dia mengumpati Zelda.

Shit! Dia sangat tak suka dengan Zelda. Terlebih bagaimana perempuan ini dengan santai serta manja duduk di pangkuan Marvin. Harusnya dia yang berada di sana, duduk manja di pangkuan Marvin.

Zelda menyakiti mata Nita.

Zelda menatap kesal ke arah Nita, wajahnya tak bersahabat dan dia benar-benar dongkol dengan perempuan satu ini. Bilang saja jika dia cemburu Zelda duduk di pangkuan Marvin. Cih, pakai acara menegur segala.

"Aku juga mau pergi," ketus Zelda, bangkit dari pangkuan Marvin dan berniat beranjak dari sana.

"Amore," panggil Marvin, menatap kepergian Zelda– di mana istrinya tersebut berjalan den
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Aku Cemburu Amore

    Zelda menghela napas, dia benar-benar bingung. "Cik, aku tidak tahu. Sebenarnya aku juga ingin pindah. Tapi …-" Sebelum ucapan Zelda tersebut selesai, tiba-tiba saja HPnya dirampas oleh seseorang. Zelda spontan menoleh ke arah belakang, menatap seseorang yang merampas Ponselnya tersebut– di mana Marvin lah yang mengambil Handphonenya. Marvin mematikan sambungan telpon kemudian meletakkan HP Zelda di atas meja. "Mas Marvin, ke--kenapa dimatikan? Aku sedang berbicara dengan temanku," protes Zelda, menatap Marvin campur aduk. Dia kesal tetapi tidak bisa melampiaskan kekesalannya pada Marvin. Ada perasaan takut juga ketika melihat tatapan tajam dan membunuh milik Marvin. "Sudah kukatakan, kau tidak boleh dekat dengan pria manapun, Zelda Amira Abelard!" peringat Marvin sembari menatap tajam dan membunuh ke arah Zelda, dia mendekati Zelda– mencondongkan tubuh ke arah Zelda, di mana tangannya ia letakkan di sisi sandaran kursi untuk sebagai topangan tubuhnya. "Jangan mencoba mengabaikan

    Last Updated : 2023-09-19
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Aku Mulai Suka Mas Marvin

    Marvin tak berbohong. Benar! Hari ini dia membawa Zelda ke pantai. Yah, tapi-- kenapa Nita harus ikut dengan mereka? Ke--kenapa?! "Marvin, aku senang sekali diajak ke pantai olehmu. Aku memang sedang membutuhkan pantai untuk healing. Akhir-akhir ini aku sering depresi karena anak desain sering membicarakan ku. Terimakasih," ucap Nita, diakhiri senyuman manis– memeluk lengan Marvin yang tengah menyetir dengan manja. "Lepas, Nit. Aku sedang menyetir," jawab Marvin dengan datar, dia menepis tangan Nita kemudian melirik kaca depan mobil; ingin memastikan istinya yang duduk di belakang. Shit! Harapannya Zelda menunjukkan wajah penuh kecemburuan. Tetapi istrinya tersebut malah terlihat sibuk dengan handphonenya– tidak melirik sama sekali ke arah depan. 'Aku ingin melihatmu cemburu. Sialan!' batin Marvin, mendadak memukul setir– melampiaskan kemarahannya pada setir karena Zelda sama sekali tidak terlihat cemburu. Jadi apa gunanya dia mengajak Nita ikut? Hell! Sebenarnya Marvin tidak men

    Last Updated : 2023-09-21
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Malam dan Siang

    "Kau merindukanku, Amore?" tanya Marvin sembari membaringkan Zelda ke atas ranjang. Setelah itu dia membuka kemejanya yang memang tak di kancing. Jadi Marvin dengan mudah melepas kemeja tersebut dari tubuhnya. 'Paman-- maksudku Mas Marvin ke--kenapa melepas kemejanya? Ini masih siang, Cuk!' batin Zelda, menoleh ke sana kemari karena panik dengan apa yang akan Marvin lakukan padanya. Marvin menaikkan sebelah alis, naik ke atas ranjang– mengambil tempat di atas tubuh istrinya. "Kau belum menjawab pertanyaanku, Amore," serak Damon, suaranya berat dan rendah. Begitu seksi di pendengaran. "Kenapa aku harus merindukan Mas Marvin? Kita berjumpa setiap hari," jawab Zelda, terkesan judes– memalingkan wajah ketika Marvin berniat menciumnya. "Cih." Marvin berdecis geli, menangkup pipi Zelda kemudian memaksa perempuan itu untuk menoleh ke arahnya, "tetapi aku merindukanmu, Amore. Sangat merindukanmu," bisiknya tepat di dekat daun telinga perempuan tersebut. Suaranya begitu berat dan seksi, m

    Last Updated : 2023-09-21
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Pencurian

    "Tidak," jawab Zelda sedikit gugup, terpaksa pura-pura mengamati cangkang kerang yang dia temukan untuk mengalihkan rasa canggung dan gugupnya, "aku suka Mas Marvin," ucapnya tiba-tiba. "Humm?" Marvin mengerutkan kening. Sedangkan Zelda, spontan mendongak dengan raut muka pucat pias dan panik. Oh Tuhan! Apa yang dia katakan tadi?! "Maksudku, aku memotonya untuk kepentingan desain," ucap Zelda, buru-buru meralat perkataanya tadi. Ah, semoga saja Damon tidak mendengarkan ucapannya tadi. 'Cik, kenapa aku bisa bilang begitu sih? Su--suka Mas Marvin?! Hah, yang benar saja.' batin Zelda. "Cih." Marvin berdecis geli, mengacak surai di pucuk kepala istrinya secara gemas. "Aku mendengar apa yang kau katakan tadi," ucap Marvin selanjutnya. Zelda membulatkan mata, air mukanya panik dan menegang. Jantungnya berdebar kencang dan tubuhnya seketika membeku. Setelah menguasai diri, Zelda buru-buru bangkit dari pangkuan Marvin dan segera berlari ke pinggir ombak kecil pantai. "Aku mencari cangk

    Last Updated : 2023-09-23
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Ciri-Ciri Seseorang Cemburu

    "Hei … berhenti!" pekik Zelda dengan berteriak sembari berlari untuk mengejar seseorang yang mencuri HP-nya. Pria yang memakai Hoodie hitam tersebut berlari ke arah tangga darurat hotel, otomatis Zelda juga berlari ke arah sana. Namun, saat Zelda akan masuk ke area tangga darurat tiba-tiba saja seseorang menarik dan menyentak kuat tangan Zelda. Hal tersebut membuat Zelda sontak berhenti berlari, berakhir dengan menabrak dada bidang seseorang yang terasa keras dan kokoh. Bug'"Ahck!" Zelda meringis, wajahnya menabrak dada kokoh dan bidang yang terasa seperti tembok. Kening dan hidungnya terasa cukup sakit. "Kau mau kemana?!" Suara geraman dingin terdengar, Zelda mendongak untuk melihat pemilik suara mengerikan tersebut. "Mas Marvin," cicitnya pelan. Zelda kembali menoleh ke arah pintu menuju tangga darurat. Handphonenya dibawa kabur ke sana. "Ponselku dicuri seseorang. Aku …-""Ikut denganku," potong Marvin dengan cepat, menarik Zelda untuk beranjak dari sana. "Bagaimana dengan po

    Last Updated : 2023-09-24
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Cemburu yang Kentara

    Sesuai saran dari Neon, Marvin mencoba membuka riwayat pencarian istrinya di browser. Dan mengejutkannya …-'Ciri-Ciri seseorang cemburu.' Marvin menaikkan sebelah alis ketika membaca salah satu riwayat pencarian di ponsel Zelda. Shit! Untuk apa Zelda mencari hal-hal seperti ini? 'Jantung sering berdebar kencang, dada bergemuruh dan sering gugup saat didekat seseorang, itu gejala dari penyakit apa?' Marvin membaca lagi, kali ini dia berdecis geli karena merasa lucu dengan kerandoman istrinya. Hal seperti ini ditanya pada google?! Sangat lucu! But--Siapa yang membuat istrinya jatuh cinta?! Shit! Jika bukan Marvin maka orang itu akan Marvin lenyapkan! Tidak ada yang boleh menarik perhatian Amore-nya, siapapun itu!'Apa hukum menyukai paman sendiri?' What the fuck! Zelda juga mencari hal seperti ini. Namun, meskipun sikap istrinya sangat konyol dan random, tetapi kekonyolan Zelda ini mampu membuat senyuman manis terukir di bibir Marvin. Ah, dengan adanya riwayat pencarian ini, Mar

    Last Updated : 2023-09-27
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Kau Mencintaiku?

    Zelda menatap ke arah lututnya, keningnya mengerut karena panik– napasnya semakin menipis dan dadanya sudah mulai terasa panas. Zelda memijak batu karang, kemudian menekuk lutut– menahan sakit dan kebas secara bersamaan di kaki kanan, lututnya yang cedera. Setelah itu, Zelda meluncur ke atas permukaan. Namun, baru setengah jalan, tubuhnya sudah berhenti melesat. Zelda panik! Dia butuh oksigen, dadanya semakin sesak. Dia berusaha mencapai permukaan, tetapi karena kakinya tak bisa digerakkan dan malah menguras tenaganya, Zelda pada akhirnya pasrah. Dia terdiam, membiarkan tubuhnya kembali tenggelam– bersama dengan kesadarannya yang mulai menghilang. Dadanya sangat sakit! Byur'Samar-samar Zelda melihat seseorang berenang ke arahnya– melesat dengan cepat dan menghampiri Zelda yang hampir kehilangan kesadaran sepenuhnya. Cup'Zelda bisa merasakan benda kenyal yang terasa hangat menyentuh bibirnya– memasukkan oksigen melalui sana. Seolah seperti diberi daya, mata Zelda kembali terang

    Last Updated : 2023-09-28
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Aku Suka Paman

    "Kau mencintaiku?"Zelda seketika terlihat gelisah dan kebingungan. Kenapa Marvin harus menanyakan hal seperti ini padanya? Cik, Zelda tidak tahu harus menjawab apa? Kata orang definisi cinta itu sangat mudah, tetapi bagi Zelda– dia bahkan tidak tahu apa yang dikatakan dengan cinta. Zelda tidak tahu wujud dari cinta itu sendiri dan bagaimana cara mengetahui keberadaannya, Zelda juga tidak paham. Jadi-- dia ragu dan dia bingung pada cinta!"Humm." Marvin tiba-tiba berdehem, tiba-tiba mengulurkan tangan ke atas kepala Zelda– membelainya dengan penuh kasih sayang, menatap Zelda lembut dan hangat, "aku tidak memaksamu untuk mencintaiku sekarang juga. Tetapi … jangan mencoba untuk mencintai pria selain aku, Zelda. Kupastikan kau menerima akibatnya jika itu terjadi," ucap dan peringat Marvin, berbanding dengan tatapannya yang hangat dan lembut. "I--iya, Mas Marvin," cicit Zelda pelan. "Humm." Lagi-lagi Marvin berdehem pelan, melepas kaitan tangannya di pinggang Zelda kemudian berniat ber

    Last Updated : 2023-09-30

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   ENDING

    "To--tolong," pekik Zelda cukup kuat, membuat Marvin menoleh ke arahnya–menatap intens pada Zelda, di mana Naura dan Allenra telah berada di pelukan Marvin. "Tolong jangan celakai mereka," cicit Zelda, suaranya tiba-tiba melemah–menatap memohon pada Marvin. Mata Zelda memerah, berair; ingin menangis sebab khawatir jika Marvin berniat buruk pada kedua darah dagingnya sendiri. Marvin membawa anak-anak tersebut dalam gendongannya, berjalan santai ke arah Zelda yang masih terikat di ranjang. "Maaf," ucap Marvin, berkata lirih dan pelan. Dia menurunkan anak-anaknya ke atas ranjang, lalu dia mendekati Zelda untuk melepas ikatan di tangan dan kaki Zelda. Setelah itu, tiba-tiba saja Marvin membawa Zelda dalam pelukannya–mendekap istrinya tersebut secara erat. "Maafkan aku, Amore," ucap Marvin dengan serak, bersamaan dengan air mata yang jatuh dari pelupuk. Pelukannya begitu erat, dia takut kehilangan perempuan ini. Melupakan pernikahannya dengan Zelda adalah hal buruk yang pernah Marvin

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Keluarga?

    "Marvin, tumben kamu datang ke apartemenku," ucap Nita, tersenyum manis pada Marvin. Dengan lebar dia membuka pintu, lalu mempersilahkan Marvin untuk masuk. 'Apa Marvin datang ke sini untuk menyetujui perjodohan kami? Dia setuju menikah denganku?' batin Nita, bertanya tanya dalam hati. "Aku datang untuk bertemu denganmu." Tanpa di persilahkan, Marvin duduk di salah satu sofa putih–ruang tengah apartemen. "Menemuiku? Ya, tapi untuk apa Marvin? Kita bertemu setiap hari di kantor. Dan … malam kamu ke sini?" Nita memicingkan mata, berpura-pura curiga serta waspada. Padahal dalam hati, dia suka kedatangan Marvin di sini. Dia berharap kedatangan Marvin ke sini untuk suatu hal yang manis. "Entahlah." Marvin menyender di sofa. "Tiba-tiba ada kilasan aneh yang muncul …-"Deg deg deg Nita menegang sejenak. "Aku menikah." Marvin melanjutkan, "tetapi aku tidak tahu siapa perempuan yang kunikahi. Aku hanya dekat denganmu selama ini. Apa …-" Marvin menggantungkan kalimat, mendongak–menatap i

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Amore Tidak Berbohong

    Zelda terdiam, menundukkan kepala untuk menghindar kontak mata dengan Marvin. Sejujurnya, dia sungguh kaget– dia baru tahu jika ZelMard adalah singkatan namanya dan Marvin. Cinta pria ini padanya memang tidak bisa diragukan. Namun, kondisi membuat Zelda memilih untuk tutup mata pada cinta Marvin. Cinta Marvin yang terlalu besar padanya membawa bahaya untuk anak-anak nya saat ini. Zelda tidak mau Marvin melenyapkan anak-anaknya sendiri. Zelda tersiksa dengan semua ini! 'Tuhan, bantulah aku!' pinta Zelda dalam batin, rasanya ingin menangis karena ketidak mampuannya untuk menghadapi masalah ini. "Kau mau tahu kondisi Neon sekarang?" tanya Marvin tiba-tiba, kembali bersuara dengan dingin– mencengkeram cukup kuat pipi Zelda, memaksa perempuan tersebut mendongak padanya. "Apa kau akan menangis jika melihat Kakak iparmu itu penuh luka dan dirantai dibalik jeruji besi?" Mata Zelda membelalak. Dia sempat khawatir karena Neon mendadak hilang. Sekarang, tambah khawatir setelah mendengar pe

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Kembali Bertemu di Versi Baru

    "Bu Zelda, tamunya mengotot ingin menemui ibu," lapor seorang perempuan, sama mudanya dengan Zelda tetapi karena Zelda adalah bos-nya jadi dia memanggil Zelda dengan sebutan Ibu. "Haduh, siapa sih tamunya?" Zelda mengeluh sejenak, memijit kening karena pusing memikirkan pekerjaannya serta tamu yang mengotot menemuinya. Setelah tiga tahun berlalu, Zelda memilih membuka butik dengan nama brand MaRa. Meskipun sempat terpuruk karena buku desainnya dicuri oleh Nita, tetapi Zelda memilih bangkit kembali. Demi anak-anaknya! "Kamu suruh tamunya menemuiku di sini, Rati. Tolong," pinta Zelda dengan nada rendah dan pelan, menandakan kondisinya yang memang sudah sangat penat. "Baik, Bu." Rati-- asisten Zelda tersebut pamit, beranjak dari sana untuk memanggil tamu penting tersebut. Tak lama, pintu ruangan Zelda diketuk. Kanza mempersilahkan, menyeru, "Masuk," sembari Zelda masih fokus pada laptop– memperbaiki desainnya di sana. Tak tak tak'Suara langkah kaki terdengar memasuki ruangan, Zel

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Kehidupan Baru

    "Tuan Marvin kecelakaan, Nona." Zelda hanya bisa terdiam membisu di tempatnya, berada dalam sebuah apartemen yang merupakan milik Neon. Tadi malam itu mengerikan. Banyak pria berseragam hitam masuk dalam rumahnya– berniat membunuhnya. Untungnya Zelda bisa bela diri dan berhasil menyelamatkan diri, dia kabur dari rumah itu lalu di tengah jalan bertemu dengan Neon; pria ini lah yang menyelamatkannya.Zelda mengira jika paginya semua akan baik-baik saja, Marvin datang menjemputnya lalu mereka kembali ke kehidupan sedia kala. Namun-- "Kondisi Tuan sangat memprihatinkan dan kita tidak bisa menemuinya karena Maya menjaga ketat rumah sakit." "Aku paham, Paman," ucap Zelda pelan, menunduk untuk menyembunyikan air matanya. Padahal dia baru saja berbahagia dengan suaminya, tetapi masalah ini--'Maaf, Nona. Aku tidak bisa mengetakan jika Maya berniat membunuh Tuan Marvin. Aku takut keadaanmu memburuk, aku takut bayimu dan bayi Tuan kenapa-napa. Tapi aku berjanji pada diriku sendiri untuk men

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Need You

    "Mereka siapa, Mas?" tanya Zelda setelah ketiga wanita itu pergi dari rumahnya. Aneh! Wanita yang memeluk Marvin saat itu ternyata mengenalnya. Perempuan itu bahkan tersenyum hangat pada Zelda. "Perempuan tua itu adik dari ibunya Zeck," jawab Marvin, berdiri dari sopa sembari menggandeng tangan istrinya, "lupakan mereka. Kau ingin makan bukan, Amore?" Zelda menganggukkan kepala. "Aku ingin makan. Ta--tapi Mas yang memasak. Aku sangat suka Amaranthus viridis buatan Mas Marvin," ucap Zelda malu-malu, mendongak dengan melayangkan tatapan mata bulat sempurna. "Apapun untukmu, Amore." Marvin tersenyum lembut, mengacak surai di pucuk kepala Zelda karena gemas dengan tatapan mata bulat sang istri. Ah, Zelda sangat menggemaskan. Semakin ke sini, sikap Zelda semakin manis. Zelda tidak lagi malu-malu atau merasa tidak nyaman ketika di dekatnya. Malah Zelda sudah berani memeluknya lebih dulu. Bagi Marvin itu sebuah peningkatan. Dia suka Zelda sudah mau dekat dengannya, dia suka Zelda manja

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Tamu Tak diundang

    "Jika suatu saat sepupuku yang kusebut tadi datang ke kota ini lalu memintaku untuk bertemu dengannya, berarti kami boleh bukan? Tentu saja, Mas tidak bisa protes. Kami hanya sepupu dan kami saling menyayangi layaknya adik dan Abang."Marvin mengecup singkat pucuk kepala Zelda, kecupannya cukup lama– meresapinya dengan penuh perasaan cinta. "Baiklah, aku salah, Amore. Maafkan aku," ucap Marvin, mencium kening Zelda khidmat lalu beralih mengecup bibir Zelda. Zelda hanya diam, tak menanggapi perkataan Marvin karena dia masih marah serta kecewa pada suaminya ini. Marvin membiarkan perempuan itu memeluk lengannya, Zelda sangat cemburu untuk itu. "Kenapa hanya diam?"Zelda menggelengkan kepala, tidak mengatakan apa-apa pada Marvin. Mood-nya hancur! ***"Ah, Marvin sayang." Marvin menatap perempuan paru baya tersebut dengan wajah datar, kemudian beralih menatap perempuan di sebelahnya dengan air muka dingin. Sedangkan Zelda, dia hanya mengamati– hanya satu orang yang dia kenali diantara

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Jangan Salah Paham

    "Nona Zelda?" Deg deg deg Wajah Zelda memucat pias, mendongak dan menatap Neon dengan raut muka kaku– tersenyum tak enak pada Neon. "Hai, Paman," sapa Zelda ramah, menyengir lebar; dalam hati dia merutuk dan mengumpati nasib sial yang menimpa dirinya. Ke--kenapa Neon harus bertemu dengannya? Ini menyebalkan bagi Zelda. Neon memangut pelan, tersenyum tipis pada Nonanya tersebut. "Nona, Tuan Marvin ada di sana. Anda tidak menemuinya?" 'Menemuinya? Gila nih si Paman. Ya kali aku menemui Mas Marvin yang lagi kencan bersama selingkuhannya.' Zelda menggelengkan kepala. "Kebetulan aku mau pulang, Paman. Reca ada urusan, aku dan Reca harus cepat-cepat pulang. Iya kan, Reca?" Di akhir kalimat, Zelda menoleh ke arah Reca, memberikan isyarat agar Reca menyetujui kebohongan Zelda. Untungnya Reca berpihak padanya, sahabatnya tersebut menundukkan kepala sembari tersenyum kikuk. "Mari, Paman," ucap Zelda kemudian, berniat pamit dari tempat tersebut. Namun, ketika dia akan pergi tiba-tiba saja

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Perselingkuhan?

    Semenjak saat itu hubungan Marvin dan Zelda semakin membaik. Marvin selalu menunjukan kasih sayangnya pada Zelda, dan begitu juga dengan Zelda yang tak kaku lagi pada suaminya. Zelda berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan hasil yang sangat baik. Namun, karena dia masih hamil Marvin melarangnya untuk bergabung dengan perusahaan. "Hari ini kau ingin keluar, Amore?" tanya Marvin yang saat ini tengah sarapan dengan sang istri. Zelda menggelengkan kepala. "Aku sedang malas, Mas. Aku rencananya ingin tidur seharian," jawab Zelda pelan. Marvin menaikkan sebelah alis, menatap sang istri lamat. Kemudian dia tersenyum tipis, "humm." Marvin berdehem singkat. Setelah percakapan singkat itu, keduanya hanya diam untuk menikmati sarapan. Selesai sarapan, Marvin pamit untuk bekerja. "Mas sudah pergi, saatnya aku tidur," gumam Zelda, tersenyum tipis sembari berjalan ke arah lift. Semenjak dia hamil, Zelda lebih sering menggunakan lift. Naik atau turun tangga menguatnya ngos-ngosan. Ah, kecu

DMCA.com Protection Status