Pertanyaan suaminya membuat Laura mengenang kembali.Sejak kecil, Yohanes sangat pintar, berbakat, dan juga sangat pengertian. Dia sangat giat dalam belajar dan bisa memberi ide membangun di dalam bisnis. Idenya tidak selalu benar, tapi setidaknya dia memiliki pemikirannya sendiri.Selama beberapa saat ini, sebenarnya hubungan keluarganya tergolong harmonis. Beny bukan hanya menyayangi putranya, dia juga menaruh harapan besar terhadap putranya.Selanjutnya, di saat Yohanes berumur 13-14 tahun. Dia sedang dalam masa memberontak. Waktu itu, Kusumo Group sedang mengekspansi bisnis ke luar negeri. Beny sangatlah sibuk hingga jarang kembali ke rumah. Kondisi tubuh Beny juga tidak bagus, ditambah dia juga tidak pintar dalam mendidik anak. Saat itu, Tania sering mengunjungi rumahnya.Tania selalu menyuruh Laura untuk beristirahat dengan baik. Semua masalah di rumah akan ditanganinya. Sejak saat itu, hubungan Yohanes dan Tania juga semakin dekat saja.Setelah dipikir-pikir, sepertinya sejak sa
Semua bukan murni salah Tania. Sebagai seorang ayah, Beny juga seharusnya memberi arahan yang tepat kepada putranya. Jadi, Beny juga tidak ingin melempar semua tanggung jawab ke diri Tania.Sekujur tubuh Laura terasa mendingin. Padahal Laura menganggap Tania sebagai anggota keluarganya sendiri, kenapa dia malah menjerumuskan putranya?“Sekarang kita ….”“Tunggu dulu! Pertunjukan ini sudah hampir berakhir!” Beny menghela napas menatap matahari yang hampir terbenam.…Baru saja Cecilia pulang ke rumah, tampak ayahnya malah sedang duduk di rumah tamu. Jujur saja, gambaran ini sungguh langka.Cecilia berjalan menghampiri ayahnya dengan tersenyum. “Papa, kenapa Papa di sini?”“Kalau aku nggak di sini, aku bisa ke mana lagi? Kamu ini! Aku sudah meneleponmu berkali-kali. Kamu ke mana?!” tanya Daniel dengan marah, “Apa kamu nggak tahu sekarang para reporter sedang mengawasi adikmu? Bukankah kamu seharusnya memikirkan cara penyelesaiannya? Ke mana kamu?”“Aku pergi untuk cari solusi!” Cecilia m
Pada saat ini, Tania berjalan keluar dari dapur. Dia berkata, “Sudahlah, kalian berdua jangan terus bahas masalah kerjaan. Ayo, sudah saatnya makan.”Daniel memang sudah lapar dan capek. Dia segera berdiri untuk duduk di depan meja makan. Dia melihat istri yang duduk di sampingnya. Entah kenapa, tiba-tiba dia kepikiran dengan ucapan Olivia tadi.Setelah terdiam sejenak, Daniel melanjutkan makannya dan tidak berbicara.Tak lama kemudian, Cecilia juga duduk di meja makan. Mereka bertiga makan dengan sangat hening, sepertinya sudah lama suasana di rumah tidak sehening ini.Daniel memang tidak bertanya langsung pada Tania, hanya saja dia merasa ada yang mengganjal di hatinya. Dia pun terus mengintip Tania.Tentu saja Tania menyadarinya. Hanya saja, Tania juga tidak bertanya berlagak tidak mengetahuinya.Tania biasanya tidak makan banyak. Di saat dia hendak meninggalkan meja makan, Daniel spontan memanggilnya, “Tania.”“Emm,” balas Tania, “Aku sudah selesai makan.”“Kamu jangan pergi dulu,
“Kamu memang nggak bicara seperti itu, tapi kamu berpikir seperti itu!” Tania geram hingga membanting piringnya. “Apa kataku, tatapanmu dari tadi agak aneh, ternyata kamu sedang memikirkan masalah ini! Bagus, Daniel, padahal kita sudah menikah selama puluhan tahun, kamu malah memandangku seperti ini!”“Aku sudah mengorbankan banyak waktuku untuk Keluarga Kusumo. Kamu malah punya simpanan dan bahkan anak haram di luar sana. Sekarang kamu ingin mewarisi hartamu kepada anak harammu itu. Apa aku pernah mengatakan apa-apa? Aku cuma mengomel saja, kamu malah mencurigaiku?”Tania berbicara sambil menangis. Dia membuang semua piring ke lantai. “Kenapa? Apa kamu ingin aku mewakili putra kesayanganmu untuk hidup di penjara? Oke, aku beri tahu kamu sekarang. Aku memang kenal sama model itu, aku juga sudah bersekongkol sama dia untuk menghancurkan anakmu, Kusumo Group, dan juga keluarga ini. Apa kamu puas?”Tania memang berbicara seperti ini. Hanya saja, dari ucapan dan nada bicaranya, Daniel juga
Dibandingkan dengan Kusumo Group yang sedang sibuk itu, Yuna malah terlihat sangat santai.Yuna sudah memutuskan untuk menerima proyek seri bertema itu. Proyek ini adalah proyek pertama sejak studionya dibuka. Selain itu, masalah “kehamilan” waktu itu juga mengingatkan Yuna untuk melakukan semua yang ingin dia lakukan sebelum dirinya benar-benar mengandung. Ketika melihat Yuna yang sibuk setiap harinya, Brandon juga merasa cukup gembira.“Sepertinya kamu sama sekali nggak khawatir dengan masalah Asosiasi Peracik Aroma.”Dengan adanya perlindungan dari Brandon, Yuna pasti akan baik-baik saja. Hanya saja, dari sikap Yuna, sepertinya dia sudah melupakan masalah itu. Entah bagaimana perasaan Louis jika dia melihat Yuna sama sekali tidak takut dengan ancamannya.“Nggak ada yang perlu dikhawatirkan,” ucap Yuna dengan santai. Dia berjongkok sambil merapikan tanamannya. Dalam kumpulan wewangian, dia paling tertarik dengan dua potongan kayu yang kelihatan hampir layu itu.Jelas-jelas kedua pot
Ck, ceritanya malah digantung!Brandon mengambil handuk untuk menyeka keringat Yuna. “Istirahatlah dan minum sedikit teh.”“Emm.” Setelah menyeka keringat di wajah, Yuna duduk di tempat yang lebih sejuk sambil menyesap teh. “Akhir pekan ….” Jarang-jarang Brandon berbicara dengan terbata-bata. “Emm?” Yuna mengerutkan keningnya. Dia melihat Brandon dengan penasaran.“Akhir pekan ini, aku bawa kamu ke suatu tempat.”Melihat ekspresi Brandon, jelas sekali dia tidak ingin pergi ke tempat itu, tapi dia terpaksa harus pergi ke sana. Sepertinya tempat seperti itu hanya ada satu ….“Temani kamu pulang ke Kediaman Setiawan?”“Dari mana kamu bisa tahu?” tanya Brandon dengan agak penasaran. Dia pun melanjutkan, “Emm, nggak bakal lama, kok. Tapi, kamu mesti temani aku.”Yuna berpikir-pikir. “Acara pertunangan om kamu?”“Emm!” Brandon tersenyum sinis. “Iya, ke sana cuma buat formalitas saja. Tapi kamu harus mempersiapkan mentalmu untuk pergi ke tempat seperti itu.”Melihat ekspresi serius Brandon,
Proses menunggu hasil sungguh terasa menyiksa. Meski hanya sehari saja, rasanya bagai satu abad bagi Edward.Begitu pula dengan Daniel, dia yang sedang di kantornya itu merasa tidak tenang saat ini. Dia terus berdiri dan mengintip ke luar menunggu karyawan departemen pengujian datang mengantar hasil sampling. Putranya memang bersikeras mengatakan tidak ada masalah apa pun dengan parfumnya. Hanya saja, Daniel tetap merasa tidak tenang.Daniel sudah mengutus orang untuk mencari peracik aroma itu. Setidaknya peracik aroma tidak boleh melarikan diri. Setelah hasil pengujian keluar dan parfum dinyatakan tidak bermasalah, Daniel baru akan melepaskannya. Namun jika pemeriksaan bermasalah … peracik aroma ini harus menanggungnya!Saat hampir menjelang jam makan siang, Cecilia baru datang ke ruangan ayahnya dengan memegang amplop di tangannya. “Pa!”“Gimana?” Daniel langsung berdiri, lalu bertanya dengan penasaran.Cecilia menatap Daniel dengan ekspresi galau. Dia segera menutup pintu ruangan da
“Cecilia, apa hasil ini bisa dipercaya? Apa mungkin ….” Daniel berpikir sejenak, lalu melanjutkan, “Maksudku, apa mungkin ada yang menukar sampel parfum? Atau bisa jadi hanya parfum batch ini saja yang bermasalah, yang lain tidak bermasalah. Coba kamu pikir, dari parfum ini lewat banyak tangan, dari proses pengantaran parfum dari pabrik ke perusahaan sampai melakukan uji laboratorium. Bisa jadi ada yang keliru ….”Cecilia menghela napas tanda tidak berdaya. “Pa! Aku pernah kepikiran semua yang kamu katakan. Tapi demi menjamin tidak terjadi kelalaian di setiap sesi, aku turun tangan sendiri untuk melakukan pengawasan langsung dari pengambilan sisa stok sampai diantar ke perusahaan untuk diuji. Kalau Papa bahkan nggak percaya sama aku, aku juga nggak tahu harus berkata apa lagi.”Berhubung Cecilia sudah berbicara seperti ini, tentu saja Daniel tidak akan mencurigainya. “Cecilia, mana mungkin Papa akan curiga sama kamu? Aku hanya merasa … emm … kamu tahu sendiri sekarang adalah saat-saat