Lebih bagus apabila Yuna berkata bahwa dirinya sudah membual seperti yang dikatakan peracik aroma sebelumnya. Namun, dia malah mengakui semuanya. Apa dia merasa dirinya sangat berwibawa dan terhormat dengan melakukan hal ini? Benar-benar tidak punya otak!Alicia melirik ke arah Brandon. Namun, Brandon juga sepertinya tidak berniat untuk mencegah Yuna. Perhatiannya hanya tertuju pada Yuna, seolah-olah Yuna adalah seluruh dunianya.‘Sudah gila! Dunia ini sudah gila! Pak Brandon juga sudah gila!’ batin Alicia sambil melihat ke langit. Dia tidak tahu bagaimana konferensi pers hari ini akan berakhir. Lagi pula, semuanya sudah mencapai titik ini, mereka hanya bisa melanjutkannya.“Nona Yuna, maksudmu rekaman suara itu sudah diedit? Dengan kata lain, isi sebenarnya bukan seperti yang kami dengar?” Para reporter sangat cerdas, mereka bisa langsung menyimpulkan intinya.“Rekaman suara itu memang menunjukkan tanda-tanda diedit, tapi kata-kata Nona Yuna di dalam rekaman itu berlanjut dan bukan ha
Dalam sekejap, semua orang tidak berhenti menggumamkan “menaruh racun”. Mereka menggumamkannya berulang kali dengan nada yang berbeda untuk mengamati apakah artinya benar-benar akan menjadi berbeda. Bahkan karyawan-karyawan Uniasia juga menggumamkannya dengan penasaran.Hanya Yuna yang berdiri dengan tenang. Meskipun tidak berpakaian mewah ataupun berdandan untuk konferensi pers ini, kecantikannya masih membuat orang tidak bisa berpaling darinya.“Tapi biarpun begitu, apa maksud menaruh racun yang kamu bilang? Kalau bukan racun, apa mungkin suplemen?”Yuna sepertinya sudah bisa menduga akan mendapatkan pertanyaan seperti ini. Dia pun tersenyum dan menjawab, “Bukan suplemen, tapi kurang lebih sama. Suplemen bermanfaat bagi tubuh, sedangkan yang kutambah juga punya kegunaan seperti itu.”“Nggak perlu sok misterius lagi. Jadi, kamu tetap mau ngaku kalau kamu sudah nambah zat aditif lain dalam proses meracik wewangian? Apa yang kamu tambah?”Orang bereaksi paling cepat jika disuruh untuk m
Candaan Yuna membuat orang lainnya juga tertawa. Suasananya pun berubah menjadi jauh lebih santai.Bahkan karyawan Uniasia juga ikut tertawa. Mereka tidak menyangka situasinya akan berubah menjadi seperti ini. Bukan hanya krisisnya yang sudah berangsur-angsur terpecahkan, hasilnya juga jauh lebih bagus dari yang mereka duga.Perlu diketahui bahwa cara penyelesaian awal yang mereka rencanakan adalah membantah keaslian rekaman itu atau mengaku bahwa Yuna hanya berbicara omong kosong. Namun, kedua cara ini hanya bisa menyelesaikan masalah untuk sementara.Bagaimanapun juga, ini adalah zaman di mana internet sangat berkembang. Sangat mudah bagi seseorang yang berniat jahat untuk membuat penjelasan yang lebih rinci mengenai rekaman suara itu, lalu membuktikan bahwa memang Yuna yang mengatakannya. Dengan begitu, situasinya akan menjadi makin buruk.Pihak Uniasia juga tidak bisa terlalu menekan masalah ini. Bagaimanapun juga, hal ini sudah menimbulkan sensasi besar. Jika mereka langsung menek
“Ada apa?” tanya seseorang saat melihat peracik aroma yang tidak bergerak.Peracik aroma itu mendongak dengan agak linglung dan menatap Yuna. Kemudian, dia menunduk lagi untuk mengendus aroma di kertas uji. Dia tidak menjawab pertanyaan orang tadi, dan hanya menggunakan handuk yang sudah diolesi air untuk menyeka ujung hidungnya. Kemudian, dia mengambil botol satunya lagi tanpa ragu dan mengulangi hal yang sama seperti sebelumnya.Reaksinya membuat semua orang menjadi sangat penasaran. Mereka pun tidak berhenti menjulurkan kepala untuk melihat situasinya.Setelah meletakkan kertas uji satunya lagi, peracik aroma itu menatap Yuna dengan terkejut dan bertanya, “Bagaimana kamu bisa melakukannya?!”“Percobaan. Percobaan yang dilakukan berulang kali,” jawab Yuna.“Nggak mungkin! Aku sudah mencoba berulang kali, tapi tetap nggak berhasil. Kamu bilang dua botol ini kamu racik habis pulang ke Johar, ‘kan? Itu lebih nggak mungkin lagi!” Peracik aroma itu menatap kedua botol di hadapannya denga
Baru saja karyawan Uniasia hendak mengakhiri konferensi pers hari ini, ada orang yang sudah menyela kata-katanya. Senyumannya pun langsung membeku di wajah.“Bukannya kakekmu tetap mati biarpun punya obat yang begitu berguna?” Pertanyaan ini sangat menusuk dan langsung membuat suasananya menjadi dingin.Semua orang pun menoleh ke arah datangnya suara dan melihat wajah seorang pria yang asing. Pria itu sedang duduk sambil menyilangkan kakinya, posturnya terlihat sangat sembrono. Ada seulas senyum mengejek yang menghiasi wajahnya. Dia memandang ke arah Yuna yang berada di paling depan dengan tatapan yang tajam.“Siapa dia?” tanya seseorang dengan suara yang kecil.“Ya ampun, kok dia malah ngorek luka orang.”Meskipun para reporter juga sering mengorek luka orang, mereka juga harus melihat siapa orangnya. Kesampingkan dulu masalah menghormati Uniasia. Hari ini, bahkan Brandon, CEO Uniasia itu sendiri juga hadir.Masalah kematian Gideon pada dasarnya adalah hal tabu yang tidak bagus untuk
Baru saja Yuna mau berbicara, Brandon sudah maju ke depannya dan berkata, “Tuan Louis, kalau ada masalah, departemen hukum Uniasia akan berkonsultasi denganmu. Tapi sepengetahuanku, Asosiasi Peracik Aroma masih belum punya otoritas sebesar itu, ‘kan?”Selesai berbicara, Brandon langsung memeluk pinggang Yuna dan berjalan ke belakang panggung.Louis juga hendak mengikuti mereka, tetapi malah dicegah oleh karyawan Uniasia. “Tuan Louis, tolong berhenti.”Louis mengangkat alisnya dan berhenti. Dia berdiri di tempat sambil melihat punggung mereka yang menjauh dan tersenyum penuh arti.“Nggak disangka Asosiasi Peracik Aroma bisa utus orang kemari,” ucap Yuna dengan emosional.Yuna memang sudah menerima telepon dari mereka dan mempersiapkan diri. Hanya saja, dia tidak menyangka tindakan mereka begitu cepat. Selain itu, yang mereka utus adalah Louis. Dia bahkan juga datang ke konferensi pers ini. Dari kata-kata Louis tadi, dia memang sengaja mau mempermalukan dan mempersulit Yuna. Maksudnya su
Rumah! Yuna sudah sepenuhnya menganggap rumah ini sebagai rumahnya dengan Brandon. Setelah mengecup kening Yuna, Brandon berkata, “Mandi dulu sana, jangan masuk angin!”“Emm.” Yuna mengangguk, lalu naik ke lantai atas untuk mandi.Yuna memang sudah sangat kelelahan selama beberapa hari terakhir. Setelah konferensi pers hari ini, seluruh tubuhnya terasa seperti sudah sepenuhnya rileks. Dia pun menjadi sangat mengantuk. Setelah selesai mandi, kamar masih kosong. Yuna pun bermaksud untuk berganti baju, lalu turun ke lantai bawah untuk mengecek Brandon.Begitu duduk di atas tempat tidur, seluruh badannya tiba-tiba terasa sangat lemas dan langsung jatuh ke belakang. ‘Ugh, nyaman banget ...,’ pikir Yuna.Brandon berada di lantai bawah untuk menangani beberapa dokumen dan juga menelepon perusahaan untuk membicarakan tentang kelanjutan konferensi pers malam ini. Setelah selesai menangani semuanya, malam sudah larut.Brandon meregangkan leher dan tubuhnya, lalu melirik jam dinding. Kenapa suda
Brandon bukan terdiam karena ucapan Yuna, melainkan karena setelah mengucapkan kata-kata itu, Yuna malah tiba-tiba duduk, lalu langsung memeluk pinggangnya dan menempelkan wajahnya ke perut Brandon sambil berkata, “Aku capek banget!”Jadi, apakah ini yang namanya lain di mulut, lain di hati?!Brandon masih mematung di posisinya yang hendak melepaskan celana sambil berpikir apakah dirinya harus meneruskan tindakan Yuna, atau menuruti ucapannya dan membiarkannya istirahat.Pada detik berikutnya, tangan Yuna malah tidak berhenti meraba perutnya dan bergerak turun. Kemudian, dia berkata, “Keras sekali!”‘Baiklah, berhubung dia yang sudah menggodaku, dia harus tanggung jawab atas akibatnya!’ pikir Brandon. Tanpa berpikir panjang lagi, hormon Brandon sudah mengambil alih otaknya. Tindakannya bahkan lebih cepat daripada pemikirannya. Dia langsung menindih tubuh Yuna dan menahan kedua tangannya yang nakal di kedua sisi tubuhnya. “Masih mau ....”Sebelum sempat menyelesaikan kata-katanya, eksp
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred
Ross terlihat santai santai meyeruput kopinya di ruang tamu, tetapi Shane tidak demikian. Dia terus mengubah tayangan di TV karena tidak bisa diam untuk menikmati suatu tayangan dengan tenang dari awal sampai habis.“Hey, nggak usah panik begitulah, santai saja!” kata Ross.“Aku juga maunya begitu, bisa duduk santai sambil ngopi kayak kamu. Tapi masalahnya aku nggak bisa.”“Ah, kondisi kita sekarang memang agak rumit, tapi jangan sampai gara-gara ini suasana hati kamu adi rusak,” kata Ross sembari menawarkan kudapan ke Shane. “Paling nggak untuk sekarang kita nggak sepenuhnya pasif. Iya, ‘kan?”Dengan kondisi di saat itu, Shane tidak ada nafsu untuk menyantap kudapan yang Ross tawarkan padanya. Dia hanya menatap wajah Ross dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi kemudian dia menariknya kembali.“Tadi kamu mau ngomong sesuatu?” tanya Ross.Terbukti, dari tadi Ross memang memperhatikan Shane. Meski TV menyala, Ross tidak fokus ke sana dan malah terus menatap Shane yang beberapa kali sudah
Pernyataan itu membuat Yuna terkesiap. Dia sangat tidak menyangka Fred malah melindungi Rainie. Dari yang Yuna pikirkan selama ini , semestinya Fred tidak peduli dengan Rainie karena pada awalnya pun Fred sudah membuang Rainie di lab yang lama. Jika tidak begitu, untuk apa Rainie harus bersusah payah datang ke sini dan membuktikan dirinya kepada Fred.“Kamu pasti berpikir aku bakal membuang dia tanpa berat hati, ‘kan? Sayangnya kamu salah. Dia itu cukup pintar dan setia. Bagiku dia masih sangat berguna, jadi untuk apa kubuang? Masalah kamu mau menurut atau nggak, itu bukan kamu yang menentukan. Jangan terlalu lugu jadi orang! Bawa si tua bangka ini pergi, taruh dia di tempat terpisah!”Dari ucapannya itu, sudah jelas Fred tidak ada niat untuk membebaskan Juan.“Kamu sama saja dengan mencari masalah kalau nggak membebaskan guruku,” kata Yuna bermaksud mengingatkan bahwa akibatnya akan serius jika Fred masih tidak mau membebaskan Juan.“Masa iya? Tapi aku paling nggak takut sama yang nam
“Apa maksudmu?” tanya Fred.“Ingat, sebesar apa pun otoritas yang kedutaan punya, pada akhirnya mereka tetap harus tunduk sama hukum negara setempat. Hilangnya aku mungkin nggak begitu dipedulikan sama negara, tapi beda cerita dengan guruku. Guruku ini sangat dihormati banyak orang dan sudah banyak pejabat tinggi negara yang pernah dia tolong. Cuma menghilang satu atau dua hari saja mungkin belum ada yang sadar, tapi lama-lama pasti ada orang yang melapor ke polisi. Tinggal kita lihat saja bakal sebesar apa kehebohannya. Apa nanti kamu masih bisa menjalankan eksperimen kamu dengan tenang?”Kalimat terakhir memberikan dampak yang sangat serius terhadap Fred. Eksperimen itulah yang sangat dia pedulikan di antara banyak hal lainnya.“Kamu pikir aku takut sama pemerintah kalian yang nggak bisa kerja itu?”“Ha, kalau nggak takut, kenapa kamu harus sembunyi-sembunyi begini? Lagi pula mereka bukan pejabat yang nggak bisa kerja. Kalau kamu masih nggak mau membebaskan guruku, tunggu saja. Nanti
“Oh, jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar intinya cuma itu,” ujar Yuna sembari bersandar ke belakang dan kedua tangan bersila di depan adanya. “Bukannya kamu selalu bilang kamu yang paling hebat? Kenapa cuma catatan eksperimen saja kamu nggak bisa?”“Nggak usah congkak, itu juga bukan hasil jerih payahmu sendiri saja, tapi seluruh ilmuwan yang ada di lab kita dulu,” ucap Rainie menepis. “Waktu itu kamu yang bawa pergi catatannya dan database lab juga sudah rusak. Daripada kamu mati tanpa mewariskan apa-apa, mending kasih aku saja, biar aku yang memanfaatkannya!”Rainie sangat menginginkan catatan itu, tetapi di tahu catatan itu masih dipegang oleh Yuna, dan Yuna jelas tidak akan semudah itu memberikannya kepada orang lain, apalagi Rainie. Catatan eksperimen itu akan sangat berguna sebagai fondasi bagi eksperimen lain di masa depan. Rainie mana rela membiarkan Yuna menyimpan itu untuk dirinya sendiri saja. Sekarang mau tidak mau Rainie mengancamnya dengan membawa-bawa nama Brandon
Yuna tidak peduli ataupun memberikan tanggapan balik karena dia tidak percaya dengan satu pun dari kata-kata yang Rainie ucapkan. Kedatangan Rainie ke sini semata-mata hanya untuk membuat Yuna terpancing. Yuna tidak akan terjatuh semudah itu.Raine tentu saja merasa tersinggung dengan sikap Yuna yang cuek, dia pun berkata, “Kamu pasti berpikir aku cuma ngelantur, ‘kan? Sekarang mereka juga pasti lagi kesulitan, makanya selama ini mereka nggak bergerak. Selain itu aku juga sudah meneliti obat yang bisa mengendalikan pikiran orang lain. Sekarang Shane sudah ada di bawah genggamanku, tapi mereka masih belum menyadarinya. Coba kamu tebak, kalau aku suruh Shane untuk membunuh mereka semua sewaktu mereka lagi tidur, siapa yang akan jadi pemenang di antara kita?”“Sudah selesai bacotnya? Kalau sudah, boleh keluar sekarang?” balas Yuna. “Apa Fred segitu meremehkan amu sampai dia nggak kasih kamu kerjaan yang lebih penting?”“Hahaha, kamu salah. Sekarang semua lab sudah dipercayakan padaku. Aku
Yuna menarik tangan Juan dan berkata padanya dengan raut wajah serius. “Aku nggak demam, apalagi gila. Pokoknya kamu harus dengar apa kataku!”“Kamu bisa mati!”“Aku mungkin akal mati, tapi bisa juga nggak. Tapi yang jelas kalau eksperimen ini nggak dilakukan, semuanya nggak akan berakhir. Supaya kekacauan ini bisa segera selesai, eksperimen ini harus dilakukan.”“Benar apa yang dia bilang!”Seketika mereka mendengar ada suara orang lain yang datang dari luar. Pintu kamar terbuka dan Rainie pun masuk dengan wajah tersenyum.“Kamu siapa?” tanya Juan dengan wajahnya yang mengerut kesal. Siapa pun yang bisa bebas keluar masuk kamar ini berarti adalah kawannya Fred, dan mereka jelas bukan orang baik-baik.“Dia sama saja kayak Fred,” jawab Yuna.“Oh, kelihatan, sih.”Rainie tidak marah atau tersinggung mendengar itu, dia justru malah bangga.“Terus kenapa? Di sini yang kuat memakan yang lemah. Aku pemenangnya, dan kalian pecundang. Oh, salah, kamu bahkan bukan pecundang, tapi onggokan dagin