Share

Bab 712

Penulis: Awan
Rumah! Yuna sudah sepenuhnya menganggap rumah ini sebagai rumahnya dengan Brandon.

Setelah mengecup kening Yuna, Brandon berkata, “Mandi dulu sana, jangan masuk angin!”

“Emm.” Yuna mengangguk, lalu naik ke lantai atas untuk mandi.

Yuna memang sudah sangat kelelahan selama beberapa hari terakhir. Setelah konferensi pers hari ini, seluruh tubuhnya terasa seperti sudah sepenuhnya rileks. Dia pun menjadi sangat mengantuk. Setelah selesai mandi, kamar masih kosong. Yuna pun bermaksud untuk berganti baju, lalu turun ke lantai bawah untuk mengecek Brandon.

Begitu duduk di atas tempat tidur, seluruh badannya tiba-tiba terasa sangat lemas dan langsung jatuh ke belakang. ‘Ugh, nyaman banget ...,’ pikir Yuna.

Brandon berada di lantai bawah untuk menangani beberapa dokumen dan juga menelepon perusahaan untuk membicarakan tentang kelanjutan konferensi pers malam ini. Setelah selesai menangani semuanya, malam sudah larut.

Brandon meregangkan leher dan tubuhnya, lalu melirik jam dinding. Kenapa suda
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Indra Bayu Wardana
next nya jangan lama2
goodnovel comment avatar
Nor Azira
...... lama lagi ke sambungannya ... . Dah 2 kali ulang dari mula ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 713

    Brandon bukan terdiam karena ucapan Yuna, melainkan karena setelah mengucapkan kata-kata itu, Yuna malah tiba-tiba duduk, lalu langsung memeluk pinggangnya dan menempelkan wajahnya ke perut Brandon sambil berkata, “Aku capek banget!”Jadi, apakah ini yang namanya lain di mulut, lain di hati?!Brandon masih mematung di posisinya yang hendak melepaskan celana sambil berpikir apakah dirinya harus meneruskan tindakan Yuna, atau menuruti ucapannya dan membiarkannya istirahat.Pada detik berikutnya, tangan Yuna malah tidak berhenti meraba perutnya dan bergerak turun. Kemudian, dia berkata, “Keras sekali!”‘Baiklah, berhubung dia yang sudah menggodaku, dia harus tanggung jawab atas akibatnya!’ pikir Brandon. Tanpa berpikir panjang lagi, hormon Brandon sudah mengambil alih otaknya. Tindakannya bahkan lebih cepat daripada pemikirannya. Dia langsung menindih tubuh Yuna dan menahan kedua tangannya yang nakal di kedua sisi tubuhnya. “Masih mau ....”Sebelum sempat menyelesaikan kata-katanya, eksp

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 714

    Setelah menguap, Yuna merasa dirinya sudah tidak begitu mengantuk seperti tadi. Ditambah dengan Brandon yang menyuruhnya untuk tidak tidur dulu, dia pun mengeluarkan pengering rambut dan mengeringkan rambutnya dengan santai.Dulu, Yuna tidak mempunyai kebiasaan ini. Saat masih tinggal di kediaman Keluarga Tanoto, dia selalu berambut pendek demi kenyamanan berlatih seni bela diri. Terlebih lagi, ada lebih banyak pria di keluarga dan tidak ada orang yang bisa mengikat rambutnya dengan cantik.Setelah kuliah, Yuna baru pelan-pelan memanjangkan rambutnya, apalagi Logan juga mengatakan bahwa dia menyukai wanita berambut panjang. Jadi, Yuna pun tidak pernah menggunting rambutnya lagi. Sekarang, rambutnya juga tanpa terasa menjadi sangat panjang.Setelah bersama Brandon, hanya Brandon juga yang bisa membantunya mengeringkan rambut dan selalu mengingatkannya untuk tidak tidur dengan rambut basah.Jadi, orang yang benar-benar mencintai pasangannya tidak akan peduli pada model rambut apa yang di

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 715

    Yuna tersenyum dan menjawab, “Tipuan.”“Tipuan?”“Sebenarnya simpel kok. Sebelumnya, kita sudah diskusi kalau menambah bahan lain dalam wewangian atau dupa bisa menyebabkan ketidakstabilan. Tapi waktu mau menghadapi Dylan waktu itu, aku nggak perlu meracik produk yang stabil.”Begitu mendengar penjelasan Yuna, Brandon sudah lumayan mengerti. “Dengan kata lain, nggak masalah mau pakai di parfum atau nggak.”Yuna mengangguk, lalu lanjut menjelaskan, “Aku cuma nambah sedikit obat kantuk ke teh yang dia minum sebelumnya. Waktu obatnya kira-kira sudah mau bereaksi, aku juga menyemprot sedikit parfum yang bisa membuat orang gampang ngantuk di pergelangan tangan.”“Ditambah dengan dia yang pada dasarnya juga memang sudah merasa bersalah, aku cuma perlu menakut-nakutinya sebentar. Habis itu, dia pun benar-benar mengira reaksinya dikarenakan aku sudah menaruh sesuatu di parfum. Makanya, dia baru jadi lemas. Sejujurnya, biarpun aku nggak berbuat apa-apa, dia juga bakal mengantuk dan pusing kalau

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 716

    “Kamu juga tahu kalau besok malam ada acara lelang. Aku harus beli gaun baru. Hari ini, kartunya malah nggak bisa dipakai. Kalau hari ini nggak beli, sudah nggak sempat.”Kali ini, pembantu mengantarkan secangkir teh untuk Tania. Dia pun meniup teh yang masih panas itu dengan santai sambil melirik suaminya.“Apanya yang curi gesek! Itu Oli ....” Daniel tidak menyelesaikan ucapannya. Dia tahu bahwa tidak terlalu bagus untuk mengungkit nama itu di rumah ini.Meskipun sangat ingin menjemput Olivia untuk pindah ke rumah, Daniel harus melakukannya setahap demi setahap. Dia baru saja menjemput pulang putranya. Jika dia langsung menjemput Olivia juga, istrinya mungkin tidak akan mengalah lagi. Apabila masalahnya menjadi besar, reputasi perusahaan, harga saham, dan yang lainnya pasti juga terpengaruh.“Sudahlah, aku lupa kalau Cecilia juga punya kartu kredit.” Daniel melambaikan tangannya, lalu menatap Cecilia dan mengulurkan tangannya sambil berkata, “Cecilia, berikan satu kartumu buat Ayah.”

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 717

    Tania tidak menyangka Daniel tiba-tiba melakukan hal seperti ini. Dia pun terkejut untuk beberapa saat hingga tidak bisa berkata-kata. Saat hendak mengatakan sesuatu, Daniel sudah pergi.“Nyonya ....” Saat melihat luka bakar di tangan Tania, seorang pembantu buru-buru mengambil kotak obat dan hendak mengobatinya. Namun, sebelum pembantu itu sempat melakukannya, Tania tiba-tiba menyapu cangkir di meja hingga terjatuh ke lantai.Prang! Begitu mendarat di lantai, gelas itu langsung pecah hingga serpihannya terbang ke mana-mana.Pembantu itu langsung terkejut. Dia pun terdiam dan tidak berani bergerak, hanya berdiri mematung di sana tanpa tahu harus berbuat apa.Cecilia tertegun sejenak, lalu menghampirinya dan berkata dengan lembut, “Bersihkan saja semua serpihannya, lalu istirahatlah.”Setelah mendapat perintah, pembantu itu buru-buru pergi untuk membersihkan pecahan gelas.Cecilia duduk di samping Tania, lalu mengeluarkan obat luka bakar dan mengoleskannya ke tangan Tania dengan perlaha

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 718

    “Beraninya dia!” Tania menggebrak meja dengan kuat dan tidak sengaja mengenai luka bakarnya. Dia pun meringis kesakitan, tetapi masih tidak ingin terlihat lemah. “Biarpun cuma acara lelang, semua orang juga membawa istri masing-masing. Memangnya dia nggak malu membawa wanita itu pergi ke sana? Apa dia sudah nggak punya rasa malu? Bagaimana orang luar bakal menilainya, menilaiku, dan menilai Keluarga Kusumo?”“Ibu, mungkin kamu nggak bakal suka mendengar apa yang akan kubilang selanjutnya.” Setelah berhenti sejenak, Cecilia melanjutkan dengan santai, “Tapi aku juga pernah ketemu sama pria yang bawa selingkuhannya ke berbagai acara. Ada yang istrinya nggak punya kedudukan di rumah, jadi wanita yang dibawanya ke setiap acara juga berbeda-beda.”“Dulu, nggak ada kejadian kayak begitu di rumah kita karena Ayah nggak berani, atau mungkin nggak punya niat begitu. Tapi sekarang ....”“Kenapa? Sekarang dia sudah berani?” tanya Tania dengan nada galak.“Menurut Ibu?” tanya Cecilia dengan suara p

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 719

    “Mana mungkin!” Cecilia merangkul lengan ibunya, lalu menempelkan wajahnya dan berkata, “Aku bukan anak palsu kok! Kalau nggak percaya, cubit saja wajahku dan lihat saja itu samaran atau bukan!”Tania pun tertawa dan mencubit wajah Cecilia, lalu sengaja bercanda, “Oh, kayaknya memang bukan samaran ataupun palsu.”Ibu dan anak itu pun tertawa gembira, seolah-olah semua jarak dan keraguan mereka sebelumnya sudah terlupakan.Setelah itu, Tania baru berkata dengan agak emosional, “Aku nggak punya maksud lain. Aku cuma merasa kamu seperti sudah tiba-tiba dewasa, bukan lagi anak yang selalu menuruti kata-kata orang tuanya. Kamu sudah punya pemikiran sendiri dan juga bisa kasih pendapat buat Ibu.”“Kamu sudah dewasa!” ujar Tania dengan sedih sambil menunduk untuk menatap Cecilia. Anaknya sudah dewasa, dirinya sudah tua, dan kecantikannya juga sudah pudar. Tidak peduli seberapa tidak rela dirinya, ada banyak hal yang sudah tidak bisa dia kendalikan.“Aku sudah 26 tahun, tentu saja sudah dewasa

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 720

    Saat melihat Cecilia berdesah dan sepertinya mempunyai banyak beban pikiran, Tania pun tidak tega untuk terus bertanya.“Sudahlah, kalau kamu nggak ingin bilang, nggak usah bilang kok. Biar bagaimanapun, Ibu dukung keputusanmu,” ujar Tania sambil menepuk-nepuk tangan Cecilia. Sebelah tangannya meraba-raba sofa di belakangnya untuk mencari sesuatu yang mengganjal. Saat dikeluarkan, ternyata itu adalah remote TV.Setelah berpikir sejenak, dia pun menekan tombol untuk menyalakan TV dan berkata, “Sudah lama kita nggak nonton bareng. Ayo temani Ibu bentar.”Jika ada Cecilia, suasana hatinya akan terasa lebih baik sedikit. Apabila sendirian, apalagi kembali ke kamar, Tania tidak mungkin tidak bisa menahan amarahnya.Cecilia tentu saja terpikir soal itu. Jadi, dia pun tidak jadi mengatakan mau naik ke kamarnya. Dia duduk dengan patuh dan menjawab, “Oke.”Lagi pula, tidak ada juga yang perlu dikerjakan Cecilia. Untuk sementara, dia lebih senggang dan hanya perlu menunggu hasil. Setelah begitu

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2399

    Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.“Kamu butuh apa?” tanya Ratu. Berhub

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2398

    Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2397

    Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2396

    Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2395

    Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2394

    Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2393

    “Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2392

    Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2391

    Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status