Share

Bab 6

Author: Awan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Tubuh elok berbalut gaun putih sederhana, ditambah dengan lampu sorot yang menyinari, membuat semua orang yang menyaksikannya seakan sedang melihat seorang malaikat. Tidak hanya pakaiannya saja yang sederhana, tapi riasan dan aksesori yang Yuna kenakan juga sangat simpel. Namun, penampilannya yang terkesan biasa itu justru malah semakin menonjolkan kecantikan wajahnya.

“Yuna?!” seru Logan. Dia masih tidak percaya dengan apa yang ada di depan matanya, dan otaknya masih tidak bisa memproses apa yang sedang terjadi. Spontan dia pun maju dan bertanya dengan suaranya yang berat, “Ngapain kamu di sini?”

“Ya sudah pasti untuk ikut kompetisi,” jawabnya sambil menyunggingkan senyuman menyindir.

“Yuna! Jangan aneh-aneh kamu, ini bukan tempat buat kamu bikin masalah!” kata Logan sembari menarik pergelangan tangan Yuna.

Brandon yang berada di ruang tunggu VIP tampak kesal saat melihat perlakuan Logan kepada Yuna dari balik layar.

Akan tetapi, Yuna sekuat tenaga menarik tangannya dari genggaman Logan dan berkata, “Logan, kamu tahu sendiri kita lagi ada di mana, jadi jaga sikap kamu!”

Yuna sudah berada di atas panggung saat mengucapkan kata-kata itu. Perubahan sikap Yuna yang mendadak ini benar-benar membuat Logan terkesiap. Padahal biasanya Yuna begitu patuh padanya, tapi kenapa hari ini ….

“Selamat malam untuk semua hadirin yang ada di sini. Saya Yuna Sudana, peracik parfum dari New Life. Parfum bernama ‘First Love’ yang akan saya bawakan malam ini adalah hasil buatan saya sendiri.”

Setiap tutur kata Yuna ucapkan dengan santai dan jelas sehingga semua orang yang ada di sana nyaman mendengarnya.

Valerie yang sedang menggenggam erat gelasnya di atas panggung memaksakan diri untuk tetap tersenyum, tapi sorot matanya terus mengarah ke Logan seakan sedang memberi isyarat untuk meminta pertolongan. Hanya saja, mata Logan sudah terfokus kepada Yuna.

“Tadi pihak panitia sudah kasih tahu saya bahwa produk ‘First Love’ ini ada masalah terkait orisinalitas. Saya sendiri kaget, tapi saya yakin pihak panitia bisa mengambil keputusan yang adil, jadi saya terima keputusan panitia untuk melakukan pemeriksaan langsung.”

Seusai berkata demikian, Yuna pun mundur dan perlahan-lahan menjauhkan diri dari mikrofon. Perangai terlihat sangat anggun sehingga orang-orang pun percaya padanya.

Akan tetapi ….

“Yuna Sudana? Kok nama ini kayaknya nggak asing, ya”

“Oh, iya. Aku ingat waktu itu ada peracik parfum yang dapat penghargaan untuk pendatang baru di kompetisi tingkat provinsi, tapi sehabis itu, namanya sudah nggak kedengaran lagi.”

“Wah, waktu kompetisi di Finland dua tahun yang lalu, dia kan sempat dijuluki peracik parfum yang nggak punya hidung!”

“Wah! Ternyata dia, ya! Aku ingat!”

Hanya dalam sekejap, cara pandang semua orang kepada Yuna langsung berubah 180 derajat.

Sebenarnya kompetisi kali ini juga tidak bisa dibilang terlalu besar skalanya, banyak perusahaan besar di industri parfum tidak ikut serta dalam acara kali ini, makanya acara ini juga tidak terlalu meriah. Reputasi seorang peracik parfum dan perusahaan yang menaunginya hanya akan bisa meningkat jika mereka memenangkan banyak penghargaan, baik itu penghargaan kecil ataupun besar.

Meski perusahaan seperti New Life memiliki Uniasia sebagai penyokong, tetap saja mereka hanyalah perusahaan baru, dan peracik parfum yang dikirim juga bukanlah peracik senior yang berasal dari kantor pusat, makanya pertandingan kali ini bisa dibilang cukup seimbang.

Kepanikan Valerie perlahan mereda ketika mendengar komentar-komentar dari para penonton ketika mengetahui identitas Yuna, dan dia pun berani naik ke panggung dengan senyuman di wajahnya.

“Mohon maaf karena sudah menyita waktu para hadirin sekalian. Saya Valerie Perwira, peracik parfum dari VL. Sebuah kehormatan bagi saya bisa hadir di sini dan bertemu dengan para rekan sejawat yang tentu jauh lebih berpengalaman. Sesungguhnya, pengalaman saya di industri ini baru tiga tahun, tapi saya sudah cukup lama belajar tentang cara meracik parfum. Selama ini, saya tidak pernah menyangka karya yang saya buat dengan sepenuh hati malah ditiru oleh orang lain. Kejadian ini ….”

Valerie lalu menggelengkan kepalanya dan melanjutkan ucapannya, “Saya cuma bisa bilang, terima kasih kepada orang yang mencuri karya saya, karena ini berarti karya saya cukup diakui.”

Setelah mengatakan hal itu, Valerie mengedipkan matanya ke arah Yuna tanpa ada rasa malu sedikit pun. Yuna hanya berdiri di tempat menatap datar ekspresi di wajah Valerie. Harus diakui, Yuna cukup kagum kepada betapa tebalnya wajah Valerie yang bisa mengucapkan kebohongan di depan banyak orang dengan begitu percaya diri.

Meski kedua wanita itu saling bertukar senyum di atas panggung dengan nada bicara yang sangat lembut, bau-bau permusuhan terasa begitu kental.

Si pembawa acara pun akhirnya membuka suara kembali, “Tampaknya kedua belah pihak sama-sama punya alasan yang kuat. Jadi, apakah ini murni ketidaksengajaan, atau ada sesuatu yang kita semua tidak tahu?”

“Sudah bertahun-tahun aku bergelut di industri parfum, tapi aku belum pernah lihat ada kejadian sekebetulan ini.”

“Betul! Kalau cuma nama doang yang sama, itu masih mungkin. Tapi kalau soal aroma, andaikan mirip, paling nggak pasti ada sedikit perbedaan. Nggak mungkin bisa sama persis!”

“Ini sudah pasti tindakan plagiarisme!”

“Plagiarisme itu aib paling memalukan di industri parfum ini!”

Valerie kembali mendekati mikrofon dan berkata, “Saya sendiri juga sangat menyayangkan adanya kejadian seperti ini, tapi saya yakin, kompetisi ini pasti bisa memberikan saya keadilan!”

Valerie menunjukkan gaya yang sangat percaya diri layaknya seorang pemenang, sedangkan Yuna terlihat sangat kalem.

“Bagaimana dengan Bu Yuna?” tanya si pembawa acara.

“Saya juga percaya pihak panitia, dan saya juga percaya dengan hasil ciptaan saya sendiri.”

Yuna hanya tersenyum tipis tanpa banyak bicara, tapi tatapan matanya penuh dengan keyakinan yang kuat.

“Kalau begitu, mari kita ….”

Sebelum si pembawa acara sempat menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba hidungnya berkedut, “Uh ….”

Semua orang yang ada di sana memahami apa yang terjadi kepada si pembawa acara, karena mereka juga menghirup aroma yang sama. Atau lebih tepatnya … aroma yang sangat tidak sedap. Hanya bau saja tidak cukup untuk menggambarkan apa yang mereka hirup. Aroma ini seperti parfum yang tercampur dengan bau amis, dan menghasilkan aroma yang bisa membuat orang ingin muntah.

“Bau apa ini?”

Semua penonton yang ada di sana sudah terbiasa menghirup berbagai macam aroma, tapi aroma ali ini benar-benar membuat mereka merasa tidak nyaman.

“Panitia, kenapa bisa bau begini?” tanya seseorang yang ada di sana.

Pembawa acara pun segera mengelak tuduhan itu, “Aula ini baru dibersihkan kemarin, jadi nggak mungkin ….”

Sebelum si pembawa acara selesai berkata, dia melangkah ke samping dan melirik Valerie dengan tatapan yang aneh. Awalnya Valerie ingin meraih mikrofon dan hendak mengatakan sesuatu, tapi si pembawa acara langsung menghindar jauh-jauh.

Semua orang yang melihat gelagat si pembawa acara langsung mengerti apa yang sedang terjadi. Mereka melirik ke arah Valerie berada dan langsung berpaling.

“Ternyata dia!”

“Bau apa ini, cepat buka jendelanya!”

Valerie malu setengah mati dan rona wajahnya pun jadi tak karuan ketika mendengar perkataan mereka. Valerie sendiri juga menghirup bau tak sedap tersebut, tapi dia tidak menduga kalau bau itu ternyata berasal dari dirinya sendiri.

“Yuna!”

Di tengah kekacauan itu, Logan tiba-tiba menyerukan nama Yuna dan berkata, “Kenapa kamu mengkhianati aku?!”

Related chapters

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 7

    Semua orang tertegun mendengarnya. Tidak banyak orang yang tahu ke mana Yuna pergi setelah dia menghilang dari industri ini, apalagi hubungan dia dengan Logan. Di saat seperti ini, yang paling bahagia tentunya tidak lain dan tidak bukan adalah para wartawan. Awalnya mereka mengira acara malam ini hanya akan menjadi artikel biasa, tapi siapa sangka terjadi kasus plagiarisme dan pengkhianatan. “Kamu ini bagian dari VL! Sejak kapan kamu kabur ke perusahaan lain tanpa kasih tahu aku? Bahkan … kamu juga nyuri produk kami?!” ujar Logan. Suara Logan memang tidak keras, tapi ada mikforon di sebelahnya sehingga semua orang yang ada di sana bisa mendengar dengan jelas apa yang dia katakan. “Ternyata ada pengkhianat, ya. Nggak heran bisa jadi begini,” ujar seseorang di sana. “Padahal tadi aku berharap banyak dari dia. Aku ingat waktu itu media sampai heboh sewaktu dia dapat penghargaan pendatang baru, tapi hasilnya?” “Mencuri rahasia perusahaan itu melanggar hukum, bisa dilaporin ke polisi

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 8

    “Dua botol ini adalah sampel dari New Life dan VL. Kamu boleh coba hirup sendiri apa ada bedanya atau nggak,” ujar Yuna kepada Logan sembari mengangkat tangannya tinggi-tinggi supaya semua orang bisa melihatnya. “Terus kenapa kalau beda?” balas Logan, “Bahkan panitia juga sudah bilang kalau aroma dan bahannya mirip banget, memangnya apa yang bisa kamu buktiin dari ini?” “Aku bisa buktiin kenapa New Life yang menang, bukan VL. Bukannya tadi kamu bersikukuh bilang kalau aku yang nyuri produk kalian? Kalau memang begitu, pasti kedua botol ini ada bedanya, dan yang asli pasti lebih bagus secara kualitas. Karena kamu merasa ini nggak adil, ini kesempatan yang baik buat ngebuktiin tepat di hadapan para wartawan dan rekan satu industri kita.” Yuna terus menahan senyum tipisnya, dan suara dia berbicara juga terdengar sangat lemah lembut. Banyak orang yang bias terhadap Yuna karena kesalahan yang dia lakukan dulu, tapi sekarang, orang-orang tidak bisa mengeluarkan kritik apa-apa ketika dihad

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 9

    Tak disangka, dia akan mengakuinya. Semua orang tercengang, termasuk Logan.“Kalau Pak Logan bersikeras mengatakan bahwa dari awal sampai akhir, First Love adalah produk yang dikembangkan oleh Bu Valerie, kalau Bu Valerie memang begitu paham dengan produk ini, bagaimana kalau Bu Valerie mengeceknya. Apa yang aku ubah dari formulanya? Aroma apa yang aku ubah?”“Aku …,” Wajah Valerie memucat. Dia hampir tidak pernah memasuki laboratorium dalam dua tahun terakhir ini. Kalaupun dia masih belum melupakan ilmu-ilmu dalam meracik parfum, setiap jenis parfum menggunakan formula dan bahan baku yang berbeda, bahkan berat bahan yang digunakan juga berbeda.Ketika parfum ini sedang dikembangkan, dia sedang bersenang-senang dengan Logan setiap harinya. Asalkan dia bisa mendapatkan hari pria itu, penghargaan dan piala mana lagi yang tidak bisa dia dapat? Apa dia harus memusingkan hal semacam itu setiap harinya?Dia tanpa sadar meremas sudut pakaian Logan, merapatkan bibirnya dan tidak mengatakan ap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 10

    Yuna diam-diam melirik Brandon, tetapi kemudian mendapati pria itu sedang memandanginya. Entah sejak kapan mata pria itu sudah tertuju ke arahnya.Wajahnya langsung memanas karena ketahuan melirik.“Kamu ada rencana apa lagi malam ini?”Jarak mereka begitu dekat, membuat Yuna merasa jantungnya seperti mau copot.Namun, sifat keras kepalanya tidak mau kalah dan membuatnya tidak ingin menghindari pandangan itu. Dia menatap mata hitam pria itu, mencoba sebaik mungkin untuk mempertahankan ekspresi tenang di wajahnya seraya berkata, “Kalau aku nggak salah ingat, malam ini adalah malam pernikahan kita. Menurutmu aku bisa punya rencana apa?”Dia berpura-pura santai, tetapi kedua tangannya menekan lututnya dengan terlalu keras, sehingga memperlihatkan betapa gelisahnya hatinya.Brandon menaikkan alis, sudut bibirnya sedikit melengkung naik, “Baguslah kalau begitu!”Pria itu menegakkan posisi duduknya, tetapi Yuna masih tidak bisa menghela napas lega meskipun rasa canggungnya sudah berkurang.T

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 11

    Yuna sedikit gugup. Tangannya berada di kedua sisi tubuhnya dan tanpa sadar meremas seprai tempat tidur.Dia pernah melihat situasi ini di televisi atau novel. Dia gelisah.Brandon sangat peka, menyadari kegugupannya, menatap matanya yang tertutup rapat dan berkata, “Kalau kamu belum siap, kita bisa menunggu.”Yuna yang sedikit gemetaran tiba-tiba membuka matanya. Dia melihat ketulusan dan rasa hormat di mata pria itu.Perasaan disayangi ini menghangatkan hatinya. Dia menggelengkan kepalanya dan melepaskan genggaman tangannya dari seprai, lalu mengangkat tangannya dan melingkarkannya di leher pria itu, “Aku bisa melakukannya! Kamu lanjutkan saja ....”Dia membeku.Perasaan familier ini membuatnya langsung teringat akan hal itu. Tapi, tidak mungkin kebetulan seperti itu, kan!Sudah terlambat.Yuna meringkuk, meraih bantal di sampingnya untuk menutupi wajahnya. Dia rasanya ingin sekali menghilang dari dunia ini!Brandon juga langsung bereaksi ketika melihatnya seperti itu.Bara api di tu

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 12

    Yuna menghampiri Brandon dengan patuh. Pria itu menoleh ke arah meja di sebelahnya dan mengangkat dagunya, “Minum itu dan pergilah tidur.”Dia pun mengikuti arah pandang pria itu dan melihat ada segelas air gula merah. Dia sangat kaget. Bisa-bisanya pria ini bisa menyiapkan dan memikirkan semua ini dalam waktu singkat. Dia mengulum bibirnya, mengambil gelas itu dengan patuh dan meneguknya sampai habis. Perutnya jadi hangat dan nyaman. Kemudian, dia duduk di tempat tidur dan langsung ingin tidur karena merasa sangat nyaman.Brandon menyetel lampu agar lebih redup, lalu menatapnya dan berkata, “Kenapa?”“Kamu nggak tidur?” tanya Yuna dengan ngantuk, tidak bisa menahan diri dan menguap.“Sebentar lagi,” jawab Brandon, “Kamu tidur dulu saja.”Setelah menyesuaikan posisi bantal dan menyelimuti Yuna, dia kembali duduk dan menyetel suhu pendingin ruangan. Kemudian, dia menyesap kopinya lagi.Yuna memperhatikan gerak-gerik pria itu sambil menahan rasa kantuknya. Cahaya lampu yang kuning menyi

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 13

    Sarapan di hotel sangat beraneka ragam. Mereka berdua menikmati sarapan dengan santai, ditemani dengan sinar matahari yang masuk dari luar jendela. Suasananya sangat damai.“Aku ke kantor nanti, bakal lewat New Life, jadi aku sekaligus antar kamu,” ujar Brandon dengan ringan sambil mengoleskan mentega pada roti panggangnya.Yuna menyesap susunya dan menggelengkan kepalanya, “Nggak perlu, aku sore baru pergi ke New Life. Lagi pula, kita kan sudah sepakat, nggak mengumumkan ke publik dulu tentang ....”Brandon mendongak, dan kata "hubungan" tidak jadi keluar dari mulutnya.Brandon menyerahkan roti panggang yang sudah diolesi mentega pada Yuna, lalu berkata, “Jangan khawatir, aku tentu akan menepati apa yang sudah aku janjikan. Di New Life, hanya penanggung jawab tertinggi yang tahu kalau kamu direkrut oleh kantor pusat. Itu juga Frans yang mengurusnya, jadi mereka nggak tahu kalau ....”Kelopak matanya sedikit terangkat. Binar di matanya menyapu ke arah Yuna dengan santai, tapi tatapan i

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 14

    “Kalau kamu nggak melarikan diri, kenapa kamu nggak pulang semalaman? Kamu tahu nggak aku itu sudah menunggumu semalaman?” Logan berhenti sejenak, lalu melanjutkan, “Aku yakin ada kesalahpahaman dengan apa yang terjadi kemarin. Aku nggak menyalahkan kamu. Kamu pulang. Kita bicarakan baik-baik, oke?”Setelah merenung sejenak, Yuna tersenyum dan berkata, “Oke. Sampai jumpa di kantor nanti.”Setelah menutup telepon, Yuna berjalan kembali ke meja makan. Brandon menatapnya dan bertanya, “Sudah mau pergi?”“Nggak buru-buru, kok.” Dia tersenyum, lalu kembali duduk dan memajukan kursinya ke depan.Suasana hatinya sedang baik, jadi nafsu makannya pun jadi bagus. Dia melanjutkan makannya dengan santai, “Lagi pula, bukan aku yang butuh. Untuk apa buru-buru.”Sudah berapa kali dia menunggu Logan selama ini? Akhirnya, giliran pria itu yang menunggunya sekarang.“Masalah kemarin itu, dia nggak akan tinggal diam.”Pria itu arogan dan sangat perhitungan, ditambah lagi dia sangat dipermalukan kemarin.

Latest chapter

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2184

    “Itu normal. Dulu waktu Nathan masih kecil juga aku kayak begini,” kata Shane. “Hampir semalaman penuh kamu nggak mungkin bisa tidur. Begitu kamu taruh mereka, mereka pasti langsung nangis, jadi kamu harus gending mereka terus. Waktu itu tanganku juga sudah mau patah rasanya.”“Kamu gendong anak sendiri? Bukannya pakai pengasuh?!”“Waktu itu aku masih belum sekaya sekarang, istriku nggak mau pakai pengasuh, jadi aku yang gendong.” Shane tidak mau mengingat masa lalunya lagi karena itu hanya akan membuatnya sedih. Shane lalu menghampiri Brandon dan hendak mengambil anak itu dari tangannya. “Sudah pagi, biar aku yang jagain. Kamu istirahat dulu.”“Nggak usah!”“Jangan begini lah! Kalau kamu merasa berutang sama Yuna dan anak-anak kamu, masih ada waktu lain untuk menebus, tapi sekarang kamu harus istirahat! Kalau kamu sampai tumbang, siapa lagi yang bisa jagain mereka, dan siapa yang bisa nolongin Yuna!”Ketika mendengar itu, akhirnya Brandon mengalah dan memberikan kedua anaknya kepada S

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2183

    Kemampuan medis Yuna tak diragukan membuat Fred kagum kepadanya, tetapi Yuna punya perang yang lebih penting dari itu. Lagi pula sifat Yuna yang sangat keras membuatnya tidak mungkin dijadikan kawan oleh Fred. Dibiarkan hidup juga tidak ada gunanya.“Bagus … bagus sekali!”Setelah memahami apa yang sesungguhnya terjadi, Fred menarik napas panjang dan mengatur kembali emosinya. Dia mengucapkan kata “bagus” berulang kali, dan ini merupakan pelajaran yang sangat berharga baginya. Selama ini selalu dia yang mengerjai orang lain. Tak pernah sekali pun Fred berpikir dirinya tertipu oleh sebuah trik murahan. Bukan berarti Fred bodoh karena tidak menyadari hal itu, hanya saja terlalu banyak hal yang harus dia kerjakan sehingga dia tidak bisa berpikir dengan jernih.“Yuna, kali ini kamu menang! Tapi sayang sekali kamu nggak akan bisa melihat akhir dari semua ini! Sebentar lagi kita sudah mau masuk ke tahap terakhir dari R10. kamu sudah siap?”Fred menyunggingkan seulas senyum yang aneh di waja

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2182

    “Tadi kamu ada diare lagi?” Yuna bertanya.“Nggak ada,” jawab Fred menggeleng, tetapi dia marah menyadari dirinya malah dengan lugu menjawab pertanyaan yang tidak berkaitan. “Itu nggak ada urusannya! Sekarang juga aku mau obat itu!”“Sudah nggak sakit perut dan nggak diare, rasa mual juga sudah mendingan, ya? Paling cuma pusing sedikit dan kadang kaki terasa lemas. Iya, ‘kan?”Fred tertegun diberikan sederet pertanyaan oleh Yuna, dia pun mengingat lagi apa benar dia mengalami gejala yang sama seperti Yuna sebutkan.“Kayaknya … iya!”Meski sudah berkat kepada dirinya sendiri untuk tidak terbuai oleh omongannya, tetap saja tanpa sadar Fred menjawab dengan jujur. Setelah Fred menjawab, Yuna tidaklagi bertanya dan hanya tersenyum.“Kenapa kamu senyum-senyum?! Aku tanya mana obatnya, kamu malah ….”“Pencernaan kamu sehat-sehat saja, nggak kayak orang yang lagi keracunan!”“Kamu ….”Fred lantas meraba-raba perut dan memukul-mukul dadanya beberapa kali. Dia merasa memang benar sudah jauh lebi

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2181

    “Gimana caranya aku bisa memastikan kalau anak-anak yang suamiku terima itu benar-benar anakku?”“Hmm? Mau beralasan apa lagi kamu?”“Nggak, aku cuma mau memastikan kalau mereka itu benar anakku, bukan anak orang lain yang dijadikan pengganti.”Sebelumnya Yuna juga sudah berpikir adanya kemungkinan ini terjadi, tetapi ketika melihat Brandon membawa kotak itu dan memeriksa napas anak-anaknya, dia hampir meneteskan air mata. Brandon dikenal sebagai orang yang sangat dingin, tetapi Yuna bisa melihat sewaktu Brandon melakukan itu, jarinya sampai gemetar. Kelihatan sekali selama beberapa hari ini dia juga sangat menderita.Semenjak memutuskan untuk masuk ke tempat ini, Yuna tidak mengira akan terperangkap di sini untuk waktu yang sangat lama, bahkan sampai anak-anaknya lahir. Sudah sebulan penuh sejak kelahiran mereka, tetapi Yuna masih bisa bisa keluar. Bahkan ada kemungkinan dia akan terperangkap di sini untuk seumur hidup.Hidup atau mati sering kali terjadi hanya dalam sekejap mata dan

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2180

    “Yang perlu kita curigai sekarang adalah kalau anak-anak ini bukan punyaku, berarti mereka siapa? Dan dari mana datangnya mereka? Tapi kalau benar mereka anakku … apa mau mereka?”“Apa mungkin mereka mau menggunakan anak-anakmu untuk mengancammu?” kata Shane. “Atau ….”“Atau apa?”“Nggak, nggak apa-apa! Aku cuma asal ngomong saja.”Mendengar Shane bilang begitu, Brandon juga tidak bertanya lagi lebih dalam. Brandom mengamati raut wajah Chermiko kelihatannya kurang begitu baik. Dia tampak sangat serius dengan kening yang mengerut.“Apa pun keadaannya, anak-anak ini sudah ada di tangan kita. Kita tetap harus merawat mereka dengan baik. Kalian berdua tidur saja dulu, biar aku yang jaga mereka.”“Jangan, kamu sudah kelelahan dari beberapa hari belakangan. Banyak hal yang perlu kamu ambil keputusan langsung, jadi kamu saja yang tidur, biar aku yang jaga!” kata Shane.“Kalian berdua tidur saja. Aku dokter, biar aku yang jaga!” ucap Chermiko.“Sudah, sudah, jangan diperdebatkan lagi! Kemungki

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2179

    Kotaknya sangat berat, bisa dipastikan isi kotak itu adalah sesuatu yang cukup besar. Napas Brandon mau berhenti rasanya membawa kotak itu, dia lantas membuka tutupnya dengan sangat pelan dan hati-hati ….Benar saja, di dalam kotak itu ada dua orang bayi yang terbungkus rapi dengan selimut. Kedua anak itu tertidur dengan sangat lelap. Brandon merasa sedikit lega melihat kedua anak itu, tetapi masih ada satu hal yang perlu dia pastikan. Dia mendekatkan jarinya ke hidung ke dua anak it untuk memastikan apakah mereka masih hidup. Dan ternyata ya, kedua anak itu memang sedang tertidur lelap dan masih bernapas.“Isinya benar anak-anak!” seru Brandon.Shane nyaris saja meneteskan air mata mendengar itu. Dia bahkan terlihat lebih bahagia daripada Brandon karena apa yang terjadi pada Nathan membuat dia memiliki empati yang kuat, seolah kedua anak di dalam kotak itu adalah anaknya sendiri. Selama kedua anak itu dapat mereka selamatkan, Shane masih punya harapan kalau suatu saat Nathan juga past

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2178

    Hari perlahan mulai gelap sementara Brandon menunggu di lokasi yang dijanjikan. Sesuai dengan isi pesan tersebut, Brandon menunggu di jalan Tangkira dan berdiri di bawah pohon urutan keenam. Orang yang diutus oleh Edgar juga sudah bersiaga di perimeter. Begitu mereka melihat ada seseorang yang melakukan transaksi dengan Brandon, mereka akan langsung mengamankannya. Semuanya sudah berjalan sesuai rencana, tetapi Brandon masih merasa sedikit cemas meski tidak begitu tampak dari luar.Tidak pernah dia merasa setegang ini sebelumnya, bahkan ketika waktu dia pertama kali mengambil alih Setiawan Group. Membayangkan sebentar lagi dia akan bertemu dengan anak kandung yang belum pernah dia temui sebelumnya membuat detak jantung Brandon berdegup kencang, apalagi saat memikirkan kalau ini hanyalah perangkap.Bagaimana kabar Yuna dan anak-anaknya di sana? Dokter itu juga tidak pernah muncul lagi setelah dia menawarkan diri untuk menjadi mata-mata. Brandon curiga dia mungkin sudah tertangkap oleh F

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2177

    “Jangan menakut-nakuti aku!” bentak Fred spontan seraya memegangi perutnya.“Aku nggak menakut-nakuti, sebentar lagi kamu bakal merasakannya langsung,” kata Yuna sembari tersenyum dan mengatur posisi duduknya. “Gimana, sudah kamu pikirkan? Jadi kesepakatan kita ini masih berlaku atau sudah nggak berlaku? Aku sudah capek, mau istirahat.”Fred menatap Yuna dengan serius seolah sedang mengukur apakah Yuna jujur atau berbohong. Namun sampai saat ini pun dia masih tidak bisa membedakannya. Harus diakui Yuna memang sangat cerdik. Sebelumnya Fred berpikir paling dia hanya menggertak saja, tetapi dengan segera dia tertampar oleh kenyataan bahwa dia memang keracunan. Dan lebih parahnya, Fred tidak tahu apakah kali ini Yuna serius atau hanya berbohong. Tangan Fred yang memegangi perutnya makin menegang. Dia bisa merasakan rasa sakitnya sebentar lagi akan kembali. Keringat dingin pun sudah membasahi wajahnya.Haruskah dia bertaruh?“Oke! Sesuai permintaanmu, aku bakal meminta anak buahku untuk m

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2176

    Fred berhenti dan membalikkan badannya menunggu apa yang akan Yuna katakan padanya.“Kenapa?”“Hmm?”“Bisa kasih tahu aku apa alasannya kamu nggak mau membebaskan Nathan? Buat kamu Nathan sudah nggak ada gunanya lagi, jadi untuk apa ….”Fred langsung menyela pembicaraan sebelum Yuna selesai berbicara. Dia mungkin tidak mau terus memperdebatkan masalah ini dan yakin kalau Yuna tidak akan bisa melarikan diri dari tempat ini, jadi dia langsung saja mengatakan alasannya. “Anak itu masih punya kegunaan lain, jadi kamu nggak usah terus berharap. Aku nggak akan membebaskan dia! Begini saja, kamu dan dia nggak mungkin aku bebaskan, tapi kalau kamu ada permintaan lain, silakan, ngomong saja.”Fred menghela napasnya yang berat sambil memegangi dadanya yang sesak. Sakit di tubuhnya tampak sangat nyata. Jika bukan karena rasa sakitnya itu, dia tidak akan membuka dialog dengan Yuna, dan kesempatan ini tidak akan ada. Yuna merasa perkataannya tadi sedikit aneh, tetapi dia tidak sempat untuk berpikir

DMCA.com Protection Status