Share

Bab 10

Author: Awan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Yuna diam-diam melirik Brandon, tetapi kemudian mendapati pria itu sedang memandanginya. Entah sejak kapan mata pria itu sudah tertuju ke arahnya.

Wajahnya langsung memanas karena ketahuan melirik.

“Kamu ada rencana apa lagi malam ini?”

Jarak mereka begitu dekat, membuat Yuna merasa jantungnya seperti mau copot.

Namun, sifat keras kepalanya tidak mau kalah dan membuatnya tidak ingin menghindari pandangan itu. Dia menatap mata hitam pria itu, mencoba sebaik mungkin untuk mempertahankan ekspresi tenang di wajahnya seraya berkata, “Kalau aku nggak salah ingat, malam ini adalah malam pernikahan kita. Menurutmu aku bisa punya rencana apa?”

Dia berpura-pura santai, tetapi kedua tangannya menekan lututnya dengan terlalu keras, sehingga memperlihatkan betapa gelisahnya hatinya.

Brandon menaikkan alis, sudut bibirnya sedikit melengkung naik, “Baguslah kalau begitu!”

Pria itu menegakkan posisi duduknya, tetapi Yuna masih tidak bisa menghela napas lega meskipun rasa canggungnya sudah berkurang.

Tak lama kemudian, mobil yang mereka naiki berhenti di tempat tujuan.

Yuna mengira pria itu akan membawanya pulang ke kediaman pribadinya. Namun tak disangka, mobil itu ternyata berhenti di depan tempat pemandian air panas.

Malam itu dihiasi dengan cahaya bulan, membuat Yuna merasa jauh lebih nyaman.

Hanya saja ....

Dia menolehkan kepalanya untuk menatap Brandon dengan curiga. Pria itu sepertinya bisa menebak apa yang dia pikirnya, “Pernikahan kita terlalu tiba-tiba hari ini. Aku nggak sempat melakukan persiapan.”

“Sebenarnya … nggak apa-apa,” kata Yuna pelan.

Lagi pula, ini hanyalah transaksi di antara mereka. Dia mana mungkin mengharapkan yang lain.

Namun, ketika dia melihat restoran yang didekor indah dengan bunga mawar, jantungnya tetap berdegup kencang.

Hanya ada Brandon dan dia di dalam restoran besar itu. Hidangan sudah diletakkan di atas meja. Pelayan restoran juga tidak berada di dekat mereka lagi, memberikan privasi yang cukup untuk mereka. Kelihatan sekali, Brandon telah memesan seluruh restoran ini untuk mereka berdua.

Brandon memang punya kemampuan untuk melakukannya, tetapi dia sendiri yang bilang tadi. Pernikahan mereka terlalu tiba-tiba. Bagaimana bisa pria itu mempersiapkan semua ini?

“Restoran ini sangat menjaga privasi pelanggan, jadi jangan khawatir,” ujar pria itu dengan santai sambil memotong steak-nya dengan anggun.

“Te ... terima kasih!”

Yuna biasanya tidak secanggung ini, tetapi ketika dihadapkan dengan situasi ini, dia jadi tidak tahu harus berkata apa.

Brandon tiba-tiba berhenti makan dan menaikkan alisnya, kemudian memandang Yuna dan berkata, “Terima kasih? Buat apa?”

“Makasih karena kamu sudah setuju untuk bekerja sama denganku. Terima kasih atas semua yang sudah kamu atur hari ini. Terima kasih untuk semuanya.”

Meskipun dia agak impulsif karena tiba-tiba memutuskan untuk menikah dengan Brandon, dia tidak menyesalinya.

Brandon terkekeh mendengar ucapan terima kasih datang bertubi-tubi itu.

Ucapan yang cukup sepele, tetapi cukup menyenangkan untuk didengar.

Setelah itu, dia meletakkan steak yang sudah dipotong kecil-kecil ke piring Yuna, menatap wanita itu dengan serius seraya berkata, “Kalau begitu, bukan hanya ini yang perlu kamu ucapkan terima kasih.”

“.…”

Setelah makan malam dengan cahaya lilin yang hangat dan romantis selesai, mereka berdua masuk ke kamar suite yang sudah disiapkan.

Kamar itu cukup besar, ada kolam air panas di dalamnya yang mengeluarkan uap-uap panas. Suara airnya juga seolah bisa membuat orang terbuai.

Yuna jadi berpikir, apa dia akan berendam bersama pria itu di kolam ini nanti ....

Wajahnya memanas dan tubuhnya menegang. Dia cepat-cepat memalingkan wajah dan pergi menuang air untuk diminum.

Brandon melihat semua kegugupan dan rasa malu yang Yuna rasakan saat ini. Dia berbalik badan dan melepas jaketnya, mengambil sebotol anggur merah dan dua gelas, kemudian berjalan menghampiri wanita itu.

“Mau minum sedikit?”

“Nggak ...,” Yuna awalnya ingin menolak, tetapi berubah pikiran dalam sekejap, “Boleh.”

Alkohol bisa membesarkan nyali seorang pengecut.

Dia bukan pengecut, tapi dia kurang berani. Rasanya, dia seolah-olah sudah menggunakan semua keberaniannya untuk menemui pria itu. Keberaniannya sudah habis untuk membicarakan tentang kerja sama mereka bersama pria itu.

Brandon menuangkan dua gelas anggur dan mengangkat gelasnya ke arah Yuna. Yuna memandangi cairan merah di dalam gelasnya, membulatkan nyalinya, kemudian mendentingkan gelasnya dengan gelas pria itu. Setelah itu, dia mengangkat kepalanya dan meneguk anggur itu sampai habis.

Dia minum terlalu cepat, sehingga dia tersedak dan batuk-batuk.

Brandon tertawa, mengangkat tangan dan menepuk pundak wanita itu, “Aku masuk untuk berendam dulu. Kamu datang saja kalau sudah siap.”

Dia memberi wanita itu waktu yang cukup untuk bersiap, juga memberinya kesempatan untuk mundur dan menyesal.

Dia berbalik badan, lalu berjalan menuju kolam air panas.

Hati Yuna gelisah melihat punggung pria yang perlahan menghilang dari pandangannya itu. Dia buru-buru menuangkan segelas anggur lagi dan meneguknya sampai habis.

Setelah meminum setengah botol anggur merah tanpa jeda, dia akhirnya merasa sedikit mabuk. Dia berdiri, samar-samar bisa melihat punggung Brandon yang berada di dalam kolam air panas.

Pria itu merentangkan kedua lengannya dan memunggunginya, hanya memperlihatkan lengan dan bahunya. Lekukan ototnya sangat jelas dan tetesan air panas bersinar seperti kristal di kulitnya.

Tenggorokan Yuna terasa kering. Dia berjalan lurus ke sana dan berdiri di garis pemisah antara daerah kering dan basah.

Brandon bisa mendengar suara gerak gerik orang di belakangnya, tetapi dia tidak menolehkan kepalanya. Dia sangat sabar, memberikan Yuna waktu yang cukup.

Yuna dengan cepat melepas pakaiannya, tidak memberi dirinya kesempatan untuk menyesal. Namun, dia tidak melepas pakaian dalamnya. Tanpa alas kaki, dia berjalan sampai ke belakang pria itu, lalu masuk ke air dari jarak yang dekat dari tempat pria itu berada.

Suhu airnya agak panas. Begitu dia masuk ke dalam air, tubuhnya langsung berkeringat.

Dia tidak tahu apakah rasa mabuknya menguap karena air panas. Keberanian yang dia dapatkan dari alkohol tadi tiba-tiba lenyap, dan dia dengan tidak nyaman langsung memeluk tubuhnya sendiri karena malu.

Dia tidak pernah telanjang di depan pria.

Waktu dengan Logan dulu, hubungan mereka hanya sebatas berpegangan tangan dan berciuman, tidak lebih dari itu.

“Hmmm ....”

Yuna menghirup napas dalam-dalam.

Tubuh mereka saling berdekatan. Suhu tubuh mereka tidak sama dengan suhu air, tetapi seolah bisa membakar satu sama lain.

Brandon melingkari pinggang Yuna dengan satu tangan, lalu menggunakan tangan lainnya untuk mengangkat dagu wanita itu, memaksa wanita itu untuk menatapnya.

“Kesempatan terakhir.” Dia jeda sebentar, sorot matanya bagaikan api yang menyala-nyala, lalu melanjutkan, “Kalau kamu masih belum siap, kita bisa ....”

Yuna menempelkan bibirnya ke bibir pria itu, tetapi karena terlalu kuat dan tiba-tiba, giginya mengetuk bibir pria itu, sehingga dia merasa seperti ada rasa darah di mulutnya.

Dia memejamkan matanya erat-erat, tidak ingin memikirkan apa pun dan tidak ingin mengatakan apa pun. Dia hanya ingin menunjukkan tekadnya dengan tindakannya.

Tidak ada yang gratis di dunia ini. Terlebih lagi, tidak ada bantuan yang bisa dianggap ‘sudah seharusnya’. Yang ada hanyalah transaksi yang saling menguntungkan.

Usaha dan hasil.

Brandon sama sekali tidak menolak ketika Yuna menyerahkan diri ke dalam pelukannya

Ciuman mereka sangat menggairahkan, sampai mereka tidak bisa mengendalikan diri. Yuna sampai lemas karena hampir kehabisan napas.

Brandon merasa ada yang yang tidak beres, segera menggendong wanita itu keluar dari kolam.

Rambut panjang Yuna basah dan berantakan. Matanya tertutup dan bulu matanya yang panjang bergetar pelan. Dia terlihat sangat memikat.
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Jimmy
sebagus apapun cerita kalau pakai koin....cape deh...
goodnovel comment avatar
Ajeng Ayu Lestari
bener2 bikin penasaran
goodnovel comment avatar
Shary Matwear
bagus tapi pakai koin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 11

    Yuna sedikit gugup. Tangannya berada di kedua sisi tubuhnya dan tanpa sadar meremas seprai tempat tidur.Dia pernah melihat situasi ini di televisi atau novel. Dia gelisah.Brandon sangat peka, menyadari kegugupannya, menatap matanya yang tertutup rapat dan berkata, “Kalau kamu belum siap, kita bisa menunggu.”Yuna yang sedikit gemetaran tiba-tiba membuka matanya. Dia melihat ketulusan dan rasa hormat di mata pria itu.Perasaan disayangi ini menghangatkan hatinya. Dia menggelengkan kepalanya dan melepaskan genggaman tangannya dari seprai, lalu mengangkat tangannya dan melingkarkannya di leher pria itu, “Aku bisa melakukannya! Kamu lanjutkan saja ....”Dia membeku.Perasaan familier ini membuatnya langsung teringat akan hal itu. Tapi, tidak mungkin kebetulan seperti itu, kan!Sudah terlambat.Yuna meringkuk, meraih bantal di sampingnya untuk menutupi wajahnya. Dia rasanya ingin sekali menghilang dari dunia ini!Brandon juga langsung bereaksi ketika melihatnya seperti itu.Bara api di tu

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 12

    Yuna menghampiri Brandon dengan patuh. Pria itu menoleh ke arah meja di sebelahnya dan mengangkat dagunya, “Minum itu dan pergilah tidur.”Dia pun mengikuti arah pandang pria itu dan melihat ada segelas air gula merah. Dia sangat kaget. Bisa-bisanya pria ini bisa menyiapkan dan memikirkan semua ini dalam waktu singkat. Dia mengulum bibirnya, mengambil gelas itu dengan patuh dan meneguknya sampai habis. Perutnya jadi hangat dan nyaman. Kemudian, dia duduk di tempat tidur dan langsung ingin tidur karena merasa sangat nyaman.Brandon menyetel lampu agar lebih redup, lalu menatapnya dan berkata, “Kenapa?”“Kamu nggak tidur?” tanya Yuna dengan ngantuk, tidak bisa menahan diri dan menguap.“Sebentar lagi,” jawab Brandon, “Kamu tidur dulu saja.”Setelah menyesuaikan posisi bantal dan menyelimuti Yuna, dia kembali duduk dan menyetel suhu pendingin ruangan. Kemudian, dia menyesap kopinya lagi.Yuna memperhatikan gerak-gerik pria itu sambil menahan rasa kantuknya. Cahaya lampu yang kuning menyi

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 13

    Sarapan di hotel sangat beraneka ragam. Mereka berdua menikmati sarapan dengan santai, ditemani dengan sinar matahari yang masuk dari luar jendela. Suasananya sangat damai.“Aku ke kantor nanti, bakal lewat New Life, jadi aku sekaligus antar kamu,” ujar Brandon dengan ringan sambil mengoleskan mentega pada roti panggangnya.Yuna menyesap susunya dan menggelengkan kepalanya, “Nggak perlu, aku sore baru pergi ke New Life. Lagi pula, kita kan sudah sepakat, nggak mengumumkan ke publik dulu tentang ....”Brandon mendongak, dan kata "hubungan" tidak jadi keluar dari mulutnya.Brandon menyerahkan roti panggang yang sudah diolesi mentega pada Yuna, lalu berkata, “Jangan khawatir, aku tentu akan menepati apa yang sudah aku janjikan. Di New Life, hanya penanggung jawab tertinggi yang tahu kalau kamu direkrut oleh kantor pusat. Itu juga Frans yang mengurusnya, jadi mereka nggak tahu kalau ....”Kelopak matanya sedikit terangkat. Binar di matanya menyapu ke arah Yuna dengan santai, tapi tatapan i

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 14

    “Kalau kamu nggak melarikan diri, kenapa kamu nggak pulang semalaman? Kamu tahu nggak aku itu sudah menunggumu semalaman?” Logan berhenti sejenak, lalu melanjutkan, “Aku yakin ada kesalahpahaman dengan apa yang terjadi kemarin. Aku nggak menyalahkan kamu. Kamu pulang. Kita bicarakan baik-baik, oke?”Setelah merenung sejenak, Yuna tersenyum dan berkata, “Oke. Sampai jumpa di kantor nanti.”Setelah menutup telepon, Yuna berjalan kembali ke meja makan. Brandon menatapnya dan bertanya, “Sudah mau pergi?”“Nggak buru-buru, kok.” Dia tersenyum, lalu kembali duduk dan memajukan kursinya ke depan.Suasana hatinya sedang baik, jadi nafsu makannya pun jadi bagus. Dia melanjutkan makannya dengan santai, “Lagi pula, bukan aku yang butuh. Untuk apa buru-buru.”Sudah berapa kali dia menunggu Logan selama ini? Akhirnya, giliran pria itu yang menunggunya sekarang.“Masalah kemarin itu, dia nggak akan tinggal diam.”Pria itu arogan dan sangat perhitungan, ditambah lagi dia sangat dipermalukan kemarin.

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 15

    “Memang apa yang bisa mereka katakan padaku?”Yuna melepaskan diri dari tangan Logan dan berjalan mendekati Valerie, “Aku jadi ingin tahu. Menurutmu, apa yang akan mereka katakan padaku?”Valerie mengalihkan pandangannya dari tatapan tajam Yuna, “Gimana aku bisa tahu? Mereka yang mengatakannya padamu.”“Mereka ingin merekrutmu, jadi paling-paling mereka akan menjelek-jelekkan saingan mereka dan membuat diri mereka kelihatan baik. Yun ....”Valerie berhenti sejenak, sepertinya teringat akan sesuatu, “Apa jangan-jangan mereka menawarkan uang yang banyak padamu?”“Uang yang banyak? Uang seberapa banyak yang dianggap banyak?”Yuna mengejapkan matanya, seolah dia sama sekali tidak mengerti.Valerie merasa jijik melihatnya.“Dasar wanita bodoh, negosiasi harga saja tidak bisa. Sebenarnya bagaimana dia bisa terlibat dengan orang-orang dari New Life, sih?” pikir Valerie.Apa yang terjadi semalam itu, pasti ada seseorang yang membantu wanita ini merencanakannya dari belakang. Pasti ada orang ya

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 16

    Mengapa Yuna yang selalu patuh dan penurut seperti berubah menjadi orang yang sangat berbeda? Ketika dia berdiri dan berbicara di atas panggung, Logan hampir mengira dia salah mengenali orang.Dia sama sekali tidak menyangkanya!Yuna tiba-tiba muncul begitu saja, hampir merusak reputasi VL.Kalau bukan karena dia masih berguna untuk perusahaan ini, dia sendiri rasanya ingin membunuh wanita itu!Yuna bisa berubah sampai seperti itu kemarin, apa jangan-jangan karena ... Yuna sudah tahu mengenai hubungannya dengan Valerie?Tapi, itu juga tidak mungkin!Kalau dia tahu, mengapa dia tidak marah? Tidak nangis, tidak marah, sama sekali tidak seperti reaksi normal seorang wanita.“Mereka bilang ....”Yuna melihat ekspresi cemas dan kesal di wajah kedua orang itu, tetapi mereka berusaha menyembunyikannya. Dia hanya merasa semua ini lucu.Dia awalnya berencana untuk bertengkar dengan mereka, lagi pula dia juga tidak ada kontrak dengan VL, jadi dia bisa pergi sesuka hatinya, kemudian membawa karya

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 17

    “Mereka bilang, kamu selingkuh, dan bekerja sama dengannya untuk menipuku!”Ekspresi di wajah Logan seketika berubah, “Kamu ini ngomong apa, sih!”Sebaliknya, Valerie yang sedang menghadap ke arah Yuna, masih belum menyadari apa yang sedang terjadi. Dia tanpa sadar terlihat merasa bersalah ketika mendengar tuduhan langsung itu. Matanya langsung menghindar.Setelah mendengar suara Logan, dia baru tersadar dari keterkejutannya dan berkata, “Iya, kok kamu percaya dengan hal yang seperti itu sih! Itu namanya fitnah!”“Yun, kita bertiga sudah berteman lama. Apa kamu masih membutuhkan orang lain untuk memberitahumu mengenai hubungan kita? Kok kamu bisa percaya dengan adu domba seperti itu? Ini sangat mengecewakan.”Mata Valerie memerah seraya mengatakannya dan air matanya menetes turun. Dia terlihat sangat sedih.Yuna benar-benar kagum pada wanita itu. Rasanya sayang kalau dia tidak menjadi artis.Tapi, hidup ini memang bagaikan sandiwara. Memangnya cuma dia yang bisa berakting seperti itu!

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 18

    Yang terpenting adalah, sebenarnya kapan Yuna mulai berkomunikasi dengan New Life? Mengapa dia tidak tahu apa-apa?Yuna menggeleng, “Nggak ada, sih.”“Baguslah kalau begitu. Kalau memang belum tanda tangan kontrak, masih bisa berubah. Mereka memberi tahu kamu yang nggak-nggak. Aku sudah cukup baik, nggak menuntut mereka karena fitnah.”Logan menghela napas pelan, lalu menepuk-nepuk bahu Yuna, “Yuna, kamu terlalu polos, sama sekali nggak tahu betapa rumit dan liciknya dunia bisnis ini. Kami juga melakukan ini untuk kebaikanmu, nggak mau kamu berpartisipasi dalam hal-hal seperti itu.”“Aku dan Valerie yang akan mengurusi hal ini. Kamu hanya perlu berkonsentrasi dalam meracik parfum. Bukannya kamu paling suka meracik parfum? Bukannya bagus kalau kamu bisa melakukan apa yang kamu suka dengan bersungguh-sungguh?”Yuna menatapnya. Selama ini, pria itu selalu mencuci otak dirinya dengan retorika seperti itu, membuatnya bersedia membantu mereka untuk melakukan sesuatu tanpa memikirkan imbalan

Latest chapter

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2190

    “Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2189

    Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2188

    “Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2187

    “Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2186

    Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2185

    Chermiko mulai menyadari Shane lagi-lagi terbawa oleh perasaan sedihnya. Dia pun segera melurusan, “Eh … maksudku. Aku cuma nggak menyangka ternyata kamu bisa ngurus anak juga. Kalau aku jadi kamu, aku pasti sudah panik. Tapi kalau dilihat-lihat lagi, dua anak ini mukanya lumayan mirip sama Brandon, ya. Menurut kamu gimana?”Mendengar itu, Shane melirik kedua bayi yang sedang tertidur pulas dan melihat, benar seperti yang tadi Chermiko bilang, bagian kening mereka sedikit mirip dengan Brandon, sedangkan mulut mereka mirip dengan Yuna.“Kelihatannya memang mirip, ya. Tapi kita jangan tertipu dulu. Aku merasa makin lama kita lihat jadi makin mirip. Kalau sekarang aku bilang mereka nggak mirip, apa kamu masih merasa mereka mirip?”Benar juga, andaikan mereka bukan anaknya Brandon, dengan sugesti seperti itu Chermiko percaya saja kalau mereka tidak mirip.“Waduh, aku rasanya kayak lagi berhalusinasi!” ucapnya.“Makanya sekarang kita jangan berpikir mirip atau nggak mirip dulu. Lebih baik k

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2184

    “Itu normal. Dulu waktu Nathan masih kecil juga aku kayak begini,” kata Shane. “Hampir semalaman penuh kamu nggak mungkin bisa tidur. Begitu kamu taruh mereka, mereka pasti langsung nangis, jadi kamu harus gending mereka terus. Waktu itu tanganku juga sudah mau patah rasanya.”“Kamu gendong anak sendiri? Bukannya pakai pengasuh?!”“Waktu itu aku masih belum sekaya sekarang, istriku nggak mau pakai pengasuh, jadi aku yang gendong.” Shane tidak mau mengingat masa lalunya lagi karena itu hanya akan membuatnya sedih. Shane lalu menghampiri Brandon dan hendak mengambil anak itu dari tangannya. “Sudah pagi, biar aku yang jagain. Kamu istirahat dulu.”“Nggak usah!”“Jangan begini lah! Kalau kamu merasa berutang sama Yuna dan anak-anak kamu, masih ada waktu lain untuk menebus, tapi sekarang kamu harus istirahat! Kalau kamu sampai tumbang, siapa lagi yang bisa jagain mereka, dan siapa yang bisa nolongin Yuna!”Ketika mendengar itu, akhirnya Brandon mengalah dan memberikan kedua anaknya kepada S

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2183

    Kemampuan medis Yuna tak diragukan membuat Fred kagum kepadanya, tetapi Yuna punya perang yang lebih penting dari itu. Lagi pula sifat Yuna yang sangat keras membuatnya tidak mungkin dijadikan kawan oleh Fred. Dibiarkan hidup juga tidak ada gunanya.“Bagus … bagus sekali!”Setelah memahami apa yang sesungguhnya terjadi, Fred menarik napas panjang dan mengatur kembali emosinya. Dia mengucapkan kata “bagus” berulang kali, dan ini merupakan pelajaran yang sangat berharga baginya. Selama ini selalu dia yang mengerjai orang lain. Tak pernah sekali pun Fred berpikir dirinya tertipu oleh sebuah trik murahan. Bukan berarti Fred bodoh karena tidak menyadari hal itu, hanya saja terlalu banyak hal yang harus dia kerjakan sehingga dia tidak bisa berpikir dengan jernih.“Yuna, kali ini kamu menang! Tapi sayang sekali kamu nggak akan bisa melihat akhir dari semua ini! Sebentar lagi kita sudah mau masuk ke tahap terakhir dari R10. kamu sudah siap?”Fred menyunggingkan seulas senyum yang aneh di waja

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2182

    “Tadi kamu ada diare lagi?” Yuna bertanya.“Nggak ada,” jawab Fred menggeleng, tetapi dia marah menyadari dirinya malah dengan lugu menjawab pertanyaan yang tidak berkaitan. “Itu nggak ada urusannya! Sekarang juga aku mau obat itu!”“Sudah nggak sakit perut dan nggak diare, rasa mual juga sudah mendingan, ya? Paling cuma pusing sedikit dan kadang kaki terasa lemas. Iya, ‘kan?”Fred tertegun diberikan sederet pertanyaan oleh Yuna, dia pun mengingat lagi apa benar dia mengalami gejala yang sama seperti Yuna sebutkan.“Kayaknya … iya!”Meski sudah berkat kepada dirinya sendiri untuk tidak terbuai oleh omongannya, tetap saja tanpa sadar Fred menjawab dengan jujur. Setelah Fred menjawab, Yuna tidaklagi bertanya dan hanya tersenyum.“Kenapa kamu senyum-senyum?! Aku tanya mana obatnya, kamu malah ….”“Pencernaan kamu sehat-sehat saja, nggak kayak orang yang lagi keracunan!”“Kamu ….”Fred lantas meraba-raba perut dan memukul-mukul dadanya beberapa kali. Dia merasa memang benar sudah jauh lebi

DMCA.com Protection Status