Setelah meninggalkan VL, Yuna pergi ke studio terlebih dahulu.Studionya tidak terlalu dekat dengan kantor. Biasanya, dia dan Stella lebih banyak melakukan penelitian dan pembuatan parfum. Setelah ada produk baru yang sukses dibuat baru diproduksi dalam kuota yang besar.Namun, Logan orangnya ingin cepat untung. Terkadang, dia cepat-cepat memproduksi produk baru yang belum lolos uji dan dirilis ke pasar.Kalau mengutip kata-katanya, pasar itu berubah dengan cepat. Kalau kita tidak mengambil kesempatan, maka kita akan segera digantikan oleh orang lain. Oleh karena itu, mereka harus terus mengembangkan produk baru, menerus mengembangkan produk baru, senantiasa menarik perhatian konsumen, dan menguasai pasar.Yuna sebenarnya tidak setuju dengan gaya pemasarannya yang agresif seperti ini.Sebuah produk, dari ketika produk itu hanya berupa inspirasi hingga dilakukan eksperimen dan diuji coba terus menerus sampai akhirnya berhasil, semuanya memerlukan proses, dan proses itu tidak bisa dilaku
Pada akhirnya, pemimpin mereka melangkah maju, “Bu Yuna, kami semua hanya menjalankan perintah. Kalau Ibu nggak suka, Ibu bisa mencari Pak Logan. Kami hanya melakukan apa yang Pak Logan suruh!”“Oke, kalian pikir aku nggak berani?”Yuna memandang tajam orang itu, lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Logan di depan orang itu.Tidak ada yang menjawab telepon itu untuk waktu yang lama, padahal panggilannya jelas-jelas tersambung. Tidak ada yang mengangkat.Yuna paham. Logan sedang membalas dendam padanya!Balas dendam karena dia sebelumnya tidak mengangkat teleponnya juga. Bisa-bisanya pria itu membalas dengan cara seperti ini.Apa pria itu kira dia akan frustasi dan mengalah karena hal ini?Pria yang berdiri di hadapannya itu tersenyum puas, seolah bisa melihat bahwa telepon itu tidak diangkat.“Bu Yuna, asistenmu sudah mencari selama satu jam lebih. Nggak ada gunanya membuang-buang waktu seperti ini. Waktu kami sangat banyak. Kalau memang ada rahasia, rahasia itu juga milik perus
“Stella.” Yuna duduk dan menatapnya, “Kalau kamu harus memilih di antara VL dan aku, kamu ....”“Aku pilih Kak Yuna!” potong Stella tanpa ragu-ragu, sebelum bisa mendengar Yuna menyelesaikan perkataannya.Yuna tertegun sejenak, lalu tersenyum.Sebenarnya, bekerja di sini cukup baik untuk Stella. Bagaimanapun juga, pekerjaan ini stabil dan gajinya juga tinggi. Sifatnya pemarah dan dia tidak suka berinteraksi dengan banyak orang yang biasanya rumit, tapi dia memiliki kemampuan yang baik. Jadi, studio ini sangat cocok untuknya.Yuna sendiri tidak mungkin bekerja di VL lagi, tapi dia tanpa sengaja jadi melibatkan Stella. Dia jadi merasa tidak enak pada Stella.Hanya saja, tak disangka Stella juga memilihnya dengan tanpa keraguan sedikit pun. Padahal kalau dilihat-lihat, dia juga mendapatkan cukup banyak keuntungan bekerja di sini.Keduanya saling memandang dan tersenyum. Tidak ada yang perlu mereka katakan.“Oh ya, apa Kak Yuna sudah memutuskan untuk bekerja di New Life?” Karena mereka sud
“Coba kamu pikirkan, apa yang Logan takutkan kalau aku mengaku semuanya hanya bohong di depan umum?”Yuna yang dipandangi oleh Stella dengan sorot bingung berkata lagi, “Barang bukti dan saksi yang akan membahayakan dia. Dia sudah ambil barang bukti, tapi saksi ….”“Saksinya adalah aku?” Stella menunjuk wajahnya dengan ekspresi yang akhirnya mengerti.“Aku bisa maju untuk buktiin kamu!” ujar perempuan itu lagi dengan kedua tangan yang diletakkan di pinggang dan semangat berapi-api.“Pas sekali kita bisa bongkar sifat aslinya! Biar semua orang tahu dia sebenarnya orang yang seperti apa!”Yuna tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, “Jangan, kamu jangan maju. Yang perlu kamu lakukan selama beberapa hari ini adalah liburan.”“Liburan?”“Benar, liburan! Logan nggak perlu kamu bersaksi untuk dia, yang dia perlu hanya nggak ada orang yang bisa menjadi saksiku. Kalau sekarang kamu pergi, pasti akan jauh lebih baik baginya.”Selain itu, sifat Logan yang keras kepala pasti tid
Mobil mereka melaju dengan kecepatan yang menggila hingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat mobil belakang kehilangan jejak.“Dia mengutus orang untuk menguntitku. Kemungkinan dia mau lihat apakah aku ada hubungannya dengan orang di New Life,” ujar Yuna sambil menoleh ke arah Brandon.“Eh? Kamu janji sama dia nggak pergi ke New Life?” tanya Brandon dengan sebelah alis terangkat ke atas.“Aku nggak ada janji apa pun. Tapi mungkin dia merasa dirinya berhasil membujukku.”Sebenarnya Yuna tidak pernah berjanji atas apa pun. Hanya Logan yang mengira bahwa kebohongan lelaki itu yang kesekian kali berhasil mengelabui Yuna.Dari dulu selalu seperti itu dan selalu sama, kejadian seperti ini juga sudah bukan yang pertama kalinya. Logan sudah menghafalnya di luar kepala. Hanya saja lelaki itu tidak tahu kalau Yuna yang dulu mempercayainya sepenuhnya.Namun setelah melihat lelaki itu mengkhianatinya dengan mata kepalanya sendiri. Semua rasa percaya Yuna seketika lenyap tak tersisa se
Brandon terbahak seakan dia bisa menebak apa yang dipikirkan oleh perempuan di depannya ini. “Aku nggak mungkin meletakkan kamera pengintai! Semua orang yang mempunyai mata bisa melihat, dan yang punya telinga juga bisa mendengar!”Jari lelaki itu menusuk-nusuk bagian perut Yuna dengan pelan. Yuna yang merasa geli otomatis menghindar. Detik itu juga dia baru menyadari ternyata perutnya sudah mengeluarkan protes sedari tadi.Brandon membawanya ke restoran yang ada di pertengahan gunung. Restoran tersebut cukup terkenal di kota karena bentuk bangunannya yang unik dengan pemandangan yang luar biasa. Di saat makanan barat dijadikan sebagai makanan termahal, restoran ini justru menghidangkan makanan asia sebagai makanan utamanya.Mereka juga mendatangkan berbagai koki ternama. Tidak peduli rasa masakan seperti apa pun yang pelanggan inginkan, mereka pasti akan mengabulkannya dan menemukan rasa yang paling cocok bagi pelanggan tersebut.Tentu saja harga dari masakan mereka juga luar biasa ma
“Beneran nggak perlu. Stella, dengerin aku. Kamu sudah terlalu banyak menghabiskan waktu untuk sibuk dan perlu istirahat. Setelah beberapa hari nanti, kemungkinan kamu nggak akan ada waktu untuk istirahat,” canda Yuna.Mendengar Yuna yang begitu yakin, Stella tidak berusaha membujuknya lagi dan berkata, “Ya sudah, Kakak tahu kedua nomorku, yang untuk kerjaan akan aku nonaktifkan. Kalau ada apa-apa hubungi nomor yang satu lagi.”“Iya, have fun!”Setelah sambungan telepon terputus, dia mendapati tatapan Brandon yang sedang menatapnya dalam-dalam. Yuna menunduk dan memperhatikan dirinya sesaat. Sepertinya tidak ada yang aneh dengan dirinya sekarang.“Kenapa?”“Kamu nggak ingin dia terlibat masalah ini makanya kamu meminta dia pergi, kan?”Lelaki itu langsung menembaknya tanpa basa-basi dan berhasil membuat Yuna terdiam sesaat. Setelah itu dia tersenyum dan menjawab, “Nggak sepenuhnya benar.”“Stella itu selalu menjadi orang yang membantuku, bisa dikatakan dia cukup hafal dengan apa yang a
“Aku, sudah kenyang,” kata Yuna sambil menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah.“Kalau gitu kita pulang dan istirahat. Kamu juga sudah capek. Urusan lainnya kita bicarakan besok lagi.”Brandon tahu apa yang ingin ditanyakan oleh perempuan itu sehingga dengan cepat dia berkata, “Aku akan meminta Frans untuk mengurus masalah yang kamu katakan tadi. Tenang saja.”Perempuan itu tentu saja merasa tenang bahkan tidak khawatir sama sekali. Perasaan bahwa ketika kita belum bersuara tetapi sudah ada orang yang mengerti apa yang kita pikirkan dan membantu kita mengurusnya dengan begitu rapi sungguh sangat menyenangkan.Ketika mereka masuk ke dalam mobil, Brandon kembali bertanya, “Rumah yang sekarang kamu tempati itu adalah sewa?”“Iya.”“Kembalikan saja sewaannya, pindah ke tempatku,” ujar Brandon sambil menggenggam tangannya dengan lembut.Jantung Yuna berdegup dua kali lebih cepat dengan tangan terkepal sambil menunduk dalam. Brandon juga tidak mendesak perempuan itu dan menunggunya den