“Akhir-akhir ini, aku sudah dengar beberapa hal mengenai masalah proyek baru itu. Performamu lumayan juga.” Terdengar suara Daniel dari dalam ruang baca. Nadanya terdengar lega dan puas. “Nggak sia-sia aku sudah berusaha keras untuk membawamu pulang.”Di luar ruang baca, Cecilia menghentikan langkahnya dan tanpa sadar menahan napas agar tidak menarik perhatian orang di dalam ruang baca.“Ayah, aku sudah bilang kalau aku nggak bakal mengecewakanmu!” jawab Edward dengan bangga. Dia berkata dengan yakin, “Gimanapun juga, aku ini lulusan administrasi bisnis dan juga mahasiswa berprestasi. Tunggu saja! Aku pasti bisa capai prestasi dan membuat para eksekutif perusahaan terkesan.”Saat mendengar ucapan Edward, Cecilia hampir tertawa. Terlepas dari bualannya tentang mahasiswa berprestasi, bahkan gelarnya juga didapatkan dari uang yang dikeluarkan ayahnya untuk mengirimnya ke luar negeri. Bahkan jika dia benar-benar adalah mahasiswa berprestasi, praktik langsung dan menghadapi kerumitan pasar
“Ibu, kapan kamu pulangnya?” tanya Cecilia setelah masuk dan menutup pintu kamar.“Baru saja,” jawab Tania dengan santai. Dia berjalan ke rak alkohol, lalu mengeluarkan sebotol anggur merah dan mengambil dua buah gelas. Setelah itu, dia baru duduk di kursi bar dan mengisyaratkan putrinya untuk duduk di seberangnya. Kemudian, dia membuka botol anggur merah dan mengisi kedua gelas itu.Cecilia pun duduk, lalu mengambil salah satu gelas yang sudah diisi dengan anggur merah. Dia tidak terburu-buru menyesapnya, melainkan menggoyang gelas dengan pelan dan menyaksikan cairan merah itu bergerak melalui gelas yang transparan.“Ibu, kamu sudah banyak menderita selama ini,” ucap Cecilia.“Yang menderita bukan cuma aku.” Berlawanan dengan Cecilia, Tania langsung menghabiskan anggur merah dalam gelasnya. Dia mencengkeram gelas itu, lalu menatapnya sambil merenung. “Maafkan Ibu yang nggak punya kemampuan.”“Ibu, jangan bilang kayak gitu!” Cecilia menepuk-nepuk bahu Tania, lalu berkata dengan santai,
“Ibu, jangan marah lagi. Wanita itu cuma bisa sombong untuk sesaat. Jangan harap dia bisa mendapatkan statusmu seumur hidupnya!” ucap Cecilia dengan tatapan yang tajam.Tania pun terkejut dan bertanya, “Cecilia, apa yang mau kamu lakukan? Jangan menyentuhnya, kamu juga tahu kalau ayahmu ....”Dengan kemampuan Tania, dia tentu saja bisa menghadapi wanita itu. Hanya saja, jika dia menyentuh wanita itu, suaminya pasti tahu bahwa dia yang melakukannya. Dengan begitu, semua kemurahan hati dan kesabaran yang dia tunjukkan di hadapan Daniel selama ini akan sia-sia. Dia tidak ingin kehilangan sesuatu yang besar demi hal sepele. Seperti yang dikatakan Cecilia, asalkan bisa bersabar, masih belum tentu siapa yang akhirnya akan mendapatkan kendali atas Grup Kusumo.“Ibu, jangan khawatir. Aku tentu saja nggak bakal melakukan apa-apa. Tapi, nggak bakal ada yang tahu apa yang direncanakan Tuhan.” Cecilia tertawa ringan, lalu baru menyesap anggur merahnya. Setelah itu, dia tiba-tiba teringat sesuatu d
Pagi-pagi buta sebelum Logan bangun, pintunya sudah diketuk.Saat ini, dia masih belum sepenuhnya sadar, rambutnya juga lumayan berantakan. Dia terlihat seperti orang yang tidak cukup tidur. Setelah membuka pintu, dia membuat kopi sambil menguap dan berkata, “Ada masalah apa yang begitu mendesak? Memangnya nggak bisa dibicarakan di perusahaan sampai harus datang ke rumahku?”Setelah menggeser barang di sekitar kakinya, Cecilia memandang rumah Logan dengan ekspresi tidak setuju dan berkata, “Memangnya kamu nggak bisa beresin rumah, ya? Suruh orang datang buat bersihin rumah juga boleh! Lihat saja tempatmu ini!”“Mau suruh siapa? Lagian, aku juga tinggal sendiri. Nggak perlu jaga atau dijaga orang lain!” Selesai berbicara, Logan berjalan ke sofa, lalu berbaring di sana dan menaruh kakinya di atas meja kopi. Kemudian, dia menyesap kopinya dan berkata, “Anggap saja rumah sendiri.”Setelah melihat ke sekeliling, Cecilia pun duduk di sebuah bangku tinggi di samping. Kemudian, dia menatap Log
Berbeda dengan Logan, Cecilia sama sekali tidak peduli mengenai keluarga seni bela diri kuno. Dia lebih peduli untuk tahu siapa yang bisa menjadi bantuan terbesarnya dalam perebutan kekuasaan di Keluarga Kusumo.“Belum tentu!” kata Logan sambil menggeleng.“Apa maksudmu?” tanya Cecilia.“Maksudku, Dylan nggak mungkin pasrah ataupun menyerah segampang itu,” jawab Logan. Saat melakukan penyelidikan, dia juga sudah mencari tahu tentang sifat Dylan.Setelah diusir dari keluarga selama bertahun-tahun, kebencian dalam hatinya pasti sangat mendalam. Dia bahkan pulang untuk membuat keributan yang begitu besar setelah ayahnya meninggal. Orang seperti ini tidak akan mungkin menyerah maupun pasrah dengan begitu mudah.Cecilia mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan agak tidak sabar, “Apa kamu begitu percaya sama Dylan dan bersedia bertaruh padanya? Menurutku, daripada mengharapkannya, lebih baik kamu cepat-cepat buat Clinton berpihak padamu. Kemungkinan berhasilnya lebih tinggi sedikit.” “Aku
Hasil forensik mempunyai otoritas yang tinggi. Jadi, penyebab kematian Gideon tidak perlu dicurigai lagi. Pemakamannya pun dilaksanakan dengan cepat.Setelah menyelesaikan semuanya, Yuna masih berencana untuk berbicara dengan Clinton mengenai masalah Dylan. Tak disangka, Yuna lagi-lagi menjadi topik hangat di internet. Kali ini, berita mengenai dirinya bukanlah berita bagus. Entah dari mana, tersebar sebuah rekaman suaranya. Walaupun hanya satu bagian, bisa terdengar dengan jelas dirinya yang mengatakan bahwa dia bisa menaruh racun ke wewangian apa pun dengan mudah. Dalam sekejap, seluruh internet langsung gempar. Yuna juga menempati urutan teratas daftar pencarian populer hingga pencarian di Instagram juga terhenti pada suatu titik. Dari hal ini, dapat dilihat seberapa besar pengaruh berita ini. Hal yang terpenting adalah berita ini sudah menjadi terlalu sensasional!Jika seorang peracik aroma bisa menaruh racun di wewangian yang dibuatnya dengan begitu bebas, siapa lagi yang berani
Brandon pun menerima telepon itu. Meskipun tidak membuka pengeras suara, jarak Brandon dan Yuna sangat dekat. Jadi, Yuna sedikit banyaknya bisa mendengar isi percakapan itu.Ini telepon dari perusahaan, sepertinya dari kantor pusat Uniasia. Orang itu mengatakan ada beberapa konter pusat perbelanjaan besar yang didatangi banyak pelanggan untuk pengembalian produk, baik yang sudah dipakai atau belum, maupun yang sudah dibeli entah berapa lama. Pihak pusat perbelanjaan agak kewalahan dan mengatakan bahwa mereka akan menghentikan semua penjualan apabila masalah ini tidak segera diselesaikan.“Apa hal seperti ini perlu ditanyakan padaku? Apa gunanya departemen humas?” tanya Brandon dengan dingin.Bukannya Brandon tidak punya pendapat, tetapi bisnis Uniasia sangat besar dan semua orang mempunyai tugas masing-masing. Contohnya masalah kali ini, ini adalah masalah humas, tentu saja departemen humas yang harus menanganinya. Jika semua masalah ditanyakan pada Brandon, dia juga tidak akan bisa me
Layar ponsel Yuna menunjukkan nomor telepon yang tidak disimpannya. Namun, karena sering berhubungan dengan nomor ini beberapa waktu yang lalu, dia pun mengenali nomor yang berasal dari Kota Kanita itu.Setelah menjawab panggilan itu, Yuna tidak berbicara dan menunggu pihak lain untuk berbicara terlebih dahulu. Alhasil, orang yang meneleponnya sudah tidak sabar dan terlebih dahulu bertanya, “Apa ini Yuna Sudana?”“Benar,” jawab Yuna dengan tenang.“Yuna, Asosiasi Peracik Aroma memutuskan untuk mencabut lisensi kerjamu untuk sementara. Kamu harus diperiksa!” Nada orang itu terdengar sangat ketus dan bahkan sombong.Yuna pun tersenyum, lalu melirik Brandon yang duduk di sampingnya dan berkata, “Diperiksa siapa?”Mungkin karena tidak menyangka Yuna akan begitu tenang dan bahkan bisa melontarkan pertanyaan balik, orang itu pun terdiam sebentar sebelum berkata, “Tentu saja diperiksa Asosiasi Peracik Aroma! Sekarang, berhubung kamu sudah membawa pengaruh yang begitu buruk, lisensi kerjamu ha
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred
Ross terlihat santai santai meyeruput kopinya di ruang tamu, tetapi Shane tidak demikian. Dia terus mengubah tayangan di TV karena tidak bisa diam untuk menikmati suatu tayangan dengan tenang dari awal sampai habis.“Hey, nggak usah panik begitulah, santai saja!” kata Ross.“Aku juga maunya begitu, bisa duduk santai sambil ngopi kayak kamu. Tapi masalahnya aku nggak bisa.”“Ah, kondisi kita sekarang memang agak rumit, tapi jangan sampai gara-gara ini suasana hati kamu adi rusak,” kata Ross sembari menawarkan kudapan ke Shane. “Paling nggak untuk sekarang kita nggak sepenuhnya pasif. Iya, ‘kan?”Dengan kondisi di saat itu, Shane tidak ada nafsu untuk menyantap kudapan yang Ross tawarkan padanya. Dia hanya menatap wajah Ross dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi kemudian dia menariknya kembali.“Tadi kamu mau ngomong sesuatu?” tanya Ross.Terbukti, dari tadi Ross memang memperhatikan Shane. Meski TV menyala, Ross tidak fokus ke sana dan malah terus menatap Shane yang beberapa kali sudah
Pernyataan itu membuat Yuna terkesiap. Dia sangat tidak menyangka Fred malah melindungi Rainie. Dari yang Yuna pikirkan selama ini , semestinya Fred tidak peduli dengan Rainie karena pada awalnya pun Fred sudah membuang Rainie di lab yang lama. Jika tidak begitu, untuk apa Rainie harus bersusah payah datang ke sini dan membuktikan dirinya kepada Fred.“Kamu pasti berpikir aku bakal membuang dia tanpa berat hati, ‘kan? Sayangnya kamu salah. Dia itu cukup pintar dan setia. Bagiku dia masih sangat berguna, jadi untuk apa kubuang? Masalah kamu mau menurut atau nggak, itu bukan kamu yang menentukan. Jangan terlalu lugu jadi orang! Bawa si tua bangka ini pergi, taruh dia di tempat terpisah!”Dari ucapannya itu, sudah jelas Fred tidak ada niat untuk membebaskan Juan.“Kamu sama saja dengan mencari masalah kalau nggak membebaskan guruku,” kata Yuna bermaksud mengingatkan bahwa akibatnya akan serius jika Fred masih tidak mau membebaskan Juan.“Masa iya? Tapi aku paling nggak takut sama yang nam
“Apa maksudmu?” tanya Fred.“Ingat, sebesar apa pun otoritas yang kedutaan punya, pada akhirnya mereka tetap harus tunduk sama hukum negara setempat. Hilangnya aku mungkin nggak begitu dipedulikan sama negara, tapi beda cerita dengan guruku. Guruku ini sangat dihormati banyak orang dan sudah banyak pejabat tinggi negara yang pernah dia tolong. Cuma menghilang satu atau dua hari saja mungkin belum ada yang sadar, tapi lama-lama pasti ada orang yang melapor ke polisi. Tinggal kita lihat saja bakal sebesar apa kehebohannya. Apa nanti kamu masih bisa menjalankan eksperimen kamu dengan tenang?”Kalimat terakhir memberikan dampak yang sangat serius terhadap Fred. Eksperimen itulah yang sangat dia pedulikan di antara banyak hal lainnya.“Kamu pikir aku takut sama pemerintah kalian yang nggak bisa kerja itu?”“Ha, kalau nggak takut, kenapa kamu harus sembunyi-sembunyi begini? Lagi pula mereka bukan pejabat yang nggak bisa kerja. Kalau kamu masih nggak mau membebaskan guruku, tunggu saja. Nanti
“Oh, jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar intinya cuma itu,” ujar Yuna sembari bersandar ke belakang dan kedua tangan bersila di depan adanya. “Bukannya kamu selalu bilang kamu yang paling hebat? Kenapa cuma catatan eksperimen saja kamu nggak bisa?”“Nggak usah congkak, itu juga bukan hasil jerih payahmu sendiri saja, tapi seluruh ilmuwan yang ada di lab kita dulu,” ucap Rainie menepis. “Waktu itu kamu yang bawa pergi catatannya dan database lab juga sudah rusak. Daripada kamu mati tanpa mewariskan apa-apa, mending kasih aku saja, biar aku yang memanfaatkannya!”Rainie sangat menginginkan catatan itu, tetapi di tahu catatan itu masih dipegang oleh Yuna, dan Yuna jelas tidak akan semudah itu memberikannya kepada orang lain, apalagi Rainie. Catatan eksperimen itu akan sangat berguna sebagai fondasi bagi eksperimen lain di masa depan. Rainie mana rela membiarkan Yuna menyimpan itu untuk dirinya sendiri saja. Sekarang mau tidak mau Rainie mengancamnya dengan membawa-bawa nama Brandon
Yuna tidak peduli ataupun memberikan tanggapan balik karena dia tidak percaya dengan satu pun dari kata-kata yang Rainie ucapkan. Kedatangan Rainie ke sini semata-mata hanya untuk membuat Yuna terpancing. Yuna tidak akan terjatuh semudah itu.Raine tentu saja merasa tersinggung dengan sikap Yuna yang cuek, dia pun berkata, “Kamu pasti berpikir aku cuma ngelantur, ‘kan? Sekarang mereka juga pasti lagi kesulitan, makanya selama ini mereka nggak bergerak. Selain itu aku juga sudah meneliti obat yang bisa mengendalikan pikiran orang lain. Sekarang Shane sudah ada di bawah genggamanku, tapi mereka masih belum menyadarinya. Coba kamu tebak, kalau aku suruh Shane untuk membunuh mereka semua sewaktu mereka lagi tidur, siapa yang akan jadi pemenang di antara kita?”“Sudah selesai bacotnya? Kalau sudah, boleh keluar sekarang?” balas Yuna. “Apa Fred segitu meremehkan amu sampai dia nggak kasih kamu kerjaan yang lebih penting?”“Hahaha, kamu salah. Sekarang semua lab sudah dipercayakan padaku. Aku
Yuna menarik tangan Juan dan berkata padanya dengan raut wajah serius. “Aku nggak demam, apalagi gila. Pokoknya kamu harus dengar apa kataku!”“Kamu bisa mati!”“Aku mungkin akal mati, tapi bisa juga nggak. Tapi yang jelas kalau eksperimen ini nggak dilakukan, semuanya nggak akan berakhir. Supaya kekacauan ini bisa segera selesai, eksperimen ini harus dilakukan.”“Benar apa yang dia bilang!”Seketika mereka mendengar ada suara orang lain yang datang dari luar. Pintu kamar terbuka dan Rainie pun masuk dengan wajah tersenyum.“Kamu siapa?” tanya Juan dengan wajahnya yang mengerut kesal. Siapa pun yang bisa bebas keluar masuk kamar ini berarti adalah kawannya Fred, dan mereka jelas bukan orang baik-baik.“Dia sama saja kayak Fred,” jawab Yuna.“Oh, kelihatan, sih.”Rainie tidak marah atau tersinggung mendengar itu, dia justru malah bangga.“Terus kenapa? Di sini yang kuat memakan yang lemah. Aku pemenangnya, dan kalian pecundang. Oh, salah, kamu bahkan bukan pecundang, tapi onggokan dagin