Brandon bukan sedang bersandiwara, tetapi benar-benar tidak peduli. Senyum Yuna pun menjadi lebih lebar lagi. Ternyata Brandon memang memahaminya. Yuna juga merasa barang seperti itu terlalu formal dan dogmatis. Jadi, dia tidak ujian. Sebelumnya, dia pernah mengikuti ujian tingkatan peracik aroma. Alasan pertama karena itu adalah pertama kalinya dia terjun ke industri meracik aroma. Jadi, dia mau membuktikan kemampuannya. Lagi pula, dia masih belum begitu percaya diri mengenai kemampuannya untuk meracik aroma pada saat itu.Alasan kedua karena teguran Logan. Dia baru mendirikan perusahaannya dan membutuhkan seorang peracik aroma untuk memegang kendali atas pengembangan parfum. Sertifikat tingkatan peracik aroma adalah salah satu bentuk iklan yang sangat bagus. Biarpun tidak terkenal, setidaknya sudah teruji dan tersertifikasi.Logan tidak begitu mengerti ataupun peduli mengenai lisensi kerja. Setelah menelitinya sendiri, Yuna merasa bahwa sebagian besar isinya adalah pengetahuan teori
Harus diakui bahwa reaksi humas Uniasia memang sangat cepat. Hanya dalam dua hari kerja, mereka sudah bisa menenangkan sebagian besar konsumen. Selain itu, tindakan untuk memulihkan dampak negatif yang diterima perusahaan juga sudah dilaksanakan. Hanya saja, masalah konferensi pers tetap harus dilakukan Yuna sendiri.Logan duduk di kantornya untuk membaca data sambil mengetukkan jarinya di meja. Meskipun merasa sangat kesal, dia mau tak mau harus mengakui efisiensi kerja Uniasia. Kecepatan reaksi dan penanganan mereka dalam menghadapi krisis memang jauh lebih bagus daripada VL dulu.Perusahaan besar memang sangat berbeda, bahkan timnya juga sangat profesional. Jika yang mengalami krisis seperti ini adalah perusahaannya dulu, Logan tidak dapat menjamin berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk menghilangkan dampak negatif ini.Tentu saja, pengamatan yang dilakukannya sekarang juga termasuk pembelajaran. Bagaimanapun juga, setelah mendapatkan Grup Kusumo kelak, Logan juga perlu mengenda
Berhubung Logan begitu dekat dengan Cecilia, itu berarti Logan adalah musuh Edward. Apa yang harus dilakukannya adalah mendapatkan kendali atas Grup Kusumo setahap demi setahap. Kemudian, dia akan sekalian menjemput ibunya pindah ke rumah dan masuk ke silsilah Keluarga Kusumo. Kelak, mereka barulah pemimpin Keluarga Kusumo. Mengenai Cecilia, kakak tirinya itu .... Apabila suasana hatinya bagus, Edward akan menghidupi ibu dan anak itu. Jika tidak, dia akan mengusir mereka.Kenapa Edward dan ibunya harus menderita di luar? Dari kecil sampai besar, dia harus hidup tersembunyi. Sementara Cecilia dan ibunya malah bisa hidup bahagia di rumah besar. Jelas-jelas, dia barulah keturunan langsung Keluarga Kusumo dan sudah seharusnya mengendalikan segala sesuatu yang ada di Keluarga Kusumo.Logan tersenyum tipis, lalu bangkit dan berkata, “Kamu sudah salah paham!”Logan berjalan ke hadapan Edward, lalu menyalakan sebatang rokok dan memberikannya pada Edward. Kemudian, Edward menutup pintu kantorn
Namun, setelah memikirkan hubungan Logan dengan Cecilia, Edward masih agak khawatir. Jadi, dia bertanya dengan tidak yakin, “Nggak bisa bilang kayak gitu juga. Biarpun orang-orang di perusahaan nggak dukung anak Om Beny, mereka juga bakal dukung Kak Cecilia! Kak Cecilia sudah kerja di sini begitu lama. Dia punya koneksi dan juga fondasi. Bukannya kamu juga mengikuti dan mendukungnya ....”“Tunggu!” Setelah membuat isyarat berhenti dengan tangannya, Logan menyela, “Aku cuma bawahan Bu Cecilia, tapi sama sekali nggak mendukung ataupun mengikutinya.”“Bukan?” Edward menatap Logan dengan ragu dan masih belum terlalu percaya. “Waktu itu, Kak Cecilia yang menunjukmu jadi penanggung jawab proyek ini. Dia begitu baik dan memperhatikanmu, juga merekomendasikanmu untuk bekerja di perusahaan ini. Kamu bukan orangnya?”“Haha ....” Logan tertawa, seolah-olah sudah mendengar sebuah lelucon. Namun, dia cepat-cepat melirik ke arah pintu seperti takut kedengaran orang luar. Setelah itu, dia mendekati E
“Oke, oke!” jawab Logan sambil mengangguk.Setelah itu, Edward baru meninggalkan kantor Logan dengan puas. Begitu Edward keluar, senyum di wajah Logan berangsur-angsur sirna. Ekspresinya juga terlihat menjadi sangat misterius.Edward masih lumayan waspada dan belum sepenuhnya percaya pada Logan. Namun, Logan sama sekali tidak peduli pada kewaspadaannya itu. Cepat atau lambat, Keluarga Kusumo akan jatuh ke tangannya!...“Ibu, buat apa kamu berdiam di rumah setiap hari? Sudah seharusnya kamu keluar jalan-jalan! Bukannya bakal ada acara pelelangan beberapa hari lagi? Nanti, kubawa kamu pergi ke sana dan membeli beberapa barang yang kamu suka supaya kamu bisa bergembira,” ujar Cecilia. Hari ini, dia membawa ibunya keluar jalan-jalan ke toko barang mewah.Ekspresi Tania terlihat sangat suram. Dulu, dia bisa begitu yakin karena merasa semuanya berada dalam kendalinya. Akhir-akhir ini, dia makin merasa dirinya sudah makin tidak mampu untuk memenangkan hati suaminya.Tidak peduli apa pun yang
Cecilia sedikit terkejut, lalu buru-buru membantah, “Mana ada! Jelas-jelas itu memang penggemar Ibu, kok jadi aku yang atur? Lagian ....”“Nggak usah sandiwara lagi!” Tania memelototi Cecilia, lalu berkata sambil menggeleng, “Kamu kira aku begitu nggak peka? Dari kita masuk, gadis itu sudah mengawasi kita. Sampai kamu memberinya isyarat, dia baru datang kemari.”“Lagian, biarpun dia memang penggemarku, mana mungkin dia berani melakukan hal yang nggak berhubungan sama kerjaannya di sini, apalagi mengganggu tamu. Mereka pasti tahu apa konsekuensinya. Kalau bukan dapat perintahmu, berarti dia itu pegawai baru yang nggak tahu aturan!”Setelah berhenti sejenak, Tania melanjutkan, “Tapi tag namanya menunjukkan kalau dia bukan pegawai baru. Cecilia, aku tahu kamu berniat baik, tapi benar-benar nggak perlu begitu kok. Sudah tua, ya harus terima!”“Aku benar-benar kalah darimu!” Setelah berdesah, Cecilia menggeleng dan berkata, “Aku nggak bisa sembunyikan apa pun dari Ibu! Tapi, kalau Ibu begit
“Ibu, kamu sudah linglung ya! Kalau mau pakai kartu Ayah, dia juga harus dapat izinmu dulu!” Cecilia tersenyum, lalu mengulurkan tangan pada Tania dan bertanya, “Ibu, mana ponselmu?”“Buat apa?” Tania menatap Cecilia dengan curiga. Meskipun bertanya begitu, dia tetap mengeluarkan ponselnya.Setelah mengambil ponsel ibunya, Cecilia menelepon sebuah nomor. “Halo? Aku istri Daniel Kusumo. Benar, Tania. Begini, ada beberapa kartu kreditku yang hilang. Aku takut dibobol orang jahat. Jadi, aku mau minta tolong buat bekukan semua kartu tambahan atas nama suamiku. Bisa nggak, ya?”Tania menatap putrinya dengan terkejut. Dia benar-benar sudah pikun dan tidak terpikir cara ini. Sia-sia saja dulu dia sudah membintangi begitu banyak film. Kenapa dia melupakan cara-cara untuk menghadapi pelakor?Tania langsung bergembira dan tidak marah lagi. Dia menatap ke arah kaca jendela dengan tenang. Wanita yang ada di dalam masih memilih barang dengan gembira tanpa tahu apa yang terjadi di luar.Cecilia masi
Tidak lama kemudian, ponsel Tania pun berdering. Tanpa perlu dilihat, dia sudah tahu siapa yang meneleponnya.Wanita di seberang sudah sangat panik dan malu, tetapi Tania hanya menatapnya dengan ekspresi dingin. Setelah beberapa saat, dia baru menekan tombol jawab.Begitu panggilan itu tersambung, Tania seolah-olah sudah berubah menjadi orang lain. Dia berkata dengan sangat panik, “Sayang! Kartuku hilang! Gimana ini?”Begitu mendengar kepanikan Tania, Daniel pun terdiam.Saat melihat ibunya yang bisa langsung berakting dengan begitu luar biasa dalam sekejap, Cecilia yang sudah tahu mengenai seluruh masalahnya mau tak mau harus memuji ibunya. Ibunya memang pantas mendapatkan gelar aktris terbaik. Jangankan ekspresinya, bahkan suaranya saat ini juga terdengar sangat panik. Siapa pun tidak akan menyangka masalah kartu kredit ini ditimbulkan oleh Tania.“Kenapa bisa hilang? Tenang dulu, memangnya kartu apa yang hilang?”“Aku nggak tahu. Pokoknya, kartu dan dompetku sudah hilang! Tapi nggak
Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge
Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian
Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang
Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta
Tidak peduli apa pun yang Ratu katakan, Fred selalu punya seribu satu alasan untuk berdalih.Fred menggeleng dan berkata, “Bukan pintar beralasan, tapi karena semuanya sudah aku pikirkan demi Yang Mulia. Sejak awal sudah kubilang, mereka itu licik dan banyak akal bulusnya. Jangan mudah percaya sama omongan mereka! Mereka pasti mencoba membujukmu untuk menghentikan eksperimennya. Jangan ikuti kemauan mereka. Yang Mulia coba pikirkan, kita sudah sejak lama melakukan penelitian, lalu untuk apa? Kalau sekarang kita menyerah, bukankah semua yang kita lakukan dulu jadi sia-sia? Semua kerja keras, waktu , dan uang yang kita bayar jadi nggak ada artinya! Ini cuma akal-akalan mereka, karena kalau eksperimennya berhasil, kita bisa menguasai dunia. Cuma penduduk Yuraria saja yang bisa kemampuan hidup abadi. Itu sudah cukup untuk menggemparkan dunia, termasuk mereka. Makanya mereka nggak mau eksperimen ini berhasil. Bisa jadi … mereka membujuk Yang Mulia untuk menyerah, tapi habis itu diam-diam me
“Karena kamu begitu setia padaku, aku kasih kamu satu kesempatan lagi,” kata sang Ratu mendesah ringan.“Mau aku jadi bahan percobaanmu? Nggak masalah!” kata Fred dengan alis terangkat. “Toh sekarang aku juga nggak bisa menolak, bukan?”“Apa kamu ada permintaan lain?”Bagaimanapun juga, mereka adalah tuan dan pelayan yang sudah bekerja bersama selama bertahun-tahun, yang sudah melewati suka dan duka bersama. Andaikan Fred memiliki niat untuk melakukan kudeta, dia sudah berkontribusi banyak dan layak untuk mendapatkan apa yang dia minta sebelum dieksekusi.“Yang Mulia tahu aku sudah nggak membutuhkan apa-apa lagi. Aku sudah lama bercerai dengan istriku dan anakku ikut dia ke luar negeri. Aku cuma sendiri mendedikasikan hidupku untukmu, Yang Mulia Ratu. Sekarang aku sudah nggak punya permintaan apa-apa lagi. Oh ya, kalau sampai ….”Fred berhenti sejenak, kemudian dia melanjutkan, “Kalau sampai eksperimen ini berhasil, aku bisa terus hidup lebih lama di dalam badan anak itu, aku berharap