Jawaban yang Clinton berikan sudah tidak penting lagi, karena sikap yang dia tunjukkan sudah sangat jelas.Saat Yuna kembali ke kamarnya, dia mendapati Brandon sudah tidak ada di kamar dan pergi entah ke mana. Namun seperti yang pernah Brandon bilang, lingkungan rumah keluarga Tanoto cukup aman sehingga Yuna pun tidak perlu merasa khawatir. Dikarenakan masih ada satu hal penting yang harus segera Yuna kerjakan, dia pun mengambil ponselnya dan menghubungi Stella.“Stel, di dalam lemari penyimpanan masih ada satu botol aroma terapi yang dulu pernah aku buat. Tolong ambil botol itu dan bawa ke lembaga resmi untuk dites kandungannya.”“Oh, kenapa?”Stella sungguh senang akhirnya bisa mendengar suara Yuna lagi setelah lama tidak bertemu, tapi sebelum Stella sempat mengobrol, dia sudah mendengar Yuna memberikan perintah untuk dikerjakan.“Aku ada perlu, pokoknya sekarang kamu bantu aku kerjain dulu, ya. Oh ya, kamu jangan bilang ke siapa-siapa soal ini, cukup kamu sendiri saja yang kerjain.
“Mungkin kabarnya masih belum menyebar saja,” kata Yuna, “Stel, aku mau kamu kasih tahu ini ke yang lain, ya.”“Eh … kenapa? Keluarga Tanoto pasti nggak mau kabar tentang kematian kakek kamu diketahui sama banyak orang, ‘kan?”Biasanya hal semacam ini akan diumumkan oleh anggota keluarga sendiri, dan seseorang yang begitu dikenal seperti Gideon pasti akan masuk berita. Namun masalahnya, Stella tidak ada hubungan sama sekali dengan keluarga Tanoto, bukankah malah jadi aneh kalau dia yang menyebarkan informasinya?“Ada masalah di keluargaku, jadi … tolong, ya.”Seketika itu Brandon membuka pintu dan masuk ke kamar bersama dengan Frans. Menyadari Yuna sedang berbicara di telepon, Brandon langsung diam dan berbisik kepada Frans, “Kamu keluar dulu.”“Siap, Pak Brandon,” sahut Frans.Walau sudah berbicara dengan suara sekecil mungkin, Stella masih bisa mendengar suara mereka berbicara, “Kak Yuna, kayaknya … tadi aku dengar suaranya Frans.”“Iya, dia juga ada di sini. Kenapa? Kamu mau ngobrol
“Aku tahu nomornya. Frans, kamu turun saja dulu.”Frans mengangguk dan langsung pergi dan menutup pintu kamar.“Jangan-jangan kamu cemburu gara-gara aku minta nomornya dia? Aku nanyain untuk orang lain!”“Aku tahu!” seru Brandon seraya mencubit hidung Yuna, lalu dia duduk di dekat Yuna dan bertanya, “Gimana tadi obrolan kamu sama Clinton?”“Mungkin masih ada sesuatu yang dia pikirin, jadi tadi dia nggak terlalu banyak ngomong. Tapi aku rasa, dia sudah tahu semua ini. Aku cuma masih nggak ngerti kenapa dia menuruti saja kemauan Dylan dan Kakek Gordon.”“Maksud kamu, dia sudah menyerahkan wewenang dia atas keluarga ini?”“Aku rasa mungkin dia takut nanti bakal terjadi kekacauan. Tapi kalau dilihat situasinya sekarang, sebenarnya sudah cukup kacau juga, sih.”Yuna masih tidak habis pikir kematian kakeknya ternyata bisa menimbulkan kekacauan yang begitu besar. Semua tetua di keluarga Tanoto pada datang dan menyaksikan keributan yang barusan terjadi di ruang duka.“Kalau kulihat situasinya
“Nggak, nggak ada kata ‘atau’. Mereka pasti bakal menuduh Clinton.”Yang dari awal mereka incar adalah kekuasaan yang selama ini berada di tangan Clinton. Sebenarnya ini semua tidak ada kaitannya dengan Yuna, tapi jika mereka tidak melemparkan kesalahan kepada aroma terapi yang Yuna buat, mereka akan kesulitan untuk mencari kesalahan Clinton.“Makanya itu aku lebih ingin secepatnya cari tahu siapa yang mengutak-atik aroma terapinya,” kata Yuna, “Clinton tadi bilang, selain aku dan dia, cuma ada Pak Roji yang pernah nyentuh aroma terapinya. Tapi Pak Roji sudah bertahun-tahun kerja di sini, dan dia setia banget sama kakekku. Aku rasa nggak mungkin dia pelakunya. Aku benar-benar kehabisan ide kapan dan gimana caranya si pelaku mengutak-atik aroma terapinya.”“Keluarga Tanoto kan gede banget, dan kalian juga punya banyak murid didik. Gimana caranya kamu menjamin nggak ada orang lain yang nyentuh,” balas Brandon.“Nggak mungkin! Memang Kakek punya banyak murid, tapi kamu sudah lihat sendiri
“Kamu sudah dengar soal apa yang terjadi di keluarga Tanoto?”“Maksud kamu tentang kematiannya Gideon?” tanya Logan sambil perlahan merapikan kaleng-kalengnya seolah tidak begitu peduli dengan apa yang ingin Cecilia sampaikan.“Nggak cuma itu saja. Sebelumnya kamu pernah dengar orang yang namanya Dylan? Dari hubungan kamu sama Yuna di masa lalu, berapa banyak yang kamu tahu tentang keluarga mereka?”“Kalau bukan Mama yang kasih tahu aku, aku bahkan nggak tahu Yuna itu anggota keluarga Tanoto. Kamu pikir seberapa jauh yang aku tahu tentang mereka?”“Hah?! Kamu ini sebagai cowok payah banget.”“Itu semua sudah berlalu, nggak perlu dibahas lagi! Kamu cari aku pastinya bukan cuma untuk membahas itu doang, ‘kan?”“Kalau kamu nggak tahu banyak tentang mereka, apa lagi yang perlu aku ….”“Memangnya aku ada bilang aku nggak tahu apa-apa tentang mereka?”“Jadi? Kamu ….”“Dulu aku memang nggak tahu apa-apa, tapi nggak berarti sekarang masih sama. Si Dylan itu anak bungsunya Gideon. Umurnya ngg
“Di dunia ini nggak ada yang namanya musuh abadi, dan nggak ada juga yang namanya sekutu abadi. Lihat saja kita berdua, sekarang kita malah ada di satu kubu yang sama …. Kita nggak usah bahas soal hubungan saudara, atau darah lebih kental daripada air, atau apalah itu. Aku nggak pernah peduli soal hubungan persaudaraan, dan kamu lebih nggak peduli lagi soal itu. Kita bisa bersatu sekarang karena kita punya tujuan yang sama. Singkatnya, hubungan kita ini juga didasar keuntungan pribadi, betul?”Sampai di titik ini, cara Cecilia menatap Logan berubah jadi sangat serius dan mendalam.“Kamu nggak usah ngelihat aku kayak begitu,” ujar Logan bergurau, “Sudah kubilang, kita ini bukan musuh, setidaknya untuk sekarang. Asalkan kita punya tujuan yang sama dan saling mendapatkan keuntungan, selamanya kamu adalah adikku, dan aku juga bakal menjadi kakak yang baik.”“Ya sudahlah, aku akui apa yang kamu bilang tadi memang benar. Jadi lanjut soal keluarga Tanoto … berhubung kamu tahu sebanyak itu, ap
“Terus, apa hubungannya sama barang-barang yang kamu kerjain itu?” tanya Cecilia keheranan, “Jangan bilang kamu mau bikin aroma terapi yang sama persis kayak yang Yuna buat?”Nada bicara Cecilia sedikit banyak mengandung maksud menyindir, tapi Logan tidak marah dan hanya tersenyum, “Aku nggak bisa, tapi bukan berarti nggak ada orang lain yang bisa. Jangan meremehkan aroma terapi yang kecil ini. Kalau kamu tambahkan sesuatu di dalamnya … cukup sedikit saja, sudah bisa jadi alat pembunuh yang nggak meninggalkan jejak.”Mendengar perkataan Logan dan melihat tatapan matanya ketika berbicara itu membuat Cecilia merinding.“Sudah, nggak usah mutar-mutar. Jadi maksud kamu, kamu mau cari orang yang bisa bikin aroma terapi sama persis seperti apa yang Yuna bikin, terus kamu masukkin sesuatu di dalamnya? Tapi gimana kamu tahu kalau yang orang itu bikin bakal jadi sama persis, dan gimana kamu tahu Dylan bakal membutuhkan barang itu?”Kurang lebih Cecilia sudah menangkap apa maksud Logan, tapi dia
Selama ini Logan mengira Yuna hanyalah seorang perempuan yang lemah dan tidak berdaya, tapi siapa yang menduga kalau ternyata dia juga berasal dari keluarga yang ahli dalam bela diri kuno. Saat itu Brandon mengerahkan anak buahnya yang hanya pengawal biasa untuk bertarung, jelas mereka bukanlah tandingan orang yang memiliki latar belakang bela diri.Namun, tetap saja Yuna hanyalah seorang perempuan, dan lagi dia juga sudah lama pergi dari keluarga Tanoto untuk waktu yang sangat lama. Saat Logan masih berpacaran dengan Yuna pun, dia tidak pernah melihat Yuna latihan satu kali pun. Kalaupun keahliannya masih tetap terasah, dia hanyalah seorang wanita yang tentu saja fisiknya tidak sekuat pria.Sekarang Yuna juga memiliki Brandon dan Uniasia yang siap membantunya kapan saja. Jika Logan bisa mengendalikan Kusumo Group dan memanfaatkan kekayaan yang mereka miliki, itu sudah lebih dari cukup untuk menghadapi Uniasia. Jika Logan berhasil menjalankan rencananya dan menghapus semua kesalahan ya