Yuna memberikan aroma terapi itu langsung kepada Clinton, dan dia yakin tidak ada kesalahan sejauh ini.“Sehabis kamu ambil aroma terapinya, kamu sendiri yang tetesin untuk Kakek? Atau orang lain?”Clinton menatap lekat kedua mata Yuna seolah bisa menebak pikirannya. Tak lama Clinton pun mulai menggerakkan bibirnya mengucapkan nama seseorang yang juga sangat dekat dengan Gideon.“Pak Roji.”Tidak ada yang perlu dijelaskan terlalu banyak soal Pak Roji ini. Dia sudah bertahun-tahun bekerja sebagai pelayan pribadi Gideon yang sangat setia. Di satu rumah ini, tidak ada seorang pun yang meragukan kesetiaan Roji kepada Gideon.Namun dalam kasus ini, semua kecurigaan dan tuduhan jatuh kepada mereka bertiga karena Yuna dan Clinton juga tidak bisa membuktikan kalau mereka tidak bersalah. Oleh karena itu, ketiga orang ini pun menjadi sasaran empuk bagi Dylan dan juga Gordon. Ya, untuk sekarang memang belum ada bukti kuat yang menyatakan bahwa pembunuhnya adalah salah satu dari ketiga orang ini,
Jawaban yang Clinton berikan sudah tidak penting lagi, karena sikap yang dia tunjukkan sudah sangat jelas.Saat Yuna kembali ke kamarnya, dia mendapati Brandon sudah tidak ada di kamar dan pergi entah ke mana. Namun seperti yang pernah Brandon bilang, lingkungan rumah keluarga Tanoto cukup aman sehingga Yuna pun tidak perlu merasa khawatir. Dikarenakan masih ada satu hal penting yang harus segera Yuna kerjakan, dia pun mengambil ponselnya dan menghubungi Stella.“Stel, di dalam lemari penyimpanan masih ada satu botol aroma terapi yang dulu pernah aku buat. Tolong ambil botol itu dan bawa ke lembaga resmi untuk dites kandungannya.”“Oh, kenapa?”Stella sungguh senang akhirnya bisa mendengar suara Yuna lagi setelah lama tidak bertemu, tapi sebelum Stella sempat mengobrol, dia sudah mendengar Yuna memberikan perintah untuk dikerjakan.“Aku ada perlu, pokoknya sekarang kamu bantu aku kerjain dulu, ya. Oh ya, kamu jangan bilang ke siapa-siapa soal ini, cukup kamu sendiri saja yang kerjain.
“Mungkin kabarnya masih belum menyebar saja,” kata Yuna, “Stel, aku mau kamu kasih tahu ini ke yang lain, ya.”“Eh … kenapa? Keluarga Tanoto pasti nggak mau kabar tentang kematian kakek kamu diketahui sama banyak orang, ‘kan?”Biasanya hal semacam ini akan diumumkan oleh anggota keluarga sendiri, dan seseorang yang begitu dikenal seperti Gideon pasti akan masuk berita. Namun masalahnya, Stella tidak ada hubungan sama sekali dengan keluarga Tanoto, bukankah malah jadi aneh kalau dia yang menyebarkan informasinya?“Ada masalah di keluargaku, jadi … tolong, ya.”Seketika itu Brandon membuka pintu dan masuk ke kamar bersama dengan Frans. Menyadari Yuna sedang berbicara di telepon, Brandon langsung diam dan berbisik kepada Frans, “Kamu keluar dulu.”“Siap, Pak Brandon,” sahut Frans.Walau sudah berbicara dengan suara sekecil mungkin, Stella masih bisa mendengar suara mereka berbicara, “Kak Yuna, kayaknya … tadi aku dengar suaranya Frans.”“Iya, dia juga ada di sini. Kenapa? Kamu mau ngobrol
“Aku tahu nomornya. Frans, kamu turun saja dulu.”Frans mengangguk dan langsung pergi dan menutup pintu kamar.“Jangan-jangan kamu cemburu gara-gara aku minta nomornya dia? Aku nanyain untuk orang lain!”“Aku tahu!” seru Brandon seraya mencubit hidung Yuna, lalu dia duduk di dekat Yuna dan bertanya, “Gimana tadi obrolan kamu sama Clinton?”“Mungkin masih ada sesuatu yang dia pikirin, jadi tadi dia nggak terlalu banyak ngomong. Tapi aku rasa, dia sudah tahu semua ini. Aku cuma masih nggak ngerti kenapa dia menuruti saja kemauan Dylan dan Kakek Gordon.”“Maksud kamu, dia sudah menyerahkan wewenang dia atas keluarga ini?”“Aku rasa mungkin dia takut nanti bakal terjadi kekacauan. Tapi kalau dilihat situasinya sekarang, sebenarnya sudah cukup kacau juga, sih.”Yuna masih tidak habis pikir kematian kakeknya ternyata bisa menimbulkan kekacauan yang begitu besar. Semua tetua di keluarga Tanoto pada datang dan menyaksikan keributan yang barusan terjadi di ruang duka.“Kalau kulihat situasinya
“Nggak, nggak ada kata ‘atau’. Mereka pasti bakal menuduh Clinton.”Yang dari awal mereka incar adalah kekuasaan yang selama ini berada di tangan Clinton. Sebenarnya ini semua tidak ada kaitannya dengan Yuna, tapi jika mereka tidak melemparkan kesalahan kepada aroma terapi yang Yuna buat, mereka akan kesulitan untuk mencari kesalahan Clinton.“Makanya itu aku lebih ingin secepatnya cari tahu siapa yang mengutak-atik aroma terapinya,” kata Yuna, “Clinton tadi bilang, selain aku dan dia, cuma ada Pak Roji yang pernah nyentuh aroma terapinya. Tapi Pak Roji sudah bertahun-tahun kerja di sini, dan dia setia banget sama kakekku. Aku rasa nggak mungkin dia pelakunya. Aku benar-benar kehabisan ide kapan dan gimana caranya si pelaku mengutak-atik aroma terapinya.”“Keluarga Tanoto kan gede banget, dan kalian juga punya banyak murid didik. Gimana caranya kamu menjamin nggak ada orang lain yang nyentuh,” balas Brandon.“Nggak mungkin! Memang Kakek punya banyak murid, tapi kamu sudah lihat sendiri
“Kamu sudah dengar soal apa yang terjadi di keluarga Tanoto?”“Maksud kamu tentang kematiannya Gideon?” tanya Logan sambil perlahan merapikan kaleng-kalengnya seolah tidak begitu peduli dengan apa yang ingin Cecilia sampaikan.“Nggak cuma itu saja. Sebelumnya kamu pernah dengar orang yang namanya Dylan? Dari hubungan kamu sama Yuna di masa lalu, berapa banyak yang kamu tahu tentang keluarga mereka?”“Kalau bukan Mama yang kasih tahu aku, aku bahkan nggak tahu Yuna itu anggota keluarga Tanoto. Kamu pikir seberapa jauh yang aku tahu tentang mereka?”“Hah?! Kamu ini sebagai cowok payah banget.”“Itu semua sudah berlalu, nggak perlu dibahas lagi! Kamu cari aku pastinya bukan cuma untuk membahas itu doang, ‘kan?”“Kalau kamu nggak tahu banyak tentang mereka, apa lagi yang perlu aku ….”“Memangnya aku ada bilang aku nggak tahu apa-apa tentang mereka?”“Jadi? Kamu ….”“Dulu aku memang nggak tahu apa-apa, tapi nggak berarti sekarang masih sama. Si Dylan itu anak bungsunya Gideon. Umurnya ngg
“Di dunia ini nggak ada yang namanya musuh abadi, dan nggak ada juga yang namanya sekutu abadi. Lihat saja kita berdua, sekarang kita malah ada di satu kubu yang sama …. Kita nggak usah bahas soal hubungan saudara, atau darah lebih kental daripada air, atau apalah itu. Aku nggak pernah peduli soal hubungan persaudaraan, dan kamu lebih nggak peduli lagi soal itu. Kita bisa bersatu sekarang karena kita punya tujuan yang sama. Singkatnya, hubungan kita ini juga didasar keuntungan pribadi, betul?”Sampai di titik ini, cara Cecilia menatap Logan berubah jadi sangat serius dan mendalam.“Kamu nggak usah ngelihat aku kayak begitu,” ujar Logan bergurau, “Sudah kubilang, kita ini bukan musuh, setidaknya untuk sekarang. Asalkan kita punya tujuan yang sama dan saling mendapatkan keuntungan, selamanya kamu adalah adikku, dan aku juga bakal menjadi kakak yang baik.”“Ya sudahlah, aku akui apa yang kamu bilang tadi memang benar. Jadi lanjut soal keluarga Tanoto … berhubung kamu tahu sebanyak itu, ap
“Terus, apa hubungannya sama barang-barang yang kamu kerjain itu?” tanya Cecilia keheranan, “Jangan bilang kamu mau bikin aroma terapi yang sama persis kayak yang Yuna buat?”Nada bicara Cecilia sedikit banyak mengandung maksud menyindir, tapi Logan tidak marah dan hanya tersenyum, “Aku nggak bisa, tapi bukan berarti nggak ada orang lain yang bisa. Jangan meremehkan aroma terapi yang kecil ini. Kalau kamu tambahkan sesuatu di dalamnya … cukup sedikit saja, sudah bisa jadi alat pembunuh yang nggak meninggalkan jejak.”Mendengar perkataan Logan dan melihat tatapan matanya ketika berbicara itu membuat Cecilia merinding.“Sudah, nggak usah mutar-mutar. Jadi maksud kamu, kamu mau cari orang yang bisa bikin aroma terapi sama persis seperti apa yang Yuna bikin, terus kamu masukkin sesuatu di dalamnya? Tapi gimana kamu tahu kalau yang orang itu bikin bakal jadi sama persis, dan gimana kamu tahu Dylan bakal membutuhkan barang itu?”Kurang lebih Cecilia sudah menangkap apa maksud Logan, tapi dia
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta
Tidak peduli apa pun yang Ratu katakan, Fred selalu punya seribu satu alasan untuk berdalih.Fred menggeleng dan berkata, “Bukan pintar beralasan, tapi karena semuanya sudah aku pikirkan demi Yang Mulia. Sejak awal sudah kubilang, mereka itu licik dan banyak akal bulusnya. Jangan mudah percaya sama omongan mereka! Mereka pasti mencoba membujukmu untuk menghentikan eksperimennya. Jangan ikuti kemauan mereka. Yang Mulia coba pikirkan, kita sudah sejak lama melakukan penelitian, lalu untuk apa? Kalau sekarang kita menyerah, bukankah semua yang kita lakukan dulu jadi sia-sia? Semua kerja keras, waktu , dan uang yang kita bayar jadi nggak ada artinya! Ini cuma akal-akalan mereka, karena kalau eksperimennya berhasil, kita bisa menguasai dunia. Cuma penduduk Yuraria saja yang bisa kemampuan hidup abadi. Itu sudah cukup untuk menggemparkan dunia, termasuk mereka. Makanya mereka nggak mau eksperimen ini berhasil. Bisa jadi … mereka membujuk Yang Mulia untuk menyerah, tapi habis itu diam-diam me
“Karena kamu begitu setia padaku, aku kasih kamu satu kesempatan lagi,” kata sang Ratu mendesah ringan.“Mau aku jadi bahan percobaanmu? Nggak masalah!” kata Fred dengan alis terangkat. “Toh sekarang aku juga nggak bisa menolak, bukan?”“Apa kamu ada permintaan lain?”Bagaimanapun juga, mereka adalah tuan dan pelayan yang sudah bekerja bersama selama bertahun-tahun, yang sudah melewati suka dan duka bersama. Andaikan Fred memiliki niat untuk melakukan kudeta, dia sudah berkontribusi banyak dan layak untuk mendapatkan apa yang dia minta sebelum dieksekusi.“Yang Mulia tahu aku sudah nggak membutuhkan apa-apa lagi. Aku sudah lama bercerai dengan istriku dan anakku ikut dia ke luar negeri. Aku cuma sendiri mendedikasikan hidupku untukmu, Yang Mulia Ratu. Sekarang aku sudah nggak punya permintaan apa-apa lagi. Oh ya, kalau sampai ….”Fred berhenti sejenak, kemudian dia melanjutkan, “Kalau sampai eksperimen ini berhasil, aku bisa terus hidup lebih lama di dalam badan anak itu, aku berharap
Di sebuah ruang bawah tanah yang lembap dan tidak terkena cahaya matahari, begitu masuk langsung tercium bau busuk yang menyengat hidung. Saat pintu dibuka, dan mendengar ada suara kursi roda yang mendekat, orang yang berada di dalam langsung mendongak menatap ke depan.“Ah, Yang Mulia datang untuk menemui aku juga.”Orang itu menyunggingkan senyum yang kaku. Dia yang dulu adalah seorang duta besar terhormat kini menjadi tak lebih dari seperti tawanan perang. Kursi roda berhenti, lalu sang Ratu menatapnya, orang yang sudah meneaninya selama puluhan tahun lebih.“Fred, apa kamu menyesal?” tanyanya.“Menyesal? Apa yang perlu disesali? Aku menyesal kenapa eksperimennya nggak aku lakukan lebih awal? Atau menyesal karena terlalu banyak berpikir? Ataukah menyesal karena aku nggak menyadari lebih awal kalau kamu mencurigaiku? Yang menang memakan yang kalah, itu sudah hukumnya. Nggak ada yang perlu aku sesali.”Sang Ratu sempat terdiam sesaat mendengar kata-kata Fred.“Jadi kamu nggak pernah m
“Tapi sudah terlambat kalau terus menunggu sampai eksperimennya dimulai!” kata Shane seraya menggertakkan gigi.Dia tidak punya sisa waktu lagi untuk bertaruh. Kalau sampai ternyata eksperimennya keburu dimulai, betapa sakit hatinya Shane membayangkan tubuh Nathan yang masih kecil itu harus terbaring di atas meja operasi yang dingin dan dibedah seperti tikus percobaan. Dia tidak bisa menerima hal seperti itu terjadi. Dia tidak tega melihat anaknya yang masih kecil harus mengalami penderitaan yang sebegitu parahnya. Nathan tidak tahu apa-apa dan diculik begitu saja, terpisah dari ayahnya begitu lama. Dan sekarang, dia harus menghadapi semua ini. Bahkan … bahkan dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi.“Tapi kalau kamu ke sana sekarang, memangnya kamu bisa menolong Nathan?” Brandon bertanya.“Aku nggak peduli. Kalaupun aku harus mati, aku bakal tetap berusaha!”“Ya sudah, terserah kamu. Pergi sana!” Brandon tak lagi membujuk Shane. Dia memukul meja yang ada di depannya dan berseru kepada
Mau dipikir seperti apa pun, itu rasanya agak mustahil.“Aku juga berharap informasiku salah, tapi ….”Brandon tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi itu sudah menyiratkan intensi yang sangat jelas. Berhubung ini sudah menyangkut nasib Nathan, jika informasi yang dia dapat tidak bisa dipercaya, dia pun tidak akan memberitahukannya kepada Shane.“Jadi selama ini dia nggak mau membebaskan Nathan karena itu? Itu alasan kenapa selama ini aku nggak pernah berhasil menemukan dia. Jadi … mereka dari awal memang nggak ada niat untuk melepaskan Nathan, dan mereka menyandera dia dengan alasan membutuhkan investasi dana dariku, itu semua bohong?!”Rona wajah Shane di saat itu sudah pucat pasi. Suaranya pasti terdengar cukup datar, tetapi bisa terdengar bibirnya sedikit gemetar. Siapa pun yang menghadapi hal semacam ini pasti akan memberikan reaksi yang sama.Chermiko tidak tahu seperti apa rasanya memiliki seorang anak, tetpai dia dapat memahami perasaan Shane. Dia sendiri juga tidak keberatan di
“Ratu mau Fred jadi bahan percobaannya?” Chermiko bertanya, tetapi dia langsung membantah pertanyaan itu. “Nggak, itu mustahil! Aku dulu pernah ada di sana dan banyak tahu tentang R10. eksperimen ini nggak pernah diuji coba karena syarat dari penerimanya terlalu ketat.”Syaratnya adalah mendapatkan dua tubuh yang cocok, dan itu jelas bukan hal yang mudah untuk dicari. Sama seperti melakukan donor organ, tubuh pendonor dan penerima donor harus cocok baru bisa dilaksanakan. Hanya dengan syarat itu terpenuhi barulah tidak terjadi reaksi penolakan. Makanya, kalaupun Ratu punya niat untuk itu, dia harus mencarikan tubuh yang cocok dengan Fred.“Kamu kira nggak ada?” Brandon bertanya balik dan seketika membuat Chermiko dan Shane kaget. Chermiko dan Shane sama-sama dibuat bertanya-tanya, siapa orang yang akan menjadi wadah baru bagi jiwa Fred.“Dan orang yang bakal menampung jiwa Fred itu bukan orang asing. Fred sendiri yang cari,” kata Brandon. “Kalau dia nggak ketemu orang yang cocok, mana