Share

Bab 627

Yuna kaget ketika melihat ternyata pintu Clinton tidak tertutup rapat, seakan Clinton memang sedang menunggu kedatangannya. Namun meski pintu tidak tertutup, Yuna tetap mengetuk pintunya dan melirik ke dalam.

“Masuk,” sahut Clinton.

Di dalam kamar itu hanya ada satu lampu meja yang menyala, sehingga pencahayaan jadi sedikit gelap. Clinton sedang duduk di bangkut yang terletak dekat jendela. Di depannya ada segelas kopi yang aromanya begitu menggoda, tapi tampaknya Clinton masih belum menyentuh gelasnya.

“Clinton,” sapa Yuna.

“Duduklah.”

Raut wajah Clinto masih tidak menunjukkan ekspresi apa pun, tapi Yuna dapat merasakan tatapan matanya sudah jauh lebih baik dibandingkan saat berada di ruang duka tadi.

“Clinton, kamu ….”

Yuna sempat terdiam sebentar ketika ingin bertanya, dia tidak tahu harus dari mana memulai percakapan dengannya.

“Bukannya sudah kubilang kamu nggak usah pulang? Tapi kamu masih saja ngotot mau pulang,” kata Clinton dengan mengeluh, tapi Yuna masih bisa merasakan adany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status