Share

Bab 601

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sorot mata Yuna seakan memancarkan cahaya yang sangat silau sembari melirik tangan Louis yang sedang menggenggam dirinya. Yuna sedikit pun tidak marah saat Louis berusaha mengurungnya di rumah ini, tapi apa yang Louis katakan barusan benar-benar membuat sumbu Yuna menyulut.

“Semua tanaman itu kamu sendiri yang beli pakai uang kamu, bakar saja kalau mau. Apa urusannya sama aku! Dan juga ….”

“Aaakh … sakit!”

Seketika itu juga, tangan Louis sudah dipelintir oleh Yuna. Tidak hanya tangannya saja, tapi seluruh badan bagian atasnya pun berhasil dikunci oleh Yuna sehingga Louis menjerit kesakitan.

“Pak Louis ….”

Pengawal yang berjaga di dekat Louis berniat untuk menolong majikan mereka, tapi sayangnya mereka dibuat gentar oleh tatapan yang Yuna layangkan kepada mereka. Seorang wanita yang terlihat lemah lembut ternyata memiliki tatapan yang begitu tajam bagaikan belati. Para pengawalnya Louis hanya bisa menatap satu sama lain dengan wajah cemas, sembari menunggu kesempatan yang datang untuk m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Arofatul Zulia
Thor apa itu ga salah episodenya dari 601 ko jadi 641 loncatnya ko jauh banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 602

    Keraguan di hati apakah Louis benar-benar akan membiarkannya pergi jelas ada, tapi yang pasti Yuna tidak ingin berada di sini lebih lama lagi. Lantas, dia pun segera angkat kaki dan pergi dari rumah tersebut. Di saat itu pula mendadak datang dua mobil yang berhenti tepat di depan mereka.Hal pertama yang Yuna lakukan tentu saja berpikir kalau ini adalah ulahnya Louis, maka dia pun menoleh ke arah Louis. Namun, Yuna mendapati Louis tidak sedang menatap balik ke arahnya, melainkan ke arah dua mobil itu dengan raut wajah terkejut. Louis bergegas mendatangi mobil, dan di saat yang sama, pintu mobil tersebut terbuka.Dari dalam mobil itu turun seorang pria tua dengan rambut yang sudah memutih. Tangannya membawa sebuah tongkat, tapi rona wajahnya masih terlihat sangat sehat. Pria tua itu langsung menoleh ke sekelilingnya dan kemudian mendaratkan tatapan matanya ke Yuna.Pak Yansen?!Yuna mungkin tidak kenal dengan semua teman seprofesi, tapi sebagai peracik parfum, mustahil Yuna tidak tahu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 603

    Setelah terdiam sejenak, Yuna pun akhirnya menjawab, “Pak Yansen, tolong jangan bercanda. Sejauh yang aku pahami, pengalamanku sekarang masih belum layak untuk bergabung ke asosiasi.”“Haish, kita nggak bisa memakai cara pandang lama untuk menghadapi masalah di era modern. Perkembangan zaman sekarang cepat banget. Yang namanya pengalaman itu jelas butuh waktu untuk diperoleh. Selama kamu punya kemampuan, kenapa harus pusing soal pengalaman. Apa kamu harus tunggu sampai setua aku baru layak untuk bergabung ke asosiasi? Kalau sudah setua aku, apa lagi yang bisa kamu kerjain?”“Pak Yansen, omongan Bapak bikin kami jadi nggak enak hati. Pak Yansen kan sosok yang paling dihormati di antara sesama peracik parfum. Bapak adalah panutan bagi kami semua. Karya-karya Bapak mana mungkin bisa dibandingkan sama kami yang masih muda,” ujar salah satu pemuda yang datang bersama Yansen.“Betul!” ujar temannya menimpali, “Talente yang Pak Yansen punya nggak bisa disaingi sama orang lain. Aku yakin mau 1

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 604

    Tiba-tiba, Yuna berbalik dan langsung berjalan ke depan Louis.Louis masih tidak begitu mengerti situasi apa yang sedang terjadi saat ini, tapi bagaimanapun juga, yang jelas Yansen ingin Yuna bergabung ke dalam asosiasi dan membuat Yuna tetap berada di Kanita. Setidaknya dalam hal ini, mereka memiliki kepentingan yang sama, jadi Louis tidak perlu banyak bicara dan hanya menunggu saja harus bagaimana dia berhadapan dengan Yuna nanti.Dikelilingi oleh begitu banyak orang, Louis pasti akan merasa malu kalau dia malah mundur. Maka itu, dia berusaha sebisa mungkin untuk meredam suaranya yang gemetar dan menatap balik Yuna dengan percaya diri.“Mau ngapain kamu?”Louis masih belum lupa bahwa beberapa saat yang lalu, wanita iblis ini baru saja memiting lengan Louis dan nyaris saja membuat sendinya terlepas. Sensasi itu masih terasa sangat jelas karena Louis-lah yang merasakannya sendiri. Karena itu, raut wajahnya kini jadi terlihat sedikit lebih waspada seakan Yuna hendak menyakitinya lagi.T

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 605

    Seketika itu juga suasana jadi terasa sangat canggung. Yuna dibuat tak berkutik oleh pertanyaan Yansen yang dari tadi hanya membahas itu saja. Nadanya memang terdengar sangat sungkan dan terkesan seperti bertanya, tapi dia tidak mau menerima jawaban tidak dari Yuna. Dengan kata lain, di situasi itu Yuna hanya bisa menerima tawarannya.Ternyata pria tua ini jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada Louis. Louis tak lebih dari sekadar permulaan saja. Segala kesulitan yang Louis lakukan setelah memancing Yuna datang kemari masih cukup mudah untuk diatasi, tapi itu tidak sama bagi Yansen. Usia Yansen sudah cukup senior, dan wewenang yang dia miliki pun jauh lebih besar.Yuna sudah menolak tawarannya sebanyak dua kali. Kalau dia masih menolak sampai yang ketiga kalinya, bisa-bisa esok harinya Yuna akan dianggap sebagai orang yang paling tidak tahu diuntung. Awalnya Yuna kira semua ini hanya ulah Louis seorang. Yuna pikir Louis diam-diam menggunakan cap resmi asosiasi dan mengirimkan undangan

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 606

    “Aku pribadi memang berniat untuk itu,” kata Yansen mengangguk, “Tapi … kamu sebagai tunangannya sepertinya nggak setuju dengan itu!”Satu per satu orang-orang yang berada di sekitar jadi sangat menantikan drama apa yang sebentar lagi akan terjadi. Kalaupun si Yuna ini tidak tahu diri dan menolak kesempatan yang sudah Yansen berikan, tapi setidaknya Brandon seharusnya bisa mengambil keputusan yang lebih baik berdasarkan situasi sekarang ini. Sebesar apa pun kekayaan dan kekuasaan yang Uniasia miliki, Brandon pasti akan tetap hormat kepada Yansen.Akan tetapi ….“Oh, itu sudah pasti!” seru Brandon, yang mana sontak membuat semua orang terkejut mendengarnya. Suaranya yang lantang dan besar itu juga masih terus menggema di telinga. Dan yang membuat mereka semua syok bukan hanya suaranya saja, tapi terlebih kepada sikapnya.Apa yang Brandon katakan barusan? Sudah pasti? Apanya yang sudah pasti? Apakah maksud dia, sudah pasti istrinya itu akan menolak tawaran Yansen?Terlepas dari apa yang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 607

    Mereka berdua dengan bebasnya menebar kemesraan seakan sudah lupa kalau di sekitar mereka masih ada orang lain.“Brandon, aku tahu kamu suka sewenang-wenang. Tapi kalau sudah menyangkut urusan asosiasi, aku sarankan lebih baik kamu pikir dulu baik-baik. Kamu pikir Uniasia bisa melakukan segalanya? Selama Yuna masih bekerja jadi peracik parfum, berarti dia masih jadi bagian dari komunitas seprofesi. Dia nggak akan bisa lari dari peraturan yang berlaku.”Perkataan Louis benar-benar berhasil memancing Yuna, tapi Brandon dengan sigap menahannya dan membalas Louis, “Dia jadi peracik parfum karena dia suka. Kalau suatu hari nanti dia sudah nggak suka, ya, nggak usah dipaksa. Aku bisa membiayai istriku sendiri. Yang pasti, apa pun yang mau Yuna lakukan, dia bisa melakukannya dengan tenang karena ada Uniasia yang mendukung!”Ketika menggandeng Rachel pergi dan berjalan melewati Louis, tak lupa Brandon melayangkan tatapan sinis kepadanya sambil meninggalkan satu ucapan terakhir, “Uniasia memang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 608

    “Kamu naik ke mobil dulu,” kata Brandon kepada Yuna.Yuna menyadari pasti ada hal penting yang perlu dibahas oleh mereka berdua, dan gelagat Frans juga mengatakan masalah ini pasti sangat serius. Yuna bukanlah orang yang manja. Di saat seperti ini dia tidak mempermasalahkan mereka yang ingin berbicara berdua saja tanpa Yuna, tapi Yuna merasa apa yang mereka berdua bicarakan pasti ada kaitan dengan dirinya. Namun karena Brandon tidak bilang apa-apa, dia pasti punya alasannya sendiri.“Oke,” sahut Yuna mengangguk.Yuna langsung masuk ke dalam mobil, menutup pintunya dan mengamati dari balik jendela. Dia masih bisa melihat apa yang Frans ucapkan dari mulutnya, dan Brandon terlihat sangat terkejut. Kemudian, suasana menjadi cukup tegang, dan yang lebih gawatnya lagi … Brandon langsung melirik ke arah Yuna berada. Orang yang berada di luar mobil tidak akan bisa melihat ke dalam, tapi secara naluriah Yuna berusaha menghindari tatapan Brandon.Brandon masih tidak bergerak dari posisinya semul

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 609

    Jarak antara Kanita ke Johar bisa dibilang cukup jauh, tapi untungnya waktu perjalanan bisa dipangkas jauh menggunakan pesawat. Pertama-tama mereka bergegas ke bandara, setelah itu barulah mereka menuju ke kediaman keluarga Tanoto.Sebelum naik pesawat, Yuna menyempatkan dirinya untuk menghubungi Clinton. Namun, Clinton sudah tahu Yuna pasti akan pulang dan malah mencegahnya, “Kamu nggak usah pulang. Fokus saja sama kerjaanmu sendiri.”“Clinton?! Di saat begini mana mungkin aku nggak pulang! Kemarin Kakek masih sehat-sehat saja, kenapa tiba-tiba bisa meninggal? Apa yang terjadi sama Kakek?”Kalau Yuna tidak menemui kakeknya waktu itu, mungkin dia masih bisa mengerti mengapa Clinton berkata seperti itu. Namun sekarang situasinya berbeda. Yuna sudah akur kembali dengan kakeknya, dan setelah mengetahui apa yang terjadi, mana mungkin Yuna tidak ingin menemui kakeknya untuk yang terakhir kali. Apalagi, Yuna mengira penyakit jantung yang kakeknya derita semestinya sudah sembuh.Setelah beber

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2190

    “Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2189

    Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2188

    “Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2187

    “Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2186

    Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2185

    Chermiko mulai menyadari Shane lagi-lagi terbawa oleh perasaan sedihnya. Dia pun segera melurusan, “Eh … maksudku. Aku cuma nggak menyangka ternyata kamu bisa ngurus anak juga. Kalau aku jadi kamu, aku pasti sudah panik. Tapi kalau dilihat-lihat lagi, dua anak ini mukanya lumayan mirip sama Brandon, ya. Menurut kamu gimana?”Mendengar itu, Shane melirik kedua bayi yang sedang tertidur pulas dan melihat, benar seperti yang tadi Chermiko bilang, bagian kening mereka sedikit mirip dengan Brandon, sedangkan mulut mereka mirip dengan Yuna.“Kelihatannya memang mirip, ya. Tapi kita jangan tertipu dulu. Aku merasa makin lama kita lihat jadi makin mirip. Kalau sekarang aku bilang mereka nggak mirip, apa kamu masih merasa mereka mirip?”Benar juga, andaikan mereka bukan anaknya Brandon, dengan sugesti seperti itu Chermiko percaya saja kalau mereka tidak mirip.“Waduh, aku rasanya kayak lagi berhalusinasi!” ucapnya.“Makanya sekarang kita jangan berpikir mirip atau nggak mirip dulu. Lebih baik k

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2184

    “Itu normal. Dulu waktu Nathan masih kecil juga aku kayak begini,” kata Shane. “Hampir semalaman penuh kamu nggak mungkin bisa tidur. Begitu kamu taruh mereka, mereka pasti langsung nangis, jadi kamu harus gending mereka terus. Waktu itu tanganku juga sudah mau patah rasanya.”“Kamu gendong anak sendiri? Bukannya pakai pengasuh?!”“Waktu itu aku masih belum sekaya sekarang, istriku nggak mau pakai pengasuh, jadi aku yang gendong.” Shane tidak mau mengingat masa lalunya lagi karena itu hanya akan membuatnya sedih. Shane lalu menghampiri Brandon dan hendak mengambil anak itu dari tangannya. “Sudah pagi, biar aku yang jagain. Kamu istirahat dulu.”“Nggak usah!”“Jangan begini lah! Kalau kamu merasa berutang sama Yuna dan anak-anak kamu, masih ada waktu lain untuk menebus, tapi sekarang kamu harus istirahat! Kalau kamu sampai tumbang, siapa lagi yang bisa jagain mereka, dan siapa yang bisa nolongin Yuna!”Ketika mendengar itu, akhirnya Brandon mengalah dan memberikan kedua anaknya kepada S

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2183

    Kemampuan medis Yuna tak diragukan membuat Fred kagum kepadanya, tetapi Yuna punya perang yang lebih penting dari itu. Lagi pula sifat Yuna yang sangat keras membuatnya tidak mungkin dijadikan kawan oleh Fred. Dibiarkan hidup juga tidak ada gunanya.“Bagus … bagus sekali!”Setelah memahami apa yang sesungguhnya terjadi, Fred menarik napas panjang dan mengatur kembali emosinya. Dia mengucapkan kata “bagus” berulang kali, dan ini merupakan pelajaran yang sangat berharga baginya. Selama ini selalu dia yang mengerjai orang lain. Tak pernah sekali pun Fred berpikir dirinya tertipu oleh sebuah trik murahan. Bukan berarti Fred bodoh karena tidak menyadari hal itu, hanya saja terlalu banyak hal yang harus dia kerjakan sehingga dia tidak bisa berpikir dengan jernih.“Yuna, kali ini kamu menang! Tapi sayang sekali kamu nggak akan bisa melihat akhir dari semua ini! Sebentar lagi kita sudah mau masuk ke tahap terakhir dari R10. kamu sudah siap?”Fred menyunggingkan seulas senyum yang aneh di waja

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2182

    “Tadi kamu ada diare lagi?” Yuna bertanya.“Nggak ada,” jawab Fred menggeleng, tetapi dia marah menyadari dirinya malah dengan lugu menjawab pertanyaan yang tidak berkaitan. “Itu nggak ada urusannya! Sekarang juga aku mau obat itu!”“Sudah nggak sakit perut dan nggak diare, rasa mual juga sudah mendingan, ya? Paling cuma pusing sedikit dan kadang kaki terasa lemas. Iya, ‘kan?”Fred tertegun diberikan sederet pertanyaan oleh Yuna, dia pun mengingat lagi apa benar dia mengalami gejala yang sama seperti Yuna sebutkan.“Kayaknya … iya!”Meski sudah berkat kepada dirinya sendiri untuk tidak terbuai oleh omongannya, tetap saja tanpa sadar Fred menjawab dengan jujur. Setelah Fred menjawab, Yuna tidaklagi bertanya dan hanya tersenyum.“Kenapa kamu senyum-senyum?! Aku tanya mana obatnya, kamu malah ….”“Pencernaan kamu sehat-sehat saja, nggak kayak orang yang lagi keracunan!”“Kamu ….”Fred lantas meraba-raba perut dan memukul-mukul dadanya beberapa kali. Dia merasa memang benar sudah jauh lebi

DMCA.com Protection Status