“Pak Logan, Stella sudah datang.” Sekretaris itu membuka pintu, lalu menjulurkan kepalanya ke dalam dan melapor pada Logan.Logan mengangguk pelan, “Suruh dia masuk.”Stella tersenyum dengan kikuk, lalu dia menyimpan kembali ponselnya. Biarkan saja, lebih baik dia periksa dulu kebenarannya baru memberi tahu Yuna.“Pak Logan,” sapa Stella dengan kaku. Setelah itu, dia berdiri diam di samping, menunggu pria itu berbicara.Sejujurnya, Stella tidak terlalu menyukai Logan.Stella kerja dengan Yuna lebih lama. Sebagian besar waktunya dihabiskan bersama Yuna di dalam laboratorium.Stella merasa dirinya adalah seorang pekerja keras. Di sekolah, dia adalah orang yang paling giat. Akan tetapi, setelah mengikuti Yuna, dia baru menyadari manusia bisa bekerja sampai lupa tidur dan makan.Beberapa kali dia tidak tahan dan akhirnya tertidur di laboratorium. Ketika bangun, dia melihat Yuna masih memasukkan data, masih menganalisis penelitian. Kerja keras perempuan itu benar-benar membuat orang salut p
“Yuni nggak ikut aturan perusahaan, bahkan berkolusi dengan perusahaan lain dan mengkhianati VL. Dia sudah dikeluarkan dari perusahaan,” ujar Logan sambil melemparkan sebuah amplop kepada Stella. “Kamu sudah bekerja lama di VL. Perusahaan tahu bagaimana kinerjamu. Kerja baik-baik, masa depanmu pasti cerah.”Stella menundukkan kepala dan melihat amplop yang diberikan Logan itu, isinya terlihat cukup tebal.“Buka dan lihat saja.” Logan menunjuk amplop itu dengan dagunya, lalu tersenyum dengan bangga.Sebenarnya, Stella tidak perlu membukanya lagi. Karena amplop itu sudah sedikit terbuka ketika Logan melemparkannya ke atas meja, memperlihatkan uang kertas berwarna merah muda di dalamnya. Kalau dilihat dari ketebalannya, jumlahnya pasti tidak sedikit.“Pak Logan ingin suap aku?” tanya Stella sambil mengangkat alis tanpa mengambil amplop itu.“Kamu ngomong apa, sih!” Logan spontan menampar bibirnya, lalu dia menggelengkan kepala dan berkata, “Ini bonus dari perusahaan. Selama kamu kerja den
Namun, ancaman Logan tidak berhasil. Stella berhenti, lalu memutar badannya dengan perlahan. Setelah itu, dia menatap wajah panik Logan sambil tersenyum, “Silakan saja, Pak Logan. Tapi mulai hari ini, aku datang kerja atau nggak, datang kerja jam berapa, semua tergantung suasana hatiku. Kalau soal nggak datang kerja, bolos kerja, datang terlambat pulang lebih awal, terserah Pak Logan!”Selesai berkata, Stella membuka pintu dan langsung keluar.“Biarkan dia pergi begitu saja?!”Valerie menatap pintu ruangan yang tidak ada siapa-siapa lagi di sana dengan tak percaya. Kemudian, dia menoleh dan menatap Logan, “Dia pasti akan ngomong sembarangan di depan wartawan begitu keluar dari sini. Bagaimana kamu bisa biarkan dia pergi begitu saja?”“Memangnya aku bisa apa?!” Logan yang tampak marah berkata dengan ketus, “Kita lagi di perusahaan. Ada begitu banyak orang di luar lihat dia masuk ke ruanganku. Memangnya aku bisa kurung dia di sini?!”“Kalau begitu apa yang harus kita lakukan sekarang?” t
“Bagus sekali! Lingkungan baru, rekan kerja baru, sama seperti nama perusahaannya, New Life.”Yuna tidak mengungkit satu hal pun mengenai kesulitan yang harus dihadapinya di perusahaan baru ini.Mana mungkin semuanya akan berjalan dengan lancar dan mulus, di mana pun juga, pasti akan ada hal yang cocok dan juga kurang cocok. Bagaimanapun, yang dikatakan Edith ada benarnya, dia tidak memiliki reputasi maupun kekayaan, bahkan masih memikul beban gugatan pengadilan di pundaknya. Kalau kebanyakan perusahaan tidak menginginkannya, maka ini adalah suatu hal yang wajar.Dirinya memang mengandalkan orang lain untuk bisa masuk ke perusahaan ini. Namun karena hal ini jugalah, yang membuatnya semakin ingin membuktikan kemampuannya sendiri, agar orang-orang yang menganggap remeh dirinya bisa menutup mulut mereka.“Baguslah kalau begitu,” ucap pria itu, lalu menundukkan kepalanya dan mengecup pipi Yuna dengan lembut.Sebenarnya, mana mungkin pria itu tidak tahu apa yang telah terjadi di perusahaan.
“….” Yuna sama sekali tidak menyangka, pria itu begitu gigih mencarinya, hanya karena masalah rumah.Yang lucunya adalah, masa sekarang pria itu baru menyadari bahwa dia sudah tidak lagi tinggal di sana? Itu berarti selama beberapa hari ini Logan sama sekali tidak mencari dirinya atau pergi ke tempatnya.Yuna melirik ke arah Brandon sekilas, lalu mengambil ponselnya sambil berkata dengan pelan dan santai. “Aku sudah nggak menyewa rumah itu lagi, tentu saja aku harus mengembalikannya. Hal seperti berhenti menyewa rumah ini tentu saja harus dibicarakan dengan pemilik rumah, kenapa malah harus dilaporkan dengan Pak Logan?” jawab perempuan itu sambil tersenyum mengejek.“Kamu jangan lupa, akulah yang membayar uang sewa rumah itu, kamu ….” Sebenarnya Logan masih ingin mengeluarkan rasa tidak puasnya, namun pria itu kembali menelan semua amarahnya. Dia menarik napas dalam-dalam dan kembali bertanya, “Kalau begitu kamu sekarang pindah ke mana? Apa New Life juga memberikan tempat tinggal untuk
Yuna hanya tertawa mendengar hal ini, “Aku nggak takut dia menuntutku, yang aku takutkan hanyalah dia nggak jadi menuntutku.”“Ooh?” Brandon berpikir sejenak, “Kamu juga punya data itu?”Sebagai seorang pembuat parfum, setiap tahunnya pasti akan membuat banyak data, mulai dari proses pembuatan dan lain sebagainya. Data itu tidak hanya akan di simpan, namun juga akan dibuat salinannya. Apalagi waktu pembuatan sangatlah panjang, apabila terjadi kelalaian ataupun kesalahan, akan mudah untuk dilacak.“Iya, aku punya salinannya, tapi juga sudah di ambil semua olehnya.”Sebelumnya, perempuan itu sama sekali tidak mempunyai kecurigaan sedikit pun terhadap Logan. Dirinya yang percaya sepenuhnya terhadap pria itu, tentu saja tidak berpikir di benaknya untuk memindahkan data tersebut apalagi untuk menyembunyikannya. Semua data tersimpan dengan baik di dalam laboratorium, dan hari itu Logan menyuruh orang untuk membawa semua data itu.Brandon langsung menyipitkan matanya mendengar hal ini. Pria i
Begitu melihat Yuna tiba, Irfan langsung memanggil perempuan itu masuk ke dalam kantornya, seolah dia memang sudah lama menunggu kedatangannya.“Tutup dulu kaca jendelanya,” ujar Irfan sambil menunjuk sebuah pegangan penutup tirai di sisi samping meja.Yuna membalikkan badan untuk menutup jendela. Perempuan itu langsung dapat melihat orang-orang dari luar jendela sedang sibuk berbisik-bisik sambil menatap ke ruangan Irfan.Setelah menutup tirai tersebut, Yuna berjalan kembali ke depan meja Irfan. Sementara itu, Irfan telah mengeluarkan sebuah amplop dan menaruhnya persis di depan perempuan itu. “Coba kamu lihat ini.”Yuna membuka amplop tersebut dengan hati-hati, ternyata itu adalah sebuah surat dari pengacara. Logan benar-benar telah menuntutnya.Yuna hanya tersenyum menghina. Dia melihat isi surat itu sekilas, kemudian memasukkannya kembali ke dalam amplop dan tidak menganggap serius surat itu sedikit pun. Seolah surat itu hanyalah sebuah pamflet iklan dari toko.Irfan yang dari tad
“Kenapa harus tulis tangan? Memang nggak bisa di print atau di foto copy? Lagi pula, sekalipun ingin tulis tangan, kenapa nggak bayar orang saja untuk menyalinnya!” protes Valerie dengan bibir yang cemberut.Lalu, perempuan itu membalikkan badan dan meraih lengan Logan dan berkata dengan nada suara yang sangat manja, “Aku belakangan ini benar-benar sangat lelah, juga kurang enak badan. Kamu kan tahu, belakangan ini Yuna sering menahanku, tekanan yang harus aku hadapi benar-benar sangat besar!”Suara Valerie yang pada dasarnya memang sudah lembut, terdengar semakin manis ketika manja. Hati Logan pun seketika melunak mendengarnya.Logan memegang kedua lengan Valerie dan menariknya masuk ke dalam pelukan sambil berkata dengan lembut, “Kamu kan juga bergerak di bidang ini, jadi kamu tahu kan, bahwa semua catatan itu ditulis dengan tangan. Coba ingat-ingat, ketika kamu lagi melakukan eksperimen, apa kamu akan mengetiknya di dalam komputer? Sekalipun kamu akan menyimpan di dalam komputer, it