Share

Bab 380

Yuna menaikkan alis. Hal yang pertama muncul di benak Yuna adalah, itu nama perempuan. Tentu saja, itu bukan hal yang terpenting. Yang lebih penting adalah, dia melihat Brandon mengerutkan keningnya dengan jelas.

Pria itu mengetuk layar ponselnya dengan satu jari.

Namun, sebelum pria itu bisa meletakkan tangannya kembali ke atas setir mobil, nada dering video call itu kembali berbunyi.

Brandon menghela napas, meletakkan satu tangan di tepi jendela mobil, dan tangan lainnya hendak menekan tombol menolak lagi. Yuna menghentikannya, “Angkatlah, mana tahu ada hal yang penting!”

“Kalau kamu merasa nggak nyaman, aku bisa pergi sebentar.” Setelah mengatakan itu, Yuna hendak melepaskan sabuk pengamannya dan keluar dari mobil.

“Nggak perlu!” Brandon meraih Yuna, lalu mengangkat ponselnya dan menekan tombol jawab, “Ada apa?”

“Huhuhu....”

Ada suara tangisan yang mengejutkan Yuna. Dia mengerjapkan matanya, bertanya-tanya apakah dia sedang berhalusinasi.

Brandon diam saja.

Lalu, dia berkata dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status