Share

Bab 375

Author: Awan
last update Last Updated: 2023-04-17 19:00:00
Brandon menoleh dan menatap Yuna dalam-dalam. Lalu, dia berkata sambil tersenyum kecil, “Dia adalah penanggung jawab utama proyek ini, Yuna.”

Yuna sangat terkejut.

Apanya penanggung jawab utama proyek ini? Dia bertanggung jawab untuk apa? Proyek apa itu? Dia sama sekali tidak tahu menahu.

“Bu Yuna, salam kenal!” Angga berkata sambil tersenyum, “Kenapa nama ini nggak asing bagiku?”

“Aku ingat, baru-baru ini ada lomba menganalisis parfum, dan kudengar juara pertamanya adalah seorang peracik parfum dari Indonesia yang bernama Yuna. Apa itu Ibu?” tanya pria itu.

Yuna tidak menyangka berita itu akan menyebar begitu cepat, sampai semua orang di Marseille sudah mengetahuinya. Padahal, pria ini bergelut dalam bisnis sabun, bukan bisnis parfum. Namun, pria ini bisa menyebut namanya. Itu artinya, dia jadi agak terkenal kali ini?

“Benar.” Dia mengangguk.

Mata Angga langsung berbinar, “Benar-benar Ibu orangnya?! Kalau begitu, aku benar-benar merasa terhormat! Pak Brandon, sejujurnya, sebelumnya w
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 376

    Bukannya dia tidak suka sabun Savon de Marseille, tapi Brandon menganggap bisnis sebagai hadiah. Tidak tulus sekali memberinya.Brandon melangkah menyusul Yuna, lalu menghalang di depan wanita itu dan berkata, “Kelihatannya hadiah ini terlalu kecil untukmu, jadi nggak bisa membuatmu puas. Tapi, nggak masalah, aku punya hadiah lain.”Karena dihadang oleh Brandon, Yuna hanya bisa berdiri diam dan memandang pria itu, “Jangan bilang hadiah palsu lagi? Sebenarnya adalah kesepakatan bisnis, ‘kan?”Benar sekali. Pengusaha akan mengambil setiap kesempatan untuk mengambil keuntungan. Pria ini bahkan tidak melepaskan kesempatan untuk membicarakan bisnis ketika sedang menemaninya jalan-jalan.“Nggak akan seperti itu lagi!”Yuna menatap pria itu sebentar, lalu mengulurkan tanganya, “Mana hadiahku!”Brandon buru-buru menyerahkan tas hadiah yang ada di tangannya, “Bukannya kamu nggak mau?”“Aku berubah pikiran lagi!” Yuna membuka tas hadiah itu dan melihat ke dalam. Samar-samar ada aroma minyak sayu

    Last Updated : 2023-04-17
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 377

    Yuna awalnya mengira, karena Brandon sudah selesai membicarakan bisnis, mereka akan langsung pulang. Namun tak disangka, pria itu membawanya ke restoran.“Kamu sudah pergi ke restoran yang aku rekomendasikan sebelumnya itu belum?” tanya Brandon dengan santai.Yuna mengangguk, “Sudah, makanannya enak.” Dia jadi teringat akan kekacauan yang terjadi di restoran hari itu. Setelah itu, dia tidak pernah melihat anak itu lagi. Dia juga tidak tahu apa anak itu sudah sembuh dan bagaimana keadaannya sekarang.Sebenarnya, alergi makanan sering terjadi. Banyak orang punya alergi makanan. Yang umum adalah alergi susu atau seafood. Ada sebagian orang yang alergi gandum, telur, dan hal-hal tak terduga lainnya.Jadi, wajar saja kalau Helen sebagai ibu juga tidak tahu. “Apa ada yang kamu ingin makan?” Brandon menyerahkan buku menu kepada Yuna. Setelah tahu Yuna bisa bahasa Prancis, dia membiarkan Yuna memilih sendiri.Yuna memegang daun telinganya dengan satu tangan, dan menggelengkan kepalanya, “Aku

    Last Updated : 2023-04-18
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 378

    “Bouillabaisse. Dibuat pakai ikan apa?” Yuna mencicipinya lagi, tetapi dia tidak tahu ikan apa yang digunakan. Dia hanya bisa merasakan rasa bawang putih, adas, daun salam, dan ketumbar. Tentu saja, yang paling kentara adalah rasa asam dari tomat. Ada juga bawang bombay dan seledri. Sebenarnya ada beberapa bahan masakan yang dia tidak sukai, tapi ketika dicampur jadi satu, rasanya tidak terlalu buruk. Mungkin karena takarannya pas.Mendengar pertanyaannya, Brandon tersenyum, “Ini bukan ikan, tapi Bouillabaisse.”Yuna baru sadar kalau Brandon baru saja membuat lelucon.Bouillabaisse sebenarnya adalah salah satu makanan khas di Marseilles, bukan sup yang dibuat dengan ikan.“Kalau begitu... ini terbuat dari sup ikan apa? Aku nggak bisa menebaknya.”Yuna mencicipinya lagi. Rasa ikannya sangat enak, juga ada rasa yang mirip dengan kerang dan udang segar. Namun, rasanya terlalu berlevel-level, sehingga dia tidak bisa menebak ada apa saja di dalamnya. “Ciri khas Bouillabaisse adalah rasanya

    Last Updated : 2023-04-18
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 379

    “....” Yuna tanpa sadar melirik Brandon dan berkata, “Nggak, ada apa?”Stella menghela napas lega, “Sepertinya dia masih belum menemukan informasi kontakmu.”“Hm?” “Kemarin dia menelepon aku dan bertanya aku tahu nomormu yang sekarang. Aku tanya untuk apa, tapi dia nggak mau jawab. Dia sangat mendesak. Aku takutnya dia akan mengganggu dan menyusahkan kamu lagi,” ujar Stella, lalu bertanya lagi karena masih belum tenang, “Oh ya, kamu nggak memberi nomormu ke dia, ‘kan?”Yuna memutar bola matanya dalam diam, “Untuk apa aku memberikannya padanya? Aku sudah cukup sopan nggak memblokir nomornya.” “Baguslah kalau begitu. Jangan khawatir. Aku nggak memberi tahu dia! Tapi, sekarang kan internet sudah canggih, kalau dia mau cari, mungkin akan tetap bisa menemukan nomormu. Yang penting kamu tahu hal ini dan bisa berhati-hati. Aku takut dia akan mencari masalah,” ujar Stella. Dia langsung menghubungi Yuna setelah menutup telepon dari Logan.Dia sudah mencoba menanyakan, tetapi Logan tidak mau m

    Last Updated : 2023-04-18
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 380

    Yuna menaikkan alis. Hal yang pertama muncul di benak Yuna adalah, itu nama perempuan. Tentu saja, itu bukan hal yang terpenting. Yang lebih penting adalah, dia melihat Brandon mengerutkan keningnya dengan jelas.Pria itu mengetuk layar ponselnya dengan satu jari.Namun, sebelum pria itu bisa meletakkan tangannya kembali ke atas setir mobil, nada dering video call itu kembali berbunyi.Brandon menghela napas, meletakkan satu tangan di tepi jendela mobil, dan tangan lainnya hendak menekan tombol menolak lagi. Yuna menghentikannya, “Angkatlah, mana tahu ada hal yang penting!”“Kalau kamu merasa nggak nyaman, aku bisa pergi sebentar.” Setelah mengatakan itu, Yuna hendak melepaskan sabuk pengamannya dan keluar dari mobil.“Nggak perlu!” Brandon meraih Yuna, lalu mengangkat ponselnya dan menekan tombol jawab, “Ada apa?”“Huhuhu....”Ada suara tangisan yang mengejutkan Yuna. Dia mengerjapkan matanya, bertanya-tanya apakah dia sedang berhalusinasi.Brandon diam saja.Lalu, dia berkata dengan

    Last Updated : 2023-04-18
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 381

    Setelah Brandon selesai memblokir nomor perempuan itu, dia hendak menyalakan mobilnya. Tiba-tiba, dia melihat istrinya sedang menatapnya dengan tatapan penuh arti. Brandon seketika merasa tidak nyaman, “Naomi ... keluarganya sudah lama berteman dengan keluarga kami. Boleh dibilang, dia itu adikku.”Yuna spontan tertawa mendapati Brandon yang terlihat nyaman dan berusaha memberi penjelasan, “Adik?”Tidak peduli bagaimana Brandong mendengarnya, kata “adik” yang diucapkan Yuna terdengar aneh. Dia pun berdehem dan berkata, “Dia itu seperti adikku. Aku dan dia nggak seperti yang kamu pikirkan.”“Seperti yang aku pikirkan?” Yuna segera bertanya lagi.Brandon, “....”Yuna tidak bermaksud menggoda Brandon. Hanya saja, ini pertama kalinya dia melihat ekspresi Brandon yang sangat hidup dan menarik. Semakin Brandon seperti itu, Yuna semakin tidak bisa menahan diri untuk tidak menggodanya.Sebenarnya Brandon tidak perlu menjelaskan apa pun pada Yuna. Dengan status Brandon, sekalipun dia tidak mend

    Last Updated : 2023-04-19
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 382

    Brandon mengangkat alisnya, lalu bertanya dengan dingin, “Jadi, kamu ingin aku tambahkan nomornya lagi?”“Boleh, kok!” jawab Yuna tanpa merasa ada yang salah sama sekali. Dia pun mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya. Hanya saja, mulutnya tidak bisa diam, “Kamu bilang keluarga kalian sudah lama berteman. Kamu nggak mungkin putuskan hubungan dengan begitu saja, kan? Kamu blokir nomornya, memangnya kalian nggak akan bertemu lagi? Kamu nggak akan bertemu keluarganya lagi? Jadi apa pun masalahnya, lebih baik bicarakan baik-baik. Main langsung blokir nomornya rasanya benar-benar ....”“Benar-benar apa?” Suara Brandon terdengar lebih dingin. Pria itu sudah berdiri di belakang Yuna.“Bukan apa-apa.” Yuna mencungkil sabun Savon de Marseille di depannya dengan jari. Dia merasa sabun itu sangat halus dan lembut. Dia pun melihat jari-jarinya, lalu tersenyum, “Aku hanya merasa itu agak kekanak-kanakan.”Gadis itu hanya meneriaki Brandon dua kali, Brandon langsung memblokir nomornya. Bahkan membl

    Last Updated : 2023-04-19
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 383

    Karena penasaran, Yuna pun mendekat dan melihat nama yang tertera di layar ponsel, Calvin.Setelah itu, Yuna melirik Brandon. Wajah pria itu terlihat kesal, tapi pada akhirnya dia tetap menekan tombol jawab, “Katakan.”Mungkin karena wajah Brandon terlalu dingin, atau suaranya yang terlalu dingin. Intinya, Calvin terkejut begitu Brandon menerima panggilannya. Padahal dia tadinya hendak mengeluh, tapi semua itu tiba-tiba tersangkut di tenggorokannya. Dia hanya menatap Brandon tanpa mengucapkan sepatah kata pun.“Pfft ....”Yuna tidak dapat menahan diri, dia pun tertawa pelan. Dia melihat ekspresi wajah pria di layar ponsel dari samping dan merasa pria itu terlalu lucu.Masalahnya, Calvin melakukan panggilan video di saat yang sangat tidak tepat. Kentara sekali suasana hati Brandon sangat buruk. Calvin menelepon di saat seperti ini, dengan panggilan video pula. Yuna diam-diam merasa kasihan padanya.“Ada perempuan?!” Pendengaran Calvin sangat tajam. Meskipun hanya suara yang sangat kecil

    Last Updated : 2023-04-19

Latest chapter

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2277

    Juan meletakkan jarinya di atas bagian pergelangan tangan Yuna dan menekannya sedikit. Kedua matanya sedikit tertutup seperti orang yang hendak tidur, tetapi dia hanya sedang menenangkan diri agar bisa fokus merasakan setiap dentuman pembuluh darah yang melewati tangan.Tak lama berselang, Juan mengangkat tangannya dan mendekat untuk menatap wajah Yuna lebih dekat, kemudian menaruh jarinya di leher Yuna.Semua itu Fred amati melalui tampilan kamera pengawas. Dia menundukan kepala dengan dagu bertopang di tangannya. Dia sedang berpikir keras. Si tua itu kelihatannya seperti sedang memeriksa Yuna, tetapi di sisi lain juga tidak dan lebih terlihat seperti sedang sok pintar saja.Dokter-dokter yang ada di sini setiap kali memeriksa pasien selalu menggunakan peralatan canggih dan bisa dilihat apa hasil diagnosisnya melalui angka dan data yang pasti. Namun pengobatan tradisional tidak demikian. Mereka hanya meraba nadi untuk melihat penyakitnya, atau menanyakan beberapa pertanyaan ke pasien

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2276

    Mana mungkin Fred akan membiarkan itu terjadi! Kalau Yuna mati, usahanya selama ini akan sia-sia, dan tahap akhir dari R10 tidak akan bisa berjalan.“Pak Fred ….”Para dokter tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Masuk-masuk mereka hanya berusaha untuk memasangkan kabelnya kembali. Mereka masih bingung bagaimana kabel yang terpasang dengan baik bisa lepas, atau memang ada orang yang mencabutnya.“Pak Fred ….”“Keluar!”Para dokter itu pun ta berani banyak bicara dan langsung kelar. Sekarang ruangan itu kembali seperti sebelumnya, hanya ada tiga orang saja.“Kamu juga keluar!” kata Fred kepada pengawalnya.Pengawal itu awalnya sempat bingung, tetapi dia menuruti saja apa pun perintah yang diberikan. Maka tanpa banyak protes dia pun undur diri. Juan yang tak lagi dikekang oleh si pengawal kembali mendekati Yuna dan memeriksa nadinya. Fred pernah melihat cara pemeriksaan itu dan mengakui kehebatannya. Meski dari sudut pandang kedokteran modern itu agak sulit untuk dipahami, sudah begitu

DMCA.com Protection Status