“Nggak mungkin!” bantah Lawson.“Tunggu sebentar,” ujar Valerie. Setelah memarkirkan mobilnya di depan hotel, Valerie mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto Yuna ke Lawson, “Kamu yakin ini orangnya?”Meski sebelumnya pernah bertemu di Argana, Valerie tidak yakin apakah Lawson masih ingat dengan wajah Yuna karena memang sudah cukup lama.“Iya, dia orangnya. Kamu yakin nggak tahu?”Mereka berdua saling bertukar pandang di tengah kebingungan yang menyelimuti.“..., kayaknya Yuna memang sudah banyak berubah,” gumam Valerie. ***Setibanya Yuna di rumah, dia menaruh barang yang baru dia beli di lemari ruang tamu, kemudian membungkus rapi serpihan kayu dengan rapi dan mandi. Sebenarnya Valerie tidak ingin buru-buru mandi, tapi karena dia tadi bersentuhan dengan Lawson dan merasa dirinya jadi kotor, mau tidak mau Yuna harus membersihkan diri.Saat itu Yuna sedang malas meladeni omongannya, jadi dia tidak terlalu banyak berpikir. Namun setelah tiba di rumah dan mengingatnya kembali, ap
Yuna begitu fokus menonton sampai dia tidak sadar kalau Brandon sudah pulang. Ketika Brandon baru saja sampai di rumah, dia melihat istrinya sedang bersantai di sofa sambil memegangi makanan ringan di tangan. Yuna menaruh makanannya sampai ke depan mulut, tapi dia tidak melahapnya. TV pun masih menyala, tapi dia bukan sedang fokus menonton. Matanya hanya menatap kosong ke depan dengan isi kepala yang sudah melayang ke mana-mana.Brandon pun menghampiri Yuna, membungkukkan tubuh dan membuka mulutnya ….Seketika itu barulah Yuna tersadar, dan ketika Brandon sudah membuka mulutnya lebar-lebar untuk melahap makanan yang ada di tangannya, Yuna langsung memasukkan makanan itu ke mulutnya sendiri secepat kilat.“Hahaha, kamu kurang cepat … umph …!”Tiba-tiba Brandon mencium Yuna dan melahap sisa makanan yang sebagian masih belum masuk ke mulut Yuna. Setelah itu Brandon menjilat sisa-sisa serbuk yang tertinggal di ujung bibirnya dan berkata, “Enak juga!”Yuna pun tercengang! Dia dibuat tak ber
“Aku mau ke kamar mandi.”Yuna beralasan ingin pergi ke kamar mandi untuk melarikan diri, tapi mana mungkin Brandon akan melepaskannya begitu saja.“Nggak boleh. Ngomong dulu, baru ke kamar mandi!” kata Brandon sembari menggenggam erat lengan Yuna.“Aduh, aku sudah kebelet!”“Kalau begitu cepat ngomong. Kan cuma sepatah dua patah kata doang. Ayo, coba ngomong sekali lagi.”“Aku ….”Rona wajah Yuna mulai memerah dan detak jantungnya berdebar semakin cepat. Akhirnya Yuna tidak tahan lagi. Dia berdiri sambil berkacak pinggang dan berkata, “Itu baru suamiku! Puas?!”Terlepas dari gestur Yuna yang perkasa, sebenarnya dalam hati dia merasa begitu canggung. Wajahnya memerah sama seperti langit senja.“Oke,” angguk Brandon tersenyum puas. “Kok, kamu malu-malu begitu? Aku kira kamu bangga punya suami kayak aku.”“…, sudah. Aku mau ke kamar mandi dulu!”Yuna pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi, tapi tiba-tiba dia teringat dengan sesuatu dan langsung berbalik, “Oh, aku mau tanya sesuatu.”“Ap
….!!!Yuna masih nge-blank dan baru tersadar kembali setelah menatap Brandon selama beberapa detik.“Kamu gila!”“Aku tahu ini kelalaianku sampai kamu yang harus kasih kode. Tapi sekarang masih belum terlambat kalau kita berusaha,” kata Brandon.“Ka-ka-kapan aku bilang mau … punya anak?! Aku nggak pernah ngomong begitu!”Yuna tidak ingat dirinya pernah memberi kode kepada Brandon kalau dia sudah ingin punya anak, jadi mengapa Brandon tiba-tiba membicarakan hal itu? Apa pula yang dia maksud dengan berusaha?Brandon mengambil kembali kedua figurin yang tadi dia letakkan di rak dan bertanya, “Kamu beli ini bukannya mau kode kalau sudah mau punya anak?”Yuna, “….”Kenapa, sih, jalan pikiran Brandon bisa seaneh itu?!“Aku nggak ada maksud begitu. Aku cuma kebetulan lewat satu toko yang jual ukiran kayu. Aku masuk saja sekalian lihat-lihat, terus aku ketemu sama dua figurin lucu ini, jadinya aku beli, deh. Tapi bukan berarti aku mau punya anak. Kamu salah paham!”Kali ini Yuna sudah meneran
Seolah-olah tidak mendengar apa pun, Logan tidak ada niat sedikit pun untuk berbicara dengannya.Wanita itu pun cuma bisa menghela napas berat dan berkata, “Kalau kamu nggak mau ngomong, Mama pulang dulu.”“Anak sendiri kecelakaan sampai tulang rusuknya patah, tapi masih saja cuek,” akhirnya Logan membuka suara, tapi dengan nada menyindir.“Ini sekarang aku jengukin!”“Iya! Maaf, ya, sudah ngerepotin di saat-saat kayak begini.”Biasanya Logan tidak akan berbicara seperti itu kepada sang ibu. Tampaknya kali ini dia benar-benar sudah tidak bisa menahan emosinya. Ketika berada di titik terendah, yang namanya manusia pasti akan mencari sandaran, tapi Logan tidak bisa menemukan sandaran itu.“Logan! Kamu sadar sekarang kamu lagi ngomong sama siapa?” bentak Tania, “Selama bertahun-tahun, kamu tahu sendiri apa kesulitan Mama. Tapi sesulit apa pun itu, Mama masih tetap bantuin kamu. Semua yang bisa Mama lakukan sudah Mama lakukan. Mama memang nggak bisa memenuhi semua ekspektasi kamu, tapi kam
Beberapa kali Valerie pulang malam, bahkan sempat tidak pulang ke rumah entah ke mana perginya. Mungkin di saat itulah dia sedang berduaan dengan Lawson. Mengingat kembali kejadian itu sungguh membuat Logan ingin muntah rasanya!“Maksud kamu Valerie?” tanya Tania setelah dibuat terkejut oleh pengakuan anaknya.“Memangnya aku punya tunangan lain?”Namun di situ Tania bertanya balik, “Memangnya kamu nggak pernah punya selingkuhan?”“.…”Logan tak bisa berkata apa-apa lagi ketika dihadapkan dengan pertanyaan itu. Tania pun tidak terus-terusan memojokkan anaknya, tapi dia hanya ingin memastikannya sekali lagi.“Jadi, maksud kamu, Lawson selingkuh sama Valerie?”Pemilihan kata yang diambil Tania sangat menusuk perasaan Logan. Logan sudah tidak bisa lagi menahan gengsinya, dengan wajah memerah dia berkata, “Ma ….”“Mau ditaruh di mana lagi mukamu!” kata Tania, “Kalau begitu Mama tanya sekali lagi, kamu nyalahin Mama atas semua ini? Kamu nyalahin Mama karena Mama kenalin Lawson ke kamu?”“.…”
Berita tentang kecelakaan ini sudah tersebar melalui berita lokal, bahkan ibunya sendiri sampai datang menjenguknya. Mustahil Yuna tidak tahu kabar ini, tapi dia masih tidak datang menjenguk Logan. Sejelek apa pun Valerie, dia adalah orang pertama yang datang ke rumah sakit.“Jengukin kamu? Kamu lupa dosa apa yang kamu perbuat ke dia? Kalau Mama jadi Yuna, Mama nggak bakal mau jenguk kamu!”“Ma! Aku ini anak Mama! Kok Mama malah membela orang luar?”“Justru karena kamu anak Mama, makanya Mama bilang begini. Kalau nggak, ngapain Mama peduli!”Melihat raut wajah Logan yang mulai lesu karena omongannya yang pedas, Tania pun memperhalus nada bicaranya, “Bukannya Mama mau ceramahin atau ngebela orang lain. Sebagai orang tua, Mama selalu mikir yang terbaik buat anak. Mama sudah pernah berada di posisi kamu, jadi Mama bisa lihat jelas kayak apa Valerie orangnya. Dia nggak bisa ngasih dampak positif sedikit pun buat kamu.”“Terus apa bedanya sama Yuna? Cuma karena Yuna itu jago bikin parfum? A
“Dia itu bukan yatim piatu!” kata Tania. “Kamu pernah dengar tentang keluarga Tanoto?”“Keluarga Tanoto? Maksudnya keluarga Tanoto salah satu dari Empat Keluarga Besar itu?Di negara ini terdapat empat keluarga yang sangat terkenal, yakni keluarga Tanoto, keluarga Setiawan, keluarga Hermawan, dan keluarga Kusumo.Mayoritas keluarga Hermawan bekerja di bidang politik. Mereka sudah menghasilkan penerus selama beberapa generasi, dan setiap keturunan mereka adalah bibit unggul yang dididik dengan keras. Keluarga Kusumo dan keluarga Setiawan sama-sama menekuni dunia bisnis, tapi bidang yang mereka tekuni berbeda. Keluarga Kusumo berfokus kepada properti dan konstruksi, sedangkan keluarga Setiawan berfokus ke industri hiburan dan fashion. Meski bidangnya berbeda, mereka tetap saling terhubung dan konon katanya mereka sudah menjalin kerja sama. Di antara keempat keluarga itu, yang paling misterius dan tidak banyak diketahui adalah keluarga Tanoto.Kabarnya setiap anggota keluarga Tanoto meng