“Aku memang suka main cewek, tapi bukan berarti aku pilihnya sembarangan! Cewek yang aku mau harus yang terbaik,” tutur Lawson sambil mencubit dagu Valerie sekuat tenaga.Kemudian dia mendekatkan diri ke Valerie dan menghembuskan napas di lehernya. Di momen itu juga Lawson terlihat sangat mirip dengan vampir. Valerie ketakutan setengah mati sampai sekujur tubuhnya gemetar. Untung saja Lawson tidak punya taring. Dia hanya menggigit pelan leher Valerie dan berkata, “Cuma kalian yang punya aroma yang aku suka!”Valerie, “….”Valerie dapat merasakan Lawson perlahan menjauh dan melepaskan tangannya, tapi dia masih tidak berani menunjukkan perasaan apa pun karena takut Lawson akan berubah pikiran. Dengan kata lain, Lawson menyukai para wanita yang bekerja di industri parfum. Peracik parfum memiliki aroma tubuh yang khas karena selalu berbaur dengan aroma parfum. Beberapa orang mungkin tidak terbiasa dan merasa aroma tersebut sangat menusuk hidung, tapi ada juga beberapa orang yang sangat men
“Ada cara lain kalau kamu memang bantu bantu aku. Kamu bisa coba itu!”“Yang lain?”Valerie tidak paham apa yang dimaksud olehnya, tapi ketika bertatapan dengan sorot mata Lawson, seketika itu dia mengerti apa maksudnya. Memikirkannya saja sudah cukup untuk membuat Valerie mual.“Lawson, tahan sebentar saja. Aku bantu kamu cariin dua orang yang kamu suka! Atau gimana kalau pasangan kamu yang lain? Kamu bisa coba hubungi mereka, biar aku yang antar kamu! Kamu tahu kan aku lagi hamil. Aku ….”Belum sempat Valerie selesai berbicara, tiba-tiba Lawson menjambak rambutnya dan berkata, “Nggak usah banyak omong? Kamu hamil apa urusannya sama aku? Memangnya anak yang di perut kamu itu anakku?! Val, mending kamu nggak usah macam-macam sama aku. Kamu itu masih terlalu lemah. Jangan lupa kalau aku juri di kompetisi nanti. Menang atau kalah aku yang nentuin! Aku milih kamu karena aku masih kasih kamu kesempatan. Jadi sebaiknya … kamu ikuti saja apa mauku!”“Lawson, jangan marah dulu. Bukan itu maks
“Tugasku sudah selesai, aku pergi dulu!” ujar Lawson santai sambil menepuk bahu Valerie. Dia berjalan ke arah Lawson berada tanpa sedikit pun rasa bersalah.“Tunggu!” bentak Logan seraya menarik lengan Lawson, “Kamu mau pergi begitu saja?!”“Iya, memangnya mau ngapain lagi?”Awalnya Logan masih bisa menahan diri karena bagaimanapun juga Lawson adalah sosok yang cukup terpandang, tapi setelah mendengar jawaban Lawson yang kurang ajar itu, emosi Logan yang dari tadi terpendam seketika meledak, bahkan sampai menonjok wajah Lawson.“Bajing*n!” seru Logan. Akan tetapi, Lawson sedikit pun tidak marah meski sudah dipukul. Dia hanya mengusap wajahnya dan berkata, “Pukulan yang barusan aku anggap angin lalu demi Bu Tania, tapi kalau kamu masih mukul sekali lagi, aku nggak bakal tinggal diam.”“Siapa yang butuh belas kasihan darimu!”Logan merasa tersinggung gara-gara ucapan yang dilontarkan oleh Lawson. Sudah kepalang tanggung, sekalian saja Logan melampiaskan semua marahnya ke kepalan tinjunya
“Lepasin dia!” seru Logan.“Serius amat?!” balas Lawson. Dia sengaja mendekatkan wajahnya ke wajah Valerie dan hendak menciumnya dengan maksud menantang Logan.Melihat aksi tersebut, Logan tak sanggup lagi menahan diri dan menerjang Lawson untuk menghantamnya. Namun sayang Valerie segera menarik tangannya dan berkata, “Cukup! Logan, kamu mau bikin orang yang jaga malam sadar dan bikin semua orang tahu apa yang terjadi di sini?!”Valerie mengatakannya dengan begitu mantap seakan-akan dia tidak melakukan kesalahan apa-apa barusan. Akan tetapi, apa yang dia bilang memang ada benarnya. Kalau sampai apa yang terjadi di lab ini diketahui oleh orang lain, yang paling malu tidak lain adalah Logan sendiri.“Pergi!” bentak Logan sambil menunjuk ke pintu masuk, “Cepat pergi dari sini!”Valerie tidak bergerak dan hanya memberikan isyarat kepada Lawson. Namun Lawson hanya tersenyum dan menatap remeh tanpa bergerak dari tempatnya. Setelah berulang kali memberi isyarat kepada Lawson untuk pergi tapi
Saking kesalnya Logan sampai menghantam kepalan tangannya roda kemudi. Rasa pusing yang dia alami membuat Logan tak bisa lagi mengemudikan setirnya. Alhasil mobil pun bergoyang tak karuan seperti dikemudikan oleh orang mabuk. Setelah membunyikan klaksonnya beberapa kali, akhirnya Logan benar-benar lepas kendali dan setir membanting ke satu arah.Brak!Mobil Logan menabrak sebatang pohon besar, dan kepala Logan terbentur cukup keras hingga mengalami pendarahan yang cukup parah. ***Yuna merasa sangat nyaman ketika dia bangun keesokan paginya. Kepalanya sudah tidak terasa sakit lagi seperti yang kemarin malam dia alami. Tampaknya sup penangkal mabuk yang dibuatkan oleh Brandon kemarin cukup ampuh.Aroma makanan datang dari lantai bawah membuat Yuna memakai sandalnya dan turun ke ruang makan. Persis di belokan tangga dia melihat sosok Brandon yang sedang membuat sarapan. Sungguh pagi hari yang indah!Yuna menuruni tangga dan memeluknya dari belakang, lalu mencium pipinya sambil mengucapk
“Iya,” angguk Frans.“Makasih, ya!” tutur Stella, tapi Brandon yang duduk di sampingnya segera menambahkan, “Cuma Frans yang kamu ucapin terima kasih?”“Kalau kamu, mah, aku nggak perlu sungkan lagi! Kan kamu sendiri yang bilang begitu.”Brandon, “….”Frans cukup terkejut menyaksikan majikannya dibuat tak berkutik. Mungkin memang hanya Yuna seorang yang bisa membuat Brandon seperti itu.“Hari ini aku pulangnya mungkin bakal lebih malam, kalau ada apa-apa telepon saja,” ucap Brandon sambil mengenakan jaketnya.“Oke! Oh ya, waktu itu kamu ada bilang mau pergi jalan-jalan, sudah tahu mau ke mana? Ada ide?”“Untuk sekarang sih belum ada. Kenapa?”“Nggak apa-apa. Kalau masih belum ada tujuan, Stella punya beberapa tempat yang dia rekomendasiin. Toh kamu juga sibuk banget, jadi gimana kalau biar dia saja yang pilih?”Tujuan dari perjalanan kali ini memang untuk memberikan apresiasi kepada Yuna, Edith, dan Stella. Jadi tidak ada salahnya membiarkan mereka yang menentukan.“Boleh!” sahut Brand
“Stel, makasih, ya!”“Makasih apaan? Memang sudah seharusnya aku nolongin kamu! Cuma aku nggak nyangka ternyata kamu sudah tinggal serumah bareng Pak Brandon. Kemajuan hubungan kalian cepat banget!” ujar Stella di telepon sambil sibuk melipat pakaiannya.“Ehm … iya!”Yuna jadi berpikir kalau saja Stella tahu bahwa mereka sudah menikah sejak dulu, bisa-bisa dia pingsan mendengarnya.“Kak Yuna, sebelumnya maaf, ya, kalau misal kata-kataku ini kurang enak didengar. Pak Brandon memang cowok yang baik, daya tariknya juga luar biasa, tapi Kak Yuna juga harus hati-hati. Aku bukannya bilang Pak Brandon jahat, tapi … dia terlalu baik. Kak Yuna ngerti maksudku, ‘kan?”Stella pun sadar ucapannya ini memang tidak enak untuk didengar, tapi yang namanya nasihat baik memang seperti itu. Di mata Stella, Yuna adalah wanita yang sempurna, meski dulunya dia terlalu dibutakan oleh cinta sampai mau dengan bodohnya berkorban begitu banyak demi Logan dan pada akhirnya juga dicampakkan. Brandon memang jauh le
Logan merasa kepalanya seperti mau pecah ketika dia siuman kembali. Rasa sakitnya begitu luar biasa terutama di bagian kening. Bahkan untuk mengangkat alisnya sedikit saja sakitnya sampai Logan harus menggertakkan gigi. Tidak hanya kepalanya saja, tapi perut, dada, begitu juga dengan sekujur tubuhnya terasa sangat kesakitan. Dia berusaha menggerakkan kaki tangannya, tapi yang bisa dia rasakan hanyalah rasa kebas yang menjalar ke bawah.Begitu membuka mata untuk melihat situasi di sekelilingnya, Logan hanya mendapati tembok putih yang membuatnya ketakutan. Lalu dia menoleh ke sebelah kanan dan melihat ada sebuah botol infus. Selain itu dia juga mendengar suara tangisan samar, tapi dia tidak tahu dari siapa suara itu berasal. Menggerakkan kepalanya saja sulitnya bukan main.Ingatannya pun perlahan-lahan kembali. Logan ingat dia pergi ke lab untuk mencari Valerie, lalu di sana dia melihat … setelah itu dia mengemudikan mobilnya dan … terjadilah kecelakaan.Ya! Mobil yang Logan naiki terta
“Betul. Kamu anaknya Ratu, jadi kamu orang yang paling tepat untuk pergi mencari dia! Memang seharusnya begitu, bukan?”“Benar juga. Aku anaknya, seharusnya aku yang pergi cari!”“Jadi sekarang kamu tidur saja dulu. Besok pagi baru berangkat, mengerti?”“Ya!”Setelah percakapan mereka berdua berakhir, Rainie mengetuk lagi botol dengan ringan yang menciptakan suara bising. Ross mengedipkan mata dan memejamkan matanya. Kali ini dia benar-benar tertidur lelap. Memastikan Ross memang sudah benar-benar tertidur, Rianie pun perlahan keluar dari ruangannya. Sesudah keluar, dia langsung dibawa ke kantornya Fred.Ruangan tempat Ross bekerja tadi tidak dilengkapi dengan kamera pengawas. Sebenarnya awalnya ada, tetapi setelah Ross datang, Ross meminta untuk mencopot semua, makanya Fred tidak bisa memantau apa saja yang terjadi di sana.“Gimana? Berhasil?” tanya Fred.“Selamat, Pak Fred. Semuanya berjalan sesuai harapan!”Fred jelas sangat senang mendengar itu. Kini dia tidak hanya berhasil mengen
” Kamu ….”Ross yang baru saja terbangun dari tidur lelapnya masih sedikit kebingungan dengan apa yang terjadi. Rainie menatap matanya, sembari berbicara dengan sangat perlahan, dia juga menjentikkan jarinya lagi ke botol minuman dengan irama yang konstan. “Aku Rainie, aku adalah temanmu. Aku tuanmu!”“Temanku … tuanku …?”“Ya, aku ini temanmu, dan juga tuanmu! Apa kamu masih ingat siapa dirimu?”“Aku Ross, pangeran Yuraria.”“Benar, kamu adalah pangeran. Ada apa kamu datang ke negara ini?”“Aku datang ke sini … untuk mencari mamaku, ratu Yuraria!”Rainie terkejut ketika mendengar itu karena dia tidak tahu kalau Ratu juga datang. Selama ini Rainie hanya berkomunikasi dengan Fred saja. Bisa berkomunikasi secara langsung dengan pangeran saja sudah merupakan hal yang luar biasa, tapi Rainie tak menduga kalau ternyata ratu Yuraria juga ada di negara ini?“Untuk apa kamu cari sang Ratu? Apa terjadi sesuatu sama dia?”“Aku nggak tahu. Aku nggak menemukan mamaku dari beberapa hari yang lalu!
“Aku tentu saja mau menerima, tapi syaratnya kamu harus punya jejak yang bagus, nggak punya riwayat kriminal atau riwayat perilaku buruk.”“Oh, aman! Pangean Ross, malam sudah larut. Bagaimana kalau saya tuangkan minumannya sedikit lagi sebelum Pangeran beristirahat?”“Nggak apa-apa. Sudah kubilang aku nggak mau minum terlalu banyak. Sekarang sudah larut, Fred seharusnya sudah berangkat, ‘kan?”“Iya, sekarang sudah malam, seharusnya Pak Fred sudah selesai bersiap-siap! Pangeran Ross juga sebaiknya istirahat dulu.”“Aku masih belum ngantuk, masih banyak pekerjaan. Kamu sudah boleh keluar!”Ross meraih tumpukan kertas lain di sampingnya untuk meneruskan pekerjaannya. Namun ketika baru saja mengambil tumpukan itu, kepalanya terasa pening dan rasa kantuk berat pun datang, membuatnya merasa tidak sanggup untuk melanjutkan pekerjaan. Dia menggelengkan kepala untuk membuang jauh-jauh rasa kantuk tersebut, tetapi sayangnya itu tidak banyak membantu.“Iya, Pangeran. Maaf mengganggu. Tapi sebena
Hanya dengan sekali sesap, mata Ross langsung terlihat seperti bercahaya. Meski tidak memuji secara terang-terangan, bisa dilihat dia sangat menyukainya. Satu sesap demi satu sesap terus dia minum hingga gelasnya kosong.Melihat itu, Rainie jadi yakin risiko yang dia ambil kali ini adalah pilihan yang tepat. Minuman itu jelas bukan minuman ayahnya yang sudah disimpan selama bertahun-tahun. Kalaupun iya, mana mungkin Fahrel rela melepasnya. Minuman itu hanyalah minuman beralkohol biasa yang dibuat oleh peracik lokal. Tentu Fred juga banyak membantu dengan mengeluarkan biaya agar bisa mendapatkan minuman tersebut. Untungnya minuman itu berhasil menarik hati Ross, dan yang lebih penting lagi … juga bisa membuat R20 milik Rainie digunakan kepadanya.“Bagaimana, Pangeran? Apa Pangeran suka?”“Enak juga,” kata Ross seraya mengangguk. “Aku sudah coba banyak minuman yang mengandung alkohol di sini, tapi yang kali ini benar-benar beda. Apa minuman ini ada namanya?”“Tentu ada?”“Apa?”Seraya me
“Oh ya? Kenapa kamu yakin begitu aku belum pernah coba?”Rainie pun berjalan mendekat dan menaruh minuman yang ada di nampannya ke atas meja. Minuman itu dikemas di dalam pot berbahan tanah liat yang memiliki desain kuno, tidak seperti minuman modern yang dikemas di dalam botol beling.“Karena ini alkohol khas negara saya. Pangeran pasti belum pernah lihat.”“Aku sudah sering bolak balik ke sini dan sudah coba banyak makanan khas kalian. Kamu yakin aku belum pernah coba?”“Saya yakin pasti belum, karena ini khas daerah kampung halaman saya.”“Oh, begitu ya?”“Minuman ini sudah ada bahkan waktu saya baru lahir. Papa saya menyimpannya di bawah tanah dari baru dikeluarkan sekarang. Aromanya saya jamin pasti harum. Apabila Pangeran nggak keberatan, boleh dicoba sedikit,” kata Rainie seraya menuangkannya.Benar seperti yang Rainie katakan. Begitu tutup dibuka, aroma sedapnya langsung memenuhi satu ruangan. Ross juga menghirupnya dan mengakui kalau itu adalah minuman yang bagus.“Pangeran b
Rainie menari napas panjang dan mengetuk pintu. Tak lama, dia mendengar suara seseorang yang berkata dengan logan kental Yuraria, “Masuk.”Rainie sekali lagi memastikan kalau semuanya baik-baik saja, lantas dia pun masuk ke dalam sambil membawakan minuman yang tersaji di atas nampan.“Pangeran Ross,” sapa Rainie dengan santun seraya membungkuk. Pengalaman kuliah di luar negeri membuatnya cukup fasih dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Yuraria.Ross mengenakan pakaian rumah dan sedang sibuk membaca berkas di mejanya. Dan di sisi sebelahnya terdapat berbagai macam kudapan, serta gelas yang terisi setenga oleh wine. Sepertinya, apa yang Rainie bawakan untuknya sudah tidak diperlukan lagi.“Ada apa?” tanya Ross seraya memperhatikan sosok Rainie, tetapi dia hanya melihat sekilas saja seakan penampilan Rainie tidak mempan untuk menarik perhatiannya.“Pangeran Ross, saya pelayan yang bekerja di kedutaan ini. Pak Fred menugaskan saya untuk membawakan minuman.”“Oh, Fred?”“Iya, Pak F
“Oke, kalau begitu aku kasih kamu waktu satu jam. Beresan semua pekerjaan kamu, habis itu mandi dan ganti baju, terus datang ke kantorku. Kamu kukasih tugas baru.”Rainie terkejut dan tidak begitu mengerti apa masudnya, tetapi dia tetap menjawab, “Oke.” ***Tak lama waktu berselang, Rainie sudah datang ke kantornya Fred dengan gaun panjang yang dibawakan oleh anak buahnya Fred. Bagian belakang yang memang didesain terbuka memperlihatkan tubuh Rainie yang menggoda. Namun di sisi lain pakaian seperti itu membuat Rainie merasa tidak nyaman. Dia biasanya tidak suka memakai pakaian yang terbuka, tetapi kali ini terpaksa karena ini adalah perintah langsung dari Fred.Rainie merasa seperti menjadi pekerja sosial yang diminta untuk menjamu klien. Pengalaman ini benar-benar membuat Rainie merasa tidak nyaman. Yang bisa dia tawarkan kepada orang lain adalah kecerdasan dan bakatnya. Tak pernah sekali pun dia berpikir untuk menawarkan tubuhnya kepada orang lain.“Bagus juga! Oke, coba kamu jelask
“Pak Fred, bukannya mau banyak tanya, tapi aku harus tahu jelas untuk bisa tahu di mana letak masalahnya. Badan cewek dan cowok itu berbeda. Usia juga punya pengaruh yang besar. Kalau sudah tua, wajar kalau detak jantungnya melambat. Walaupun dari luar kelihatannya sehat, tapi di dalam badannya sudah ada bibit penyakit. Nggak menutup kemungkinan terkena serangan jantung. Tapi kalau nggak ada penyakit kronis dan tiba-tiba sakit, mungkin ….”“Nggak mungkin serangan jantung! Dia masih muda,” ujar Fred menyela sebelum Rainie selesai menjelaskan.“Masih muda juga bisa saja tiba-tiba kena serangan jantung. Cewek dan cowok juga beda, terus ada juga faktor kesehatan fisik dan lain-lain ….”“Nggak ada hubungannya sama itu semua. Dia bukan cowok, umurnya juga nggak tua, nggak ada penyakit kronis atau patogen lainnya. Selama ini dia juga sehat-sehat saja,” kata Fred. Hampir saja dia bilang kalau orang itu adalah Yuna. “Apa ada kemungkinan dia ini cuma pura-pura mati untuk mengelabui aku? Apa ada
Rainie terlihat bicara apa adanya, dan mengejutkannya Fred pun tidak marah. Dia hanya mengangguk sebagai tanggapan dan meminta Rainie untuk keluar bersamanya.“Soal obat menghilang itu nggak perlu terburu-buru. Aku tahu itu pasti butuh waktu yang lumayan lama, aku cuma mau kamu kerja yang serius saja,” katanya seraya menaruh satu tangannya di atas bahu Rainie. Lalu seraya menekan tangannya, dia berkata dengan suara lirih, “Sekarang aku punya satu tugas penting untuk kamu. Kalau kamu bisa menyelesaikan tugas ini, aku bisa kasih kamu kebebasan untuk melakukan eksperimen apa pun yang kamu mau di lab ini!”“Maksud Pak Fred … hipnotis?”“Betul. Yang ini lebih penting, aku mau selesai secepat mungkin! Kalau malam ini apa bisa selesai?”“.…”Rainie tidak bisa memberi kepastian. Untuk menghipnotis Shane saja, Rainie harus mengerahkan usaha yang tidak sedikit. Dan hipnotisnya terhadap Shane bisa berhasil karena Rainie tahu kepribadian Shane seperti apa. Namun untuk melakukan hipnotis kepada ora