Kepala Yuna terasa sedikit tidak nyaman ketika dia terbangun. Yuna masih kebingungan ketika melihat lingkungan yang familier ketika dia membuka matanya. Selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh dan tercium aroma sedap yang masih tersisa di udara.Apakah Yuna mengigau? Kalau tidak salah ingat, kemarin malam dia sedang makan-makan dengan Edith dan Stella di restoran, lalu apa yang terjadi setelah itu? Masih tersisa sedikit memori semalam, tapi Yuna tidak bisa mengingatnya dengan jelas.Rasa sakit di kepalanya semakin mengganggu seketika Yuna berdiri dengan kedua kakinya. Dia pun segera duduk kembali baru merasa sedikit lebih baik,“Sudah bangun?”Brandon baru saja keluar dari dapur dan melihat Yuna seperti itu, tapi dia tidak yakin apakah Yuna sudah sadar sepenuhnya atau masih mabuk.“Kamu … yang jemput aku pulang?” tanya Yuna sembari memijat keningnya.“Asisten kamu yang antar kamu pulang. Untung saja aku ketemu dia di gerbang depan.”“Oh ….”Untung saja Brandon berpapasan dengan Stella
“Apa, nih? Kok wangi?” tanya Yuna seraya menghirup aroma yang mengisi kamarnya.“Aku bikinin sup buat redain hangover kamu,” ucap Brandon sambil membawakan semangkuk sup hangat. “Cepat dihabisin selagi masih hangat. Habis itu kamu mandi dan istirahat lagi.”“Aku sudah nggak ngantuk!” kata Yuna, lalu dia mengaduk sup itu dengan sendok dan berkata, “Kamu yakin ini sup buat hangover?”Yuna belum pernah minum sup itu, tapi apa yang ada di bayangannya, sup itu memiliki rasa yang enah. Namun ketika melihat isi mangkuk tersebut, ada berbagai macam herbal di dalamnya … serta beberapa benda yang tidak Yuna kenali. Warna dan aroma supnya cukup menggugah selera.“Iya harusnya,” jawab Brandon, “Ini pertama kalinya aku bikin, aku lihat resepnya di internet. Kebetulan semua bahannya ada di rumah, jadi aku coba bikin.”Brandon mencicipi sup buatannya sendiri dengan sendok yang Yuna pegang, kemudian dia berkata dengan nada serius, “Rasanya oke.”Yuna sungguh terharu sampai tidak tahu lagi harus berka
Brandon merenung sejenak dan bicara langsung ke intinya, “Di satu sisi, kamu masih karyawan baru.”Yuna hanya mengangguk karena memang itulah kenyataannya. Meski sepak terjangnya di industri parfum bisa dibilang cukup lama, tetap saja selama ini dia hanya bekerja di belakang layar. Bahkan bisa dibilang jarang sekali ada orang yang tahu kalau Yuna itu sebenarnya adalah peracik parfum. Semua produk yang dia kembangkan dulu diambil alih oleh VL, dan segala reputasi dan kehormatan yang seharusnya menjadi milik Yuna juga direbut oleh Valerie. Kalaupun New Life memberikan kesempatan pada Yuna untuk berkarya, tetap saja dia masih orang baru.Barang high-end tentu memiliki target pasar kalangan atas, dan harganya juga jelas tidak murah, jadi wajar jika pembeli akan sangat kritis terhadap produk yang mereka beli. Parfum yang mereka cari tentu harus berasal dari peracik parfum ternama. Ini berlaku tidak hanya di industri parfum, tapi juga industri lain di luar sana.Mewujudkan hal ini bukanlah h
Sama halnya seperti sekarang, Valerie bisa mencium bau alkohol dari tubuh Lawson. Namun dia juga tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya menutup hidungnya.“Kamu minum lagi?”“Hidung kamu sesensitif itu? Kalau begitu coba tebak tadi aku makan apa?” jawab Lawson sambil mendekatkan diri ke Valerie. Bau alkoholnya langsung menguar semakin dahsyat sampai membuat Valerie mual.“Jangan kayak gitu!”“Kamu masih malu-malu, ya? Anggap saja ini sebagai latihan. Sebagai peracik parfum, hidung kamu harus peka.”“Cukup, nggak usah aneh-aneh kamu! Waktu kita nggak banyak. Kita harus cepat cari tahu di mana letak masalahnya. Ingat janjimu. Terus, kondisi kamu yang kayak begini sekarang … apa bisa?”“Kamu meragukan kemampuanku?” tanya Lawson sambil menekan tombol lift.Valerie, “….”Tak lama mereka berdua pun tiba di lab. Pintu sudah terkunci rapat dan barang-barang di dalam juga sudah dibereskan. Untung saja Valerie sudah melakukan survey area terlebih dahulu, jadi dia tahu di mana lokasi sampel barang
Kemampuan Valerie menurun pesat secepat ini karena sensitivitas hidungnya sudah jauh berkurang dan memang sejak awal bakatnya yang kurang, ditambah lagi dia sudah jarang latihan. Namun setidaknya dia masih tahu beberapa prinsip dan prosedur dasar dalam pembuatan parfum, jadi dia juga ikut membantu.Harus diakui Lawson cukup keren jika dia sedang bekerja serius. Dia meneteskan minyak esensial yang sudah diekstrak ke dalam cairan dan ditambahkan lagi dengan beberapa bahan mentah, lalu mengaduk rata dan ditaruh di dalam rak untuk menunggu hasil akhirnya. Total ada tiga buah tabung dengan tiga metode yang berbeda.“Pasti ada salah satu dari ketiga ini yang ngasih hasil yang kita mau, bahkan bisa saja kita dapat kejutan lain.”“Maksud kamu, tiga tabung ini hasil akhirnya sama, tapi bakal ada sedikit perbedaan?” tanya Valerie.“Pintar juga kamu!”“Tapi kalau begitu apa gunanya? Nggak banyak orang yang mau beli parfum dengan aroma yang mirip-mirip. Mereka pasti milih yang aromanya mereka suka
Sebelum Valerie sempat menghembuskan napas lega, tiba-tiba dia merasa tubuhnya terangkat sampai ke meja yang ada di belakangnya. Valerie panik mengingat apa yang dikatakan oleh dokter sebelumnya, jadi dia segera menggunakan kedua tangannya sekuat tenaga menahan Lawson.“Lawson, tunggu! Jangan!”“Jangan?!” Wajah Lawson yang semula tersenyum seketika berubah menjadi muram dan mengerikan, “Valerie, kamu mau kabur dari aku padahal aku sudah bantuin kamu? Jangan lupa, kalau masalah yang kamu punya ini masih belum selesai!”“Bukan begitu! Aku nggak bermaksud abur, sebenarnya … aku lagi hamil, makanya aku nggak bisa ….”Seketika tebersit ekspresi kaget di bola mata Lawson yang berwarna biru cerah itu, lalu dia berpikir dan memberikan sebuah pertanyaan, “Anaknya Logan?”“Dokter bilang beberapa hari ini kondisi badanku kurang fit. Aku bukannya sengaja cari-cari alasan … tapi kamu tahu sendiri aku juga punya masalahku sendiri.”Akhirnya Lawson melepaskan tangannya setelah mendengar penjelasan da
“Tapi bukan berarti sekarang aku aku bisa bersetubuh sama kamu. Badanku sekarang lagi peradangan. Tunggu sampai badanku pulih, ya? Kamu nggak perlu khawatir. Aku pasti menepati janjiku,” tutur Valerie sambil mengelus dada Lawson untuk menenangkannya, “Aku dapat kabar katanya sekarang Yuna lagi libur, dia mungkin bakal pergi jalan-jalan. Di Suba kita mungkin nggak ada kesempatan, tapi kalau di tempat yang jauh, kita bisa cari kesempatan buat beraksi.“Serius?” tanya Lawson ragu.“Iya! Produk yang dia kembangin sudah selesai. Aku rasa dia pati bakal pergi buat persiapan produk berikutnya.”Sebenarnya Valerie kesal ketika membicarakan hal ini. Situasinya belakangan ini sedang kurang baik. Tidak hanya formula produknya yang bermasalah, tubuhnya juga sedang tidak fit dan harus menghadapi orang berbahaya seperti Lawson, tapi Yuna?! Setelah dia meninggalkan VL, bukannya terpuruk, karirnya malah berkembang di bawah naungan New Life.Parfum baru seakan-akan tidak lebih dari sekadar mainan di ta
“Aku memang suka main cewek, tapi bukan berarti aku pilihnya sembarangan! Cewek yang aku mau harus yang terbaik,” tutur Lawson sambil mencubit dagu Valerie sekuat tenaga.Kemudian dia mendekatkan diri ke Valerie dan menghembuskan napas di lehernya. Di momen itu juga Lawson terlihat sangat mirip dengan vampir. Valerie ketakutan setengah mati sampai sekujur tubuhnya gemetar. Untung saja Lawson tidak punya taring. Dia hanya menggigit pelan leher Valerie dan berkata, “Cuma kalian yang punya aroma yang aku suka!”Valerie, “….”Valerie dapat merasakan Lawson perlahan menjauh dan melepaskan tangannya, tapi dia masih tidak berani menunjukkan perasaan apa pun karena takut Lawson akan berubah pikiran. Dengan kata lain, Lawson menyukai para wanita yang bekerja di industri parfum. Peracik parfum memiliki aroma tubuh yang khas karena selalu berbaur dengan aroma parfum. Beberapa orang mungkin tidak terbiasa dan merasa aroma tersebut sangat menusuk hidung, tapi ada juga beberapa orang yang sangat men