Kemampuan Valerie menurun pesat secepat ini karena sensitivitas hidungnya sudah jauh berkurang dan memang sejak awal bakatnya yang kurang, ditambah lagi dia sudah jarang latihan. Namun setidaknya dia masih tahu beberapa prinsip dan prosedur dasar dalam pembuatan parfum, jadi dia juga ikut membantu.Harus diakui Lawson cukup keren jika dia sedang bekerja serius. Dia meneteskan minyak esensial yang sudah diekstrak ke dalam cairan dan ditambahkan lagi dengan beberapa bahan mentah, lalu mengaduk rata dan ditaruh di dalam rak untuk menunggu hasil akhirnya. Total ada tiga buah tabung dengan tiga metode yang berbeda.“Pasti ada salah satu dari ketiga ini yang ngasih hasil yang kita mau, bahkan bisa saja kita dapat kejutan lain.”“Maksud kamu, tiga tabung ini hasil akhirnya sama, tapi bakal ada sedikit perbedaan?” tanya Valerie.“Pintar juga kamu!”“Tapi kalau begitu apa gunanya? Nggak banyak orang yang mau beli parfum dengan aroma yang mirip-mirip. Mereka pasti milih yang aromanya mereka suka
Sebelum Valerie sempat menghembuskan napas lega, tiba-tiba dia merasa tubuhnya terangkat sampai ke meja yang ada di belakangnya. Valerie panik mengingat apa yang dikatakan oleh dokter sebelumnya, jadi dia segera menggunakan kedua tangannya sekuat tenaga menahan Lawson.“Lawson, tunggu! Jangan!”“Jangan?!” Wajah Lawson yang semula tersenyum seketika berubah menjadi muram dan mengerikan, “Valerie, kamu mau kabur dari aku padahal aku sudah bantuin kamu? Jangan lupa, kalau masalah yang kamu punya ini masih belum selesai!”“Bukan begitu! Aku nggak bermaksud abur, sebenarnya … aku lagi hamil, makanya aku nggak bisa ….”Seketika tebersit ekspresi kaget di bola mata Lawson yang berwarna biru cerah itu, lalu dia berpikir dan memberikan sebuah pertanyaan, “Anaknya Logan?”“Dokter bilang beberapa hari ini kondisi badanku kurang fit. Aku bukannya sengaja cari-cari alasan … tapi kamu tahu sendiri aku juga punya masalahku sendiri.”Akhirnya Lawson melepaskan tangannya setelah mendengar penjelasan da
“Tapi bukan berarti sekarang aku aku bisa bersetubuh sama kamu. Badanku sekarang lagi peradangan. Tunggu sampai badanku pulih, ya? Kamu nggak perlu khawatir. Aku pasti menepati janjiku,” tutur Valerie sambil mengelus dada Lawson untuk menenangkannya, “Aku dapat kabar katanya sekarang Yuna lagi libur, dia mungkin bakal pergi jalan-jalan. Di Suba kita mungkin nggak ada kesempatan, tapi kalau di tempat yang jauh, kita bisa cari kesempatan buat beraksi.“Serius?” tanya Lawson ragu.“Iya! Produk yang dia kembangin sudah selesai. Aku rasa dia pati bakal pergi buat persiapan produk berikutnya.”Sebenarnya Valerie kesal ketika membicarakan hal ini. Situasinya belakangan ini sedang kurang baik. Tidak hanya formula produknya yang bermasalah, tubuhnya juga sedang tidak fit dan harus menghadapi orang berbahaya seperti Lawson, tapi Yuna?! Setelah dia meninggalkan VL, bukannya terpuruk, karirnya malah berkembang di bawah naungan New Life.Parfum baru seakan-akan tidak lebih dari sekadar mainan di ta
“Aku memang suka main cewek, tapi bukan berarti aku pilihnya sembarangan! Cewek yang aku mau harus yang terbaik,” tutur Lawson sambil mencubit dagu Valerie sekuat tenaga.Kemudian dia mendekatkan diri ke Valerie dan menghembuskan napas di lehernya. Di momen itu juga Lawson terlihat sangat mirip dengan vampir. Valerie ketakutan setengah mati sampai sekujur tubuhnya gemetar. Untung saja Lawson tidak punya taring. Dia hanya menggigit pelan leher Valerie dan berkata, “Cuma kalian yang punya aroma yang aku suka!”Valerie, “….”Valerie dapat merasakan Lawson perlahan menjauh dan melepaskan tangannya, tapi dia masih tidak berani menunjukkan perasaan apa pun karena takut Lawson akan berubah pikiran. Dengan kata lain, Lawson menyukai para wanita yang bekerja di industri parfum. Peracik parfum memiliki aroma tubuh yang khas karena selalu berbaur dengan aroma parfum. Beberapa orang mungkin tidak terbiasa dan merasa aroma tersebut sangat menusuk hidung, tapi ada juga beberapa orang yang sangat men
“Ada cara lain kalau kamu memang bantu bantu aku. Kamu bisa coba itu!”“Yang lain?”Valerie tidak paham apa yang dimaksud olehnya, tapi ketika bertatapan dengan sorot mata Lawson, seketika itu dia mengerti apa maksudnya. Memikirkannya saja sudah cukup untuk membuat Valerie mual.“Lawson, tahan sebentar saja. Aku bantu kamu cariin dua orang yang kamu suka! Atau gimana kalau pasangan kamu yang lain? Kamu bisa coba hubungi mereka, biar aku yang antar kamu! Kamu tahu kan aku lagi hamil. Aku ….”Belum sempat Valerie selesai berbicara, tiba-tiba Lawson menjambak rambutnya dan berkata, “Nggak usah banyak omong? Kamu hamil apa urusannya sama aku? Memangnya anak yang di perut kamu itu anakku?! Val, mending kamu nggak usah macam-macam sama aku. Kamu itu masih terlalu lemah. Jangan lupa kalau aku juri di kompetisi nanti. Menang atau kalah aku yang nentuin! Aku milih kamu karena aku masih kasih kamu kesempatan. Jadi sebaiknya … kamu ikuti saja apa mauku!”“Lawson, jangan marah dulu. Bukan itu maks
“Tugasku sudah selesai, aku pergi dulu!” ujar Lawson santai sambil menepuk bahu Valerie. Dia berjalan ke arah Lawson berada tanpa sedikit pun rasa bersalah.“Tunggu!” bentak Logan seraya menarik lengan Lawson, “Kamu mau pergi begitu saja?!”“Iya, memangnya mau ngapain lagi?”Awalnya Logan masih bisa menahan diri karena bagaimanapun juga Lawson adalah sosok yang cukup terpandang, tapi setelah mendengar jawaban Lawson yang kurang ajar itu, emosi Logan yang dari tadi terpendam seketika meledak, bahkan sampai menonjok wajah Lawson.“Bajing*n!” seru Logan. Akan tetapi, Lawson sedikit pun tidak marah meski sudah dipukul. Dia hanya mengusap wajahnya dan berkata, “Pukulan yang barusan aku anggap angin lalu demi Bu Tania, tapi kalau kamu masih mukul sekali lagi, aku nggak bakal tinggal diam.”“Siapa yang butuh belas kasihan darimu!”Logan merasa tersinggung gara-gara ucapan yang dilontarkan oleh Lawson. Sudah kepalang tanggung, sekalian saja Logan melampiaskan semua marahnya ke kepalan tinjunya
“Lepasin dia!” seru Logan.“Serius amat?!” balas Lawson. Dia sengaja mendekatkan wajahnya ke wajah Valerie dan hendak menciumnya dengan maksud menantang Logan.Melihat aksi tersebut, Logan tak sanggup lagi menahan diri dan menerjang Lawson untuk menghantamnya. Namun sayang Valerie segera menarik tangannya dan berkata, “Cukup! Logan, kamu mau bikin orang yang jaga malam sadar dan bikin semua orang tahu apa yang terjadi di sini?!”Valerie mengatakannya dengan begitu mantap seakan-akan dia tidak melakukan kesalahan apa-apa barusan. Akan tetapi, apa yang dia bilang memang ada benarnya. Kalau sampai apa yang terjadi di lab ini diketahui oleh orang lain, yang paling malu tidak lain adalah Logan sendiri.“Pergi!” bentak Logan sambil menunjuk ke pintu masuk, “Cepat pergi dari sini!”Valerie tidak bergerak dan hanya memberikan isyarat kepada Lawson. Namun Lawson hanya tersenyum dan menatap remeh tanpa bergerak dari tempatnya. Setelah berulang kali memberi isyarat kepada Lawson untuk pergi tapi
Saking kesalnya Logan sampai menghantam kepalan tangannya roda kemudi. Rasa pusing yang dia alami membuat Logan tak bisa lagi mengemudikan setirnya. Alhasil mobil pun bergoyang tak karuan seperti dikemudikan oleh orang mabuk. Setelah membunyikan klaksonnya beberapa kali, akhirnya Logan benar-benar lepas kendali dan setir membanting ke satu arah.Brak!Mobil Logan menabrak sebatang pohon besar, dan kepala Logan terbentur cukup keras hingga mengalami pendarahan yang cukup parah. ***Yuna merasa sangat nyaman ketika dia bangun keesokan paginya. Kepalanya sudah tidak terasa sakit lagi seperti yang kemarin malam dia alami. Tampaknya sup penangkal mabuk yang dibuatkan oleh Brandon kemarin cukup ampuh.Aroma makanan datang dari lantai bawah membuat Yuna memakai sandalnya dan turun ke ruang makan. Persis di belokan tangga dia melihat sosok Brandon yang sedang membuat sarapan. Sungguh pagi hari yang indah!Yuna menuruni tangga dan memeluknya dari belakang, lalu mencium pipinya sambil mengucapk
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat
Chermiko mulai menyadari Shane lagi-lagi terbawa oleh perasaan sedihnya. Dia pun segera melurusan, “Eh … maksudku. Aku cuma nggak menyangka ternyata kamu bisa ngurus anak juga. Kalau aku jadi kamu, aku pasti sudah panik. Tapi kalau dilihat-lihat lagi, dua anak ini mukanya lumayan mirip sama Brandon, ya. Menurut kamu gimana?”Mendengar itu, Shane melirik kedua bayi yang sedang tertidur pulas dan melihat, benar seperti yang tadi Chermiko bilang, bagian kening mereka sedikit mirip dengan Brandon, sedangkan mulut mereka mirip dengan Yuna.“Kelihatannya memang mirip, ya. Tapi kita jangan tertipu dulu. Aku merasa makin lama kita lihat jadi makin mirip. Kalau sekarang aku bilang mereka nggak mirip, apa kamu masih merasa mereka mirip?”Benar juga, andaikan mereka bukan anaknya Brandon, dengan sugesti seperti itu Chermiko percaya saja kalau mereka tidak mirip.“Waduh, aku rasanya kayak lagi berhalusinasi!” ucapnya.“Makanya sekarang kita jangan berpikir mirip atau nggak mirip dulu. Lebih baik k
“Itu normal. Dulu waktu Nathan masih kecil juga aku kayak begini,” kata Shane. “Hampir semalaman penuh kamu nggak mungkin bisa tidur. Begitu kamu taruh mereka, mereka pasti langsung nangis, jadi kamu harus gending mereka terus. Waktu itu tanganku juga sudah mau patah rasanya.”“Kamu gendong anak sendiri? Bukannya pakai pengasuh?!”“Waktu itu aku masih belum sekaya sekarang, istriku nggak mau pakai pengasuh, jadi aku yang gendong.” Shane tidak mau mengingat masa lalunya lagi karena itu hanya akan membuatnya sedih. Shane lalu menghampiri Brandon dan hendak mengambil anak itu dari tangannya. “Sudah pagi, biar aku yang jagain. Kamu istirahat dulu.”“Nggak usah!”“Jangan begini lah! Kalau kamu merasa berutang sama Yuna dan anak-anak kamu, masih ada waktu lain untuk menebus, tapi sekarang kamu harus istirahat! Kalau kamu sampai tumbang, siapa lagi yang bisa jagain mereka, dan siapa yang bisa nolongin Yuna!”Ketika mendengar itu, akhirnya Brandon mengalah dan memberikan kedua anaknya kepada S
Kemampuan medis Yuna tak diragukan membuat Fred kagum kepadanya, tetapi Yuna punya perang yang lebih penting dari itu. Lagi pula sifat Yuna yang sangat keras membuatnya tidak mungkin dijadikan kawan oleh Fred. Dibiarkan hidup juga tidak ada gunanya.“Bagus … bagus sekali!”Setelah memahami apa yang sesungguhnya terjadi, Fred menarik napas panjang dan mengatur kembali emosinya. Dia mengucapkan kata “bagus” berulang kali, dan ini merupakan pelajaran yang sangat berharga baginya. Selama ini selalu dia yang mengerjai orang lain. Tak pernah sekali pun Fred berpikir dirinya tertipu oleh sebuah trik murahan. Bukan berarti Fred bodoh karena tidak menyadari hal itu, hanya saja terlalu banyak hal yang harus dia kerjakan sehingga dia tidak bisa berpikir dengan jernih.“Yuna, kali ini kamu menang! Tapi sayang sekali kamu nggak akan bisa melihat akhir dari semua ini! Sebentar lagi kita sudah mau masuk ke tahap terakhir dari R10. kamu sudah siap?”Fred menyunggingkan seulas senyum yang aneh di waja
“Tadi kamu ada diare lagi?” Yuna bertanya.“Nggak ada,” jawab Fred menggeleng, tetapi dia marah menyadari dirinya malah dengan lugu menjawab pertanyaan yang tidak berkaitan. “Itu nggak ada urusannya! Sekarang juga aku mau obat itu!”“Sudah nggak sakit perut dan nggak diare, rasa mual juga sudah mendingan, ya? Paling cuma pusing sedikit dan kadang kaki terasa lemas. Iya, ‘kan?”Fred tertegun diberikan sederet pertanyaan oleh Yuna, dia pun mengingat lagi apa benar dia mengalami gejala yang sama seperti Yuna sebutkan.“Kayaknya … iya!”Meski sudah berkat kepada dirinya sendiri untuk tidak terbuai oleh omongannya, tetap saja tanpa sadar Fred menjawab dengan jujur. Setelah Fred menjawab, Yuna tidaklagi bertanya dan hanya tersenyum.“Kenapa kamu senyum-senyum?! Aku tanya mana obatnya, kamu malah ….”“Pencernaan kamu sehat-sehat saja, nggak kayak orang yang lagi keracunan!”“Kamu ….”Fred lantas meraba-raba perut dan memukul-mukul dadanya beberapa kali. Dia merasa memang benar sudah jauh lebi
“Gimana caranya aku bisa memastikan kalau anak-anak yang suamiku terima itu benar-benar anakku?”“Hmm? Mau beralasan apa lagi kamu?”“Nggak, aku cuma mau memastikan kalau mereka itu benar anakku, bukan anak orang lain yang dijadikan pengganti.”Sebelumnya Yuna juga sudah berpikir adanya kemungkinan ini terjadi, tetapi ketika melihat Brandon membawa kotak itu dan memeriksa napas anak-anaknya, dia hampir meneteskan air mata. Brandon dikenal sebagai orang yang sangat dingin, tetapi Yuna bisa melihat sewaktu Brandon melakukan itu, jarinya sampai gemetar. Kelihatan sekali selama beberapa hari ini dia juga sangat menderita.Semenjak memutuskan untuk masuk ke tempat ini, Yuna tidak mengira akan terperangkap di sini untuk waktu yang sangat lama, bahkan sampai anak-anaknya lahir. Sudah sebulan penuh sejak kelahiran mereka, tetapi Yuna masih bisa bisa keluar. Bahkan ada kemungkinan dia akan terperangkap di sini untuk seumur hidup.Hidup atau mati sering kali terjadi hanya dalam sekejap mata dan
“Yang perlu kita curigai sekarang adalah kalau anak-anak ini bukan punyaku, berarti mereka siapa? Dan dari mana datangnya mereka? Tapi kalau benar mereka anakku … apa mau mereka?”“Apa mungkin mereka mau menggunakan anak-anakmu untuk mengancammu?” kata Shane. “Atau ….”“Atau apa?”“Nggak, nggak apa-apa! Aku cuma asal ngomong saja.”Mendengar Shane bilang begitu, Brandon juga tidak bertanya lagi lebih dalam. Brandom mengamati raut wajah Chermiko kelihatannya kurang begitu baik. Dia tampak sangat serius dengan kening yang mengerut.“Apa pun keadaannya, anak-anak ini sudah ada di tangan kita. Kita tetap harus merawat mereka dengan baik. Kalian berdua tidur saja dulu, biar aku yang jaga mereka.”“Jangan, kamu sudah kelelahan dari beberapa hari belakangan. Banyak hal yang perlu kamu ambil keputusan langsung, jadi kamu saja yang tidur, biar aku yang jaga!” kata Shane.“Kalian berdua tidur saja. Aku dokter, biar aku yang jaga!” ucap Chermiko.“Sudah, sudah, jangan diperdebatkan lagi! Kemungki
Kotaknya sangat berat, bisa dipastikan isi kotak itu adalah sesuatu yang cukup besar. Napas Brandon mau berhenti rasanya membawa kotak itu, dia lantas membuka tutupnya dengan sangat pelan dan hati-hati ….Benar saja, di dalam kotak itu ada dua orang bayi yang terbungkus rapi dengan selimut. Kedua anak itu tertidur dengan sangat lelap. Brandon merasa sedikit lega melihat kedua anak itu, tetapi masih ada satu hal yang perlu dia pastikan. Dia mendekatkan jarinya ke hidung ke dua anak it untuk memastikan apakah mereka masih hidup. Dan ternyata ya, kedua anak itu memang sedang tertidur lelap dan masih bernapas.“Isinya benar anak-anak!” seru Brandon.Shane nyaris saja meneteskan air mata mendengar itu. Dia bahkan terlihat lebih bahagia daripada Brandon karena apa yang terjadi pada Nathan membuat dia memiliki empati yang kuat, seolah kedua anak di dalam kotak itu adalah anaknya sendiri. Selama kedua anak itu dapat mereka selamatkan, Shane masih punya harapan kalau suatu saat Nathan juga past
Hari perlahan mulai gelap sementara Brandon menunggu di lokasi yang dijanjikan. Sesuai dengan isi pesan tersebut, Brandon menunggu di jalan Tangkira dan berdiri di bawah pohon urutan keenam. Orang yang diutus oleh Edgar juga sudah bersiaga di perimeter. Begitu mereka melihat ada seseorang yang melakukan transaksi dengan Brandon, mereka akan langsung mengamankannya. Semuanya sudah berjalan sesuai rencana, tetapi Brandon masih merasa sedikit cemas meski tidak begitu tampak dari luar.Tidak pernah dia merasa setegang ini sebelumnya, bahkan ketika waktu dia pertama kali mengambil alih Setiawan Group. Membayangkan sebentar lagi dia akan bertemu dengan anak kandung yang belum pernah dia temui sebelumnya membuat detak jantung Brandon berdegup kencang, apalagi saat memikirkan kalau ini hanyalah perangkap.Bagaimana kabar Yuna dan anak-anaknya di sana? Dokter itu juga tidak pernah muncul lagi setelah dia menawarkan diri untuk menjadi mata-mata. Brandon curiga dia mungkin sudah tertangkap oleh F