Berbeda dengan gaya Liman yang biasa, kali ini dia terlihat lebih serius lagi. Dia tidak seperti sedang bercanda. Brandon, Shane, dan Chermiko pun saling bertukar pandang tanpa berkomentar apa-apa.Selama ini tidak ada yang membicarakan hal itu, tetapi mereka pada dasarnya sudah yakin kalau tak kasat mata itu adalah hal yang mustahil. Namun memang mereka masih belum mengetahui bagaimana caranya Rainie bisa menghilang dari pengawasan mereka. Dan sekarang tiba-tiba saja Liman datang membawakan bukti keras bahwa obat yang bisa membuat Rainie menghilang itu benar-benar ada!Kalau benda itu benar-benar ada, akan jadi sekacau apa dunia ini? Pasti akan ada banyak orang yang menginginkan obat itu untuk melakukan kejahatan.“Nggak, itu nggak mungkin! Di dunia ini mana ada obat semacam itu!” kata Shane.“Aku tahu ini memang nggak masuk akal, tapi kita harus percaya nggak ada yang mustahil. Ilmu pengetahuan terus berkembang, pengetahuan kita juga harus menembus batas. Ada obat yang bisa mempercep
Setelah datang secara mendadak dan menceritakan semua yang dia tahu, Liman langsung pergi meninggalkan mereka. Mereka bertiga masih duduk di sana membahas tentang apa yang Liman sampaikan tadi, meski begitu mereka masih belum bisa menarik kesimpulan. Hanya saja apabila benar manusia tak kasat mata itu ada, mencari Rainie sama seperti mencari jarum di tumpukan jerami.Begitu langit mulai terang, Chermiko sudah tidak kuat lagi dan kembali tidur. Shane juga mau kembali ke kamarnya untuk beristirahat, dan mereka bertiga pun kembali ke kamar masing-masing.Tak lama setelah mereka berpisah, pintu kamar Chermiko terbuka perlahan. Chermiko berdiri di tengah lorong untuk beberapa saat, kemudian dia pergi ke kamar Brandon dan mengetuk pintunya. Brandon sudah menduga Chermiko akan datang kepadanya. Dia menyuruh Chermiko untuk masuk dan tidak bersuara keras, lalu memastikan sekelilingnya tidak ada orang sebelum menutup pintu.Di dalam mereka pun masih tidak berbicara. Brandon mempersilakan Chermik
Saat itu Rainie sedang terpuruk. Dia masih baik-baik saja ketika ditahan di rumah Brandon karena dia masih bisa merencanakan bagaimana akan kabur. Namun di sini, dia merasa sangat tidak berdaya karena tidak tahu apakah dia akan dianggap penting lagi oleh organisasi, dan tidak tahu kapan Fred akan menggunakannya. Yang bisa Rainie lakukan hanyalah menunggu, dan menunggu, padahal dia ingin sekali melihat langsung eksperimen R10 yang Yuna kerjakan.Rainie sangat terpukau ketika dia pertama kali mengetahui tentang konsep R10 sewaktu masih bekerja di lab. Dia sangat tergoda dengan prospek yang R10 bawakan kepada nasib umat manusia. Kehidupan abadi? Itu adalah topik abadi yang tak pernah gagal menggoda siapa pun. Jika eksperimen R10 sukses, maka umat manusia akan mengalami kemajuan terbesar sepanjang sejarah! Sekalipun eksperimen itu bukan buatannya sendiri, Rainie tidak keberatan bisa menyaksikan langsung dengan mata kepalanya sendiri.Tentu, dia juga tahu risikonya tak kalah besar. Dia suda
“Tapi, siapa pun targetnya, aku butuh informasi detail tentang orang itu.”“Itu juga harus?” tanya Fred.“Sebaiknya begitu. Hipnotis bukan sesuatu yang simpel. Aku cuma bisa menghipnotis orang lain dengan efektif kalau aku tahu tentang kehidupannya, kebiasaan, atau kelemahannya.”“Jadi obat kamu ini apa gunanya? Pakai atau nggak pakai sama saja!”ujar Fred yang mulai kesal mendengar penjelasan Rainie yang panjang lebar. “Apa aku harus kasih informasi semua orang yang mau aku hipnotis? Memangnya selain kamu, nggak ada orang lain yang bisa?”“Pak Fred jangan marah dulu! Bukan itu maksudku. R20 memang bisa dibilang sudah berhasil, tapi masih baru di tahap awal saja. Aku butuh waktu untuk menyempurnakannya baru bisa dipakai lebih luas. Tapi sekarang ….”Rainie tidak melanjutkannya, tetapi sudah jelas ke arah mana dia ingin membawa percakapan itu. Saat ini R20 baru sekadar prototype dan perlu peninjauan lebih jauh. Masih ada banyak hal yang perlu diperbaiki secara manual.“Aku kira ini baran
“Shane, ini aku.”Seketika mendengar nama Shane disebut, mata Fred langsung terbelalak. Betapa ta menduganya dia kalau orang yang Rainie hubungi ternyata adalah mantan anak buahnya juga.“Halo?”Keringat dingin mulai menetes dari kepala Rainie. Bagaimanapun saat ini mereka tidak sedang saling berhadapan. Dia tidak bisa melihat Shane, dan tidak tahu bagaimana situasinya di sana sekarang, dan terlebih lagi dia juga tidak tahu seberapa kuat kontrolnya terhadap Shane masih bertahan.Dengan memberanikan diri tanpa mengetahui apa konsekuensi yang menimpanya, Rainie pun berkata,” Ini aku. Rainie!”“Oh, kamu sudah sampai? Anakku sudah ketemu?”“Sekarang masih belum, tapi itu kita bahas nanti saja!” ucap Rainie seraya melayangkan lirikan samar ke arah Fred, di mana Fred juga sedang menatapnya dengan sinis. “Sekarang kasih tahu aku dulu keadaan kamu di sana gimana?”“Nggak ada apa-apa. Masih tetap berantakan tanpa ada petunjuk yang membantu. Mereka juga masih belum mengambil tindakan apa-apa. Oh
Setelah panggilannya dengan Shane berakhir, Rainie menatap ke arah Fred dengan rasa bersalah. Bersalah bukan karena dia menyembunyikan sesuatu, tetapi karena dia tau betapa curigaannya organisasi ini. Dan perbincangannya dengan Shane tadi pasti akan berpengaruh banyak kepada kredibilitasnya.“Obat yang bisa bikin kamu menghilang?”Benar saja, hal itulah yang menarik perhatian Fred.“Nggak, nggak. Obat itu nggak ada sama sekali. Aku bisa kabur karena aku mengendalikan pikiran Shane. Aku mau dia tetap di sana untuk jadi mata-mata, tapi supaya aku nggak dicurigai oleh Brandon dan kawannya, aku mengarang cerita kalau aku bisa menghilang, tapi dia malah menganggapnya serius! Sebenarnya itu semacam itu ngga ada. Kalau ada, pasti sudah kukasih. Mana mungkin aku sembunyikan sendiri!”Rainie paham betul apa yang sedang Fred pikirkan dan berusaha mati-matian untuk menjelasan supaya Fred tidak makin curiga padanya. Awalnya saja Fred sudah tidak percaya, dan jika kecurigaannya bertambah, harapan R
“Kamu serius?”“Kalau gagal, aku siap menerima hukuman apa pun!”Rainie harus memberikan sebuah jaminan, atau Fred tidak akan memberikan kesempatan lagi untuknya nanti. Di saat itu barulah ekspresi wjaha Fred sedikit melunak. Dia mengangguk dan berkata, “Oke! Kalau begitu aku kasih kamu satu kesempatan lagi. Nanti aku akan utus anak buahku untuk bawakan semua informasinya. Aku nggak peduli cara apa yang mau kamu pakai, mau itu asli atau palsu, intinya aku cuma mau hasilnya!”Setiap tutur kata yang keluar diiringi dengan tatapan mata Fred yang tajam. Rainie menggertakkan giginya dan dengan berat hati mengangguk setuju.“Selain itu … obat yang bisa bikin orang menghilang itu apa nggak mungkin jadi kenyataan?”“Itu ….”“Kamu jangan tegang. Maksudku kalaupun sekarang nggak ada, apa ke depannya ada kemungkinan bisa dibuat?”Tatapan mata Fred kali ini menjadi penuh dengan harapan. Melihat Fred seperti itu membuat Rainie ingin sekali mengatakan bahwa tingkat kesulitannya sangat tinggi dan nya
Di sisi lain di kediaman Brandon, Brandon mencopot mikrofon di satu telinganya dan menatap Chermiko.“Gimana?” Chermiko bertanya.“Dia sudah bilang.”Tengah malam Liman jauh-jauh datang ke rumah hanya untuk memasang perangkap, untuk melihat apakah Shane aan bertanya atau tidak. Dan benar saja, di saat itu Shane bertanya. Dari dialog mereka itu Brandon sudah bisa menebak Shane pasti bersekutu dengan Rainie demi menolong anaknya. Brandon dapat memahami perasaan Shane, tetapi dia tidak mengerti mengapa Shane melakukan itu?Mengapa hingga detik ini Shane masih percaya dengan Rainie? Mengapa dia percaya Rainie akan membantunya mencari Nathan? Kalaupun Nathan sudah ditemukan, apakah Rainie bersedia menyelamatkan Nathan?! Brandon sungguh tak habis pikir bagaimana cara Shane berpikir.Pada saat itu Brandon sudah ingin melabraknya langsung, bertanya apa alasan Shane menolong Rainie. Namun dia tidak bisa.Toh, sekarang perangkapnya sudah terpasang. Mereka cuma perlu menunggu Shane menyampaikan p
Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.“Kamu butuh apa?” tanya Ratu. Berhub
Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid
Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge
Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian
Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang
Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta