“Shane, ini aku.”Seketika mendengar nama Shane disebut, mata Fred langsung terbelalak. Betapa ta menduganya dia kalau orang yang Rainie hubungi ternyata adalah mantan anak buahnya juga.“Halo?”Keringat dingin mulai menetes dari kepala Rainie. Bagaimanapun saat ini mereka tidak sedang saling berhadapan. Dia tidak bisa melihat Shane, dan tidak tahu bagaimana situasinya di sana sekarang, dan terlebih lagi dia juga tidak tahu seberapa kuat kontrolnya terhadap Shane masih bertahan.Dengan memberanikan diri tanpa mengetahui apa konsekuensi yang menimpanya, Rainie pun berkata,” Ini aku. Rainie!”“Oh, kamu sudah sampai? Anakku sudah ketemu?”“Sekarang masih belum, tapi itu kita bahas nanti saja!” ucap Rainie seraya melayangkan lirikan samar ke arah Fred, di mana Fred juga sedang menatapnya dengan sinis. “Sekarang kasih tahu aku dulu keadaan kamu di sana gimana?”“Nggak ada apa-apa. Masih tetap berantakan tanpa ada petunjuk yang membantu. Mereka juga masih belum mengambil tindakan apa-apa. Oh
Setelah panggilannya dengan Shane berakhir, Rainie menatap ke arah Fred dengan rasa bersalah. Bersalah bukan karena dia menyembunyikan sesuatu, tetapi karena dia tau betapa curigaannya organisasi ini. Dan perbincangannya dengan Shane tadi pasti akan berpengaruh banyak kepada kredibilitasnya.“Obat yang bisa bikin kamu menghilang?”Benar saja, hal itulah yang menarik perhatian Fred.“Nggak, nggak. Obat itu nggak ada sama sekali. Aku bisa kabur karena aku mengendalikan pikiran Shane. Aku mau dia tetap di sana untuk jadi mata-mata, tapi supaya aku nggak dicurigai oleh Brandon dan kawannya, aku mengarang cerita kalau aku bisa menghilang, tapi dia malah menganggapnya serius! Sebenarnya itu semacam itu ngga ada. Kalau ada, pasti sudah kukasih. Mana mungkin aku sembunyikan sendiri!”Rainie paham betul apa yang sedang Fred pikirkan dan berusaha mati-matian untuk menjelasan supaya Fred tidak makin curiga padanya. Awalnya saja Fred sudah tidak percaya, dan jika kecurigaannya bertambah, harapan R
“Kamu serius?”“Kalau gagal, aku siap menerima hukuman apa pun!”Rainie harus memberikan sebuah jaminan, atau Fred tidak akan memberikan kesempatan lagi untuknya nanti. Di saat itu barulah ekspresi wjaha Fred sedikit melunak. Dia mengangguk dan berkata, “Oke! Kalau begitu aku kasih kamu satu kesempatan lagi. Nanti aku akan utus anak buahku untuk bawakan semua informasinya. Aku nggak peduli cara apa yang mau kamu pakai, mau itu asli atau palsu, intinya aku cuma mau hasilnya!”Setiap tutur kata yang keluar diiringi dengan tatapan mata Fred yang tajam. Rainie menggertakkan giginya dan dengan berat hati mengangguk setuju.“Selain itu … obat yang bisa bikin orang menghilang itu apa nggak mungkin jadi kenyataan?”“Itu ….”“Kamu jangan tegang. Maksudku kalaupun sekarang nggak ada, apa ke depannya ada kemungkinan bisa dibuat?”Tatapan mata Fred kali ini menjadi penuh dengan harapan. Melihat Fred seperti itu membuat Rainie ingin sekali mengatakan bahwa tingkat kesulitannya sangat tinggi dan nya
Di sisi lain di kediaman Brandon, Brandon mencopot mikrofon di satu telinganya dan menatap Chermiko.“Gimana?” Chermiko bertanya.“Dia sudah bilang.”Tengah malam Liman jauh-jauh datang ke rumah hanya untuk memasang perangkap, untuk melihat apakah Shane aan bertanya atau tidak. Dan benar saja, di saat itu Shane bertanya. Dari dialog mereka itu Brandon sudah bisa menebak Shane pasti bersekutu dengan Rainie demi menolong anaknya. Brandon dapat memahami perasaan Shane, tetapi dia tidak mengerti mengapa Shane melakukan itu?Mengapa hingga detik ini Shane masih percaya dengan Rainie? Mengapa dia percaya Rainie akan membantunya mencari Nathan? Kalaupun Nathan sudah ditemukan, apakah Rainie bersedia menyelamatkan Nathan?! Brandon sungguh tak habis pikir bagaimana cara Shane berpikir.Pada saat itu Brandon sudah ingin melabraknya langsung, bertanya apa alasan Shane menolong Rainie. Namun dia tidak bisa.Toh, sekarang perangkapnya sudah terpasang. Mereka cuma perlu menunggu Shane menyampaikan p
“Bukan itu. Kurasa apa yang kamu bilang tadi cukup masuk akal, kita nggak bisa menutup kemungkinan kalau itu benar-benar terjadi! Chermiko, kamu menemukan titik terang!”“Eh??”“Tadi kamu bilang bisa saja Shane terkena guna-guna!”Chermiko hanya mengangguk dengan tampang kebingungan. Dia masih tidak begitu mengerti apa yang sebenarnya ingin Brandon katakan.“Itu dia! Bisa jadi Shane diguna-guna. Apa kamu lua, watu itu Rainie juga pernah memakai obat yang dia punya untuk mengontrol Edgar. Waktu itu upayanya gagal, tapi bukan berarti akan terus gagal selamanya, dan nggak berarti juga Rainie bakal berhenti mengembangkan obatnya. Dia pasti punya banyak trik lain yang serupa dengan itu!”Tiba-tiba Brandon jadi bersemangat membayangkan sederet kemungkinan yang ada seketa pikirannya tercerahkan oleh perkataan Chermiko yang terkesan random. Di satu sisi, Chermiko sendiri juga mulai menangkap maksud Brandon dan mengakui bahwa kemungkinan itu memang ada.“Benar juga. Itu bisa saja terjadi! Diban
“Ini aku.”Ketika mendengar suara Shane, mereka berdua terkejut. Apa yang mereka rasakan saat itu seperti penjahat yang tertangkap basah melakukan tindak kriminal.Dengan tatapan matanya, Brandon memberikan isyarat kepada Chermiko untuk jangan panik, lalu dia sendiri pergi membukakan pintu.“Ada apa?”Sesaat Brandon membuka pintu dan melihat Shane sudah berdiri di hadapannya, tatapan mata Shane terlihat sangat kelelahan. Dia kelihatan seperti sudah lama tidak beristirahat sampai matanya memerah.“Chermiko ada di dalam?”“Ada!” jawab Brandon.“Aku boleh masuk?”Ditanya lugas seperti itu, Brandon pun merasa tidak enak hati menolaknya. Selain itu Brandon juga merasa sikapnya agak aneh. Brandon pun mengangguk dan mempersilakan Shane untuk masuk ke dalam. Tanpa menutup pintunya, Brandon menarik bangku supaya Shane bisa duduk. Namun Shane tidak duduk di bangku itu. Dia malah berdiri di dekat meja dan menatap mereka berdua.“Kalian berdua lagi ngomongin aku, ‘kan?”“.…”Seketika itu juga Bran
“Tapi kenapa?” tanya Brandon.Dia masih tidak mengerti apa tujuan Shane datang. Apa dia datang hanya untuk memberi tahu kalau dialah yang membebaskan Rainie? Apakah dia tidak sedang berada di bawah pengaruh obat? Jika tidak demikian, lantas mengapa dia mau saja menuruti apa kata Rainie? Atau jangan-jangan, dugaan mereka selama ini salah? Bahwa sebenarnya Shane dengan suka rela bekerja sama dengan Rainie? Lalu apa tujuannya mengaku? Apakah dia mau membongkar penyamarannya sendiri? Apakah untuk mengancam? Atau hanya untuk sekadar pamer?“Benar, aku yang membebaskan Rainie. Aku sengaja melakukan itu,” tutur Shane. “Aku dihipnotis.”“Hipnotis?!”Brandon dan Chermiko hanya berpikir sebatas obat-obatan saja. Tak pernah sekali pun mereka terpikir Rainie juga menggunakan hipnotis untuk memengaruhi pikiran orang lain. Namun ketika mendengar itu, Chermiko merasa semua ini jadi masuk akal.“Iya. Aku dihipnotis sama dia. Pastinya dia juga pakai obat-obatan lainnya. Aku nggak begitu mengerti, tapi
“Kamu pasti mau tanya kenapa aku nggak terhipnotis sama dia?”Shane sudah tahu apa yang mau Brandon tanya, jadi langsung saja dia mengatakannya. Brandon mengangguk, dan sebenarnya Chermiko juga sangat penasaran dengan hal yang sama. Kalau Shane tidak terhipnotis dan sengaja membebaskan Rainie, tapi mengapa Rainie begitu percaya diri bahwa hipnotisnya pasti bekerja?“Sebenarnya ini cuma kebetulan saja! Aku dari dulu memang menderita insomnia. Awalnya gara-gara sibuk kerja dan pola tidur nggak teratur, makanya aku jadi susah tidur dan gampang terbangun. Obat tidur pun sudah nggak mempan. Habis itu aku berobat ke banyak dokter sampai cari dokter spesialis tidur. Awalnya berguna, aku bisa tidur lebih lama. Tapi lama kelamaan aku mulai kebal sama obatnya, atau mungkin memang secara alam bawah sadar aku menolak, dan malah jadi makin susah tidur. Sewaktu masih ada Nathan, tidurku lumayan membaik. Tapi akhir-akhir ini ….”Tanpa perlu Shane katakan pun mereka berdua sudah tahu apa yang terjadi.
Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.“Kamu butuh apa?” tanya Ratu. Berhub
Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid
Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge
Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian
Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang
Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta