Setelah panggilannya dengan Shane berakhir, Rainie menatap ke arah Fred dengan rasa bersalah. Bersalah bukan karena dia menyembunyikan sesuatu, tetapi karena dia tau betapa curigaannya organisasi ini. Dan perbincangannya dengan Shane tadi pasti akan berpengaruh banyak kepada kredibilitasnya.“Obat yang bisa bikin kamu menghilang?”Benar saja, hal itulah yang menarik perhatian Fred.“Nggak, nggak. Obat itu nggak ada sama sekali. Aku bisa kabur karena aku mengendalikan pikiran Shane. Aku mau dia tetap di sana untuk jadi mata-mata, tapi supaya aku nggak dicurigai oleh Brandon dan kawannya, aku mengarang cerita kalau aku bisa menghilang, tapi dia malah menganggapnya serius! Sebenarnya itu semacam itu ngga ada. Kalau ada, pasti sudah kukasih. Mana mungkin aku sembunyikan sendiri!”Rainie paham betul apa yang sedang Fred pikirkan dan berusaha mati-matian untuk menjelasan supaya Fred tidak makin curiga padanya. Awalnya saja Fred sudah tidak percaya, dan jika kecurigaannya bertambah, harapan R
“Kamu serius?”“Kalau gagal, aku siap menerima hukuman apa pun!”Rainie harus memberikan sebuah jaminan, atau Fred tidak akan memberikan kesempatan lagi untuknya nanti. Di saat itu barulah ekspresi wjaha Fred sedikit melunak. Dia mengangguk dan berkata, “Oke! Kalau begitu aku kasih kamu satu kesempatan lagi. Nanti aku akan utus anak buahku untuk bawakan semua informasinya. Aku nggak peduli cara apa yang mau kamu pakai, mau itu asli atau palsu, intinya aku cuma mau hasilnya!”Setiap tutur kata yang keluar diiringi dengan tatapan mata Fred yang tajam. Rainie menggertakkan giginya dan dengan berat hati mengangguk setuju.“Selain itu … obat yang bisa bikin orang menghilang itu apa nggak mungkin jadi kenyataan?”“Itu ….”“Kamu jangan tegang. Maksudku kalaupun sekarang nggak ada, apa ke depannya ada kemungkinan bisa dibuat?”Tatapan mata Fred kali ini menjadi penuh dengan harapan. Melihat Fred seperti itu membuat Rainie ingin sekali mengatakan bahwa tingkat kesulitannya sangat tinggi dan nya
Di sisi lain di kediaman Brandon, Brandon mencopot mikrofon di satu telinganya dan menatap Chermiko.“Gimana?” Chermiko bertanya.“Dia sudah bilang.”Tengah malam Liman jauh-jauh datang ke rumah hanya untuk memasang perangkap, untuk melihat apakah Shane aan bertanya atau tidak. Dan benar saja, di saat itu Shane bertanya. Dari dialog mereka itu Brandon sudah bisa menebak Shane pasti bersekutu dengan Rainie demi menolong anaknya. Brandon dapat memahami perasaan Shane, tetapi dia tidak mengerti mengapa Shane melakukan itu?Mengapa hingga detik ini Shane masih percaya dengan Rainie? Mengapa dia percaya Rainie akan membantunya mencari Nathan? Kalaupun Nathan sudah ditemukan, apakah Rainie bersedia menyelamatkan Nathan?! Brandon sungguh tak habis pikir bagaimana cara Shane berpikir.Pada saat itu Brandon sudah ingin melabraknya langsung, bertanya apa alasan Shane menolong Rainie. Namun dia tidak bisa.Toh, sekarang perangkapnya sudah terpasang. Mereka cuma perlu menunggu Shane menyampaikan p
“Bukan itu. Kurasa apa yang kamu bilang tadi cukup masuk akal, kita nggak bisa menutup kemungkinan kalau itu benar-benar terjadi! Chermiko, kamu menemukan titik terang!”“Eh??”“Tadi kamu bilang bisa saja Shane terkena guna-guna!”Chermiko hanya mengangguk dengan tampang kebingungan. Dia masih tidak begitu mengerti apa yang sebenarnya ingin Brandon katakan.“Itu dia! Bisa jadi Shane diguna-guna. Apa kamu lua, watu itu Rainie juga pernah memakai obat yang dia punya untuk mengontrol Edgar. Waktu itu upayanya gagal, tapi bukan berarti akan terus gagal selamanya, dan nggak berarti juga Rainie bakal berhenti mengembangkan obatnya. Dia pasti punya banyak trik lain yang serupa dengan itu!”Tiba-tiba Brandon jadi bersemangat membayangkan sederet kemungkinan yang ada seketa pikirannya tercerahkan oleh perkataan Chermiko yang terkesan random. Di satu sisi, Chermiko sendiri juga mulai menangkap maksud Brandon dan mengakui bahwa kemungkinan itu memang ada.“Benar juga. Itu bisa saja terjadi! Diban
“Ini aku.”Ketika mendengar suara Shane, mereka berdua terkejut. Apa yang mereka rasakan saat itu seperti penjahat yang tertangkap basah melakukan tindak kriminal.Dengan tatapan matanya, Brandon memberikan isyarat kepada Chermiko untuk jangan panik, lalu dia sendiri pergi membukakan pintu.“Ada apa?”Sesaat Brandon membuka pintu dan melihat Shane sudah berdiri di hadapannya, tatapan mata Shane terlihat sangat kelelahan. Dia kelihatan seperti sudah lama tidak beristirahat sampai matanya memerah.“Chermiko ada di dalam?”“Ada!” jawab Brandon.“Aku boleh masuk?”Ditanya lugas seperti itu, Brandon pun merasa tidak enak hati menolaknya. Selain itu Brandon juga merasa sikapnya agak aneh. Brandon pun mengangguk dan mempersilakan Shane untuk masuk ke dalam. Tanpa menutup pintunya, Brandon menarik bangku supaya Shane bisa duduk. Namun Shane tidak duduk di bangku itu. Dia malah berdiri di dekat meja dan menatap mereka berdua.“Kalian berdua lagi ngomongin aku, ‘kan?”“.…”Seketika itu juga Bran
“Tapi kenapa?” tanya Brandon.Dia masih tidak mengerti apa tujuan Shane datang. Apa dia datang hanya untuk memberi tahu kalau dialah yang membebaskan Rainie? Apakah dia tidak sedang berada di bawah pengaruh obat? Jika tidak demikian, lantas mengapa dia mau saja menuruti apa kata Rainie? Atau jangan-jangan, dugaan mereka selama ini salah? Bahwa sebenarnya Shane dengan suka rela bekerja sama dengan Rainie? Lalu apa tujuannya mengaku? Apakah dia mau membongkar penyamarannya sendiri? Apakah untuk mengancam? Atau hanya untuk sekadar pamer?“Benar, aku yang membebaskan Rainie. Aku sengaja melakukan itu,” tutur Shane. “Aku dihipnotis.”“Hipnotis?!”Brandon dan Chermiko hanya berpikir sebatas obat-obatan saja. Tak pernah sekali pun mereka terpikir Rainie juga menggunakan hipnotis untuk memengaruhi pikiran orang lain. Namun ketika mendengar itu, Chermiko merasa semua ini jadi masuk akal.“Iya. Aku dihipnotis sama dia. Pastinya dia juga pakai obat-obatan lainnya. Aku nggak begitu mengerti, tapi
“Kamu pasti mau tanya kenapa aku nggak terhipnotis sama dia?”Shane sudah tahu apa yang mau Brandon tanya, jadi langsung saja dia mengatakannya. Brandon mengangguk, dan sebenarnya Chermiko juga sangat penasaran dengan hal yang sama. Kalau Shane tidak terhipnotis dan sengaja membebaskan Rainie, tapi mengapa Rainie begitu percaya diri bahwa hipnotisnya pasti bekerja?“Sebenarnya ini cuma kebetulan saja! Aku dari dulu memang menderita insomnia. Awalnya gara-gara sibuk kerja dan pola tidur nggak teratur, makanya aku jadi susah tidur dan gampang terbangun. Obat tidur pun sudah nggak mempan. Habis itu aku berobat ke banyak dokter sampai cari dokter spesialis tidur. Awalnya berguna, aku bisa tidur lebih lama. Tapi lama kelamaan aku mulai kebal sama obatnya, atau mungkin memang secara alam bawah sadar aku menolak, dan malah jadi makin susah tidur. Sewaktu masih ada Nathan, tidurku lumayan membaik. Tapi akhir-akhir ini ….”Tanpa perlu Shane katakan pun mereka berdua sudah tahu apa yang terjadi.
Shane sangat tenang bisa mengatakan itu tanpa tersinggung ataupun merasa dimusuhi. Ya mau bagaimana lagi, ini memang bukan kesalahan Brandon atau Chermiko. Dicurigai dan dimusuhi oleh orang terdekat jelas bukan perasaan yang nyaman. Namun Shane tidak bodoh. Dia sendiri jelas sadar kalau dirinya sudah dicurigai. Setelah cukup lama mempertimbangkannya, akhirnya Shane memutuskan untuk menghadapi mereka dan mengakui semua perbuatannya.“Baguslah semuanya baik-baik saja. Yang penting kamu nggak marah,” kata Brandon kepada Shane.Brandon merasa Shane mulai berubah, tidak lagi seperti Shane yang dulu dia kenal. Meski masih belum sepenuhnya terlepas dari kesedihan akibat kehilangan anaknya, paling tidak Shane sudah bisa berpikir dan mengambil keputusan dengan kepala dingin.Chermiko berkata, “Tapi tadi kamu sudah kasih tahu Rainie tentang kedatangan Pak Liman ….”“Pertama. Pak Liman jauh-jauh datang untuk kasih tahu tentang kemungkinan adanya obat itu pasti untuk melihat reaksiku, ‘kan?”“Ya,”
Chermio sudah berada di ruang tamu kedutaan dan melihat sekelilingnya. Dia curiga apakah tempat ini menyimpan suatu konspirasi, karena di antara yang lain, hanya dia sendiri yang mendapatan undangan secara tiba-tiba.Mereka bertiga kaget saat mendapat undangan tersebut. Tidak ada yang menyangka ternyata undangan itu ditujukan kepada Chermiko, dan tidak ada yang tahu apa maksud dari undangannya. Apalagi Chermiko juga yang paling asing dengan kedutaan dibanding Shane atau Brandon. Setelah melalui proses perundingan yang cukup laa, akhirnya mereka bertiga mencapai kesepakatan bersama, Chermiko harus pergi!Jika tidak pergi, bagaimana mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan undangan ini juga dibuat secara resmi, jadi seharusnya tidak akan ada keanehan yang terjadi, atau surat ini tidak akan sampai ke tangan mereka. Maka itu Chermiko datang sesuai dengan waktu dan tempat undangan. Saat masuk dia juga diperiksa karena untuk masuk ke kedutaan tidak diizinkan membawa barang-barang ya
Saat Ross berniat untuk berlari keluar lagi, seketika Ricky datang membuka pintu dari luar.“Pangeran Ross.”“Ah! Kamu yang kasih perintah ke mereka untuk nggak kasih aku keluar dari kamar ini?”“Pangeran Ross jangan salah paham. Aku nggak punya wewenang untuk itu. Ini semua perintah langsung dari Yang Mulia.”“Aku nggak percaya! Mamaku saja sekarang lagi pingsan. Mana mungkin dia kasih perintah ke kamu untuk menahanku di sini. Kamu pikir aku nggak tahu kamu cuma menggunakan perintah untuk berbuat semena-mena di sini?! Kamu nggak ada bedanya sama Fred!”Seketika mendengar itu, terlihat ada sebersit ekspresi kesal di mata Ricky. Dia pun lalu berkata, “Pangeran Ross tolong jangan samakan aku dengan si pengkhianat itu.”Nada bicara Ricky dipenuhi dengan perasaan tidak puas. Bagi Ricky, Fred adalah pengkhianat yang bahkan namanya tidak layak untuk disebut. Ratu memberikan kepercayaan yang begitu besar kepadanya, menyerahkan tugas yang sangat penting, tetapi dengan keserakahanya, dia dengan
“Andaikan kamu nggak selamat. Menurut kamu apa yang bakal terjadi?” tanya Juan.“.…”Sebelum Ratu membuka mulut, Juan melanjutkan, “Apa dunia bakal kiamat? Nggak, nggak bakal! Nggak bakal terjadi apa-apa! Begitu kita mati, kita sudah nggak bisa apa-apa lagi, baik itu rakyatmu, anakmu, atau apa pun itu, semuanya sudah bukan urusan kita lagi! Kamu sudah nggak lagi mengatur dunia ini. Kamu bahkan sudah nggak perlu pusing lagi sama pemakamanmu.”“.…”“Hidup manusia paling cuma bertahan beberapa puluh tahun saja, apa menurut kamu itu kurang? Sebenarnya itu sudah lebih dari cukup selama setiap harinya kita jalani dengan penuh sukacita! Banyak banget orang yang hidupnya sampai di umur kita, jadi kenapa kamu malah mempersulit diri sendiri? Jadi saranku, kamu nggak perlu terlalu pusing terlalu banyak mikir, cukup jalani hari-hari dengan senang hati, itu lebih penting dari apa pun. Untuk apa kamu harus pusing sama urusan negara ataupun perdamaian dunia. Kamu serahkan saja ke generasi berikutnya!
“Kamu …”Saat Ratu melototi, Juan kelihatan seperti sedang menikmatinya. Sejak kapan, seorang Ratu malah disuruh untuk menggaruk kaki pria lain. Si tua bangka ini ternyata pandai juga memanfaatkan orang lain.“Bukan aku yang menawarkan diri untuk menyembuhkan kamu, tapi kamu yang minta, lho. Kalau mau disembuhkan, kamu harus nurut sama aku,” kata Juan seraya tertawa kecil. “Aku sudah pernah bilang, penyakit kamu ini termasuk penyakit jantung. Di usia kita ini, hal yang paling sudah untuk kita lakukan adalah merelakan. Selama kamu masih nggak bisa merelakan, mau sampai kiamat juga kamu nggak akan sembuh. Tapi kalau kamu bisa merelakan apa yang selama ini membebani pikiran kamu, penyakit kamu bakal hilang!”Lalu sembari menunjuk jarinya ke posisi jantungnya sendiri, dia melanjutkan, “Hati manusia itu kalau sudah tersumbat, apa pun nggak akan bisa lewat.”Tadinya Ratu membuang muka karena marah, tetap setelah mendengar kata-kata Juan, tanpa sadar dia kembali menoleh kepadanya. Sang Ratu m
Sang Ratu langsung terdiam tak lagi berbicara, tetapi kelihatan cukup jelas dia tidak terima. Meskipun Yuraria juga memiliki konsep edukasi yang cukup terbuka, Ratu sudah terlalu lama terbiasa untuk menguasai satu negara dan segala yang ada di dalamnya. Ratu sudah terbiasa untuk memegang kendali dalam situasi apa pun termasuk anaknya sendiri. Seluruh penduduk Yuraria menuruti perintahnya, tetapi anaknya sendiri yang justru malah berani melawannya. Itulah yang membuat sang Ratu tidak senang. Karena dorongan emosi sesaat yang cukup kuat itulah yang membuat dia pingsan.Juan bisa mengetahui semua itu hanya dengan melihat sekilas saja, tetapi apa pun yang Juan katakan, sang Ratu tidak mau mendengarnya. Jadi Juan juga tidak mau buang waktu untuk terus membujuknya. Dia hanya bilang, “Kamu merasa diri kamu benar, makanya kamu teruskan perbuatanmu itu. Aku nggak akan berusaha untuk membujuk kamu atau ikut campur. Tapi aku cuma mau menegaskan sesuatu. Teruskan saja apa yang kamu mau, aku juga t
“Ricky, kamu keluarlah dulu,” kata Ratu.Ricky menatap sang Ratu, kemudian beralih ke Juan, lalu mengangguk dan undur diri. Setelah Ricky pergi, Ratu menatap Juan dan bertanya dengan suara lirihnya, “Aku masih punya waktu berapa lama lagi?”“Waktu apa?” tanya Juan balik.“Nggak usah pura-pura bodoh. Aku dengar kalian dokter tradisional bisa tahu berapa lama sisa hidup pasien cuma dengan meraba nadi. Apa aku sebentar lagi akan mati?” kata Ratu dengan jidat mengerut. Selama ini dia merasa tubuhnya sudah tidak akan bertahan lagi, tetapi dia masih tetap paksakan untuk bertahan. Dia tidak pernah tahu masih berapa lama waktu yang dia punya sampai suatu hari dia akan tumbang. Karena alasan itu dia tidak sabar untuk mencoba eksperimen R10 meski tahu itu masih belum sempurna.Hanya saja karena ketamakan Fred membuat eksperimen ini berubah haluan. Sang Ratu justru malah dijadikan bahan eksperimen. Kalau Ratu dijadikan bahan percobaan eksperimen, berarti dia pasti akan mati.“Ngomong apaan kamu.
Ricky tidak tahu sama sekali apa yang sedang Juan lakukan. Dia hanya melihat Juan memukul dan mencubit telapak tangan Ratu, kemudian Ratu yang sedang terbaring lemas tiba-tiba terbatuk keras. Suara batuknya sangat kencang sampai separuh dari tubuhnya terbangun, membuat semua orang yang ada di sana panik khawatir terjadi apa-apa padanya. Namun setelah Ratu terbatuk beberapa kali, dia tiba-tiba memiringkan badannya dan memuntahkan dahak yang cukup banyak, lalu kembali berbaring. Dia masih terlihat sangat lesu, napasnya berat, dan matanya terpejam cukup lama.Melihat kondisi seperti itu, Ricky langsung menyingkirkan para dokter yang menghalangi dan memanggil, “Yang Mulia!”Ratu perlahan membuka matanya dan menatap Ricky. Dia juga mengangguk untuk mengisyaratkan kalau dia mengerti. Setelah itu, Ratu menatap Juan dan mengatakan sesuatu meski tidak ada suara yang keluar. Namun dari gerakan bibirnya itu bisa terbaca kalau Ratu mengucapkan terima kasih kepadanya.Lantas Juan melepaskan tangann
“Yang Mulia!”Ricky bergegas membopong Ratu dan memerintahkan anak buahnya untuk membawa Ross pergi. Mulanya Ross bersikeras tidak mau pergi, tetapi ketika melihat rona wajah ibunya mulai tidak beres, amarahnya seketika mereda dan tidak berani berkata apa-apa lagi.Setelah Ross dibawa pergi, sang Ratu masih kesulitan bernapas. Kondisinya cukup parah sampai dia tidak bisa bicara sepatah kata pun dan rona wajahnya masih tak kunjung membaik juga. Ricky segera membawa sang Ratu kembali ke kamar dan memanggil dokter untuk melakukan pemeriksaan.Setelah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, dokter menggelengkan kepala dan berkata, “Tekanan darah Yang Mulia sekarang sangat tinggi, detak jantungnya juga terlalu cepat. Ini harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan tekanan darahnya.”“Kalau begitu cepat lakukan!”“Tapi kondisi badan Yang Mulia terlalu lemah. Dikhawatirkan ….” Si dokter di saat itu ragu apakah harus mengatakannya atau tidak, tetapi siapa pun yang mendengar mengerti maks
“Ross, kamu sudah dewasa, tapi kenapa hal sesimpel itu saja kamu masih nggak ngerti? Untuk melakukan hal besar sudah pasti butuh pengorbanan. Bahkan negara kita saja berdiri di atas ribuan mayat dan tulang dari pendahulu kita. Kamu sebagai pangeran kenapa masih mempertanyakan hal yang seharusnya kamu tahu? Pengorbanan yang kecil itu nggak seberapa dibandingkan pencapaian yang lebih besar lagi.”“Berarti kamu juga mengaku kalau kamu diam-diam menyetujui apa yang Fred lakukan?”“Jelas! Tapi aku nggak minta dia melakukan itu. Dia sendiri yang mau, aku cuma mengetahuinya saja.”Sang Ratu tidak merasa kalau dia bersalah. Jika pada saat itu dia menghentikan apa yang Fred lakukan, berarti Fred akan menyadari bahwa dia sudah tidak dipercayai lagi oleh sang Ratu. Dan jika itu terjadi, bagaimana mungkin Fred masih akan melakukan penelitian tentang kehidupan abadi dengan sepenuh hati?Berhubung sang Ratu masih ingin memanfaatkan Fred, maka dia harus memberikan Fred sedikit kebebasan dan keuntung