Yang masuk kali ini bukan dokter dan bukan juga Fred, melainkan ….Rainie?!Ketika bertemu dengan Rainie, awalnya Yuna keheranan. Akan tetapi Yuna menyadari Rainie juga sama-sama terkejut, yang berarti dia pun tidak tahu akan bertemu dengan Yuna di sini. Walau begitu, Rainie seketika memperlihatkan senyumannya yang memiliki maksud tersembunyi.“Hahaha, dunia ini memang sempat, ya!” katanya.“Kenapa kamu bisa ada di sini?!”“Kenapa? Memangnya nggak aku nggak boleh ada di sini? Kelihatannya kamu cukup menikmati tinggal di sini!”Rainie berjalan menghampiri Yuna dan duduk di atas kasur yang sama. Dia mengamati Yuna dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan matanya terhenti tepat di perut Yuna.“Eh, sudah bongkar muatan ya kamu!”Yuna, yang tidak suka dengan pemilihan kata Rainie membalas, “Mau apa kamu tanya-tanya?”“Mau apa? Hmmm, yang aku mau banyak banget! Tapi kamu nggak usah takut, aku nggak bakal melakukannya ke badan kamu. Kayaknya mereka habis melakukan pemeriksaan fisik, ya. Berar
Ditanya seperti itu membuat Rainie seketika tersentak. Dengan ringannya dia menepis itu dengan berkata, “Hmph, kamu keliru!”Mengakui kalau itu tidak berdampak terhadap perasaannya tentu adalah sebuah kebohongan , tetapi Rainie tidak mau menunjukkannya. Ucapan Yuna tak diragukan berhasil membuat lubuk hati Rainia yang paling dalam tersentuh. Itu membuat Rainie teringat kembali dengan masa kecilnya, di mana dia selalu diabaikan. Dia yang di masa lalu begitu gigih mencari perhatian orang tua, pada akhirnya tetap kalah dari Bella. Apalah artinya perasaan, hal itu sama sekali tidak sebanding di hadapan uang dan kekuasaan.“Simpan muka najismu itu. Kasih sayang orang tua apaan. Semua itu nggak ada apa-apanya di depan keuntungan duniawi,” ujar Rainie mendengus. “Sekarang kalau aku kasih kamu kesempatan untuk tetap hidup, tapi anakmu harus jadi bayarannya. Apa kamu mau?”“Jelas nggak mau!” jawab Yuna dengan mantap. “Memangnya kamu mau? Atau orang tua kamu mau mungkin?”“Apa hubungannya sama o
Di malam harinya, Brandon mendatangi sebuah sebuah private club yang cukup tersembunyi. Setelah melewati pengecekan yang sangat ketat, dia berhasil masuk ke dalam dan masuk ke sebuah ruangan yang dikhususkan untuk tamu VVVIP.Brandon tiba cukup awal dan melakukan segala persiapan. Ketika semuanya sudah hampir selesai, Edgar datang bersama dengan seorang pria asing berambut pirang. Edgar yang biasanya terlihat serius kali ini menunjukkan senyuman yang sudah lama tidak dia tunjukkan di depan orang lain. Seraya berbincang, dia juga mempersilakan pria berambut pirang itu untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.“Ross, ini Brandon. Orang yang pernah aku sebut=sebut itu! Dia ini pengusaha yang namanya sudah terkenal banget di sini. Oh ya, dia juga punya banyak cabang usaha di Yuraria.”“Pak Edgar terlalu memuji,” sahut Brandon. “Sungguh kehormatan Yang Mulia bersedia datang kemari. Yang Mulia boleh panggil aku dengan nama langsung.”“Brandon. Aku dengar kamu jago banget berbisnis. Kamu pasti s
“Masalah waktu memang agak susah diatur. Aku nggak bisa memberi jaminan apa-apa. Mau gimanapun juga, Fred tetap warga Yuraria, dan dia sudah membantu mamaku selama bertahun-tahun. Aku nggak bisa cuma mendengar dari sisi alian saja.”“Yang Mulia,” sahut Brandon dengan hormat karena ini sudah menyangkut urusan resmi, Brandon ingin menunjukkan rasa hormatnya terhadap masalah ini. “Kekhawatiranmu nggak ada yang salah, tapi eksperimen yang Fred jalani itu nggak cuma membahayakan istriku, tapi juga sang Ratu. Eksperimen yang sedang kita bahas ini nggak menjamin akan berhasil dan punya risiko yang tinggi. Yang Mulia harus tahu bahwa dengan melakukan eksperimen itu di negara ini, dia bisa ditahan. Tapi kami menghormati Yang Mulia dan juga sang Ratu, makanya kami nggak membawa isu ini ke publik.”“Ya! Kami nggak mengumumkan isu ini karena nggak mau masalahnya jadi terlalu besar. Hubungan negara kita berdua selama ini baik-baik saja. Nggak ada satu pun dari kita semua yang berharap dunia ini jad
“Ya, aku tahu itu, tapi justru karena aku temanmu, aku harus mengingatkan kamu sebagai teman, bukan sebagai rekan bisnis atau semacamnya. Tapi bagaimana kamu mau mengambil tindakan, itu kamu sendiri yang menentukan karena ini sudah menyangkut urusan keluarga. Kalau kamu butuh bantuan, aku dan Brandon sebagai teman pasti akan membantu.”“Ya, aku mengerti. Tapi hari ini kita ketemu sebagai teman, untuk bersenang-senang dan ngobrol bareng. Kita nggak perlu membahas tentang pekerjaan atau masalah serius lagi!” kata Ross.“Ya, betul itu!” kata Edgar seraya mengangkat gelasnya tinggi. “Sudah bertahun-tahun akhirnya kita bisa ketemu lagi. Aku benar-benar senang hari ini kita bisa berkumpul bersama! Semoga sisa perjalanan kamu di sini lancar!”“Terima kasih banyak, Edgar!”Brandon juga ikut menambahkan, “Semoga perjalananmu di sini berjalan lancar, Ross! Kalau butuh bantuan, nggak usah sungkan untuk cari aku. Aku pasti akan membantu sebisaku.”“Terima kasih, Brandon!”Setelah itu, Edgar sudah
“Aku mengerti perasaan kamu, tapi sekarang kita cuma bisa percaya saja sama Yuna,” ucap Edgar sembari mengeluh. “Oh ya, ada satu hal yang lupa aku kasih tahu ke kamu …. Rainie juga pergi ke kedutaan.”“Ternyata benar dia sudah tahu siapa orang yang ada di balik organisasi.”“Ya, kamu sendiri ada informasi baru apa? Apa sudah dapat bukti yang cukup kuat?”“Bukti sih ada, tapi … aku rasa dia punya alasannya sendiri.”Perasaan Brandon saat ini benar-benar kacau berantakan. Di satu sisi dia tidak senang karena lagi-lagi dikhianati, tetapi di sisi lain Brandon juga bersimpati kepadanya.“Ini bukan Brandon yang aku kenal!” kata Edgar.Ya, memang benar. Brandon sendiri pun sadar dia tidak sama seperti dirinya yang biasa. Dia yang dulu adalah orang yang tegas dan tidak pernah ragu-ragu dalam berbuat atau mengambil keputusan. Namun sekarang dia malah bimbang, bukan karena usia yang menua, tetapi karena pengalamannya selama ini yang memengaruhi pikirannya. Selama beberapa waktu ini dia khawatir
Tak lama kemudian anak buah Fred masuk ke dalam dan membawa Rainie pergi. Rainie merasa sudah menang dari Yuna dan melayangkan tatapan sinis seolah menantang Yuna.Fred yang melihat itu berpikir sungguh kekanak-kanakan seali Rainie. Apa Rainie pikir dia begitu penting hingga tak tergantikan oleh siapa pun? Tidak salah Fred memang membutuhkan orang, tetapi tidak separah itu sampai dia mau menerima siapa saja. Fred cukup tertarik dengan R20 yang Rainie jelaskan padanya, tetapi bukan berarti Fred harus mendapatkannya. Penelitian R20 masih sangat abstrak dan sudah pernah gagal beberapa kali. Rainie mengaku dia sudah berhasil merampungkannya, tetapi siapa yang tahu apakah itu benar.Melihat Yuna hanya diam saja di tempatnya, Fred jadi penasaran apa Yuna benar-benar sudah menerima nasibnya, atau hanya siasat saja? Fred sudah mengerahkan anak buahnya untuk memeriksa Yuna dan tidak menemukan benda apa pun, meski hanya perangkat kecil pun tidak ada. Fred juga sudah menghentikan semua obat-obata
Setelah urusan di lab bawah tanah itu selesai, Fred naik lagi dan menuju ke kamar di mana sang Ratu berada. Dia masuk sambil membawakan makanan.“Yang Mulia, silakan dinikmati makan malamnya!”“Sekarang waktunya aku makan malam atau au sudah harus pergi?” tanya sang Ratu dengan nada sarkastik sembari dia memutar kursi rodanya.“Yang Mulia jangan bilang begiut. Yang Mulia harus tetap makan supaya panang umur. Ini semua makan kesukaan Yang Mulia.”“Fred, jujur sama aku. Apa yang sebenarnya kamu mau?”“Yang Mulia, seperti yang selalu saya katakan berkali-kali, apa Yang Mulia masih nggak percaya? Apa pun yang saya lakukan adalah demi menyokong Yang Mulia mempertahankan Yuraria dan menjadi ratu yang agung. Yang Mulia jangan mau dibutakan oleh Yuna. Dia cuma mau pergi dari tempat ini.”“Tapi gimana kalau eksperimennya gagal? Kamu sendiri bahkan nggak bisa memastikan keberhasilannya.”“Nggak, saya yakin pasti berhasil. Sebelum ini kita sudah melakukan banyak eksperimen serupa. Nggak mungkin s
Rainie terlihat bicara apa adanya, dan mengejutkannya Fred pun tidak marah. Dia hanya mengangguk sebagai tanggapan dan meminta Rainie untuk keluar bersamanya.“Soal obat menghilang itu nggak perlu terburu-buru. Aku tahu itu pasti butuh waktu yang lumayan lama, aku cuma mau kamu kerja yang serius saja,” katanya seraya menaruh satu tangannya di atas bahu Rainie. Lalu seraya menekan tangannya, dia berkata dengan suara lirih, “Sekarang aku punya satu tugas penting untuk kamu. Kalau kamu bisa menyelesaikan tugas ini, aku bisa kasih kamu kebebasan untuk melakukan eksperimen apa pun yang kamu mau di lab ini!”“Maksud Pak Fred … hipnotis?”“Betul. Yang ini lebih penting, aku mau selesai secepat mungkin! Kalau malam ini apa bisa selesai?”“.…”Rainie tidak bisa memberi kepastian. Untuk menghipnotis Shane saja, Rainie harus mengerahkan usaha yang tidak sedikit. Dan hipnotisnya terhadap Shane bisa berhasil karena Rainie tahu kepribadian Shane seperti apa. Namun untuk melakukan hipnotis kepada ora
Fred sungguh tidak percaya. Dia membuka matanya lebar-lebar, berpikir apa jangan-jangan otaknya yang justru bermasalah. Dia sudah menyusun rencananya dengan baik agar Ross pergi dari tempat ini. Setidaknya itu akan memberikan waktu baginya untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada di sini. Namun hasil akhirnya malah Fred sendiri yang disuruh pergi, dan justru apa yang Ross katakan dirasa lebih masuk akal. “Pangeran Ross, itu juga sudah saya pertimbangkan sebenarnya. Tapi ….”“Oh, ternyata kamu sendiri memang mau pergi, ya! Sudah kuduga kamu memang yang paling setia. Sepertinya rumor-rumor yang ada di luar sana nggak benar. Kebetulan, ini bisa jadi kesempatan yang bagus untuk membuktikan kesetiaan amu. Fred, kalau memang kamu sendiri mau pergi, ya pergilah! Di sini biar aku yang urus, kamu nggak perlu khawatir! Nanti aku juga kirim dua orang pengawal untuk kamu. Kujamin kamu pasti baik-baik saja. Aku mewakili mamaku dan segenap rakyat Yuraria mengucapkan terima kasih banyak untukmu!”“.…”
“Oh, sudah pasti nggak akan ada yang menyalahkan aku, karena aku tahu siapa orang yang lebih pas daripada aku!”“Siapa itu?” tanya Fred. Melihat senyuman yang mencurigakan dari Ross membuat Fred merasa tidak nyaman, dia lantas melanjutkan, “Tapi siapa pun itu, nggak ada yang lebih pas dari Pangeran! Karena Pangeran ….”Namun sayang sekali, sebelum Fred selesai berbicara, atau lebih tepatnya Ross emmang tidak memberikan kesempatan bagi Fred untuk berbicara, dia disela.“Fred!”“Eh …? Ada apa, Pangeran?”“Kamu orangnya!” kata Ross tersenyum seraya perlahan mendekatinya. “Kamu orang yang paling dipercaya sama mamaku, jadi cuma ucapanmu yang bisa membujuknya. Kamu juga yang paling mengerti dia, jadi kurasa nggak ada orang lain yang paling cocok selain kamu! Nggak ada yang berharap jadi seperti ini, dan aku yakin kamu pasti sangat mengkhawatirkan dia. Bukankah begitu, Fred?”Seketika itu Fred langsung tak bisa berkata-kata dan syok ketika ditanya balik oleh Ross. Sebenarnya Ross hanya mengg
“Kalau begitu coba kamu kasih tahu gimana caranya aku bisa cari mamaku?”“Seperti yang saya bilang tadi, lebih baik kita cari beberapa orang saja yang memang bisa dipercaya untuk melakukan pencarian secara diam-diam. Sebaiknya orang yang punya hubungan dekat yang bisa membujuk beliau. Kalau nggak, meskipun ketemu, belum tentu Yang Mulia mau pulang.”Ross mengangguk sembari mendengarkan Fred. “Oke, kita ikuti apa saranmu. Tapi kayaknya orang yang cocok dengan kriteria tadi cuma aku saja, ya?”“Pangeran? Benar juga! Memang cuma Pangeran Ross yang paling cocok untuk itu. Tapi Pangeran bilang di sini cuma beberapa hari saja. Sekarang waktunya sudah nggak banyak. Kalau kita umumkan Pangeran sudah pulang ke Yuraria, mereka pasti nggak akan tahu. Dengan begitu Pangeran bisa mencari Yang Mulia secara diam-diam dengan lebih leluasa. Dan andaikan Yang Mulia sudah ketemu, pastinya cuma Pangeran yang bisa membujuk. Kalau nggak bisa juga, mau nggak mau Pangeran membawa Yang Mulia pulang dengan paks
“Saya tahu Pangeran pasti marah besar sama saya, tapi sekarang yang paling penting adalah keselamatan Yang Mulia. Kita harus mencari tahu keberadaan beliau secepatnya. Apabila Yang Mulia sudah kembali dengan selamat, saya rela dihukum seperti apa pun. Saya mengakui ini kelalaian saya.”“Oke, coba kasih tahu aku gimana caranya kita cari mamaku?” tanya Ross dengan tenang dan tatapan dingin.“Menurut saya cara terbaik adalah dengan melakukan pencarian menyeluruh di sekitar kota ini.”“Jadi kamu mau aku meminta bantuan dari pemerintah setempat?”“Tentu saja nggak! Masalah ini nggak boleh sampai diketahui sama pihak pemerintah sini. Justru makin sedikit orang yang tahu, makin bagus.”“Fred, kamu anggap tempat ini apa? Apa kamu pikir ini negara kita sendiri? Kamu pikir negara ini akan membiarkan kamu melakukan apa pun yang kamu mau?” tanya Ross sembari memukul meja dengan keras.Fred terkejut, tetapi dia tetap memberanikan diri melanjutkan, “Pangeran Ross, saya tahu ini agak memaksa, tapi co
“Sebenarnya, saya ada kabar tentang sang Ratu.”Satu kalimat itu cukup untuk membuat Ross tersentak dan langsung duduk tegak. Lantas, dengan raut wajah serius dia menatap Fred dan bertanya padanya, “Kamu menerima kabar tentang mamaku?”“Ya. Yang Mulia sempat datang ke sini, dan sebelum beliau pergi, beliau pernah bilang tempat yang mau dia tuju. Tapi ….”“Kamu tahu di mana dia? Fred, kamu benar-benar berani, ya. Tadi kamu bilang nggak tahu, dan sekarang kamu bilang kamu tahu?”“Maafkan saya, Pangeran, tapi saya terpaksa. Yang Mulia sendiri yang meminta saya untuk jangan bilang ke orang lain.”“Jadi maksudmu, mamaku menyuruh kamu untuk jangan kasih tahu aku di mana dia berada?”Seketika mendengar itu, Ross terlihat lebih rileks dan bersandar ke belakang. Namun dia tetap memperhatikan gelagat Fred dengan saksama seakan sedang menimbang-nimbang apakah Fred lagi-lagi membohonginya atau tidak.“Ya,” jawab Fred. “Sebelum pergi, beliau bilang nggak mau ada siapa pun yang tahu. Dan sejak belia
Fred keluar dari kamar Yuna dengan suasana hati yang kacau. Sambil marah-marah, dia pun meluncur ke kamar sang Ratu. Namun saat sudah hampir sampai, dia berubah pikiran dan membalikkan badan. Dia sudah mengutus anak buahnya untuk mengawasi Ross, tetapi dia masih tidak tenang. Dia pikir akan lebih baik tahan dulu sampai Ross pergi, atau dia yang dalam masalah kalau sampai ketahuan telah mengurung sang Ratu di sini.Jujur saja, Fred akan menang jika dia menghadapi Ross secara langsung, tetapi itu hanya akan membuat lebih banyak masalah yang tidak perlu. Maka itu Fred langsung pergi menghampiri Ross. Fred mula-mula berkomunikasi dengan anak buah yang dia tugaskan untuk memantau Ross. Dari situ dia mengetahui dari tadi Ross terus berada di dalam sepanjang waktu.Fred mengetuk pintu, tetapi dia sedikit panik ketika tidak mendapat jawaban. Itu membuatnya teringat dengan apa yang terjadi pada Yuna barusan.“Yang Mulia Pangeran Ross, ini Fred. Ada yang mau saya bicarakan.”Namun masih juga tid
“Aku nggak peduli. Pokoknya apa pun caranya. Dia nggak boleh sampai mati. Terserah kamu mau pakai cara apa, aku mau dia bisa hidup lagi. Kalau gagal, kalian semua yang ikut mati!”Fred tidak sedang bercanda atau mengancam. Dia benar-benar akan membunuh mereka semua jika Yuna mati. Mereka sudah tidak ada gunanya lagi jika Yuna tiada. Sejak awal mereka memang ditugaskan untuk memastikan kesehatan sang Ratu dan Yuna, menjamin agar tubuh kedua orang ini terus berada di kondisi prima.Fred ingin yang terbaik. Karena hanya dengan kondisi terbaik yang bisa melahirkan hasil yang paling baik, dan juga menghasilkan referensi yang paling baik pula. Kesuksesan sudah di depan mata, tetapi sekarang dokter malah mengatakan Yuna akan mati sebentar lagi? Fred tentu saja tidak bisa menerimanya. Yuna yang kemarin masih baik-baik saja dan terus berada di bawah pengawasan yang sangat ketat kenapa bisa tiba-tiba sekarat?“Kemarin apa yang dia makan?” tanya Fred kepada orang yang berjaga.“Dia nggak ada maka
Namun, apa pun yang terjadi tidak ada balasan dari Yuna. Bahkan ketika Fred mendorongnya dengan tongkat pun dia tetap tidak bergerak. Fred sengaja menusuk permukaan kulit Yuna dengan ujung tongkatnya yang runcing. Itu akan memberikan rasa sakit tetapi tidak sampai melukainya. Fred sengaja melakukan itu untuk melihat apakah Yuna masih akan terus berpura-pura atau tidak. Namun Yuna masih tidak bergerak dan membuat Fred panik bukan main.“Yuna! Yuna?!”Merasa ini bukan lagi pura-pura tetapi benar-benar pingsan, Fred langsung memanggil dokter.“Cepat periksa, gimana kondisinya? Apa dia sudah mati?” kata Fred dengan panik seraya menunjuk Yuna yang tengah berbaring di kasurnya.Fred bukannya taut Yuna mati. Dia ingin Yuna mati, tapi tidak sekarang karena Yuna masih memiliki banyak kegunaan yang bisa dia manfaatkan. Dengan kata lain, meski tubuh Yuna tidak bisa dipakai lagi, setidaknya Fred bisa memastikan apakah R10 benar-benar berhasil atau tidak. Kalaupun gagal, minimal ada pengalaman yang