Setelah urusan di lab bawah tanah itu selesai, Fred naik lagi dan menuju ke kamar di mana sang Ratu berada. Dia masuk sambil membawakan makanan.“Yang Mulia, silakan dinikmati makan malamnya!”“Sekarang waktunya aku makan malam atau au sudah harus pergi?” tanya sang Ratu dengan nada sarkastik sembari dia memutar kursi rodanya.“Yang Mulia jangan bilang begiut. Yang Mulia harus tetap makan supaya panang umur. Ini semua makan kesukaan Yang Mulia.”“Fred, jujur sama aku. Apa yang sebenarnya kamu mau?”“Yang Mulia, seperti yang selalu saya katakan berkali-kali, apa Yang Mulia masih nggak percaya? Apa pun yang saya lakukan adalah demi menyokong Yang Mulia mempertahankan Yuraria dan menjadi ratu yang agung. Yang Mulia jangan mau dibutakan oleh Yuna. Dia cuma mau pergi dari tempat ini.”“Tapi gimana kalau eksperimennya gagal? Kamu sendiri bahkan nggak bisa memastikan keberhasilannya.”“Nggak, saya yakin pasti berhasil. Sebelum ini kita sudah melakukan banyak eksperimen serupa. Nggak mungkin s
Sang Ratu sudah selesai makan dan menaruh pisau garpunya di atas meja. Di usianya yang senja ini dia sudah tidak bisa makan terlalu banyak, atas lambungnya akan merasa tidak nyaman. Dia menoleh Fred dan bertanya kepadanya, “Menurut kamu gimana? Kamu berharap tujuan di datang ke sini apa?”“Ratuku yang tersayang, pangeran kita sudah bukan anak kecil umur tiga tahun lagi. Mana mungkin dia melakukan apa yang saya harapkan. Tapi satu hal yang saya yakin, dia pasti nggak akan sependapat dengan Yang Mulia.”“Dia anak kandungku, kalau dia nggak sependapat denganku, masa dia sependapat denganmu?”“Yang Mulia salah paham. Justru kita berdua ada di sisi yang sama!” kata Fred.“Fred, kamu bercanda? Kalau iya, bercandaanmu itu lumayan lucu.”“Ratuku yang pintar, jangan terus berpura-pura dan menipu diri sendiri. Nggak ada seorang pun yang lebih tahu dari Yang Mulia, bahwa semua anak-anak Yang Mulia nggak berharap Anda panjang umur. Mereka semua berharap bisa secepat mungkin menggantikan posisi Yan
Dengan panik Fred segera menekan tombol lift dan menunggu dengan cemas. Ross tidak memiliki wewenang yang terlalu besar, tetapi bagaimanapun juga dia tetaplah pangeran dan banyak mendapat dukungan dari abdi istana lainnya.Tak lama kemudian lift pun tiba. Mereka langsung menuju ke lantai di mana ruang kerja Fred berada. Dia mempersilakan Ross untuk keluar dari lift terlebih dahulu dan berjalan di belakangnya.“Di mana kantormu?” tanya Ross.“Sebelah sini, silakan masuk, Pangeran Ross!”Fred membungkuk dan membukakan pintu ruang kerjanya. Benar seperti yang Fred bilang, ruang kerjanya dipenuhi dengan berbagai macam tumpukan barang. Mejanya sudah penuh dengan tumpukan dokumen bahkan sampai berceceran ke lantai. Di sisi lain juga ada beberapa barang yang diletakkan begitu saja. Komputernya masih menyala, dan tepat di saat itu juga telepon sedang berdering.“Silakan Pangeran Ross lihat sendiri,” kata Fred tersenyum, dia lantas berlari ke telepon dan berkata kepada Pangeran, “Pangeran mohon
“Oh, nggak. Bukan begitu maksud saya! Saya cuma takut Pangeran mendengar desas-desus yang nggak benar di luar dan malah berpengaruh ke hubungan Pangeran dengan Yang Mulia!” bantah Fred.“Hubunganku dengan mamaku nggak akan terpengaruh cuma dengan rumor yang belum jelas kebenarannya. Jadi tadi kamu bilang mamaku sepat datang ke sini tapi pergi lagi, dan sekarang kamu nggak tahu dia lagi ada di mana, begitu?”“Iya, betul! Betul apa yang Pangeran bilang!”“Memangnya dari beberapa hari terakhir kamu nggak ada kontak sama mamaku? Apa tugas kamu itu nggak perlu dilaporkan ke dia?” Ross bertanya seraya mengambil setumpukan dokumen yang ada di atas meja dan membantingnya sampai menimbulkan suara yang cukup keras.“Mungkin Pangeran nggak tahu, tapi sejak beberapa hari terakhir ini Yang Mulia lagi kurang bagus suasana hatinya. Beliau nggak mau ada orang lain selain perawatnya yang mengganggu. Jadi tugas-tugas ini cuma saya kirim ke HP beliau. Nanti beliau sendiri yang lihat kalau sudah sempat. K
Malam hari di kediaman Brandon, tiba-tiba Liman datang seorang diri. Dia membangunkan Brandon, Shane, dan juga Chermiko dari tidur merea dan berkumpul di satu ruangan yang sama. Dengan wajah serius dia membawa sebuah koper di tangannya.“Pak Liman ada apa malam-malam begini datang tiba-tiba? Memangnya Pak Liman sendiri nggak tidur?” tanya Chermiko seraya menguap.“Ini penting banget!” sahut Liman dengan serius, dia lalu melihat sekelilingnya dan berkata kepada Brandon. “Apa kamar ini aman untuk kita bicara?”“Pak Liman nggak perlu khawatir!” kata Brandon. “Kamar ini dilengkapi bahan khusus yang kedap suara. Orang luar nggak mungkin bisa menguping.”“Bagus kalau begitu! Apa yang bakal aku kasih tahu ke kalian ini sangat penting dan harus dijaga kerahasiaannya, jadi aku mau kalian semua fokus. Sehabis dengar apa yang aku bilang, aku mau kalian tutup mulut. Jangan sampai kalian bilang ke orang lain, mengerti?”Mendengar itu, Chermiko yang tadinya masih ngantuk langsung bersemangat. “Meman
Berbeda dengan gaya Liman yang biasa, kali ini dia terlihat lebih serius lagi. Dia tidak seperti sedang bercanda. Brandon, Shane, dan Chermiko pun saling bertukar pandang tanpa berkomentar apa-apa.Selama ini tidak ada yang membicarakan hal itu, tetapi mereka pada dasarnya sudah yakin kalau tak kasat mata itu adalah hal yang mustahil. Namun memang mereka masih belum mengetahui bagaimana caranya Rainie bisa menghilang dari pengawasan mereka. Dan sekarang tiba-tiba saja Liman datang membawakan bukti keras bahwa obat yang bisa membuat Rainie menghilang itu benar-benar ada!Kalau benda itu benar-benar ada, akan jadi sekacau apa dunia ini? Pasti akan ada banyak orang yang menginginkan obat itu untuk melakukan kejahatan.“Nggak, itu nggak mungkin! Di dunia ini mana ada obat semacam itu!” kata Shane.“Aku tahu ini memang nggak masuk akal, tapi kita harus percaya nggak ada yang mustahil. Ilmu pengetahuan terus berkembang, pengetahuan kita juga harus menembus batas. Ada obat yang bisa mempercep
Setelah datang secara mendadak dan menceritakan semua yang dia tahu, Liman langsung pergi meninggalkan mereka. Mereka bertiga masih duduk di sana membahas tentang apa yang Liman sampaikan tadi, meski begitu mereka masih belum bisa menarik kesimpulan. Hanya saja apabila benar manusia tak kasat mata itu ada, mencari Rainie sama seperti mencari jarum di tumpukan jerami.Begitu langit mulai terang, Chermiko sudah tidak kuat lagi dan kembali tidur. Shane juga mau kembali ke kamarnya untuk beristirahat, dan mereka bertiga pun kembali ke kamar masing-masing.Tak lama setelah mereka berpisah, pintu kamar Chermiko terbuka perlahan. Chermiko berdiri di tengah lorong untuk beberapa saat, kemudian dia pergi ke kamar Brandon dan mengetuk pintunya. Brandon sudah menduga Chermiko akan datang kepadanya. Dia menyuruh Chermiko untuk masuk dan tidak bersuara keras, lalu memastikan sekelilingnya tidak ada orang sebelum menutup pintu.Di dalam mereka pun masih tidak berbicara. Brandon mempersilakan Chermik
Saat itu Rainie sedang terpuruk. Dia masih baik-baik saja ketika ditahan di rumah Brandon karena dia masih bisa merencanakan bagaimana akan kabur. Namun di sini, dia merasa sangat tidak berdaya karena tidak tahu apakah dia akan dianggap penting lagi oleh organisasi, dan tidak tahu kapan Fred akan menggunakannya. Yang bisa Rainie lakukan hanyalah menunggu, dan menunggu, padahal dia ingin sekali melihat langsung eksperimen R10 yang Yuna kerjakan.Rainie sangat terpukau ketika dia pertama kali mengetahui tentang konsep R10 sewaktu masih bekerja di lab. Dia sangat tergoda dengan prospek yang R10 bawakan kepada nasib umat manusia. Kehidupan abadi? Itu adalah topik abadi yang tak pernah gagal menggoda siapa pun. Jika eksperimen R10 sukses, maka umat manusia akan mengalami kemajuan terbesar sepanjang sejarah! Sekalipun eksperimen itu bukan buatannya sendiri, Rainie tidak keberatan bisa menyaksikan langsung dengan mata kepalanya sendiri.Tentu, dia juga tahu risikonya tak kalah besar. Dia suda
Rainie terlihat bicara apa adanya, dan mengejutkannya Fred pun tidak marah. Dia hanya mengangguk sebagai tanggapan dan meminta Rainie untuk keluar bersamanya.“Soal obat menghilang itu nggak perlu terburu-buru. Aku tahu itu pasti butuh waktu yang lumayan lama, aku cuma mau kamu kerja yang serius saja,” katanya seraya menaruh satu tangannya di atas bahu Rainie. Lalu seraya menekan tangannya, dia berkata dengan suara lirih, “Sekarang aku punya satu tugas penting untuk kamu. Kalau kamu bisa menyelesaikan tugas ini, aku bisa kasih kamu kebebasan untuk melakukan eksperimen apa pun yang kamu mau di lab ini!”“Maksud Pak Fred … hipnotis?”“Betul. Yang ini lebih penting, aku mau selesai secepat mungkin! Kalau malam ini apa bisa selesai?”“.…”Rainie tidak bisa memberi kepastian. Untuk menghipnotis Shane saja, Rainie harus mengerahkan usaha yang tidak sedikit. Dan hipnotisnya terhadap Shane bisa berhasil karena Rainie tahu kepribadian Shane seperti apa. Namun untuk melakukan hipnotis kepada ora
Fred sungguh tidak percaya. Dia membuka matanya lebar-lebar, berpikir apa jangan-jangan otaknya yang justru bermasalah. Dia sudah menyusun rencananya dengan baik agar Ross pergi dari tempat ini. Setidaknya itu akan memberikan waktu baginya untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada di sini. Namun hasil akhirnya malah Fred sendiri yang disuruh pergi, dan justru apa yang Ross katakan dirasa lebih masuk akal. “Pangeran Ross, itu juga sudah saya pertimbangkan sebenarnya. Tapi ….”“Oh, ternyata kamu sendiri memang mau pergi, ya! Sudah kuduga kamu memang yang paling setia. Sepertinya rumor-rumor yang ada di luar sana nggak benar. Kebetulan, ini bisa jadi kesempatan yang bagus untuk membuktikan kesetiaan amu. Fred, kalau memang kamu sendiri mau pergi, ya pergilah! Di sini biar aku yang urus, kamu nggak perlu khawatir! Nanti aku juga kirim dua orang pengawal untuk kamu. Kujamin kamu pasti baik-baik saja. Aku mewakili mamaku dan segenap rakyat Yuraria mengucapkan terima kasih banyak untukmu!”“.…”
“Oh, sudah pasti nggak akan ada yang menyalahkan aku, karena aku tahu siapa orang yang lebih pas daripada aku!”“Siapa itu?” tanya Fred. Melihat senyuman yang mencurigakan dari Ross membuat Fred merasa tidak nyaman, dia lantas melanjutkan, “Tapi siapa pun itu, nggak ada yang lebih pas dari Pangeran! Karena Pangeran ….”Namun sayang sekali, sebelum Fred selesai berbicara, atau lebih tepatnya Ross emmang tidak memberikan kesempatan bagi Fred untuk berbicara, dia disela.“Fred!”“Eh …? Ada apa, Pangeran?”“Kamu orangnya!” kata Ross tersenyum seraya perlahan mendekatinya. “Kamu orang yang paling dipercaya sama mamaku, jadi cuma ucapanmu yang bisa membujuknya. Kamu juga yang paling mengerti dia, jadi kurasa nggak ada orang lain yang paling cocok selain kamu! Nggak ada yang berharap jadi seperti ini, dan aku yakin kamu pasti sangat mengkhawatirkan dia. Bukankah begitu, Fred?”Seketika itu Fred langsung tak bisa berkata-kata dan syok ketika ditanya balik oleh Ross. Sebenarnya Ross hanya mengg
“Kalau begitu coba kamu kasih tahu gimana caranya aku bisa cari mamaku?”“Seperti yang saya bilang tadi, lebih baik kita cari beberapa orang saja yang memang bisa dipercaya untuk melakukan pencarian secara diam-diam. Sebaiknya orang yang punya hubungan dekat yang bisa membujuk beliau. Kalau nggak, meskipun ketemu, belum tentu Yang Mulia mau pulang.”Ross mengangguk sembari mendengarkan Fred. “Oke, kita ikuti apa saranmu. Tapi kayaknya orang yang cocok dengan kriteria tadi cuma aku saja, ya?”“Pangeran? Benar juga! Memang cuma Pangeran Ross yang paling cocok untuk itu. Tapi Pangeran bilang di sini cuma beberapa hari saja. Sekarang waktunya sudah nggak banyak. Kalau kita umumkan Pangeran sudah pulang ke Yuraria, mereka pasti nggak akan tahu. Dengan begitu Pangeran bisa mencari Yang Mulia secara diam-diam dengan lebih leluasa. Dan andaikan Yang Mulia sudah ketemu, pastinya cuma Pangeran yang bisa membujuk. Kalau nggak bisa juga, mau nggak mau Pangeran membawa Yang Mulia pulang dengan paks
“Saya tahu Pangeran pasti marah besar sama saya, tapi sekarang yang paling penting adalah keselamatan Yang Mulia. Kita harus mencari tahu keberadaan beliau secepatnya. Apabila Yang Mulia sudah kembali dengan selamat, saya rela dihukum seperti apa pun. Saya mengakui ini kelalaian saya.”“Oke, coba kasih tahu aku gimana caranya kita cari mamaku?” tanya Ross dengan tenang dan tatapan dingin.“Menurut saya cara terbaik adalah dengan melakukan pencarian menyeluruh di sekitar kota ini.”“Jadi kamu mau aku meminta bantuan dari pemerintah setempat?”“Tentu saja nggak! Masalah ini nggak boleh sampai diketahui sama pihak pemerintah sini. Justru makin sedikit orang yang tahu, makin bagus.”“Fred, kamu anggap tempat ini apa? Apa kamu pikir ini negara kita sendiri? Kamu pikir negara ini akan membiarkan kamu melakukan apa pun yang kamu mau?” tanya Ross sembari memukul meja dengan keras.Fred terkejut, tetapi dia tetap memberanikan diri melanjutkan, “Pangeran Ross, saya tahu ini agak memaksa, tapi co
“Sebenarnya, saya ada kabar tentang sang Ratu.”Satu kalimat itu cukup untuk membuat Ross tersentak dan langsung duduk tegak. Lantas, dengan raut wajah serius dia menatap Fred dan bertanya padanya, “Kamu menerima kabar tentang mamaku?”“Ya. Yang Mulia sempat datang ke sini, dan sebelum beliau pergi, beliau pernah bilang tempat yang mau dia tuju. Tapi ….”“Kamu tahu di mana dia? Fred, kamu benar-benar berani, ya. Tadi kamu bilang nggak tahu, dan sekarang kamu bilang kamu tahu?”“Maafkan saya, Pangeran, tapi saya terpaksa. Yang Mulia sendiri yang meminta saya untuk jangan bilang ke orang lain.”“Jadi maksudmu, mamaku menyuruh kamu untuk jangan kasih tahu aku di mana dia berada?”Seketika mendengar itu, Ross terlihat lebih rileks dan bersandar ke belakang. Namun dia tetap memperhatikan gelagat Fred dengan saksama seakan sedang menimbang-nimbang apakah Fred lagi-lagi membohonginya atau tidak.“Ya,” jawab Fred. “Sebelum pergi, beliau bilang nggak mau ada siapa pun yang tahu. Dan sejak belia
Fred keluar dari kamar Yuna dengan suasana hati yang kacau. Sambil marah-marah, dia pun meluncur ke kamar sang Ratu. Namun saat sudah hampir sampai, dia berubah pikiran dan membalikkan badan. Dia sudah mengutus anak buahnya untuk mengawasi Ross, tetapi dia masih tidak tenang. Dia pikir akan lebih baik tahan dulu sampai Ross pergi, atau dia yang dalam masalah kalau sampai ketahuan telah mengurung sang Ratu di sini.Jujur saja, Fred akan menang jika dia menghadapi Ross secara langsung, tetapi itu hanya akan membuat lebih banyak masalah yang tidak perlu. Maka itu Fred langsung pergi menghampiri Ross. Fred mula-mula berkomunikasi dengan anak buah yang dia tugaskan untuk memantau Ross. Dari situ dia mengetahui dari tadi Ross terus berada di dalam sepanjang waktu.Fred mengetuk pintu, tetapi dia sedikit panik ketika tidak mendapat jawaban. Itu membuatnya teringat dengan apa yang terjadi pada Yuna barusan.“Yang Mulia Pangeran Ross, ini Fred. Ada yang mau saya bicarakan.”Namun masih juga tid
“Aku nggak peduli. Pokoknya apa pun caranya. Dia nggak boleh sampai mati. Terserah kamu mau pakai cara apa, aku mau dia bisa hidup lagi. Kalau gagal, kalian semua yang ikut mati!”Fred tidak sedang bercanda atau mengancam. Dia benar-benar akan membunuh mereka semua jika Yuna mati. Mereka sudah tidak ada gunanya lagi jika Yuna tiada. Sejak awal mereka memang ditugaskan untuk memastikan kesehatan sang Ratu dan Yuna, menjamin agar tubuh kedua orang ini terus berada di kondisi prima.Fred ingin yang terbaik. Karena hanya dengan kondisi terbaik yang bisa melahirkan hasil yang paling baik, dan juga menghasilkan referensi yang paling baik pula. Kesuksesan sudah di depan mata, tetapi sekarang dokter malah mengatakan Yuna akan mati sebentar lagi? Fred tentu saja tidak bisa menerimanya. Yuna yang kemarin masih baik-baik saja dan terus berada di bawah pengawasan yang sangat ketat kenapa bisa tiba-tiba sekarat?“Kemarin apa yang dia makan?” tanya Fred kepada orang yang berjaga.“Dia nggak ada maka
Namun, apa pun yang terjadi tidak ada balasan dari Yuna. Bahkan ketika Fred mendorongnya dengan tongkat pun dia tetap tidak bergerak. Fred sengaja menusuk permukaan kulit Yuna dengan ujung tongkatnya yang runcing. Itu akan memberikan rasa sakit tetapi tidak sampai melukainya. Fred sengaja melakukan itu untuk melihat apakah Yuna masih akan terus berpura-pura atau tidak. Namun Yuna masih tidak bergerak dan membuat Fred panik bukan main.“Yuna! Yuna?!”Merasa ini bukan lagi pura-pura tetapi benar-benar pingsan, Fred langsung memanggil dokter.“Cepat periksa, gimana kondisinya? Apa dia sudah mati?” kata Fred dengan panik seraya menunjuk Yuna yang tengah berbaring di kasurnya.Fred bukannya taut Yuna mati. Dia ingin Yuna mati, tapi tidak sekarang karena Yuna masih memiliki banyak kegunaan yang bisa dia manfaatkan. Dengan kata lain, meski tubuh Yuna tidak bisa dipakai lagi, setidaknya Fred bisa memastikan apakah R10 benar-benar berhasil atau tidak. Kalaupun gagal, minimal ada pengalaman yang