“Fred, bukan cuma sehari dua hari saja kamu bekerja untukku. Kenapa kamu masih bisa seceroboh itu?” tanya sang Ratu.“Maafkan saya, Yang Mulia! Kali ini murni kelalaian saya, tapi kalau saya nggak membersihkannya tepat waktu, mereka ….”“Apa kamu nggak bisa menggantikan mereka?” tanya sang Ratu sambil tersenyum, tetapi nadanya berbicara memberikan firasat yang buruk bagi Fred.“Yang Mulia ….”“Apa kamu nggak tahu sekarang negara-negara tegangga sudah mulai mengatakan hal-hal yang kurang baik tentang Yuraria? Bahkan ada yang bilang wabah yang terjadi beberapa waktu lalu di Asia Selatan itu asalnya dari negara kita.”Sorot mata sang Ratu sudah tidak secerah dulu, tetapi ketika sedang berhadapan dengan rakyatnya, dia tetap mampu memberikan kesan yang kuat dan mengintimidasi lawan bicaranya, sampai-sampai membuat Fred merinding dan berkeringat dingin.“Siapa yang bilang begitu? Biar saya yang bungkam mereka. Yang Mulia jangan khawatir, biar saya yang tangani,” Fred menjawab.“Nggak, Fred!
Dulu Fred dengan mudahnya mengelak dari sang Ratu, tetapi kali ini apa pun yang dia katakan tidak ada gunanya. Sang Ratu terus mencecarnya dengan pertanyaan yang tak ada habisnya.“Baiklah, Yang Mulia. Nggak ada lagi yang bisa saya tutupi. Lagi pula sudah sampai sejauh ini juga, sudah sewajarnya Yang Mulia tahu. Laboratorium itu awalnya cuma studio kecil. Yang Mulai tentu sudah tahu eksperimen R10 itu saya jalankan demi Yang Mulia. Proyek itu dinamakan R10 berdasarkan kode urut. Sebelum itu sudah banyak eksperimen yang berjalan, dan R10 itu adalah eksperimen yang kesepuluh.”“Berarti sebelum itu sudah ada sembilan eksperimen yang berjalan?”“Ya,” angguk Fred.“Yang sembilan itu jadi gimana hasilnya? Apa masih berjalan?”Fred menatap mata sang Ratu seakan sedang memilah jawaban yang dia berikan. Beberapa detik kemudian dia pun mengangguk, “Masih!”Sang Ratu bisa berada di sini menanyakan Fred berarti dia sudah mengetahui cukup banyak hal, tetapi seberapa banyak yang dia tahu, Fred tidak
“Ya … saya tahu.”“Kamu tahu?! Kamu tahu tapi kamu nggak menyesal dan malah masih melanjutkan eksperimennya? Selama ini kamu tahu tapi nggak pernah kasih tahu aku. Kalau bukan aku sendiri yang tahu, mau sampai kapan kamu terus menutupinya?! Fred, sebenarnya apa, sih, yang mau kamu lakukan?!”Di akhir kalimat, sang Ratu sudah mulai terisak. Matanya juga mulai berair. Dia sungguh merasa sedih dan kecewa dengan Fred. Begitu banyak orang yang mengira kalau wabah itu adalah bencana alam, tetapi tentu ada juga sebagian orang yang menganggap kalau itu adalah buatan manusia. Sang Ratu sendiri dulu pun sempat curiga kalau wabah itu adalah hasil ulah manusia, tetapi dia tidak pernah berpikir kalau wabah itu ternyata berasal dari negaranya sendiri, dan dilakukan oleh orang yang paling dia percaya.Meski saat ini tampaknya sudah ditaklukkan sepenuhnya, wabah tersebut telah menewaskan banyak orang dan menyisakan gejala yang akan mereka bawa sampai mati. Banyak yang kehilangan keluarga dan teman aki
Seketika itu para pengawal setia sang Ratu berdatangan masuk.“Yang Mulia sudah lelah, badannya sedang kurang enak dan butuh istirahat,” kata Fred. “Tolong antar Yang Mulia ke kamarnya, jangan ada yang mengganggu.”“Beraninya kamu!” bentak sang Ratu. “Kalian semua jangan ada yang menyentuhku!”“Namun Fred hanya melambaikan tangannya dan berkata, “Yang Mulia sudah tua dan mulai suka berhalusinasi. Nggak usah terlalu dipikirkan apa katanya, tetap prioritaskan kesehatan Yang Mulia.”Lantas Fred meminta para pengawal itu untuk segera mengantar ratu mereka ke kamar untuk beristirahat.“Fred! Sudah gila kamu! Berani-beraninya kamu berbuat lancang padaku! Fred, aku ini ratumu! Kalian semua stop! Berhenti sekarang juga! Apa kalian semua juga mau memberontak?! jadi kalian semua juga bersekongkol?”“Nggak sampai sejauh itu, Yang Mulia,” kata Fred tersenyum seiring dia melihat ratunya perlahan menjauh. “Tapi, Yang Mulia sudah terlalu tua sampai nggak bisa lagi untuk memimpin negara. Sudah tua leb
Entah karena ledekan Yuna memadamkan amarahnya atau memang karena teringat sesuatu, sang Ratu tidak marah lagi, tetapi wajahnya jadi terlihat datar tanpa ekspresi.“Aku nggak menyanga malah jadi begini!” ujar sang Ratu ketus.“Bukannya nggak disangka, tapi kamu saja yang nggak mau percaya,” balas Yuna. “Dia sudah bertahun-tahun mengabdi sama kamu, dan kamu juga percaya banget sama dia. Pasti dia orang yang paling nggak kamu harapkan untuk berkhianat, makanya kamu masih menyangkal.”Perasaan dikhianati, terlebih lagi oleh orang yang paling dipercaya, tidak hanya memberikan rasa marah, tetapi juga kecewa dan kesedihan yang sangat mendalam. Sama halnya ketika Shane mengkhianati Yuna. Meski Yuna sudah tahu saat itu Shane melakukannya karena terpaksa, tetap saja Yuna merasa kecewa. Dalam kasus sang Ratu kali ini jelas lebih parah. Orang yang memegang jabatan tinggi dan terhormat paling takut dikhianati oleh orang-orang di sekitarnya. Kepercayaan yang hilang itu bisa jadi berlangsung sampai
“Kamu pasti berpikir aku nggak akan bisa kabur dari sini dan akan mati ketika menjalani tahap terakhir dari eksperimen kalian, sedangkan kamu pasti akan ditolong oleh pengawal pribadi dari negaramu?”Sang Ratu tidak menjawab, tetapi dari raut wajahnya sudah jelas mengatakan memang itulah yang dia pikirkan. Sang Ratu berpikir Yuna tidak akan pernah bisa pergi dari tempat ini. Orang-orang yang datang untuk menyelamatkannya sudah datang dua kali tanpa berhasil menemukannya, apalagi untuk menyelamatkannya. Tetapi kondisi sang Ratu jelas berbeda. Sekilas memang terlihat Fred berkhianat, tetapi pada akhirnya tujuan dia menjalankan eksperimennya adalah untuk sang Ratu. Selain itu, apabila sang Ratu tidak muncul atau tidak bisa dihubungi untuk waktu lama, para pejabat yang lain pasti akan mencarinya.“Sebagai seorang ratu, kamu ini lugu juga, ya,” kata Yuna. “Kamu kira Fred berani membelot cuma karena orang-orang di sini setuju untuk memberontak?”“Maksudmu ….”“Dia sudah bekerja di bawahmu se
“Memang ada masalah apa sama eksperimen itu?” tanya sang Ratu kebingungan. Sejujurnya selama ini sang Ratu juga merasa bahwa eksperimen yang Fred jalankan itu ada sedikit masalah. Makanya meski sangat menantikan hasilnya, dia juga di satu sisi merasa tidak tenang. Namun karena dia juga tidak begitu mengerti tentang eksperimen itu, dia tidak tahu masalahnya ada di mana.Fred hanya selalu bilang kalau Yuna berbohong dan menipunya, tetapi sekarang sepertinya tidak demikian.“Masalah terbesar R10 itu adalah nggak pernah dicoba langsung ke manusia. Nggak ada yang tahu seberapa besar kemungkinan berhasilnya, dan apa saja risikonya,” Yuna menjelaskan. “Tapi Fred justru bersikeras mau menyelesaikan eksperimen itu dan meyakinkan kamu untuk mencobanya. Apa kamu tahu kenapa?”“Kenapa?”“Karena kamu adalah eksperimen terakhirnya!”Mata sang Ratu langsung terbebelak seketika mendengar itu. Sorot matanya seketika menunjukkan ekspresi kebingungan, tetapi dia langsung mengerti apa maksudnya. Dari raut
Yuna menggenggam tangan Ratu dengan lembut, dan dengan mata yang begitu tegas. Sang Ratu terkejut dan melihat tangannya yang digenggam oleh Yuna. Sang Ratu kemudian tertawa dan berkata, “Dasar bodoh, memangnya aku bisa apa? Tadi kamu sudah bilang Fred nggak mungkin berubah pikiran.”“Dia nggak mungkin, tapi kamu mungkin.”“Tapi tadi kamu bilang pasti orang lain di sini sudah bersekongkol sama dia. Aku sudah nggak punya siapa-siapa lagi yang bisa kupercaya.”“Alat pengawas yang ada di kamar ini sudah kumatikan sebelum kamu datang ke sini, kamu nggak perlu khawatir,” ucap Yuna seolah dia tahu apa yang sang Ratu takutkan. Kali ini sang Ratu pun tak lagi menyangkal dan hanya menunggu Yuna melanjutkan.“Asal kamu mau bekerja sama, aku yakin Fred nggak akan menjadi ancaman lagi bagimu.”“Kenapa kamu seyakin tu aku bisa? Aku sendiri saja nggak tahu apa yang bisa aku lakukan.”“Usiamu sekarang mungkin sudah tua, tapi sebagai seorang ratu, kamu tetap punya ketegasan dan keberanian. Aku yakin da