Entah karena ledekan Yuna memadamkan amarahnya atau memang karena teringat sesuatu, sang Ratu tidak marah lagi, tetapi wajahnya jadi terlihat datar tanpa ekspresi.“Aku nggak menyanga malah jadi begini!” ujar sang Ratu ketus.“Bukannya nggak disangka, tapi kamu saja yang nggak mau percaya,” balas Yuna. “Dia sudah bertahun-tahun mengabdi sama kamu, dan kamu juga percaya banget sama dia. Pasti dia orang yang paling nggak kamu harapkan untuk berkhianat, makanya kamu masih menyangkal.”Perasaan dikhianati, terlebih lagi oleh orang yang paling dipercaya, tidak hanya memberikan rasa marah, tetapi juga kecewa dan kesedihan yang sangat mendalam. Sama halnya ketika Shane mengkhianati Yuna. Meski Yuna sudah tahu saat itu Shane melakukannya karena terpaksa, tetap saja Yuna merasa kecewa. Dalam kasus sang Ratu kali ini jelas lebih parah. Orang yang memegang jabatan tinggi dan terhormat paling takut dikhianati oleh orang-orang di sekitarnya. Kepercayaan yang hilang itu bisa jadi berlangsung sampai
“Kamu pasti berpikir aku nggak akan bisa kabur dari sini dan akan mati ketika menjalani tahap terakhir dari eksperimen kalian, sedangkan kamu pasti akan ditolong oleh pengawal pribadi dari negaramu?”Sang Ratu tidak menjawab, tetapi dari raut wajahnya sudah jelas mengatakan memang itulah yang dia pikirkan. Sang Ratu berpikir Yuna tidak akan pernah bisa pergi dari tempat ini. Orang-orang yang datang untuk menyelamatkannya sudah datang dua kali tanpa berhasil menemukannya, apalagi untuk menyelamatkannya. Tetapi kondisi sang Ratu jelas berbeda. Sekilas memang terlihat Fred berkhianat, tetapi pada akhirnya tujuan dia menjalankan eksperimennya adalah untuk sang Ratu. Selain itu, apabila sang Ratu tidak muncul atau tidak bisa dihubungi untuk waktu lama, para pejabat yang lain pasti akan mencarinya.“Sebagai seorang ratu, kamu ini lugu juga, ya,” kata Yuna. “Kamu kira Fred berani membelot cuma karena orang-orang di sini setuju untuk memberontak?”“Maksudmu ….”“Dia sudah bekerja di bawahmu se
“Memang ada masalah apa sama eksperimen itu?” tanya sang Ratu kebingungan. Sejujurnya selama ini sang Ratu juga merasa bahwa eksperimen yang Fred jalankan itu ada sedikit masalah. Makanya meski sangat menantikan hasilnya, dia juga di satu sisi merasa tidak tenang. Namun karena dia juga tidak begitu mengerti tentang eksperimen itu, dia tidak tahu masalahnya ada di mana.Fred hanya selalu bilang kalau Yuna berbohong dan menipunya, tetapi sekarang sepertinya tidak demikian.“Masalah terbesar R10 itu adalah nggak pernah dicoba langsung ke manusia. Nggak ada yang tahu seberapa besar kemungkinan berhasilnya, dan apa saja risikonya,” Yuna menjelaskan. “Tapi Fred justru bersikeras mau menyelesaikan eksperimen itu dan meyakinkan kamu untuk mencobanya. Apa kamu tahu kenapa?”“Kenapa?”“Karena kamu adalah eksperimen terakhirnya!”Mata sang Ratu langsung terbebelak seketika mendengar itu. Sorot matanya seketika menunjukkan ekspresi kebingungan, tetapi dia langsung mengerti apa maksudnya. Dari raut
Yuna menggenggam tangan Ratu dengan lembut, dan dengan mata yang begitu tegas. Sang Ratu terkejut dan melihat tangannya yang digenggam oleh Yuna. Sang Ratu kemudian tertawa dan berkata, “Dasar bodoh, memangnya aku bisa apa? Tadi kamu sudah bilang Fred nggak mungkin berubah pikiran.”“Dia nggak mungkin, tapi kamu mungkin.”“Tapi tadi kamu bilang pasti orang lain di sini sudah bersekongkol sama dia. Aku sudah nggak punya siapa-siapa lagi yang bisa kupercaya.”“Alat pengawas yang ada di kamar ini sudah kumatikan sebelum kamu datang ke sini, kamu nggak perlu khawatir,” ucap Yuna seolah dia tahu apa yang sang Ratu takutkan. Kali ini sang Ratu pun tak lagi menyangkal dan hanya menunggu Yuna melanjutkan.“Asal kamu mau bekerja sama, aku yakin Fred nggak akan menjadi ancaman lagi bagimu.”“Kenapa kamu seyakin tu aku bisa? Aku sendiri saja nggak tahu apa yang bisa aku lakukan.”“Usiamu sekarang mungkin sudah tua, tapi sebagai seorang ratu, kamu tetap punya ketegasan dan keberanian. Aku yakin da
“Kamu mungkin nggak akan percaya, tapi aku sungguh bisa membantumu. Kamu ditekan oleh Fred sekarang karena dia menebak isi hatimu dan tahu apa yang paling kamu inginkan,” kata Yuna.“Memangnya apa yang paling kuinginkan.”“Hidup abadi.”Yuna terlihat sedih ketika mengucapkan dua kata itu. Sudah sejak zaman dahulu manusia begitu terpaku dengan kehidupan abadi dan terobsesi dengannya. Mulai dari raja-raja dan pejabatnya hingga rakyat jelata tak pernah ada yang absen dalam mengejar rahasia kehidupan abadi. Entah itu dengan cara menemukan obat ajaib atau apa pun caranya. Bahkan hingga era modern seperti sekarang ini, masih ada saja berbagai macam eksperimen untuk mencapai tujuan tersebut.Alasan mengapa sang Ratu begitu menuruti Fred adalah dan memercayakan semua urusan kepadanya adalah karena Fred tahu apa yang ratunya mau.“Jadi kamu bisa bikin aku hidup selamanya?”Sang Ratu menegakkan badan dan mencoba untuk menahan kegirangannya ketika membayangkan Yuna bisa mewujudkan hal itu untunya
“….”Seakan adanya kecacatan logika, dari dulu sang Ratu tidak pernah berpikir apa yang akan dia lakukan jika eksperimen itu berhasil. Dalam bayangannya, dunia akan menjadi indah jika dia memiliki rahasia untuk hidup abadi. Dan rakyat Yuraria akan menjadi kaum yang paling disegani di dunia. Dengan begitu Yuraria pun tidak perlu lagi tunduk kepada negara lain. Akan tetapi, sang Ratu tak pernah berpikir jika semua penduduk di muka bumi ini adalah orang Yuraria, bagaimana dia akan mengatur dunia.Melihat kebingungan yang terpampang jelas di wajah sang Ratu, Yuna pun berbicara, “Semua itu cuma pertanyaan hipotesis saja, tapi faktanya, itu nggak akan terjadi!”Sang Ratu pun bertanya, “Kenapa kamu begitu yakin R10 akan bermasalah atau nggak?”“Soal itu aku juga nggak bisa memastikan. Seperti yang biasa aku bilang, kita nggak akan tahu berapa persentase keberhasilannya selama kita belum mencobanya secara langsung. Tapi, semua percobaan sebelumnya pasti ada efek sampingnya.”“Efek samping?”“Y
“Jelas aku mengerti siapa kamu, karena aku sudah pernah menyelidikimu,” kata Rainie dengan senyum misterius di wajahnya seakan menyembunyikan suatu rahasia.“Oh, kamu pernah menyelidiki aku?”Rainie merilekskan bahu dan duduk dengan postur bersandar ke belakang. Dia lalu menjawab, “Lebih tepatnya organisasi yang meminta aku untuk menyelidiki kamu. Mungkin mereka sempat berpikir untuk mengajak kamu kerja sama, tapi mungkin juga untuk mencari tahu kelemahanmu.”“Begitu, ya?” Brandon tidak terlihat begitu tertarik. Entah untuk bekerja sama atau mencari kelemahannya, datang saja. Tapi kalau sampai mereka berani menyakiti keluarganya, maka Brandon tidak akan beri ampun.“Coba jelasin apa saja yang kamu tahu tentang R10,” kata Brandon langsung ke intinya.Rainie cukup kaget Brandon tidak terhasut oleh pancingannya. Dengan penuh rasa penasaran dia pun bertanya, “Masa kamu nggak mau tahu kenapa mereka menyelidiki kamu dan apa saja yang mereka cari?”“Nggak.”Untuk apa pula Brandon tahu apa pun
Rainie bisa tahu sampai sejauh ini jelas tidak mudah. Di organisasi, R10 adalah sesuatu yang tabu untuk dibahas dan berada di kawasan yang tidak mungkin bisa dimasuki sembarangan. Bahkan bosnya Rainie dulu juga hanya tahu sebagian.“Ada apa lagi yang kamu tahu?” tanya Brandon.“Yang aku tahu tentang R10 cuma itu saja. Terserah kamu mau percaya atau nggak.”“Aku bukan tanya tentang R10, tapi aku tanya tentang sesuatu yang kamu buat sendiri itu. Dan juga, apa kalian berencana untuk mengabaikan pusat penelitian vaksin begitu saja?”Itulah yang menjadi beban pikiran Brandon selama ini. Apa mungkin mereka membuangnya begitu saja, termasuk barang-barang dan orang-orang yang masih ada di sana? Brandon bertanya begitu bukan untuk mempertanyakan hati nurani mereka. Mereka jelas tega-tega saja mengabaikan para pekerja yang masih berada di sana, tetapi bagaimanapun juga mereka sudah banyak keluar modal untuk membangun fasilitas tersebut. Interiornya, perlengkapan, dan juga semua eksperimen yang p