“Jelas aku mengerti siapa kamu, karena aku sudah pernah menyelidikimu,” kata Rainie dengan senyum misterius di wajahnya seakan menyembunyikan suatu rahasia.“Oh, kamu pernah menyelidiki aku?”Rainie merilekskan bahu dan duduk dengan postur bersandar ke belakang. Dia lalu menjawab, “Lebih tepatnya organisasi yang meminta aku untuk menyelidiki kamu. Mungkin mereka sempat berpikir untuk mengajak kamu kerja sama, tapi mungkin juga untuk mencari tahu kelemahanmu.”“Begitu, ya?” Brandon tidak terlihat begitu tertarik. Entah untuk bekerja sama atau mencari kelemahannya, datang saja. Tapi kalau sampai mereka berani menyakiti keluarganya, maka Brandon tidak akan beri ampun.“Coba jelasin apa saja yang kamu tahu tentang R10,” kata Brandon langsung ke intinya.Rainie cukup kaget Brandon tidak terhasut oleh pancingannya. Dengan penuh rasa penasaran dia pun bertanya, “Masa kamu nggak mau tahu kenapa mereka menyelidiki kamu dan apa saja yang mereka cari?”“Nggak.”Untuk apa pula Brandon tahu apa pun
Rainie bisa tahu sampai sejauh ini jelas tidak mudah. Di organisasi, R10 adalah sesuatu yang tabu untuk dibahas dan berada di kawasan yang tidak mungkin bisa dimasuki sembarangan. Bahkan bosnya Rainie dulu juga hanya tahu sebagian.“Ada apa lagi yang kamu tahu?” tanya Brandon.“Yang aku tahu tentang R10 cuma itu saja. Terserah kamu mau percaya atau nggak.”“Aku bukan tanya tentang R10, tapi aku tanya tentang sesuatu yang kamu buat sendiri itu. Dan juga, apa kalian berencana untuk mengabaikan pusat penelitian vaksin begitu saja?”Itulah yang menjadi beban pikiran Brandon selama ini. Apa mungkin mereka membuangnya begitu saja, termasuk barang-barang dan orang-orang yang masih ada di sana? Brandon bertanya begitu bukan untuk mempertanyakan hati nurani mereka. Mereka jelas tega-tega saja mengabaikan para pekerja yang masih berada di sana, tetapi bagaimanapun juga mereka sudah banyak keluar modal untuk membangun fasilitas tersebut. Interiornya, perlengkapan, dan juga semua eksperimen yang p
Tanda itu berwarna ungu kemerahan yang jika tidak diperhatikan dengan cermat mungkin hanya kelihatan seperti tanda lahir biasa. Brandon berdiri cukup jauh dari Rainie sehingga dia tidak bisa melihatnya dengan sangat jelas. Dia tidak ingin melangkah lebih dekat lagi. Dia tahu Rainie adalah orang yang licik. Jika dia maju, bisa saja tanda itu mengandung racun atau zat lainnya.“Ngapain kamu?” tanya Brandon.Rainie memutar telapak tangan menghadap dirinya sendiri. Dia melihat tanda yang ada di tangannya itu dan berkata, “Aku cuma ngasih lihat kartu as yang aku punya.”“Kartu as?”“Ini adalah hasil karya yang paling aku banggakan,” kata Rainie. “Badanku adalah wadah yang terbaik. Makanya sayang sekali kalau kamu membunuhku.”“Jadi kamu menggunakan badanmu sendiri sebagai bahan eksperimen?!”Terlepas dari banyak kemungkinan yang Brandon pikirkan, dan dia pun sadar bahwa apa yang Rainie katakan bisa saja bohong, tetap saja dia syok ketika mengetahui Rainie menjadikan tubuhnya sendiri sebagai
Entah itu di lab, atau selama bekerja di bawah mantan bosnya, atau di dalam organisasi secara keseluruhan, yang semua orang lihat dan pedulikan hanya Yuna. Hidup Rainie seakan baru saja lepas dari satu bayangan dan langsung masuk ke bayangan lainnya. Seumur hidupnya dia selalu saja hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Rainie begitu pekerj akeras dan pintar, tetapi mengapa tidak pernah ada orang yang menghargai dan percaya kepadanya?!“Jadi kamu mau aku membantu gimana?”“Sederhana saja, kamu nggak perlu ngapa-ngapain. Kamu cuma perlu membawa aku ke tempat organisasi itu. Aku tahu kamu pasti bisa menemukan dan menghubungi mereka. Asal kamu bisa bantu itu, sisanya nggak perlu kamu pikirkan lagi.”“Kamu benar-benar nggak tahu siapa orang di balik organisasi itu?”“Aku tahu otak di balik organisasi pastinya orang besar yang punya latar belakang super kuat. Begitu kuatnya sampai kamu nggak akan bisa melawan mereka, tapi ….”Rainie tidak perlu menyelesaikan kalimatnya. Kalau dia tahu, un
“Rainie cerdiknya luar biasa, apa yang keluar dari mulut dia nggak ada yang bisa dipastikan benar, jadi untuk apa percaya sama dia. Tapi, apa yang dia bilang tadi nggak sepenuhnya bohong …. Tapi, aku kenal seseorang yang bisa tahu dia bohong atau nggak.”“Siapa?” ***Di hari itu juga tepatnya di jam makan siang, Chermiko sudah diantar pulang oleh orang-orang dari Departemen X. Selama di sana Chermiko sangat sibuk melakukan penelitian dengan Liman dari siang sampai malam. Baru beberapa hari saja mereka tidak bertemu, Chermiko sudah terlihat jauh lebih kurus, di matanya juga muncul lingkaran hitam seperti orang kurang tidur, tetapi anehnya semangat Chermiko masih begitu tinggi. Chermiko terlihat begitu bahagia dan percaya diri.“Sudah makan?” Brandon langsung menghampirinya begitu Chermiko baru turun dari mobil.“Be-belum ….”“Kalau begitu ayo kita makan. Aku juga lapar!”“Bukannya kita mau ketemu Rainie dulu? Coba lihat yang ada di tangannya itu benar racun atau bukan,” tanya Shane yan
“Kalian berdua … apa nggak merasa sebaiknya kita cepat-cepat?”Chermiko sungguh tak habis pikir bagaimana caranya dua orang itu masih bisa tenang di tengah situasi genting seperti sekarang. Kalau dia pasti sudah panik bukan main. Dengan asumsi apa yang Rainie katakan benar, mungkin mereka memang sebaiknya menyerahkan Rainie kepada organisasi sebagai pertukaran. Kalaupun upaya mereka hanya sekadar coba-coba, setidaknya itu bisa membuka jalan baru bagi mereka.Sejak dua hari terakhir Shane terus memutar otak mencari jalan keluar yang terbaik, tetapi dia tidak menemukan solusi apa-apa. Brandon mengatakan kalau dia punya jalan keluarnya, dan meminta Chermiko diantar pulang. Tetapi sudah sampai di sini, mereka berdua malah santai-santai. Shane sungguh tidak tahu lagi bagaimana cara berpikir mereka.“Ada beberapa hal yang nggak perlu kita lakukan terburu-buru. Kadang kita memang harus menunggu,” tutur Brandon sembari menepuk bahu Shane. “Tenang saja dulu.”“.…”Bagaimana bisa tenang! Chermik
Untuk sesaat raut wajah Chermiko sempat berubah, tetapi dia bisa kembali tenang seperti biasa.“Sudah lama kita nggak ketemu, tapi mulutmu masih pedas saja, ya. Kelihatannya racun yang ada di dalam badan kamu makin kuat juga!”Chermiko sudah tak lagi seperti dulu yang hanya bisa pasrah kepada belas kasihannya. Sekarang kedudukan telah berubah. Kini Rainie adalah tahanna mereka, jadi Chermiko tidak perlu terlalu menganggap serius ucapan Rainie.“Hmph!” Rainie mendengus, tetapi kemudian dia langsung menoleh dan menyipitkan matanya ke arah Chermiko. “Kamu datang ke sini untuk ….”“Oh, kayaknya racunnya masih belum masuk sampai ke otakmu.”“Minggir. Aku nggak butuh diperiksa sama kamu.”Mulanya Rainie masih tidak mengerti apa yang akan mereka lakukan, tetapi ketika Chermiko mengatakannya, Rainie baru tahu kalau ternyata Brandon meminta bantuan Chermiko untuk memeriksa apakah Rainie benar-benar melakukan eksperimen terhadap tubuhnya sendiri. Brandon dan Shane bukan tenaga profesional di bid
Rainie itu bagaikan seorang pembunuh berdarah dingin yang tidak akan segan mengeksekusi makhluk hidup lain menggunakan metode sesadis apa pun.Chermiko menarik pergelangan tangan Rainie dan menahan satu tangan supaya dia bisa memeriksa nadinya.“Lepasin aku!”Rainie langsung memberontak, tetapi Chermiko menahan tangannya dengan kuat sehingga dia tidak bisa melepaskan diri. Meski begitu, Rainie tetap tidak menyerah dan terus meronta. Rainie tidak mau Chermiko memeriksa nadinya. Dan Chermiko juga tentu tidak bisa fokus selama Rainie masih terus bergerak.Di saat itu juga, Shane yang tadi berjaga di luar langsung masuk dan menahan kedua bahu Rainie.“Jangan bergerak!”“Shane?! Ternyata memang kamu yang kasih tahu semuanya ke Brandon! Dasar pengecut! Kamu nggak berani menghadapi organisasi sendirian dan berlindung di balik Brandon. Anakmu pasti malu punya papa seperti kamu! Lebih baik dia mati daripada tahu betapa sampahnya kamu.”“Apa kamu bilang?!”Terserah apa kata orang terhadapnya, te