“Stella.” Yuna duduk dan menatapnya, “Kalau kamu harus memilih di antara VL dan aku, kamu ....”“Aku pilih Kak Yuna!” potong Stella tanpa ragu-ragu, sebelum bisa mendengar Yuna menyelesaikan perkataannya.Yuna tertegun sejenak, lalu tersenyum.Sebenarnya, bekerja di sini cukup baik untuk Stella. Bagaimanapun juga, pekerjaan ini stabil dan gajinya juga tinggi. Sifatnya pemarah dan dia tidak suka berinteraksi dengan banyak orang yang biasanya rumit, tapi dia memiliki kemampuan yang baik. Jadi, studio ini sangat cocok untuknya.Yuna sendiri tidak mungkin bekerja di VL lagi, tapi dia tanpa sengaja jadi melibatkan Stella. Dia jadi merasa tidak enak pada Stella.Hanya saja, tak disangka Stella juga memilihnya dengan tanpa keraguan sedikit pun. Padahal kalau dilihat-lihat, dia juga mendapatkan cukup banyak keuntungan bekerja di sini.Keduanya saling memandang dan tersenyum. Tidak ada yang perlu mereka katakan.“Oh ya, apa Kak Yuna sudah memutuskan untuk bekerja di New Life?” Karena mereka sud
“Coba kamu pikirkan, apa yang Logan takutkan kalau aku mengaku semuanya hanya bohong di depan umum?”Yuna yang dipandangi oleh Stella dengan sorot bingung berkata lagi, “Barang bukti dan saksi yang akan membahayakan dia. Dia sudah ambil barang bukti, tapi saksi ….”“Saksinya adalah aku?” Stella menunjuk wajahnya dengan ekspresi yang akhirnya mengerti.“Aku bisa maju untuk buktiin kamu!” ujar perempuan itu lagi dengan kedua tangan yang diletakkan di pinggang dan semangat berapi-api.“Pas sekali kita bisa bongkar sifat aslinya! Biar semua orang tahu dia sebenarnya orang yang seperti apa!”Yuna tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, “Jangan, kamu jangan maju. Yang perlu kamu lakukan selama beberapa hari ini adalah liburan.”“Liburan?”“Benar, liburan! Logan nggak perlu kamu bersaksi untuk dia, yang dia perlu hanya nggak ada orang yang bisa menjadi saksiku. Kalau sekarang kamu pergi, pasti akan jauh lebih baik baginya.”Selain itu, sifat Logan yang keras kepala pasti tid
Mobil mereka melaju dengan kecepatan yang menggila hingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat mobil belakang kehilangan jejak.“Dia mengutus orang untuk menguntitku. Kemungkinan dia mau lihat apakah aku ada hubungannya dengan orang di New Life,” ujar Yuna sambil menoleh ke arah Brandon.“Eh? Kamu janji sama dia nggak pergi ke New Life?” tanya Brandon dengan sebelah alis terangkat ke atas.“Aku nggak ada janji apa pun. Tapi mungkin dia merasa dirinya berhasil membujukku.”Sebenarnya Yuna tidak pernah berjanji atas apa pun. Hanya Logan yang mengira bahwa kebohongan lelaki itu yang kesekian kali berhasil mengelabui Yuna.Dari dulu selalu seperti itu dan selalu sama, kejadian seperti ini juga sudah bukan yang pertama kalinya. Logan sudah menghafalnya di luar kepala. Hanya saja lelaki itu tidak tahu kalau Yuna yang dulu mempercayainya sepenuhnya.Namun setelah melihat lelaki itu mengkhianatinya dengan mata kepalanya sendiri. Semua rasa percaya Yuna seketika lenyap tak tersisa se
Brandon terbahak seakan dia bisa menebak apa yang dipikirkan oleh perempuan di depannya ini. “Aku nggak mungkin meletakkan kamera pengintai! Semua orang yang mempunyai mata bisa melihat, dan yang punya telinga juga bisa mendengar!”Jari lelaki itu menusuk-nusuk bagian perut Yuna dengan pelan. Yuna yang merasa geli otomatis menghindar. Detik itu juga dia baru menyadari ternyata perutnya sudah mengeluarkan protes sedari tadi.Brandon membawanya ke restoran yang ada di pertengahan gunung. Restoran tersebut cukup terkenal di kota karena bentuk bangunannya yang unik dengan pemandangan yang luar biasa. Di saat makanan barat dijadikan sebagai makanan termahal, restoran ini justru menghidangkan makanan asia sebagai makanan utamanya.Mereka juga mendatangkan berbagai koki ternama. Tidak peduli rasa masakan seperti apa pun yang pelanggan inginkan, mereka pasti akan mengabulkannya dan menemukan rasa yang paling cocok bagi pelanggan tersebut.Tentu saja harga dari masakan mereka juga luar biasa ma
“Beneran nggak perlu. Stella, dengerin aku. Kamu sudah terlalu banyak menghabiskan waktu untuk sibuk dan perlu istirahat. Setelah beberapa hari nanti, kemungkinan kamu nggak akan ada waktu untuk istirahat,” canda Yuna.Mendengar Yuna yang begitu yakin, Stella tidak berusaha membujuknya lagi dan berkata, “Ya sudah, Kakak tahu kedua nomorku, yang untuk kerjaan akan aku nonaktifkan. Kalau ada apa-apa hubungi nomor yang satu lagi.”“Iya, have fun!”Setelah sambungan telepon terputus, dia mendapati tatapan Brandon yang sedang menatapnya dalam-dalam. Yuna menunduk dan memperhatikan dirinya sesaat. Sepertinya tidak ada yang aneh dengan dirinya sekarang.“Kenapa?”“Kamu nggak ingin dia terlibat masalah ini makanya kamu meminta dia pergi, kan?”Lelaki itu langsung menembaknya tanpa basa-basi dan berhasil membuat Yuna terdiam sesaat. Setelah itu dia tersenyum dan menjawab, “Nggak sepenuhnya benar.”“Stella itu selalu menjadi orang yang membantuku, bisa dikatakan dia cukup hafal dengan apa yang a
“Aku, sudah kenyang,” kata Yuna sambil menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah.“Kalau gitu kita pulang dan istirahat. Kamu juga sudah capek. Urusan lainnya kita bicarakan besok lagi.”Brandon tahu apa yang ingin ditanyakan oleh perempuan itu sehingga dengan cepat dia berkata, “Aku akan meminta Frans untuk mengurus masalah yang kamu katakan tadi. Tenang saja.”Perempuan itu tentu saja merasa tenang bahkan tidak khawatir sama sekali. Perasaan bahwa ketika kita belum bersuara tetapi sudah ada orang yang mengerti apa yang kita pikirkan dan membantu kita mengurusnya dengan begitu rapi sungguh sangat menyenangkan.Ketika mereka masuk ke dalam mobil, Brandon kembali bertanya, “Rumah yang sekarang kamu tempati itu adalah sewa?”“Iya.”“Kembalikan saja sewaannya, pindah ke tempatku,” ujar Brandon sambil menggenggam tangannya dengan lembut.Jantung Yuna berdegup dua kali lebih cepat dengan tangan terkepal sambil menunduk dalam. Brandon juga tidak mendesak perempuan itu dan menunggunya den
“Aku suka ketenangan, akan ada orang yang datang bersih-bersih setiap dua hari sekali,” kata Brandon sambil melonggarkan dasinya.“Aku mau mandi, kamu istirahat dulu. Di dalam ada ruangan pakaian yang kosong. Kamu bisa letakkan barangmu di dalam sana.”Setelah selesai mengatakan kalimat tersebut, lelaki itu langsung masuk ke dalam kamar. Terdengar suara air mengalir dari dalam kamar mandi yang membuat Yuna membuang napas penuh lega. Yuna masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi ketika baru tiba di sebuah tempat asing.Rumah tersebut sangat luas dan terdapat tiga lantai. Lantai teratas merupakan atap tempat jemuran yang tidak begitu tinggi dan memiliki area yang relatif lebih luas. Keseluruhan desain rumah ini bernuansa sejuk dengan motif garis-garis yang sederhana tetapi rapi hingga memberi kesan orang yang menempatinya juga dingin dan gesit.Yuna mengangkut tasnya dan masuk dan dibuat tercengang dengan ruangan walk in closet yang ada di depannya. Tempat tersebut bisa dikatakan sebaga
Kulit seksi milik lelaki itu dan juga ototnya yang begitu keras membuat Yuna nyaris kehilangan kendali untuk mengulurkan tangan untuk menyentuhnya. Dia tersadar dan meneguk air liurnya dengan susah payah.“Yuna? Yuna?”Logan akhirnya memutuskan panggilan telepon karena tidak mendapat sahutan dari Yuna. Saat ini, kedua bola mata Yuna sedang terpaku pada sosok tinggi Brandon yang tengah memandangnya dari atas. Wajah tampan lelaki itu semakin lama semakin mendekat dan Yuna menahan napasnya.Saat bibir mereka berdua nyaris bersentuhan, mendadak Brandon memiringkan wajahnya dan mengecup pipi Yuna dengan perlahan. Setelah itu dia menegakkan tubuhnya dan masuk dalam walk in closet.Brak!Ponsel Yuna jatuh dari tangannya dan tergeletak di lantai. Untung saja lantai rumah Brandon dilapisi oleh karpet yang cukup tebak, sehingga ponselnya tidak retak dan terbuka. Di seberang ponsel yang malang itu masih ada Logan yang sedang menunggu respons darinya.Telinga lelaki itu menangkap sesuatu yang cuku
“Oh, sudah pasti nggak akan ada yang menyalahkan aku, karena aku tahu siapa orang yang lebih pas daripada aku!”“Siapa itu?” tanya Fred. Melihat senyuman yang mencurigakan dari Ross membuat Fred merasa tidak nyaman, dia lantas melanjutkan, “Tapi siapa pun itu, nggak ada yang lebih pas dari Pangeran! Karena Pangeran ….”Namun sayang sekali, sebelum Fred selesai berbicara, atau lebih tepatnya Ross emmang tidak memberikan kesempatan bagi Fred untuk berbicara, dia disela.“Fred!”“Eh …? Ada apa, Pangeran?”“Kamu orangnya!” kata Ross tersenyum seraya perlahan mendekatinya. “Kamu orang yang paling dipercaya sama mamaku, jadi cuma ucapanmu yang bisa membujuknya. Kamu juga yang paling mengerti dia, jadi kurasa nggak ada orang lain yang paling cocok selain kamu! Nggak ada yang berharap jadi seperti ini, dan aku yakin kamu pasti sangat mengkhawatirkan dia. Bukankah begitu, Fred?”Seketika itu Fred langsung tak bisa berkata-kata dan syok ketika ditanya balik oleh Ross. Sebenarnya Ross hanya mengg
“Kalau begitu coba kamu kasih tahu gimana caranya aku bisa cari mamaku?”“Seperti yang saya bilang tadi, lebih baik kita cari beberapa orang saja yang memang bisa dipercaya untuk melakukan pencarian secara diam-diam. Sebaiknya orang yang punya hubungan dekat yang bisa membujuk beliau. Kalau nggak, meskipun ketemu, belum tentu Yang Mulia mau pulang.”Ross mengangguk sembari mendengarkan Fred. “Oke, kita ikuti apa saranmu. Tapi kayaknya orang yang cocok dengan kriteria tadi cuma aku saja, ya?”“Pangeran? Benar juga! Memang cuma Pangeran Ross yang paling cocok untuk itu. Tapi Pangeran bilang di sini cuma beberapa hari saja. Sekarang waktunya sudah nggak banyak. Kalau kita umumkan Pangeran sudah pulang ke Yuraria, mereka pasti nggak akan tahu. Dengan begitu Pangeran bisa mencari Yang Mulia secara diam-diam dengan lebih leluasa. Dan andaikan Yang Mulia sudah ketemu, pastinya cuma Pangeran yang bisa membujuk. Kalau nggak bisa juga, mau nggak mau Pangeran membawa Yang Mulia pulang dengan paks
“Saya tahu Pangeran pasti marah besar sama saya, tapi sekarang yang paling penting adalah keselamatan Yang Mulia. Kita harus mencari tahu keberadaan beliau secepatnya. Apabila Yang Mulia sudah kembali dengan selamat, saya rela dihukum seperti apa pun. Saya mengakui ini kelalaian saya.”“Oke, coba kasih tahu aku gimana caranya kita cari mamaku?” tanya Ross dengan tenang dan tatapan dingin.“Menurut saya cara terbaik adalah dengan melakukan pencarian menyeluruh di sekitar kota ini.”“Jadi kamu mau aku meminta bantuan dari pemerintah setempat?”“Tentu saja nggak! Masalah ini nggak boleh sampai diketahui sama pihak pemerintah sini. Justru makin sedikit orang yang tahu, makin bagus.”“Fred, kamu anggap tempat ini apa? Apa kamu pikir ini negara kita sendiri? Kamu pikir negara ini akan membiarkan kamu melakukan apa pun yang kamu mau?” tanya Ross sembari memukul meja dengan keras.Fred terkejut, tetapi dia tetap memberanikan diri melanjutkan, “Pangeran Ross, saya tahu ini agak memaksa, tapi co
“Sebenarnya, saya ada kabar tentang sang Ratu.”Satu kalimat itu cukup untuk membuat Ross tersentak dan langsung duduk tegak. Lantas, dengan raut wajah serius dia menatap Fred dan bertanya padanya, “Kamu menerima kabar tentang mamaku?”“Ya. Yang Mulia sempat datang ke sini, dan sebelum beliau pergi, beliau pernah bilang tempat yang mau dia tuju. Tapi ….”“Kamu tahu di mana dia? Fred, kamu benar-benar berani, ya. Tadi kamu bilang nggak tahu, dan sekarang kamu bilang kamu tahu?”“Maafkan saya, Pangeran, tapi saya terpaksa. Yang Mulia sendiri yang meminta saya untuk jangan bilang ke orang lain.”“Jadi maksudmu, mamaku menyuruh kamu untuk jangan kasih tahu aku di mana dia berada?”Seketika mendengar itu, Ross terlihat lebih rileks dan bersandar ke belakang. Namun dia tetap memperhatikan gelagat Fred dengan saksama seakan sedang menimbang-nimbang apakah Fred lagi-lagi membohonginya atau tidak.“Ya,” jawab Fred. “Sebelum pergi, beliau bilang nggak mau ada siapa pun yang tahu. Dan sejak belia
Fred keluar dari kamar Yuna dengan suasana hati yang kacau. Sambil marah-marah, dia pun meluncur ke kamar sang Ratu. Namun saat sudah hampir sampai, dia berubah pikiran dan membalikkan badan. Dia sudah mengutus anak buahnya untuk mengawasi Ross, tetapi dia masih tidak tenang. Dia pikir akan lebih baik tahan dulu sampai Ross pergi, atau dia yang dalam masalah kalau sampai ketahuan telah mengurung sang Ratu di sini.Jujur saja, Fred akan menang jika dia menghadapi Ross secara langsung, tetapi itu hanya akan membuat lebih banyak masalah yang tidak perlu. Maka itu Fred langsung pergi menghampiri Ross. Fred mula-mula berkomunikasi dengan anak buah yang dia tugaskan untuk memantau Ross. Dari situ dia mengetahui dari tadi Ross terus berada di dalam sepanjang waktu.Fred mengetuk pintu, tetapi dia sedikit panik ketika tidak mendapat jawaban. Itu membuatnya teringat dengan apa yang terjadi pada Yuna barusan.“Yang Mulia Pangeran Ross, ini Fred. Ada yang mau saya bicarakan.”Namun masih juga tid
“Aku nggak peduli. Pokoknya apa pun caranya. Dia nggak boleh sampai mati. Terserah kamu mau pakai cara apa, aku mau dia bisa hidup lagi. Kalau gagal, kalian semua yang ikut mati!”Fred tidak sedang bercanda atau mengancam. Dia benar-benar akan membunuh mereka semua jika Yuna mati. Mereka sudah tidak ada gunanya lagi jika Yuna tiada. Sejak awal mereka memang ditugaskan untuk memastikan kesehatan sang Ratu dan Yuna, menjamin agar tubuh kedua orang ini terus berada di kondisi prima.Fred ingin yang terbaik. Karena hanya dengan kondisi terbaik yang bisa melahirkan hasil yang paling baik, dan juga menghasilkan referensi yang paling baik pula. Kesuksesan sudah di depan mata, tetapi sekarang dokter malah mengatakan Yuna akan mati sebentar lagi? Fred tentu saja tidak bisa menerimanya. Yuna yang kemarin masih baik-baik saja dan terus berada di bawah pengawasan yang sangat ketat kenapa bisa tiba-tiba sekarat?“Kemarin apa yang dia makan?” tanya Fred kepada orang yang berjaga.“Dia nggak ada maka
Namun, apa pun yang terjadi tidak ada balasan dari Yuna. Bahkan ketika Fred mendorongnya dengan tongkat pun dia tetap tidak bergerak. Fred sengaja menusuk permukaan kulit Yuna dengan ujung tongkatnya yang runcing. Itu akan memberikan rasa sakit tetapi tidak sampai melukainya. Fred sengaja melakukan itu untuk melihat apakah Yuna masih akan terus berpura-pura atau tidak. Namun Yuna masih tidak bergerak dan membuat Fred panik bukan main.“Yuna! Yuna?!”Merasa ini bukan lagi pura-pura tetapi benar-benar pingsan, Fred langsung memanggil dokter.“Cepat periksa, gimana kondisinya? Apa dia sudah mati?” kata Fred dengan panik seraya menunjuk Yuna yang tengah berbaring di kasurnya.Fred bukannya taut Yuna mati. Dia ingin Yuna mati, tapi tidak sekarang karena Yuna masih memiliki banyak kegunaan yang bisa dia manfaatkan. Dengan kata lain, meski tubuh Yuna tidak bisa dipakai lagi, setidaknya Fred bisa memastikan apakah R10 benar-benar berhasil atau tidak. Kalaupun gagal, minimal ada pengalaman yang
“Bukan itu maksudku. Aku pasti bakal membuktikan kalau aku bisa!” kata Rainie. Dia tidak hanya berjanji kepada Fred, tetapi juga menetapkan target untuk dirinya sendiri kalau dia pasti bisa melakukan apa yang Fred minta agar dia diterima.Fred, yang sudah habis kesabarannya untuk mendengarkan janji manis Rianie, langsung pergi begitu saja meninggalkannya. Dia ingin melihat ada perubahan apa saja yang terjadi dengan Yuna dan sang Ratu secara data dan memastikan apakah semuanya masih berjalan dengan lancar. Selama Ross masih ada di sini, Fred tidak akan bisa dengan leluasa melaksanakan langkah terakhir R10. Mau tidak mau dia harus menunggu sampai Ross pergi.Yang jadi masalah adalah Fred tidak tahu kapan pangerannya itu pergi. Katanya perjalanan ini akan memakan waktu sekitar tiga hari. Sekarang sudah satu setengah hari berlalu, tetapi dia masih tidak terlihat bersiap-siap untuk pergi. Lebih parahnya lagi, selama Ross ada di sini, dia tidak pernah beranjak keluar. Padahal Fred sudah men
“Pak Fred jangan khawatir, aku percaya benda apa pun di dunia ini bisa dibuat selama kita bisa membayangkannya. Kalau Pak Liman bilang dia menemukan partikel obat itu, berarti memang benar-benar ada.”“Kamu sudah tahu cara buatnya?”Fred cukup terhibur menyaksikan ekspresi wajah Rainie yang seperti sedang sibuk membuat perhitungannya sendiri. Dia suka orang yang penuh ambisi dan punya rencana yang matang. Orang seperti itulah yang memang layak untuk digunakan.“Ya. Pak Fred cukup percayakan saja padaku! Dan tolong kasih aku waktu sedikit saja. Biar aku buktikan kalau aku lebih hebat dari Yuna!”“Yuna?”Seharian ini Fred tidak sempat mengunjungi Yuna. Bukan karena lupa, tetapi karena Ross sedang ada di sini memantau setiap pergerakannya. Ross selalu memanggil Fred setiap kali ada perlu sekecil apa pun itu. Sebentar dia meminta Fred untuk melakukan negosiasi, tak lama lagi meminta dia untuk membuat janji dengan pejabat lain, lalu meminta dia untuk menghadiri pertemuan. Pokoknya ada saja