Di luar Frans sedang bersandar sambil mengisap sebatang rokok. Saat baru mengembuskan asap rokok, dia mendengar ada suara dari pintu, dan melihat si dokter baru saja keluar mendatanginya.Seraya menjepit sebatang rokok itu di jarinya, dia bertanya sambil menunjuk ke dalam rumah dengan ujung dagunya, “Kenapa kamu nggak menghabiskan waktu sama keluargamu dulu?”Dokter itu tidak menjawab pertanyaan Frans dan justru bertanya balik, “Apa mau kalian?”“Eh?”“Kalian menolong keluargaku dan membawa mereka pulang ke rumah ini. Nggak mungkin kalian melakukannya tanpa berharap imbalan. Jadi cepat katakan saja, apa yang kalian mau?”Sesungguh sewaktu di dalam rumah tadi, si dokter sudah berpikir Frans pasti akan menuntut sesuatu darinya dengan membebaskan istri dan anaknya. Apa pun yang Frans minta, dia akan melakukannya selama itu bisa menjamin keselamatan keluarganya. Tak ada hal lain yang lebih penting dari itu.“Nggak ada,” jawab Frans.“Hah?!”Si dokter masih tidak percaya dengan apa yang dia
Kini Brandon sudha tahu di mana tempat persembunyian mereka, dan dokter itu masih berguna meski tidak terlalu banyak. Kesulitan utama yang Brandon alami sekarang adalah bagaimana caranya menyelamatkan Yuna dari sana.“Apa pun itu, aku tetap harus berterima kasih sama kalian!” kata dokter seraya menatap ke dalam rumahnya. Istri dan anaknya sedang menikmati kue ulang tahun dengan wajah tersenyum bahagia. Tidak ada sedikit pun kekhawatiran yang tampak dari mereka, tetapi itu tidak menutup fakta bahwa mereka sempat diculik dan pastinya membuat mereka ketakutan.“Nggak usah. Sudah kubilang kita semua punya keluarga masing-masing. Punya istri punya anak. Kami juga tahu kamu berada dalam posisi yang serba salah,” ucap Frans, sambil mematikan puntung rokoknya. “Sudah, ya. Aku pergi dulu.”“Sebentar! Ada satu hal … yang mungkin belum kalian tahu.”“Apa itu?”Meski sempat ragu, dokter itu tetap berkata, “Bu Yuna, sudah melahirkan.”“..., nggak, seharusnya masih belum waktunya, ‘kan?”Frans ingat
Di kediaman keluarga Setiawan ….Shane merasa seperti terlahir kembali setelah dia mandi dan mengganti dengan pakaian bersih. Selama beberapa bulan ini dia melewati hari-harinya seperti orang gila. Dia tidak tahu bagaimana dirinya bisa bertahan selama ini hingga sekarang. Dari awal kepanikannya ketika Nathan diculik dan diancam, hingga akhirnya perlahan menerima nasibnya dan berusaha untuk menyelamatkan Nathan. Shane bahkan hampir lupa seperti apa penampilan Nathan.Bosnya sudah mati dan tidak ada lagi orang yang bisa menghubungkan Shane dengan Nathan. Meski sudah tahu di mana Nathan berada sekarang, dia tidak bisa langsung masuk begitu saja dan menolongnya. Dia membuka ponsel dan melihat foto-foto atau video Nathan yang dia simpan secara diam-diam.Begitu Shane berganti pakaian dan keluar, dia melihat Frans seperti sedang memberikan laporan kepada Brandon di ruang depan. Mendengar suara, Brandon dan Frans langsung menoleh ke lantai atas. Shane pun mendekati mereka dan bertanya, “Ada k
Sebelumnya shane masih percaya dan mau mendengar Brandon secara terbuka, tetapi sekarang, hari ini, setelah apa yang terjadi di kedutaan membuat Shane ragu apakah yang dia lakukan selama ini tidak ada artinya, bahwa dia tidak akan bisa menyelamatkan anaknya.“Pak Shane, tolong jaga ucapanmu!” Frans menegur.“Kamu punya hak apa menegurku? Ya, aku memang menyembunyikan sesuatu dari kamu dan sudah banyak melakukan hal yang merugikan kamu, tapi kamu nggak tahu sama sekali apa yang aku rasakan selama aku di sana! Yuna baru hilang beberapa hari, sedangkan anakku sudah berbulan-bulan! Aku bahkan sampai berpikir apa mungkin dia sudah ….”Shane tak bisa lagi berkata-kata. Dia memegang gelasnya dan berjongkok. Kedua tangannya memegang kepalanya dengan sangat erat. Dia sempat berpikir bisa jadi Nathan sudah tidak lagi berada di dunia ini, tetapi dia tidak berani mengatakannya seakan jika dia mengatakannya, itu akan menjadi kenyataan.Frans yang awalnya ingin membentak Shane langsung dihentikan ol
“Mulai apanya?!” Frans menyadari ada yang aneh dengan ucapan Shane, dia pun mencengkeram kerah baju Shane dan berkata, “Ngomong yang jelas!”Namun karena Shane tidak merespons dan hanya diam saja mematung, Frans mengulangi pertanyaannya sembari memukul wajahnya “Shane, apa maksud kamu tadi?!”Pukulan tersebut membuat Shane kembali tersadar. Dia memegangi dagunya dan terduduk di lantai dengan mata terbelalak menatap Frans. Beberapa detik kemudian dia merangkak dan menarik tangan Brandon dan berkata, “Jangan buang-buang waktu lagi, mereka mau menjadikan Yuna sebagai wadah untuk R10! Mereka sengaja menunggu sampai Yuna melahirkan dan badannya pulih kembali, habis itu dia akan dijadikan bahan eksperimen. Kamu harus bergerak secepatnya, atau semuanya bakal terlambat!”Kata-kata itu seakan menjadi sambaran kilat yang membuat Brandon syok. “Apa kamu bilang?” “Wadah apa maksudnya?! R10 itu bukannya sudah selesai? Apa jangan-jangan proyek itu gagal? Jangan-jangan tujuan awal mereka bukan memint
“Pak Liman gimana?” tanya Brandon.“Pak Liman?”Shane tidak tahu dibawa ke tempat apa dia sewaktu berpapasan dengan Liman saat sedang mengubur mayat bosnya, tetapi dia dia ingat orang lain memanggil orang itu dengan panggilan “Pak Liman.“Kamu mau bawa aku ke tempat itu lagi? Nggak, aku nggak mau! Kan sudah dites juga aku nggak ada virus, kenapa harus aku yang ke sana?!”“Nggak, bukan begitu! Kamu salah paham!” tutur Frans, kemudian dia berkata kepada Brandon. “Aku sudah menghubungi Pak Liman. Dia bilang mereka perlu siap-siap sebentar. Mungkin kurang lebih satu hari mereka akan segera mengabari.”“Oke,” sahut Brandon.“Kalian berdua lagi bahas soal apa?” Shane bertanya.“... Shane, aku tahu kamu pasti terburu-buru, tapi aku juga nggak bisa berbuat banyak sama seperti kamu. Sekarang Yuna dan dua anakku yang baru lahir ada di tangan mereka, dan mereka mau menjadikan Yuna sebagai tumbal untuk eksperimen mereka. Sekarang aku nggak peduli apa yang kamu pikirkan, kita semua harus bersiap me
Pagi-pagi buta Brandon sudah terbangun dari mimpi buruknya. Sudah lama sekali dia tidak tidur dengan sangat lelap.Sejak kepergian Yuna, setiap hari Brandon tidak bisa tidur nyenyak karena mengkhawatirkan istrinya. Dia tidak bisa memperlihatkan perasaannya kepada orang lain ataupun meluapkannya sendiri. Dia tetap harus tenang setiap saat karena kalau tidak, itu akan membuatnya lebih sulit untuk menolong Yuna.Mulanya Brandon sudah cukup tenang dan bisa meyakinkan dirinya untuk tetap bersikap rasional, tetapi apa yang Shane katakan padanya kemarin bagaikan bom yang dilemparkan ke hatinya. Semalaman Brandon bermimpi Yuna dikurung di dalam tangki air besar dan disuntikkan berbagai macam obat. Tubuhnya membengkak dengan sangat cepat dan mulai membusuk. Di dalam mimpi itu Yuna berteriak kesakitan, suara tangisannya itu menusuk telinga dan membuat Brandon terbangun dari mimpinya. Bangun-bangun satu tubuhnya sudah basah kuyup dari keringat, dan rasa takut itu masih terasa begitu nyata baginya
“Bangun!” kata Brandon.Namun si dokter tidak bergerak, dia tetap berlutut di hadapan Brandon dan menundukkan kepalanya ke lantai. Betapa kagetnya Frans tidak menyangka si dokter akan melakukan itu.Sembari menuangkan daun teh ke dalam cangkirnya, Brandon berkata, “Kapal yang mengangkut stri dan anakmu masih belum jauh. Kalau Frans suruh mereka untuk putar balik, seharusnya masih sempat.”“Apa?” sahut dokter itu.“Cepat bangun!” seru Frans. “Kami nggak suka seperti ini!”“Oh, iya!” Si dokter langsung berdiri takut aksinya itu justru malah membuat Brandon tersinggung dan malah membawa pulang istri dan anaknya.“Kenapa masih belum pergi juga?” tanya Brandon.“Dari kemarin aku sudah mempertimbangkan keputusanku. Kalian sudah banyak membantuku. Kalau sekarang aku pergi bersama keluargaku, aku akan merasa nggak enak hati sama kalian. Lagi pula kepergianku yang tiba-tiba pasti akan membuat mereka curiga. Mereka pasti akan mencariku ke mana-mana dan malah merepotkan kalian. Aku belum bisa per
“Betul. Kamu anaknya Ratu, jadi kamu orang yang paling tepat untuk pergi mencari dia! Memang seharusnya begitu, bukan?”“Benar juga. Aku anaknya, seharusnya aku yang pergi cari!”“Jadi sekarang kamu tidur saja dulu. Besok pagi baru berangkat, mengerti?”“Ya!”Setelah percakapan mereka berdua berakhir, Rainie mengetuk lagi botol dengan ringan yang menciptakan suara bising. Ross mengedipkan mata dan memejamkan matanya. Kali ini dia benar-benar tertidur lelap. Memastikan Ross memang sudah benar-benar tertidur, Rianie pun perlahan keluar dari ruangannya. Sesudah keluar, dia langsung dibawa ke kantornya Fred.Ruangan tempat Ross bekerja tadi tidak dilengkapi dengan kamera pengawas. Sebenarnya awalnya ada, tetapi setelah Ross datang, Ross meminta untuk mencopot semua, makanya Fred tidak bisa memantau apa saja yang terjadi di sana.“Gimana? Berhasil?” tanya Fred.“Selamat, Pak Fred. Semuanya berjalan sesuai harapan!”Fred jelas sangat senang mendengar itu. Kini dia tidak hanya berhasil mengen
” Kamu ….”Ross yang baru saja terbangun dari tidur lelapnya masih sedikit kebingungan dengan apa yang terjadi. Rainie menatap matanya, sembari berbicara dengan sangat perlahan, dia juga menjentikkan jarinya lagi ke botol minuman dengan irama yang konstan. “Aku Rainie, aku adalah temanmu. Aku tuanmu!”“Temanku … tuanku …?”“Ya, aku ini temanmu, dan juga tuanmu! Apa kamu masih ingat siapa dirimu?”“Aku Ross, pangeran Yuraria.”“Benar, kamu adalah pangeran. Ada apa kamu datang ke negara ini?”“Aku datang ke sini … untuk mencari mamaku, ratu Yuraria!”Rainie terkejut ketika mendengar itu karena dia tidak tahu kalau Ratu juga datang. Selama ini Rainie hanya berkomunikasi dengan Fred saja. Bisa berkomunikasi secara langsung dengan pangeran saja sudah merupakan hal yang luar biasa, tapi Rainie tak menduga kalau ternyata ratu Yuraria juga ada di negara ini?“Untuk apa kamu cari sang Ratu? Apa terjadi sesuatu sama dia?”“Aku nggak tahu. Aku nggak menemukan mamaku dari beberapa hari yang lalu!
“Aku tentu saja mau menerima, tapi syaratnya kamu harus punya jejak yang bagus, nggak punya riwayat kriminal atau riwayat perilaku buruk.”“Oh, aman! Pangean Ross, malam sudah larut. Bagaimana kalau saya tuangkan minumannya sedikit lagi sebelum Pangeran beristirahat?”“Nggak apa-apa. Sudah kubilang aku nggak mau minum terlalu banyak. Sekarang sudah larut, Fred seharusnya sudah berangkat, ‘kan?”“Iya, sekarang sudah malam, seharusnya Pak Fred sudah selesai bersiap-siap! Pangeran Ross juga sebaiknya istirahat dulu.”“Aku masih belum ngantuk, masih banyak pekerjaan. Kamu sudah boleh keluar!”Ross meraih tumpukan kertas lain di sampingnya untuk meneruskan pekerjaannya. Namun ketika baru saja mengambil tumpukan itu, kepalanya terasa pening dan rasa kantuk berat pun datang, membuatnya merasa tidak sanggup untuk melanjutkan pekerjaan. Dia menggelengkan kepala untuk membuang jauh-jauh rasa kantuk tersebut, tetapi sayangnya itu tidak banyak membantu.“Iya, Pangeran. Maaf mengganggu. Tapi sebena
Hanya dengan sekali sesap, mata Ross langsung terlihat seperti bercahaya. Meski tidak memuji secara terang-terangan, bisa dilihat dia sangat menyukainya. Satu sesap demi satu sesap terus dia minum hingga gelasnya kosong.Melihat itu, Rainie jadi yakin risiko yang dia ambil kali ini adalah pilihan yang tepat. Minuman itu jelas bukan minuman ayahnya yang sudah disimpan selama bertahun-tahun. Kalaupun iya, mana mungkin Fahrel rela melepasnya. Minuman itu hanyalah minuman beralkohol biasa yang dibuat oleh peracik lokal. Tentu Fred juga banyak membantu dengan mengeluarkan biaya agar bisa mendapatkan minuman tersebut. Untungnya minuman itu berhasil menarik hati Ross, dan yang lebih penting lagi … juga bisa membuat R20 milik Rainie digunakan kepadanya.“Bagaimana, Pangeran? Apa Pangeran suka?”“Enak juga,” kata Ross seraya mengangguk. “Aku sudah coba banyak minuman yang mengandung alkohol di sini, tapi yang kali ini benar-benar beda. Apa minuman ini ada namanya?”“Tentu ada?”“Apa?”Seraya me
“Oh ya? Kenapa kamu yakin begitu aku belum pernah coba?”Rainie pun berjalan mendekat dan menaruh minuman yang ada di nampannya ke atas meja. Minuman itu dikemas di dalam pot berbahan tanah liat yang memiliki desain kuno, tidak seperti minuman modern yang dikemas di dalam botol beling.“Karena ini alkohol khas negara saya. Pangeran pasti belum pernah lihat.”“Aku sudah sering bolak balik ke sini dan sudah coba banyak makanan khas kalian. Kamu yakin aku belum pernah coba?”“Saya yakin pasti belum, karena ini khas daerah kampung halaman saya.”“Oh, begitu ya?”“Minuman ini sudah ada bahkan waktu saya baru lahir. Papa saya menyimpannya di bawah tanah dari baru dikeluarkan sekarang. Aromanya saya jamin pasti harum. Apabila Pangeran nggak keberatan, boleh dicoba sedikit,” kata Rainie seraya menuangkannya.Benar seperti yang Rainie katakan. Begitu tutup dibuka, aroma sedapnya langsung memenuhi satu ruangan. Ross juga menghirupnya dan mengakui kalau itu adalah minuman yang bagus.“Pangeran b
Rainie menari napas panjang dan mengetuk pintu. Tak lama, dia mendengar suara seseorang yang berkata dengan logan kental Yuraria, “Masuk.”Rainie sekali lagi memastikan kalau semuanya baik-baik saja, lantas dia pun masuk ke dalam sambil membawakan minuman yang tersaji di atas nampan.“Pangeran Ross,” sapa Rainie dengan santun seraya membungkuk. Pengalaman kuliah di luar negeri membuatnya cukup fasih dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Yuraria.Ross mengenakan pakaian rumah dan sedang sibuk membaca berkas di mejanya. Dan di sisi sebelahnya terdapat berbagai macam kudapan, serta gelas yang terisi setenga oleh wine. Sepertinya, apa yang Rainie bawakan untuknya sudah tidak diperlukan lagi.“Ada apa?” tanya Ross seraya memperhatikan sosok Rainie, tetapi dia hanya melihat sekilas saja seakan penampilan Rainie tidak mempan untuk menarik perhatiannya.“Pangeran Ross, saya pelayan yang bekerja di kedutaan ini. Pak Fred menugaskan saya untuk membawakan minuman.”“Oh, Fred?”“Iya, Pak F
“Oke, kalau begitu aku kasih kamu waktu satu jam. Beresan semua pekerjaan kamu, habis itu mandi dan ganti baju, terus datang ke kantorku. Kamu kukasih tugas baru.”Rainie terkejut dan tidak begitu mengerti apa masudnya, tetapi dia tetap menjawab, “Oke.” ***Tak lama waktu berselang, Rainie sudah datang ke kantornya Fred dengan gaun panjang yang dibawakan oleh anak buahnya Fred. Bagian belakang yang memang didesain terbuka memperlihatkan tubuh Rainie yang menggoda. Namun di sisi lain pakaian seperti itu membuat Rainie merasa tidak nyaman. Dia biasanya tidak suka memakai pakaian yang terbuka, tetapi kali ini terpaksa karena ini adalah perintah langsung dari Fred.Rainie merasa seperti menjadi pekerja sosial yang diminta untuk menjamu klien. Pengalaman ini benar-benar membuat Rainie merasa tidak nyaman. Yang bisa dia tawarkan kepada orang lain adalah kecerdasan dan bakatnya. Tak pernah sekali pun dia berpikir untuk menawarkan tubuhnya kepada orang lain.“Bagus juga! Oke, coba kamu jelask
“Pak Fred, bukannya mau banyak tanya, tapi aku harus tahu jelas untuk bisa tahu di mana letak masalahnya. Badan cewek dan cowok itu berbeda. Usia juga punya pengaruh yang besar. Kalau sudah tua, wajar kalau detak jantungnya melambat. Walaupun dari luar kelihatannya sehat, tapi di dalam badannya sudah ada bibit penyakit. Nggak menutup kemungkinan terkena serangan jantung. Tapi kalau nggak ada penyakit kronis dan tiba-tiba sakit, mungkin ….”“Nggak mungkin serangan jantung! Dia masih muda,” ujar Fred menyela sebelum Rainie selesai menjelaskan.“Masih muda juga bisa saja tiba-tiba kena serangan jantung. Cewek dan cowok juga beda, terus ada juga faktor kesehatan fisik dan lain-lain ….”“Nggak ada hubungannya sama itu semua. Dia bukan cowok, umurnya juga nggak tua, nggak ada penyakit kronis atau patogen lainnya. Selama ini dia juga sehat-sehat saja,” kata Fred. Hampir saja dia bilang kalau orang itu adalah Yuna. “Apa ada kemungkinan dia ini cuma pura-pura mati untuk mengelabui aku? Apa ada
Rainie terlihat bicara apa adanya, dan mengejutkannya Fred pun tidak marah. Dia hanya mengangguk sebagai tanggapan dan meminta Rainie untuk keluar bersamanya.“Soal obat menghilang itu nggak perlu terburu-buru. Aku tahu itu pasti butuh waktu yang lumayan lama, aku cuma mau kamu kerja yang serius saja,” katanya seraya menaruh satu tangannya di atas bahu Rainie. Lalu seraya menekan tangannya, dia berkata dengan suara lirih, “Sekarang aku punya satu tugas penting untuk kamu. Kalau kamu bisa menyelesaikan tugas ini, aku bisa kasih kamu kebebasan untuk melakukan eksperimen apa pun yang kamu mau di lab ini!”“Maksud Pak Fred … hipnotis?”“Betul. Yang ini lebih penting, aku mau selesai secepat mungkin! Kalau malam ini apa bisa selesai?”“.…”Rainie tidak bisa memberi kepastian. Untuk menghipnotis Shane saja, Rainie harus mengerahkan usaha yang tidak sedikit. Dan hipnotisnya terhadap Shane bisa berhasil karena Rainie tahu kepribadian Shane seperti apa. Namun untuk melakukan hipnotis kepada ora