“Pak Liman gimana?” tanya Brandon.“Pak Liman?”Shane tidak tahu dibawa ke tempat apa dia sewaktu berpapasan dengan Liman saat sedang mengubur mayat bosnya, tetapi dia dia ingat orang lain memanggil orang itu dengan panggilan “Pak Liman.“Kamu mau bawa aku ke tempat itu lagi? Nggak, aku nggak mau! Kan sudah dites juga aku nggak ada virus, kenapa harus aku yang ke sana?!”“Nggak, bukan begitu! Kamu salah paham!” tutur Frans, kemudian dia berkata kepada Brandon. “Aku sudah menghubungi Pak Liman. Dia bilang mereka perlu siap-siap sebentar. Mungkin kurang lebih satu hari mereka akan segera mengabari.”“Oke,” sahut Brandon.“Kalian berdua lagi bahas soal apa?” Shane bertanya.“... Shane, aku tahu kamu pasti terburu-buru, tapi aku juga nggak bisa berbuat banyak sama seperti kamu. Sekarang Yuna dan dua anakku yang baru lahir ada di tangan mereka, dan mereka mau menjadikan Yuna sebagai tumbal untuk eksperimen mereka. Sekarang aku nggak peduli apa yang kamu pikirkan, kita semua harus bersiap me
Pagi-pagi buta Brandon sudah terbangun dari mimpi buruknya. Sudah lama sekali dia tidak tidur dengan sangat lelap.Sejak kepergian Yuna, setiap hari Brandon tidak bisa tidur nyenyak karena mengkhawatirkan istrinya. Dia tidak bisa memperlihatkan perasaannya kepada orang lain ataupun meluapkannya sendiri. Dia tetap harus tenang setiap saat karena kalau tidak, itu akan membuatnya lebih sulit untuk menolong Yuna.Mulanya Brandon sudah cukup tenang dan bisa meyakinkan dirinya untuk tetap bersikap rasional, tetapi apa yang Shane katakan padanya kemarin bagaikan bom yang dilemparkan ke hatinya. Semalaman Brandon bermimpi Yuna dikurung di dalam tangki air besar dan disuntikkan berbagai macam obat. Tubuhnya membengkak dengan sangat cepat dan mulai membusuk. Di dalam mimpi itu Yuna berteriak kesakitan, suara tangisannya itu menusuk telinga dan membuat Brandon terbangun dari mimpinya. Bangun-bangun satu tubuhnya sudah basah kuyup dari keringat, dan rasa takut itu masih terasa begitu nyata baginya
“Bangun!” kata Brandon.Namun si dokter tidak bergerak, dia tetap berlutut di hadapan Brandon dan menundukkan kepalanya ke lantai. Betapa kagetnya Frans tidak menyangka si dokter akan melakukan itu.Sembari menuangkan daun teh ke dalam cangkirnya, Brandon berkata, “Kapal yang mengangkut stri dan anakmu masih belum jauh. Kalau Frans suruh mereka untuk putar balik, seharusnya masih sempat.”“Apa?” sahut dokter itu.“Cepat bangun!” seru Frans. “Kami nggak suka seperti ini!”“Oh, iya!” Si dokter langsung berdiri takut aksinya itu justru malah membuat Brandon tersinggung dan malah membawa pulang istri dan anaknya.“Kenapa masih belum pergi juga?” tanya Brandon.“Dari kemarin aku sudah mempertimbangkan keputusanku. Kalian sudah banyak membantuku. Kalau sekarang aku pergi bersama keluargaku, aku akan merasa nggak enak hati sama kalian. Lagi pula kepergianku yang tiba-tiba pasti akan membuat mereka curiga. Mereka pasti akan mencariku ke mana-mana dan malah merepotkan kalian. Aku belum bisa per
Pada suatu hari di tengah malam, Yuna merasa mulutnya kering dan sakit kepala ketika dia terbangun dari tidurnya. Parfum bernama “First Love” yang sudah sekian lama dia racik akhirnya rampung juga. Setelah memenangkan penghargaan dalam kompetisi yang akan diadakan besok malam, pernikahan dia dengan Logan akan berjalan sesuai rencana. Mereka berdua sudah saling kenal selama lima tahun, terhitung sejak mereka masih kuliah sampai sekarang, dan mereka juga telah berpacaran selama tiga tahun silam. Yuna telah mengorbankan segalanya demi fokus mengembangkan parfum tersebut, hitung-hitung dia juga turut berjasa dalam kemajuan perusahaan Logan. Tampaknya masa depan yang cerah sudah siap menyambut Yuna, jadi malam itu dia memutuskan untuk merayakannya dengan minum-minum. Yuna memijat keningnya dan hendak mengambil segelas air, tapi di saat itu juga dia mendengar sebuah suara aneh yang berasal dari kamar sebelah. Hanya Yuna sendiri yang tinggal di unit apartemen tersebut. Logan memang terkad
Yuna harus mengumpulkan semua semangat yang dia miliki hanya untuk menyapa orang seperti Brandon. “Aku tahu Uniasia juga bakal ikut serta di kompetisi malam ini. Aku punya parfum yang baru saja aku ciptain. Aku harap dengan parfum ini, aku diizinin untuk bergabung sama tim Uniasia,” kata Yuna. “Uniasia sudah punya produk lain untuk ditampilin di kompetisi nanti,” balas Brandon. “Tapi kan barang yang boleh ditampilin di kompetisi nanti nggak cuma satu barang doang. Aku cuma berharap parfum buatanku bisa ikut serta, bukan menggantikan ….” “Atas dasar apa aku harus percaya sama parfum buatan kamu?” tanya Brandon yang langsung mematahkan ucapan Yuna. Yuna segera mengeluarkan setumpuk kertas dari tasnya dan berkata, “Ini resep dan data yang aku pakai untuk bikin parfum ‘First Love’ ini. Semoga ini cukup untuk mewakili ketulusan hatiku. Soal kualitas … tiga tahun yang lalu, Pak Brandon pernah kasih aku tawaran kerja, jadi aku yakin Bapak percaya sama kemampuanku. Jadi, hari ini aku juga
“Kenapa?” tanya Yuna seraya mendongakkan kepalanya. “Mana berkas First Love? Orang lab sudah cari ke mana-mana, tapi nggak ketemu. Kamu nggak tahu, ya, hari ini hari apa? Bukannya nunggu baik-baik di lab, malah keluyuran.” Logan juga menyadari ada goresan kecil di kaki Yuna, dan dia merasa sedikit bersalah karena itu. Akan tetapi, kompetisi yang akan diadakan malam ini jauh lebih penting daripada itu. “Bukannya pertunjukan barang baru dan kompetisinya baru mulai nanti malam? Toh waktunya juga masih panjang, jadi apa salahnya aku beli baju baru buat siap-siap?” Sebelum Logan sempat membalas ucapan Yuna, Valeria yang berada di sampingnya berkata, “Oh, memangnya kamu mau tampil ke atas panggung?” “Kenapa, nggak boleh?” balas Yuna seraya memutar bola matanya menjawab mantan teman baiknya itu. “Bukannya nggak boleh, aku cuma khawatir nanti kamu bakal kesusahan sendiri. Lagian, bukannya dari dulu kamu nggak pernah ikut acara kayak beginian?” tutur Valeria dengan senyum sinisnya yang se
Brandon membaringkan tubuh Yuna di atas sofa, kemudian berbalik untuk mengambil obat salep dan kapas alkohol. Brandon membersihkan area sekitar luka dengan kapas dan mengoleskan obat setelahnya. Sebenarnya luka sekecil itu sudah tidak mengeluarkan darah lagi selama perjalanan kemari, makanya permukaan kulit Yuna terasa adem saat kakinya diolesi oleh obat tersebut. Brandon begitu fokus mengoleskan obat dengan santai. Sekilas hal itu memang terlihat sangat sepele, tapi hal sesederhana itu pun tidak pernah Logan lakukan selama dia hidup bersama dengan Yuna. Maka itulah ada ungkapan yang mengatakan bahwa bukannya pria yang bersikap kasar pada wanita, tapi mereka memang tidak tertarik. Setelah mengoleskan obat itu, Brandon menatap Yuna yang sedang melamun dan bertanya padanya, “Kenapa?” “Nggak apa-apa,” bantah Yuna seraya menggelengkan kepalanya, lalu dia pun menurunkan kakinya dan berkata, “Makasih, ya.” “Kamu istriku, jadi nggak perlu berterima kasih. Tapi ada satu hal yang aku hara
“Demi menjamin kompetisi ini tetap berjalan dengan adil, pengumuman pemenang untuk sementara kami tunda dan baru akan dilanjutkan lagi setelah pemeriksaan selesai.” Tidak hanya Logan, tapi semua orang yang ada di sana ikut heboh ketika mendengar keputusan dari sang juri dan pembawa acara. “Kenapa ditunda? Ini nggak adil buat yang lain!” “Iya! Kalau memang ada tindakan plagiarisme, seharusnya mereka berdua yang didiskualifikasi!” “Cepat kasih tahu siapa dua perusahaan itu!” Semua orang mengeluarkan pendapat mereka, dan para wartawan yang hadir di lokasi juga semakin bersemangat menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Awalnya mereka mengira ini hanya sebuah kompetisi biasa, tapi siapa yang menyangka mereka bisa dapat bahan untuk berita besok. Logan yakin betul perusahaan dia tidak terlibat dengan insiden ini, jadi dia dengan penuh percaya diri maju ke depan dan berkata, “Aku setuju sama apa yang kalian semua bilang. Kalau memang terjadi kecurangan, pihak panitia harus mengumumka