Baguslah jika VL tidak memperpanjang masalah. Hanya saja jika dilihat dari sifat Logan … sepertinya itu tidak akan terjadi.“Tenang aja. Aku berani berbuat kayak begini karena aku sudah mikirin langkah berikutnya! Intinya, VL nggak bakal mempermasalahkan itu lagi, jadi kamu nggak perlu cemas.”Sorot mata yang diperlihatkan Yuna tidak seperti sedang menghibur dirinya sendiri. Sepertinya dia memang percaya diri karena sudah melakukan persiapan yang matang.“Kak Yuna pasti ada bikin kesepakatan sama si Logan demi aku, ya? Kakak janjiin apa buat dia?” tanya Stella.Stella berpikir masalahnya bisa berjalan cukup lancar sampai di titik ini pasti karena Yuna dan Logan telah mencapai kesepakatan bersama. Jika tidak, mana mungkin Logan mau mengalah begitu saja.“Iya, kamu pasti ngambil tindakan sendiri lagi, ‘kan? Yuna, kamu punya masa depan yang cerah, jangan sampai kamu gegabah dan menyesal nanti,” imbuh Edith.Melihat reaksi mereka berdua yang begitu perhatian, Yuna pun tersenyum dan berkata
Perusahaan mana pun nggak mungkin mengandalkan produk lama untuk mengharapkan keuntungan jangka panjang,” tegas Logan seraya menatap mata semua orang yang ada di sana satu per satu, “Ini permasalahan yang belakangan ini saya pikirin dan coba untuk mengatasinya. Daripada nunggu orang lain yang menjebol market, mending kita sendiri yang ambil inisiatif,” ucap Logan.“Dari luar memang kelihatannya semua perusahaan kompetitor sudah tahu formula yang kita pakai, tapi jangan lupa kalau itu formula untuk produk yang sudah pernah kita luncurin lama banget. Kalaupun nggak bocor, beberapa dari mereka yang cukup teliti pasti sudah tahu juga. Dengan kata lain, cepat atau lambat produk yang bocor itu juga bakal kehilangan daya jual. Daripada sibuk jagain barang lama, mending fokus kembangin produk baru. Ini baru langkah penting yang harus kita ambil,” sambungnya.Ucapan Logan terdengar begitu tegas dan berdasar, serta penuh dengan persiapan. Para pemegang saham yang semula masih ragu menjadi yakin
Saat itu Yuna masih belum menyadari kalau Logan selingkuh. Yang jadi pertanyaan, sejak kapan Yuna tahu kalau Logan menggelapkan dana perusahaan untuk mengajak Valerie jalan-jalan dan membelikannya hadiah? Kalau memang Yuna sudah mengetahuinya sejak dulu, kenapa dia hanya diam saja dan tidak pernah mengungkit hal tersebut kepada Logan?Logan masih tak habis pikir apa alasannya dan hanya menemukan dua konklusi. Pertama, saat itu Yuna memang tidak tahu, dan dia baru mengetahuinya belakangan ini. Kedua, dari dulu dia memang sudah tahu, tapi dia pura-pura bodoh. Terlepas dari mana kemungkinan yang benar, yang jelas hal itu cukup mengerikan jika dipikirkan kembali.Logan selalu merasa dia tidak pernah tahu seperti apa sifat asli Yuna setiap kali berhadapan dengannya. Apakah Yuna yang asli tidak sama seperti Yuna yang Logan kenal selama ini?Pertemuan dengan para pemegang saham hari ini memang terlihat cukup lancar dan kondusif, tapi sebenarnya kemarin Logan sudah panik setengah mati karena
Yang namanya harapan itu memang indah. Awalnya Valerie ingin turun tangan langsung dalam proses pembuatan parfum, tapi baru sebentar saja, Valerie sudah mual dan langsung keluar dari lab. Tentu dia berpikir ini semua terjadi karena dia sedang hamil, jadi masih bisa dimengerti. Paling tinggal meminum segelas kopi dan mengamati dari luar.Valerie paham kalau terlalu banyak kafein tidak baik bagi janin, tapi masalahnya, dia masih tidak bisa memutuskan apakah ingin mempertahankan anak di perutnya atau tidak. Hari terus berlalu dan gejala kehamilan pun semakin kentara.Setelah melalui pertimbangan yang berat, Valerie tidak menginginkan anak ini untuk sekarang, tapi Logan bertolak belakang dengannya. Apabila Valeri menggugurkan janin di kandungannya, tidak menutup kemungkinan hubungan mereka berdua akan retak.Seketika ponselnya bergetar, Valerie mengira Logan ingin menanyakan ke mana dia pergi, tapi dia langsung panik ketika mendapati bahwa yang menghubunginya itu adalah Lawson. Spontan, Va
“Kalau memang kamu mau, kamu harus ambil semua kesempatan yang ada!” ujar Lawson sebelum dia mengakhiri panggilan.Valerie masih memutar otak apa yang dimaksud dari ucapan Lawson itu, tapi sesaat kemudian dia mendapatkan pesan yang berisikan sebuah alamat yang berlokasi tak jauh dari labnya! Seketika itulah Valerie baru sadar bahwa Lawson sudah tiba di Suba!Tangan yang Valerie gunakan untuk menggenggam ponselnya gemetar tak terkendali. Dia sungguh tidak menyangka Lawson akan kembali secepat ini. Valerie ingin menolak ajakannya, apalagi tempat mereka berada saat ini adalah Suba, bukan Argana, bisa saja Valerie berpapasan dengan orang yang dia kenal di jalan. Selain itu, Logan juga ada di sini. Apabila dia memergoki Valerie bersama dengan Lawson, maka ….Terlepas dari semua itu, Valerie menyadari satu hal yang pasti. Lawson memang sekilas terlihat seperti orang yang santai dan mudah untuk mengumbar janji, tapi sebenarnya dia orang yang kejam. Jika Valerie tidak mengikuti kemauannya, itu
Valerie ingin sekali melarikan diri di saat seperti ini, tapi dia hanya berdiri di tempat seolah ada paku yang tertanam di kakinya.“Lawson ….”Tiba-tiba Lawson membuka matanya lebar-lebar dan menatap tepat ke arah bola mata Valerie. Valerie yang lengah tiba-tiba menjerit terkejut dan spontan melangkah mundur. Lawson hanya tertawa melihat Valerie ketakutan, lalu dia perlahan bangkit dan membuang benda-benda yang berserakan di mejanya ke tong sampah.Perlahan Lawson mendekati Valerie, sementara Valerie mundur selangkah demi selangkah hingga terbentur tembok dan tidak ada jalan lain untuk melarikan diri.“Lawson! Jangan …,” ucap Valerie seraya memalingkan wajahnya ke samping dan menutup kedua matanya.Lawson mendesak Valerie hingga dia terjepit di antara tembok dan tubuhnya, lalu tersenyum padanya dan berkata, “Apa yang kamu takutin?”“A-aku … aku nggak takut,” jawab Valerie tergagap.“Oh, begitu?” sahut Lawson seraya mengangkat dahu Valerie dan memaksa Valerie untuk menatap dirinya, “Bu
Valerie tampak kebingungan melihat Lawson mendadak malah menyalakan sebatang rokok dan melihat pemandangan di luar dari balkon kamarnya. Valerie masih tidak mengerti untuk apa Lawson memanggilnya kemari dan membuat dia menyaksikan semua itu.Ketika melihat tampak samping wajah Lawson, Valerie kembali teringat dengan adegan yang membuatnya merinding barusan. Dia hanya berdiam di tempat dengan baju yang setengah terbuka tanpa mengatakan sepatah kata pun.Setelah mengisap separuh rokoknya, Lawson membalikkan badan dan menatap Valerie dari ujung kepala sampai ujung kaki. Valerie tidak tahu apakah di saat seperti ini dia harus merasa senang atau sedih. Ketertarikan Lawson terhadap tubuhnya sudah menghilang, lantas apakah itu berarti akhirnya Valerie bisa bebas dari siksaan ini dan memperoleh kebebasan, tapi di saat yang sama kerja sama di antara mereka berdua berakhir? Jika memang begitu, bagaimana caranya Valerie bisa mendapatkan apa yang dia mau?Valerie spontan memeluk Lawson dan membena
“Oh? Kamu kenal orangnya?” tanya Lawson penasaran.“Kamu pernah ketemu sama dia! Kamu masih ingat sama yang namanya Yuna?””Saingan cintamu?”Bayang-bayang wajah cantik Yuna seketika muncul di benak Lawson. Sejujurnya, pertemuan pertama Lawson dengan Yuna meninggalkan kesan yang begitu dalam bagi Lawson. Lawson memang ada niat untuk mendekatinya, tapi untuk sementara, kesempatan itu masih belum datang.“Saingan cinta? Haha! Dia nggak layak jadi saingan cintaku! Tapi kalau mau ganti selera, harusnya dia lumayan juga.”Lawson sedikit pun tidak tertarik dengan persaingan cinta antara perempuan, tapi dia cukup tertarik jika berkaitan dengan kepuasannya sendiri.“Dia memang lumayan, tapi setahuku, dia sudah bukan karyawan VL lagi. Sekarang kalian berdua kan musuhan. Kamu yakin bisa ngebujuk dia?”“Memangnya cara buat dapetin cewek cantik cuma ngebujuk? Kalau kamu memang mau dia, aku punya banyak cara.”“Tapi aku sudah bilang. Aku nggak suka maksa orang lain ….”“Lawson, tadi kamu sendiri ya