Akan tetapi hal itu tidak penting, maka Rainie melanjutkan, “Apa pun yang organisasi lakukan selalu berdasarkan rencana dan perhitungan yang matang. Kamu kira kenapa mereka terus mendesak Yuna harus berhasil dalam beberapa hari? Kenapa Yuna langsung dibawa pergi begitu eksperimennya selesai? Kamu benar-benar mengira itu semua terjadi karena si pendek ini menghilang? Itu semua cuma kebetulan belaka saja. Yang paling penting tetap kapan Yuna bisa menyelesaikan R10.”“Jadi mereka mau menunggu sampai Yuna melahirkan?” tanya shane.Rainie tidak banyak bicara lagi dan hanya menatap Shane. Sejujurnya dia tidak akan mengatakan semua ini kepada Shane kalau bukan karena ingin bekerja sama. Dan Rainie merasa dia sudah cukup banyak membocorkan rahasia yang dia tahu.“Kamu harus cepat. Aku bisa menunggu, tapi Yuna nggak,” ujar Rainie, kemudian dia membawa bosnya masuk ke dalam ruang rahasia itu kembali. Dia mengangkat bosnya seperti sedang menentang sebuah boneka mainan, lebih tepatnya boneka rusak
Ketika melihat darah itu, Chermiko jadi teringat dengan masa ketika dia sedang sakit. Juan merawatnya sama seperti dia merawat Juan sekarang.“Kakek, maaf!”“Maaf kepalamu!” tiba-tiba Juan menyahut.“Kakek sudah bangun?”Sejak Brandon pergi, Juan terus berada dalam kondisi tertidur lelap dan sesekali terbatuk. Namun ketika batuk pun dia tidak dalam keadaan sadar karena matanya masih tertutup. Namun sekarang tidak hanya membuka matanya lebar-lebar, tetapi dia juga sudah bisa berbicara.“Cih, aku … masih belum mati!”Dengan tenaga yang begitu lemah pun Juan masih bisa berbicara lantang seperti biasanya.“Terima kasih Tuhan, akhirnya Kakek sadar juga! Kakek nggak akan mati. Kakek pasti bisa hidup panjang umur!”“Ukh ….”“Kakek haus? Mau minum air? Lapar nggak, mau makan apa?”Selama dua hari terakhir Chermiko hanya menyuapinya bubur, itu pun hanya termakan separuh karena berceceran. Alhasil tubuh Juan makin kurus. Saat tubuh Chermiko membengkak, tubuhnya terisi penuh dengan otot yang memb
Sebagai dokter, penggambaran apa yang dirasakan oleh pasien itu sangat penting, hususnya ketika bertemu dengan penyakit yang rumit. Melalui penggambaran apa yang dirasakan pada saat itu, seorang dokter bisa menganalisis kondisi pasien secara keseluruhan dan mencari tahu apa yang menyebabkan rasa sakit itu muncul.Juan bersandar ke belakang dan memejamkan matanya seolah sedang mengingat kembali apa yang dia rasakan. Meski dengan wajah yang pucat pun, setiap tutur kata yang keluar dari mulutnya terdengar amat tegas dan jelas.Tanpa berlama-lama, Chermiko segera mencatat semua itu. Entah berapa lama waktu telah berlalu, tiba-tiba Juan berhenti. Chermiko mengira dia hanya istirahat sebentar dan akan melanjutkan, tetapi ketika diperhatikan lebih jauh, dia melihat kepala Juan sudah terjatuh ke samping, dan mulutnya juga sudah menganga tak bergerak.“Kakek?” Chermiko coba memanggilnya, tetapi tidak ada jawaban.“Kakek …?” Dia coba memanggil sekali lagi, dan kali ini dia mulai sedikit panik.
Saat itu Juan tidak menemukan keanehan apa-apa dari nadinya, karena itu dia lengah hingga akhirnya Chermiko pun sakit. Kemudian Yuna ada mengungkit tentang wabah yang menyerang Asia Selatan. Virus memiliki kemampuan untuk bersembunyi di dalam tubuh, dan besar kemungkinan itu adalah ciri-ciri umum dari semua virus yang dikembangkan di pusat penelitian itu. Sama seperti organisasi itu, baik pencipta ataupun buatannya sama-sama pandai dalam bersembunyi.Oleh karena itu, wajar saja jika Chermiko tidak menyadari apa-apa, dan dia tidak perlu merasa bersalah. Itu bukan karena ketidakmampuannya, melainkan karena memang lawan yang mereka hadapi terlalu cerdik.Chermiko tahu Juan mengatakan itu hanya untuk menghibur dirinya, dia pun tersenyum pahit dan berkata, “Jadi menurut Kakek, di situasi ini kita harus gimana?”“Sebenarnya kamu sendiri tahu apa yang harus dilakukan, ‘kan?” balas Juan.Melihat ekspresi Juan yang begitu santai, Chermiko tak bisa menahan air matanya. Dia langsung berpaling kar
Saat ini mereka masih belum menemukan solusi, dan mereka bahkan tidak tahu virus apa yang mereka hadapi. Juan saja baru tahu kalau itu ternyata virus, bukan parasit, setelah dia menganalisisnya sendiri. Lantas bagaimana dengan obat dan pemulihannya. Itu saja tidak tahu, bagaimana bisa sembuh?Walau begitu, apa pun yang terjadi, mereka tetap harus punya keyakinan kuat. Kalau rasa percaya terhadap diri sendiri saja tidak ada, mereka sudah kalah di awal.“Haha ….”Juan tertawa sebagai bentuk ketidaksetujuannya. Dia sebenarnya tidak peduli dengan tu. Baginya yang sudah tua ini, hidup atau mati tidak ada bedanya. Seumur hidup ini Juan sudah mengabdikannya kepada ilmu pengobatan tradisional. Dan walaupun Juan tidak begitu puas dengan pencapaiannya di hidup ini, setidaknya dia sudah mendapatkan apa yang dia impikan. Dia juga cukup senang telah menerima beberapa murid yang cukup berhasil. Serta Chermiko … meski dia selalu membuat Juan marah dan sering melakukan hal bodoh, dia perlahan mulai me
“Sayang kenapa?” tanya Chermiko.“Sayang sekali dia nggak fokus ke kedokteran tradisional meski berbakat. Dia malah lebih suka meracik parfum. Kalau dia mau fokus ke kedokteran, aku yakin prestasinya lebih tinggi lagi dari yang sekarang dia punya,” kata Juan.Saat itu Juan tahu Yuna ingin belajar meracik parfum. Juan tidak setuju dengan itu dan merasa tidak ada gunanya. Sudah pasti akan lebih berjasa jika Yuna menekuni kedokteran. Akan tetapi Yuna tetap bersikeras. Juan tidak bisa melawan, apalagi Yuna juga sangat berbakat dalam pembuatan parfum. Juan sendiri sudah sering melihat nyawa-nyawa yang menghilang karena penyakit, ditambah pula dengan kejadian baru-baru ini, membuat dia merasa sehebat apa pun dokter, mereka hanya bisa menyelamatkan nyawa, bukan menyelamatkan hati manusia.Banyak hal yang terjadi tidak berdasarkan keinginan Juan. Dengan meninggalkan obsesi terhadap sesuatu, maka Juan tidak perlu menyalahkan Yuna. Namun bisa melepaskan obsesi bukan berarti bisa melepaskan harga
“Kenzi. Nurut, ya. Kan sudah kubilang jangan masuk ke kamar ini, ‘kan? Kakek lagi perlu istirahat, kamu main di kamar sendiri saja, ya,” kata Chermiko.Kenzi pun menurutinya dan tidak lagi masuk ke dalam, tetapi dia juga tidak mau pergi dan hanya berdiri di depan pintu saja dengan mata tertuju kepada Juan.“Kakek ….”“Sini!” sahut Juan sambil melambaikan tangan.“Kakek!” seru Chermiko, dia bermaksud Juan jangan sampai lengah hanya karena merasa iba dan malah jadi berbahaya untuk Kenzi.Namun di situ Juan berkata, “Kita bertiga tinggal di bawah atap yang sama. Kalau memang menular, pasti sudah dari kemarin-kemarin. Para pelayan di rumah ini jarang dekat-dekat sama aku, tapi mereka juga sakit. Berhubung dari awal Kenzi nggak diungsikan keluar, biar saja dia bebas di sini, biar dia menghadapi ini bareng kita semua.”Chermiko tadinya masih ingin membantah, tetapi setelah mendengar itu, dia mengurungkan niatnya. Benar juga, kalau memang menular, pasti sudah dari awal Kenzi juga tertular. To
Kenzi menoleh, wajahnya dia tempelkan ke tangan Juan dan dengan patuhnya diam di tempat. Juan tadinya ingin membiarkan Kenzi bermain di kamarnya agar dia bisa menjaganya.Chermiko juga merasa kasihan melihat Kenzi, tetapi kemudian dia menyadari ada yang aneh.Chermiko langsung maju, tapi Kenzi spontan mundur ke belakang menghindari Chermiko karena takut akan dibawa pergi. Ketika melihat Chermiko meraih Kenzi, Juan refleks ingin menghadangnya, tetapi setelah dilihat lagi. Dia terkejut dan tidak jadi menghadang Chermiko. Chermiko langsung memegang leher Kenzi dan berkata dengan halus, “Kenzi, jangan bergerak dulu. Coba kulihat.”Kemudian dia menyibak bagian belakang rambut Kenzi dan menarik kerah bajunya ke bawah, memperlihatkan leher Kenzi yang putih. Kenzi tidak melawan ataupun melarikan diri, karena dia tahu Chermiko bukan ingin mengusirnya, jadi dia patuh saja.Di leher Kenzi terdapat bercak berwarna merah yang sekilas terlihat seperti penyakit kulit, tapi bukan. Selain itu juga ada t
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat
Chermiko mulai menyadari Shane lagi-lagi terbawa oleh perasaan sedihnya. Dia pun segera melurusan, “Eh … maksudku. Aku cuma nggak menyangka ternyata kamu bisa ngurus anak juga. Kalau aku jadi kamu, aku pasti sudah panik. Tapi kalau dilihat-lihat lagi, dua anak ini mukanya lumayan mirip sama Brandon, ya. Menurut kamu gimana?”Mendengar itu, Shane melirik kedua bayi yang sedang tertidur pulas dan melihat, benar seperti yang tadi Chermiko bilang, bagian kening mereka sedikit mirip dengan Brandon, sedangkan mulut mereka mirip dengan Yuna.“Kelihatannya memang mirip, ya. Tapi kita jangan tertipu dulu. Aku merasa makin lama kita lihat jadi makin mirip. Kalau sekarang aku bilang mereka nggak mirip, apa kamu masih merasa mereka mirip?”Benar juga, andaikan mereka bukan anaknya Brandon, dengan sugesti seperti itu Chermiko percaya saja kalau mereka tidak mirip.“Waduh, aku rasanya kayak lagi berhalusinasi!” ucapnya.“Makanya sekarang kita jangan berpikir mirip atau nggak mirip dulu. Lebih baik k
“Itu normal. Dulu waktu Nathan masih kecil juga aku kayak begini,” kata Shane. “Hampir semalaman penuh kamu nggak mungkin bisa tidur. Begitu kamu taruh mereka, mereka pasti langsung nangis, jadi kamu harus gending mereka terus. Waktu itu tanganku juga sudah mau patah rasanya.”“Kamu gendong anak sendiri? Bukannya pakai pengasuh?!”“Waktu itu aku masih belum sekaya sekarang, istriku nggak mau pakai pengasuh, jadi aku yang gendong.” Shane tidak mau mengingat masa lalunya lagi karena itu hanya akan membuatnya sedih. Shane lalu menghampiri Brandon dan hendak mengambil anak itu dari tangannya. “Sudah pagi, biar aku yang jagain. Kamu istirahat dulu.”“Nggak usah!”“Jangan begini lah! Kalau kamu merasa berutang sama Yuna dan anak-anak kamu, masih ada waktu lain untuk menebus, tapi sekarang kamu harus istirahat! Kalau kamu sampai tumbang, siapa lagi yang bisa jagain mereka, dan siapa yang bisa nolongin Yuna!”Ketika mendengar itu, akhirnya Brandon mengalah dan memberikan kedua anaknya kepada S
Kemampuan medis Yuna tak diragukan membuat Fred kagum kepadanya, tetapi Yuna punya perang yang lebih penting dari itu. Lagi pula sifat Yuna yang sangat keras membuatnya tidak mungkin dijadikan kawan oleh Fred. Dibiarkan hidup juga tidak ada gunanya.“Bagus … bagus sekali!”Setelah memahami apa yang sesungguhnya terjadi, Fred menarik napas panjang dan mengatur kembali emosinya. Dia mengucapkan kata “bagus” berulang kali, dan ini merupakan pelajaran yang sangat berharga baginya. Selama ini selalu dia yang mengerjai orang lain. Tak pernah sekali pun Fred berpikir dirinya tertipu oleh sebuah trik murahan. Bukan berarti Fred bodoh karena tidak menyadari hal itu, hanya saja terlalu banyak hal yang harus dia kerjakan sehingga dia tidak bisa berpikir dengan jernih.“Yuna, kali ini kamu menang! Tapi sayang sekali kamu nggak akan bisa melihat akhir dari semua ini! Sebentar lagi kita sudah mau masuk ke tahap terakhir dari R10. kamu sudah siap?”Fred menyunggingkan seulas senyum yang aneh di waja
“Tadi kamu ada diare lagi?” Yuna bertanya.“Nggak ada,” jawab Fred menggeleng, tetapi dia marah menyadari dirinya malah dengan lugu menjawab pertanyaan yang tidak berkaitan. “Itu nggak ada urusannya! Sekarang juga aku mau obat itu!”“Sudah nggak sakit perut dan nggak diare, rasa mual juga sudah mendingan, ya? Paling cuma pusing sedikit dan kadang kaki terasa lemas. Iya, ‘kan?”Fred tertegun diberikan sederet pertanyaan oleh Yuna, dia pun mengingat lagi apa benar dia mengalami gejala yang sama seperti Yuna sebutkan.“Kayaknya … iya!”Meski sudah berkat kepada dirinya sendiri untuk tidak terbuai oleh omongannya, tetap saja tanpa sadar Fred menjawab dengan jujur. Setelah Fred menjawab, Yuna tidaklagi bertanya dan hanya tersenyum.“Kenapa kamu senyum-senyum?! Aku tanya mana obatnya, kamu malah ….”“Pencernaan kamu sehat-sehat saja, nggak kayak orang yang lagi keracunan!”“Kamu ….”Fred lantas meraba-raba perut dan memukul-mukul dadanya beberapa kali. Dia merasa memang benar sudah jauh lebi
“Gimana caranya aku bisa memastikan kalau anak-anak yang suamiku terima itu benar-benar anakku?”“Hmm? Mau beralasan apa lagi kamu?”“Nggak, aku cuma mau memastikan kalau mereka itu benar anakku, bukan anak orang lain yang dijadikan pengganti.”Sebelumnya Yuna juga sudah berpikir adanya kemungkinan ini terjadi, tetapi ketika melihat Brandon membawa kotak itu dan memeriksa napas anak-anaknya, dia hampir meneteskan air mata. Brandon dikenal sebagai orang yang sangat dingin, tetapi Yuna bisa melihat sewaktu Brandon melakukan itu, jarinya sampai gemetar. Kelihatan sekali selama beberapa hari ini dia juga sangat menderita.Semenjak memutuskan untuk masuk ke tempat ini, Yuna tidak mengira akan terperangkap di sini untuk waktu yang sangat lama, bahkan sampai anak-anaknya lahir. Sudah sebulan penuh sejak kelahiran mereka, tetapi Yuna masih bisa bisa keluar. Bahkan ada kemungkinan dia akan terperangkap di sini untuk seumur hidup.Hidup atau mati sering kali terjadi hanya dalam sekejap mata dan
“Yang perlu kita curigai sekarang adalah kalau anak-anak ini bukan punyaku, berarti mereka siapa? Dan dari mana datangnya mereka? Tapi kalau benar mereka anakku … apa mau mereka?”“Apa mungkin mereka mau menggunakan anak-anakmu untuk mengancammu?” kata Shane. “Atau ….”“Atau apa?”“Nggak, nggak apa-apa! Aku cuma asal ngomong saja.”Mendengar Shane bilang begitu, Brandon juga tidak bertanya lagi lebih dalam. Brandom mengamati raut wajah Chermiko kelihatannya kurang begitu baik. Dia tampak sangat serius dengan kening yang mengerut.“Apa pun keadaannya, anak-anak ini sudah ada di tangan kita. Kita tetap harus merawat mereka dengan baik. Kalian berdua tidur saja dulu, biar aku yang jaga mereka.”“Jangan, kamu sudah kelelahan dari beberapa hari belakangan. Banyak hal yang perlu kamu ambil keputusan langsung, jadi kamu saja yang tidur, biar aku yang jaga!” kata Shane.“Kalian berdua tidur saja. Aku dokter, biar aku yang jaga!” ucap Chermiko.“Sudah, sudah, jangan diperdebatkan lagi! Kemungki