Share

Bab 1833

Author: Awan
last update Last Updated: 2024-06-08 18:00:01
Terserah apakah kata-kata Brandon tadihanya sekadar hiburan atau memang benar, yang jelas di saat itu Bella sudah merasa jauh lebih baik. Ya, sewaktu terakhir kali Yuna datang, dia bilang kalau Edgar terkena racun, dan waktu itu Yuna berhasil mengeluarkan jarum yang mengontrol perilaku Edgar. Sekarang giliran Brandon yang datang membawakan obatnya. Andaikan Edgar tidak terselamatkan, untuk apa Yuna dari awal harus repot-repot membuat obatnya. Berarti, batuk dan muntah tadi memang benar adalah reaksi akibat racun yang keluar. Dengan begitu, Bella tidak perlu khawatir lagi, bukan?

Seketika terdengar suara yang cukup besar datang dari lantai bawah. Sebelum Fahrel membuka pintu dan masuk ke dalam amar, suaranya sudah masuk terlebih dahulu, “Kalian hati-hati sedikit, jangan sampai terbentur sana sini, atau kepala kalian sendiri yang jadi korban nanti. Dan juga jangan sampai orang lain tahu. Jaga mulut kalian, paham?!”

“Siap!” jawab siapa pun itu yang berada di luar sana. Mereka ini adalah o
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1834

    “Uhuk-uhuk ….”Batuk kali ini terdengar relatif ringan dibandingkan yang sebelumnya. Batuknya tergolong ringan seperti sedang masuk angin, tetapi suara itu membuat Fahrel berhenti berbicara dan langsung menoleh ke arah asal suara itu.“Papa?” sahut Bella.Saat itu dia dengan perasaan lega melihat sang ayah akhirnya membuka matanya. Akhirnya dia mulai sadar juga meski terlihat linglung dan masih terbatuk-batuk.“Papa?!” seru Bella memanggil ayahnya sekali lagi untuk memastikan. Dia ingin membuat ayahnya sadar, tetapi di satu sisi, dia juga takut ayahnya akan kembali seperti dulu, di mana dia masih dalam kendali Rainie, bersikap dingin kepadanya, dan hanya mendengar nasihat dari pamannya. Dia sungguh ragu, perasaan senang bercampur tegang membuatnya harus berhati-hati dalam bertindak.Edgar menarik napas dan menjawab dengan suara lirih, “Ya.” Jawabannya singkat, hanya satu kata pendek, tetapi satu patah kata itu memberikan energi yang tak terbatas bagi Bella.“Papa! Akhirnya Papa sadar j

    Last Updated : 2024-06-08
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1835

    Saat ini Edgar masih tidak punya tenaga, bahkan untuk mengangkat kelopak matanya saja terasa sangat berat, tetapi dia masih bisa memberikan tatapan dingin kepada Fahrel yang membuatnya langsung tutup mulut.“Terima kasih sudah menjagaku selama aku lagi koma,” kata Edgar, dengan suara yang terasa sangat berat dan kelelahan.Fahrel merasa tersanjung mendapat pujian dari kakak iparnya, dan dia pun menanggapinya dengan tawa seraya berkata, “Nggak juga lah, aku cuma membantu sedikit saja! Sudah sewajarnya aku membantu sebagai satu keluarga! Kak Edgar sekarang gimana? Apa ada yang masih sakit? Kalau menurutku sebaiknya kita ke rumah sakit saja sekarang. Berhubung sekarang Kak Edgar sudah sadar, lebih baik kita langsung ke rumah sakit militer. Di sana fasilitasnya lebih bagus, jadi pengobatannya juga pasti lebih efektif dibanding rumah sakit lain. Paling tidak masih lebih baik daripada cuma bersembunyi di sini terus.”“Selama Papa tertidur, rumah kita kedatangan banyak orang, ya?” tanya Edgar

    Last Updated : 2024-06-09
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1836

    “Berangkat ke mana?! Sudah gila ya kamu?!” Seketika itu Edgar langsung mengamuk dan melempar bantal yang ada di dekatnya ke arah Fahrel.“Kak Edgar!”Fahrel menghindari lemparan bantalnya. Edgar baru saja bangun dan masih tidak punya tenaga sedikit pun. Bantal yang dia lempar juga sebenarnya hanya sampai ke tepi kasur. Bahkan tanpa perlu menghindar pun, bantal itu tidak akan mengenai Fahrel. Akan tetapi Edgar memang punya aura yang kuat, ditambah lagi perangai sangarnya yang sudah mendarah daging sehingga Fahrel belum apa-apa sudah takut padanya. Saat Edgar masih tertidur, Fahrel sempat memaki Bella, alhasil dia pun menjadi target amarah Edgar.“Dasar nggak berguna! Aku cuma tertidur beberapa hari saja sampai jadi kacau begini. Kamu sudah merasa hebat cuma dikasih kekuasaan selama beberapa hari saja, hah? Jangan pikir aku nggak tahu sama semua perbuatan kamu selama ini. Sekarang cepat kamu pergi dari rumahku, awas saja jangan sampai kamu muncul lagi di depan mukaku!”Dalam hati Fahrel

    Last Updated : 2024-06-09
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1837

    Sekarang di kamar hanya tersisa Edgar dan Brandon berdua saja. Atmosfer terasa jauh lebih santai sekarang, dan Brandon bisa menghadapi Edgar dengan sikap yang santai seolah mereka berdua adalah teman lama. Bahkan Brandon tak ragu untuk menarik kursi dan duduk di dekat Edgar.“Gimana badan kamu sekarang?” tanya Brandon.“Dadaku masih terasa sedikit sesak, kepala juga masih terasa berat, tapi … sudah lebih mending dibanding tadi,” jawab Edgar dengan satu tangan bersandar di dadanya sambil terbatuk kecil. Suara batuknya kali ini tidak seperti sebelumnya, tetapi lebih seperti tertahan. Suaranya juga tidak terlalu besar.“Wajar saja, karena kamu sudah tertidur selama berhari-hari. Jangankan untuk orang sakit, orang normal saja kalau tidur selama itu pasti bakal pusing kepalanya. Tapi … kamu pasti ada sedikit tahu apa saja yang terjadi selama ini, ‘kan?”“.…”“Aku yakin kamu paham apa yang aku maksud,” ujar Brandon menambahi.“Ya, sebelumnya badanku memang dikendalikan, tapi kesadaranku masi

    Last Updated : 2024-06-10
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1838

    Padahal, saat itu jelas-jelas Edgar sudah waspada dan bisa saja melawan Rainie terlebih dahulu, tetapi dia tidak menyangka Rainie akan menggunakan cara yang berada di luar dugaannya.“Aku nggak tahu. Racun yang Rainie pegang, atau lebih tepatnya sesuatu yang diteliti oleh organisasi itu adalah virus jenis baru. Dan juga seharusnya penelitian mereka itu sudah berjalan untuk waktu yang lama banget, makanya bisa langsung meledak seperti sekarang.”Sebenarnya Edgar juga sedikit banyak tahu tentang wabah yang sempat meledak di Asia Selatan dulu, dan sebagai orang yang memegang jabatan tinggi, dia tentu saja tahu beberapa informasi rahasia yang tidak disebarluaskan kepada orang lain. Edgar hanya tak habis pikir kalau ternyata Rainie ikut terlibat di dalamnya, dan malah menjadi salah satu korbannya.“Sekarang, proyek vaksin itu sudah jatuh ke tangan merea!” kata Edgar. Ketika Edgar melihat dirinya sendiri menarik kembali proyek itu dan memberikannya kepada Fahrel, dia tidak sabar ingin membua

    Last Updated : 2024-06-10
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1839

    Di saat itu pintu kamar diketuk dan mereka mendengar suara Bell dari luar, “Papa.”“Masuk,” jawab Edgar.Bella datang membawakan nampan yang berisi bubur dan beberapa makanan kecil lainnya yang disajikan dalam piring-piring kecil.“Pa, tadi aku minta mereka masak bubur dan beberapa makanan ringan. Ayo dimakan dulu,” kata Bella. “Papa masih baru bangun jadi jangan makan yang terlalu berminyak dulu.”“Oke,” jawab Edgar mengangguk. Dia sudah cukup lapar. Ketika melihat di meja kecilnya sudah tersaji beberapa lauk yang terlihat lezat, dia pun duduk tegak dan mulai menyantap buburnya dengan lahap. Sementara itu Brandon pergi ke luar kamar untuk menerima panggilan telepon.“Papa, sekarang gimana badannya?” tanya Bella dengan penuh perhatian.“Sudah jauh mendingan. Terima kasih, ya, untuk bantuan kamu selama Papa tertidur. Kamu pasti kerepotan banget, ya,” sahut Edgar tersenyum.“Nggak, kok, Pa.”Jawaban Bella berasal dari lubuk hatinya yang terdalam dan tidak dibuat-buat. Selama ini meski m

    Last Updated : 2024-06-11
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1840

    “Apa aku bakal mati?” tanya Edgar.“Nggak, bukan itu maksudnya. Bukan berarti nggak akan mati juga, tapi mungkin badanmu akan menunjukkan beberapa gejala seperti tenaga yang sudah nggak sebesar biasanya. Kemampuan fisik pasti akan berkurang, dan yang paling menakutkannya itu adalah kerusakan organ, sama … kerusakan otak.”Semua itu masih tidak bisa diprediksi dan membutuhkan waktu untuk terus diamati. Cara yang paling baik tentu saja adalah dengan meminta Yuna untuk menginap di sana untuk memantau kondisi Edgar setiap harinya, tetapi itu jelas tidak mungkin. Saat ini Yuna masih berada di pusat penelitian vaksin dan sedang tidak memungkinkan baginya untuk pergi.“Nggak apa-apa, yang penting untuk sekarang ini aku nggak akan mati,” ucap Edgar dengan tenang tanpa ada gejolak emosi sedikit pun. Dia sudah mengalami banyak cobaan hidup. Sewaktu mudanya dia pernah terlibat dengan baku tembak, jadi hanya bahaya kecil seperti ini tidak akan membuatnya takut. Apalagi, saat ini masih banyak hal y

    Last Updated : 2024-06-11
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1841

    Di siang hari yang panas terik, Yuna dengan pakaian pelindungnya yang tebal sibuk bekerja dengan cekatan di lab. Koridor di tempat penelitian itu sepi tidak ada orang yang lewat.Biasanya sebagian besar pekerja sibuk di siang hari dan baru akan sepi ketika malam tiba. Namun selama dua hari terakhir mengamati, Yuna mendapati situasi di lab tempat dia bekerja ini justru terbalik. Makin malam justru makin banyak orang yang bekerja, dan lab baru sepi ketika matahari sudah bersinar terang.Sebenarnya tempat ini sudah sepenuhnya menjadi daerah kekuasaan mereka dan bisa saja mereka bekerja seperti biasa tanpa harus sembunyi-sembunyi. Namun mungkin karena sudah terbiasa seperti itu, atau memang di malam hari baru eksperimennya efektif, yang jelas jam kerja di sini terbalik dengan jam kerja normal.Akan tetapi ini justru menguntungkan Yuna apabila dia ingin melakukan sesuatu. Dia tidak perlu bergadang dan harus melakukan persiapan yang terlalu banyak. Dia cukup bekerja seperti biasa saja. Di si

    Last Updated : 2024-06-12

Latest chapter

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2286

    “Eh? Yang benar? Kalau begitu aku ….”“Tapi ingat, kamu bebas keluar masuk di dalam gedung, bukan keluar dari tempat ini. Paham? Kalau kamu berani keluar satu langkah saja, aku nggak bisa melindungi kamu!” kata Fred sembari menepuk bahu Rainie dengan ringan.Seketika itu juga hanya dalam sekejap kegirangan Rainie langsung menghilang. Di detik itu dia mengira sudah bisa bebas keluar masuk kedutaan dan mendapatkan kembali kebebasannya. Namun ketika dipikirkan lagi dengan baik, apa yang Fred katakan tidaklah salah. Lagi pula apa untungnya juga Rainie keluar. Dengan kondisi sekarang ini, dia keluar sedikit saja pasti akan langsung ditangkap oleh anak buahnya Brandon atau Edgar.Bicara soal Edgar membuat Rainie teringat dengan lab yang sudah dihancurkan itu, serta kedua orang tua dan juga rumahnya. Rainie sempat berpikir untuk mengunjungi rumahnya semenjak dia bebas dari Brandon. Tetapi dari kejauhan Rainie melihat ada orang yang memindahkan barang-barang di rumahnya. Dan dari omongan orang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2285

    Ross melihat ke sana kemari seolah-olah sedang khawatir ada orang yang sewaktu-waktu datang mengejarnya. Rainie yang menyadari perilaku itu segera berkata, “Pak Fred ada pertanyaan untuk Pangeran. Dia pasti berniat baik, jadi tolong Pangeran jawab pertanyaannya dengan baik, ya?”Kemudian, Rainie sekali lagi mengetuk jarinya ke botol. Ross tampak mengernyit dan sedikit kebingungan, tetapi dia lalu mengangguk dan berkata, “Ya!”Rainie berbalik menatap Fred dan mundur ke belakangnya. Sembari menatap Ross dari balik layar ponsel, dia berdeham, “Pangeran Ross, selama perjalanan apa sudah dapat kabar tentang Yang Mulia?”Sudah pasti belum ada, tetapi Fred sengaja bertanya seperti itu kepada Ross. Benar saja, Ross menggelengkan kepala menjawab, “Belum ada. Tapi kurasa karena aku baru pergi satu hari, jadi belum terlalu jauh. Kamu bilang mamaku pergi ke tempatnya suku Maset atau semacamnya, ‘kan? Mungkin perlu beberapa hari baru bisa sampai ke sana.”“Iya, betul. Yang Mulia bilang mau pergi ke

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

DMCA.com Protection Status