Padahal, saat itu jelas-jelas Edgar sudah waspada dan bisa saja melawan Rainie terlebih dahulu, tetapi dia tidak menyangka Rainie akan menggunakan cara yang berada di luar dugaannya.“Aku nggak tahu. Racun yang Rainie pegang, atau lebih tepatnya sesuatu yang diteliti oleh organisasi itu adalah virus jenis baru. Dan juga seharusnya penelitian mereka itu sudah berjalan untuk waktu yang lama banget, makanya bisa langsung meledak seperti sekarang.”Sebenarnya Edgar juga sedikit banyak tahu tentang wabah yang sempat meledak di Asia Selatan dulu, dan sebagai orang yang memegang jabatan tinggi, dia tentu saja tahu beberapa informasi rahasia yang tidak disebarluaskan kepada orang lain. Edgar hanya tak habis pikir kalau ternyata Rainie ikut terlibat di dalamnya, dan malah menjadi salah satu korbannya.“Sekarang, proyek vaksin itu sudah jatuh ke tangan merea!” kata Edgar. Ketika Edgar melihat dirinya sendiri menarik kembali proyek itu dan memberikannya kepada Fahrel, dia tidak sabar ingin membua
Di saat itu pintu kamar diketuk dan mereka mendengar suara Bell dari luar, “Papa.”“Masuk,” jawab Edgar.Bella datang membawakan nampan yang berisi bubur dan beberapa makanan kecil lainnya yang disajikan dalam piring-piring kecil.“Pa, tadi aku minta mereka masak bubur dan beberapa makanan ringan. Ayo dimakan dulu,” kata Bella. “Papa masih baru bangun jadi jangan makan yang terlalu berminyak dulu.”“Oke,” jawab Edgar mengangguk. Dia sudah cukup lapar. Ketika melihat di meja kecilnya sudah tersaji beberapa lauk yang terlihat lezat, dia pun duduk tegak dan mulai menyantap buburnya dengan lahap. Sementara itu Brandon pergi ke luar kamar untuk menerima panggilan telepon.“Papa, sekarang gimana badannya?” tanya Bella dengan penuh perhatian.“Sudah jauh mendingan. Terima kasih, ya, untuk bantuan kamu selama Papa tertidur. Kamu pasti kerepotan banget, ya,” sahut Edgar tersenyum.“Nggak, kok, Pa.”Jawaban Bella berasal dari lubuk hatinya yang terdalam dan tidak dibuat-buat. Selama ini meski m
“Apa aku bakal mati?” tanya Edgar.“Nggak, bukan itu maksudnya. Bukan berarti nggak akan mati juga, tapi mungkin badanmu akan menunjukkan beberapa gejala seperti tenaga yang sudah nggak sebesar biasanya. Kemampuan fisik pasti akan berkurang, dan yang paling menakutkannya itu adalah kerusakan organ, sama … kerusakan otak.”Semua itu masih tidak bisa diprediksi dan membutuhkan waktu untuk terus diamati. Cara yang paling baik tentu saja adalah dengan meminta Yuna untuk menginap di sana untuk memantau kondisi Edgar setiap harinya, tetapi itu jelas tidak mungkin. Saat ini Yuna masih berada di pusat penelitian vaksin dan sedang tidak memungkinkan baginya untuk pergi.“Nggak apa-apa, yang penting untuk sekarang ini aku nggak akan mati,” ucap Edgar dengan tenang tanpa ada gejolak emosi sedikit pun. Dia sudah mengalami banyak cobaan hidup. Sewaktu mudanya dia pernah terlibat dengan baku tembak, jadi hanya bahaya kecil seperti ini tidak akan membuatnya takut. Apalagi, saat ini masih banyak hal y
Di siang hari yang panas terik, Yuna dengan pakaian pelindungnya yang tebal sibuk bekerja dengan cekatan di lab. Koridor di tempat penelitian itu sepi tidak ada orang yang lewat.Biasanya sebagian besar pekerja sibuk di siang hari dan baru akan sepi ketika malam tiba. Namun selama dua hari terakhir mengamati, Yuna mendapati situasi di lab tempat dia bekerja ini justru terbalik. Makin malam justru makin banyak orang yang bekerja, dan lab baru sepi ketika matahari sudah bersinar terang.Sebenarnya tempat ini sudah sepenuhnya menjadi daerah kekuasaan mereka dan bisa saja mereka bekerja seperti biasa tanpa harus sembunyi-sembunyi. Namun mungkin karena sudah terbiasa seperti itu, atau memang di malam hari baru eksperimennya efektif, yang jelas jam kerja di sini terbalik dengan jam kerja normal.Akan tetapi ini justru menguntungkan Yuna apabila dia ingin melakukan sesuatu. Dia tidak perlu bergadang dan harus melakukan persiapan yang terlalu banyak. Dia cukup bekerja seperti biasa saja. Di si
Secara spontan Yuna langsung menarik kembali tangannya. Sesaat yang lalu dia merasa seperti mendapat godaan iblis yang menyuruh dia untuk menyentuhnya. Yuna juga meneliti berbagai macam tanaman dan obat-obat, tidak mungkin dia tidak tahu tentang betapa bahayanya racun yang tanaman itu miliki. Terlebih lagi tanaman itu terlihat seperti sudah bermutasi, yang jelas lebih tidak boleh disentuh sembarangan.Saat tersadar, Yuna sontak menoleh ke arah asal suara itu yang rupanya berasal dari seorang pria dengan pakaian pelindung lengkap. Seharusnya semua orang yang bekerja di tempat ini tidak mengenali siapa Yuna, tetapi entah bagaimana caranya, pria itu memberikan impresi yang tidak asing. Meski pria itu mengenakan pakaian pelindung super tebal, Yuna merasa familier ketika melihat tatapan mata yang tampak melalui celah pakaian.“Siapa kamu?” tanya Yuna waspada.“Kamu nggak perlu tahu siapa aku. Tapi aku sarankan lebih baik kamu secepatnya pergi dari tempat ini,” ujar pria itu dan kemudian lan
Setelah apa yang Yuna lalui tadi, dia mulai menenangkan kembali pikirannya dan berusaha untuk mencerna apa yang terjadi dengan kepala dingin. Tidak semudah itu untuk mencari kebenaran atas apa yang terjadi di tempat ini, maka dia pun kembali memfokuskan dirinya dengan eksperimen yang ada di depan mata.Sesungguhnya, eksperimen ini sudah berjalan setengahnya. Yang harus diselesaikan sekarang hanya tinggal masalah terkait pencampuran bahan dan pengaturan rasionya saja. Dari data-data yang mereka berikan perihal hasil eksperimen selama ini, Yuna mendapatkan satu kesalahan, yaitu bahwa mereka, atau orang yang dulu mengerjakan eksperimen ini selalu menggunakan rasio bahan yang dulu sempat Yuna berikan, rasio yang dulu Yuna gunakan dan berhasil.Setelah melihat data-data tersebut, Yuna mulai sadar bahwa mereka yang sebelumnya mengerjakan eksperimen ini sama sekali tidak memahami dunia parfum. Lebih tepatnya, mereka tidak mengerti cara menggabungkan parfum dengan obat-obatan.Memang rasio bah
“Bos kamu yang suruh kamu tanya?”“... sampai sekarang kamu masih nggak percaya sama aku?”“Ya.”Semua hal yang Shane lakukan dan tutupi dari Yuna di masa lalu membuat Yuna sedikit pun tidak percaya lagi kepadanya. Ketika kepercayaan seseorang sudah dirusak, tidak mungkin semudah itu untuk membangunnya kembali. Kalaupun saat ini bukan musuh, mereka berdua juga tidak bisa dibilang teman.“Apa di eksperimen ini ada orang yang kukenal?” tanya Yuna.Shane berpikir sejenak di tengah keterkejutannya oleh pertanyaan Yuna. Dia menjawab, “Di sini memang ada beberapa orang yang dulu sempat kerja bareng kamu di lab yang dulu. Kenapa memangnya? Kamu mengenali mereka?”“Bukan mereka,” jawab Yuna menggelengkan kepala. Beberapa rekan kerjanya di lab dulu mungkin juga masih bekerja di sini, tetapi Yuna tidak begitu ingat dengan mereka. Yuna tidak terlalu sering bergaul dengan mereka, dan kalaupun ada, tidak begitu dekat. Yuna jarang meluangkan waktu untuk bersosialisasi, terlebih lagi memiliki kesan y
“Tapi kamu bilang si ‘Bos’ itu cuma orang depan saja. Di belakang dia masih ada sekelompok orang lain yang lebih kuat dari dia, bukan?”“Ya, itu memang benar. Tapi dia juga pasti memegang semua rahasia dan data penting yang kita cari tahu selama ini.”Dipikir-pikir, meski bosnya juga bekerja di bawah kuasa orang lain, Shane merasa dia pasti memegang sesuatu yang penting sebagai jaminan. Walau gila, dia punya ambisinya sendiri, dan semua eksperimen ini adalah bentuk dari perwujudan ambisinya. Sebelum semua ini selesai, dia tidak mungkin membiarkan dirinya mati begitu saja oleh siapa pun yang ada di atasnya.“Jadi, maksud kamu ….”“Kita harus bekerja sama untuk mencari tahu apa rahasia yang dia simpan selama ini,” ujar Shane.Shane tahu Yuna datang ke sini pasti tidak akan membiarkan dirinya diperdaya begitu saja, sama seperti Shane sendiri. Sekian lama Shane terus mencari sesuatu yang bisa melepaskan dia dari kendali organisasi ini dan mencari cara untuk menolong Nathan. Namun Shane tid
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta
Tidak peduli apa pun yang Ratu katakan, Fred selalu punya seribu satu alasan untuk berdalih.Fred menggeleng dan berkata, “Bukan pintar beralasan, tapi karena semuanya sudah aku pikirkan demi Yang Mulia. Sejak awal sudah kubilang, mereka itu licik dan banyak akal bulusnya. Jangan mudah percaya sama omongan mereka! Mereka pasti mencoba membujukmu untuk menghentikan eksperimennya. Jangan ikuti kemauan mereka. Yang Mulia coba pikirkan, kita sudah sejak lama melakukan penelitian, lalu untuk apa? Kalau sekarang kita menyerah, bukankah semua yang kita lakukan dulu jadi sia-sia? Semua kerja keras, waktu , dan uang yang kita bayar jadi nggak ada artinya! Ini cuma akal-akalan mereka, karena kalau eksperimennya berhasil, kita bisa menguasai dunia. Cuma penduduk Yuraria saja yang bisa kemampuan hidup abadi. Itu sudah cukup untuk menggemparkan dunia, termasuk mereka. Makanya mereka nggak mau eksperimen ini berhasil. Bisa jadi … mereka membujuk Yang Mulia untuk menyerah, tapi habis itu diam-diam me
“Karena kamu begitu setia padaku, aku kasih kamu satu kesempatan lagi,” kata sang Ratu mendesah ringan.“Mau aku jadi bahan percobaanmu? Nggak masalah!” kata Fred dengan alis terangkat. “Toh sekarang aku juga nggak bisa menolak, bukan?”“Apa kamu ada permintaan lain?”Bagaimanapun juga, mereka adalah tuan dan pelayan yang sudah bekerja bersama selama bertahun-tahun, yang sudah melewati suka dan duka bersama. Andaikan Fred memiliki niat untuk melakukan kudeta, dia sudah berkontribusi banyak dan layak untuk mendapatkan apa yang dia minta sebelum dieksekusi.“Yang Mulia tahu aku sudah nggak membutuhkan apa-apa lagi. Aku sudah lama bercerai dengan istriku dan anakku ikut dia ke luar negeri. Aku cuma sendiri mendedikasikan hidupku untukmu, Yang Mulia Ratu. Sekarang aku sudah nggak punya permintaan apa-apa lagi. Oh ya, kalau sampai ….”Fred berhenti sejenak, kemudian dia melanjutkan, “Kalau sampai eksperimen ini berhasil, aku bisa terus hidup lebih lama di dalam badan anak itu, aku berharap
Di sebuah ruang bawah tanah yang lembap dan tidak terkena cahaya matahari, begitu masuk langsung tercium bau busuk yang menyengat hidung. Saat pintu dibuka, dan mendengar ada suara kursi roda yang mendekat, orang yang berada di dalam langsung mendongak menatap ke depan.“Ah, Yang Mulia datang untuk menemui aku juga.”Orang itu menyunggingkan senyum yang kaku. Dia yang dulu adalah seorang duta besar terhormat kini menjadi tak lebih dari seperti tawanan perang. Kursi roda berhenti, lalu sang Ratu menatapnya, orang yang sudah meneaninya selama puluhan tahun lebih.“Fred, apa kamu menyesal?” tanyanya.“Menyesal? Apa yang perlu disesali? Aku menyesal kenapa eksperimennya nggak aku lakukan lebih awal? Atau menyesal karena terlalu banyak berpikir? Ataukah menyesal karena aku nggak menyadari lebih awal kalau kamu mencurigaiku? Yang menang memakan yang kalah, itu sudah hukumnya. Nggak ada yang perlu aku sesali.”Sang Ratu sempat terdiam sesaat mendengar kata-kata Fred.“Jadi kamu nggak pernah m
“Tapi sudah terlambat kalau terus menunggu sampai eksperimennya dimulai!” kata Shane seraya menggertakkan gigi.Dia tidak punya sisa waktu lagi untuk bertaruh. Kalau sampai ternyata eksperimennya keburu dimulai, betapa sakit hatinya Shane membayangkan tubuh Nathan yang masih kecil itu harus terbaring di atas meja operasi yang dingin dan dibedah seperti tikus percobaan. Dia tidak bisa menerima hal seperti itu terjadi. Dia tidak tega melihat anaknya yang masih kecil harus mengalami penderitaan yang sebegitu parahnya. Nathan tidak tahu apa-apa dan diculik begitu saja, terpisah dari ayahnya begitu lama. Dan sekarang, dia harus menghadapi semua ini. Bahkan … bahkan dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi.“Tapi kalau kamu ke sana sekarang, memangnya kamu bisa menolong Nathan?” Brandon bertanya.“Aku nggak peduli. Kalaupun aku harus mati, aku bakal tetap berusaha!”“Ya sudah, terserah kamu. Pergi sana!” Brandon tak lagi membujuk Shane. Dia memukul meja yang ada di depannya dan berseru kepada
Mau dipikir seperti apa pun, itu rasanya agak mustahil.“Aku juga berharap informasiku salah, tapi ….”Brandon tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi itu sudah menyiratkan intensi yang sangat jelas. Berhubung ini sudah menyangkut nasib Nathan, jika informasi yang dia dapat tidak bisa dipercaya, dia pun tidak akan memberitahukannya kepada Shane.“Jadi selama ini dia nggak mau membebaskan Nathan karena itu? Itu alasan kenapa selama ini aku nggak pernah berhasil menemukan dia. Jadi … mereka dari awal memang nggak ada niat untuk melepaskan Nathan, dan mereka menyandera dia dengan alasan membutuhkan investasi dana dariku, itu semua bohong?!”Rona wajah Shane di saat itu sudah pucat pasi. Suaranya pasti terdengar cukup datar, tetapi bisa terdengar bibirnya sedikit gemetar. Siapa pun yang menghadapi hal semacam ini pasti akan memberikan reaksi yang sama.Chermiko tidak tahu seperti apa rasanya memiliki seorang anak, tetpai dia dapat memahami perasaan Shane. Dia sendiri juga tidak keberatan di
“Ratu mau Fred jadi bahan percobaannya?” Chermiko bertanya, tetapi dia langsung membantah pertanyaan itu. “Nggak, itu mustahil! Aku dulu pernah ada di sana dan banyak tahu tentang R10. eksperimen ini nggak pernah diuji coba karena syarat dari penerimanya terlalu ketat.”Syaratnya adalah mendapatkan dua tubuh yang cocok, dan itu jelas bukan hal yang mudah untuk dicari. Sama seperti melakukan donor organ, tubuh pendonor dan penerima donor harus cocok baru bisa dilaksanakan. Hanya dengan syarat itu terpenuhi barulah tidak terjadi reaksi penolakan. Makanya, kalaupun Ratu punya niat untuk itu, dia harus mencarikan tubuh yang cocok dengan Fred.“Kamu kira nggak ada?” Brandon bertanya balik dan seketika membuat Chermiko dan Shane kaget. Chermiko dan Shane sama-sama dibuat bertanya-tanya, siapa orang yang akan menjadi wadah baru bagi jiwa Fred.“Dan orang yang bakal menampung jiwa Fred itu bukan orang asing. Fred sendiri yang cari,” kata Brandon. “Kalau dia nggak ketemu orang yang cocok, mana
“Sudah nggak ada lagi, itu saja. Dia bilang yang kita butuhkan sekarang cuma waktu. Sebenarnya nggak ada yang penting, sih. Mungkin dia takut karena masih diawasi. Takutnya ada orang yang mendengar percakapan, makanya dia nggak berani bilang banyak.”“Bukan. Informasi pa yang mau diasampaikan sudah semuanya dia kasih tahu ke kamu,” ucap Brandon.Chermiko, “Eh?”Shane, “Hah? Jadi yang Pak Juan mau sampaikan itu apa?”“Pak Juan bilang kita nggak bisa tangani, tapi ada orang lain yang bisa. Orang yang bisa itu maksudnya siapa?” tanya Brandon kepada mereka berdua. Tetapi baik Shane dan Chermiko di saat itu hanya bertukar pandang dan menggelengkan kepala.“Dan juga kenapa kita nggak bisa? Sebelumnya kita sudah tahu mereka ada di dalam kedutaan, terus kenapa tiba-tiba Pak Juan bilang ini di luar batas kemampuan kita?” tanya Brandon lagi.Kali ini Shane dan Chermiko lebih kompak lagi. Mereka berdua sama-sama menggelengkan kepala serentak tanpa perlu menatap satu sama lain.“Karena Pak Juan me
Chermiko datang dengan penuh tanda tanya dan pergi dengan penuh tanda tanya pula. Dia merasa belum mengatakan atau melakukan apa-apa selama dia bertemu dengan kakeknya tadi, dan langsung disuruh pulang begitu saja. Selama perjalanan, Chermiko berulang kali memikirkan apa yang tadi Juan katakan kepadanya, tetapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Jadi apa maksud Juan sebenarnya?Begitu Chermiko sampai ke rumah, benar saja Brandon dan Shane sudah menunggunya. Mereka langsung datang menyambut dan bertanya, “Gimana? Mereka ngundang kamu ke sana untuk apa?”Bahkan mobil yang mengikuti Chermiko dari belakang juga sudah melakukan persiapan jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun mereka bisa tenang setelah mendapat kabar kalau Chermiko sudah dalam perjalanan pulang. Namun di saaat yang sama mereka pun terheran-heran mengapa hanya Chermiko sendiri yang keluar.“Mereka mengancam kamu? Apa saja yang mereka bilang di sana?” tanya Shane. “Pasti Rainie, ‘kan? Kali ini apa lagi yan