Share

Bab 1837

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-10 18:00:01
Sekarang di kamar hanya tersisa Edgar dan Brandon berdua saja. Atmosfer terasa jauh lebih santai sekarang, dan Brandon bisa menghadapi Edgar dengan sikap yang santai seolah mereka berdua adalah teman lama. Bahkan Brandon tak ragu untuk menarik kursi dan duduk di dekat Edgar.

“Gimana badan kamu sekarang?” tanya Brandon.

“Dadaku masih terasa sedikit sesak, kepala juga masih terasa berat, tapi … sudah lebih mending dibanding tadi,” jawab Edgar dengan satu tangan bersandar di dadanya sambil terbatuk kecil. Suara batuknya kali ini tidak seperti sebelumnya, tetapi lebih seperti tertahan. Suaranya juga tidak terlalu besar.

“Wajar saja, karena kamu sudah tertidur selama berhari-hari. Jangankan untuk orang sakit, orang normal saja kalau tidur selama itu pasti bakal pusing kepalanya. Tapi … kamu pasti ada sedikit tahu apa saja yang terjadi selama ini, ‘kan?”

“.…”

“Aku yakin kamu paham apa yang aku maksud,” ujar Brandon menambahi.

“Ya, sebelumnya badanku memang dikendalikan, tapi kesadaranku masi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1838

    Padahal, saat itu jelas-jelas Edgar sudah waspada dan bisa saja melawan Rainie terlebih dahulu, tetapi dia tidak menyangka Rainie akan menggunakan cara yang berada di luar dugaannya.“Aku nggak tahu. Racun yang Rainie pegang, atau lebih tepatnya sesuatu yang diteliti oleh organisasi itu adalah virus jenis baru. Dan juga seharusnya penelitian mereka itu sudah berjalan untuk waktu yang lama banget, makanya bisa langsung meledak seperti sekarang.”Sebenarnya Edgar juga sedikit banyak tahu tentang wabah yang sempat meledak di Asia Selatan dulu, dan sebagai orang yang memegang jabatan tinggi, dia tentu saja tahu beberapa informasi rahasia yang tidak disebarluaskan kepada orang lain. Edgar hanya tak habis pikir kalau ternyata Rainie ikut terlibat di dalamnya, dan malah menjadi salah satu korbannya.“Sekarang, proyek vaksin itu sudah jatuh ke tangan merea!” kata Edgar. Ketika Edgar melihat dirinya sendiri menarik kembali proyek itu dan memberikannya kepada Fahrel, dia tidak sabar ingin membua

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1839

    Di saat itu pintu kamar diketuk dan mereka mendengar suara Bell dari luar, “Papa.”“Masuk,” jawab Edgar.Bella datang membawakan nampan yang berisi bubur dan beberapa makanan kecil lainnya yang disajikan dalam piring-piring kecil.“Pa, tadi aku minta mereka masak bubur dan beberapa makanan ringan. Ayo dimakan dulu,” kata Bella. “Papa masih baru bangun jadi jangan makan yang terlalu berminyak dulu.”“Oke,” jawab Edgar mengangguk. Dia sudah cukup lapar. Ketika melihat di meja kecilnya sudah tersaji beberapa lauk yang terlihat lezat, dia pun duduk tegak dan mulai menyantap buburnya dengan lahap. Sementara itu Brandon pergi ke luar kamar untuk menerima panggilan telepon.“Papa, sekarang gimana badannya?” tanya Bella dengan penuh perhatian.“Sudah jauh mendingan. Terima kasih, ya, untuk bantuan kamu selama Papa tertidur. Kamu pasti kerepotan banget, ya,” sahut Edgar tersenyum.“Nggak, kok, Pa.”Jawaban Bella berasal dari lubuk hatinya yang terdalam dan tidak dibuat-buat. Selama ini meski m

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1840

    “Apa aku bakal mati?” tanya Edgar.“Nggak, bukan itu maksudnya. Bukan berarti nggak akan mati juga, tapi mungkin badanmu akan menunjukkan beberapa gejala seperti tenaga yang sudah nggak sebesar biasanya. Kemampuan fisik pasti akan berkurang, dan yang paling menakutkannya itu adalah kerusakan organ, sama … kerusakan otak.”Semua itu masih tidak bisa diprediksi dan membutuhkan waktu untuk terus diamati. Cara yang paling baik tentu saja adalah dengan meminta Yuna untuk menginap di sana untuk memantau kondisi Edgar setiap harinya, tetapi itu jelas tidak mungkin. Saat ini Yuna masih berada di pusat penelitian vaksin dan sedang tidak memungkinkan baginya untuk pergi.“Nggak apa-apa, yang penting untuk sekarang ini aku nggak akan mati,” ucap Edgar dengan tenang tanpa ada gejolak emosi sedikit pun. Dia sudah mengalami banyak cobaan hidup. Sewaktu mudanya dia pernah terlibat dengan baku tembak, jadi hanya bahaya kecil seperti ini tidak akan membuatnya takut. Apalagi, saat ini masih banyak hal y

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1841

    Di siang hari yang panas terik, Yuna dengan pakaian pelindungnya yang tebal sibuk bekerja dengan cekatan di lab. Koridor di tempat penelitian itu sepi tidak ada orang yang lewat.Biasanya sebagian besar pekerja sibuk di siang hari dan baru akan sepi ketika malam tiba. Namun selama dua hari terakhir mengamati, Yuna mendapati situasi di lab tempat dia bekerja ini justru terbalik. Makin malam justru makin banyak orang yang bekerja, dan lab baru sepi ketika matahari sudah bersinar terang.Sebenarnya tempat ini sudah sepenuhnya menjadi daerah kekuasaan mereka dan bisa saja mereka bekerja seperti biasa tanpa harus sembunyi-sembunyi. Namun mungkin karena sudah terbiasa seperti itu, atau memang di malam hari baru eksperimennya efektif, yang jelas jam kerja di sini terbalik dengan jam kerja normal.Akan tetapi ini justru menguntungkan Yuna apabila dia ingin melakukan sesuatu. Dia tidak perlu bergadang dan harus melakukan persiapan yang terlalu banyak. Dia cukup bekerja seperti biasa saja. Di si

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1842

    Secara spontan Yuna langsung menarik kembali tangannya. Sesaat yang lalu dia merasa seperti mendapat godaan iblis yang menyuruh dia untuk menyentuhnya. Yuna juga meneliti berbagai macam tanaman dan obat-obat, tidak mungkin dia tidak tahu tentang betapa bahayanya racun yang tanaman itu miliki. Terlebih lagi tanaman itu terlihat seperti sudah bermutasi, yang jelas lebih tidak boleh disentuh sembarangan.Saat tersadar, Yuna sontak menoleh ke arah asal suara itu yang rupanya berasal dari seorang pria dengan pakaian pelindung lengkap. Seharusnya semua orang yang bekerja di tempat ini tidak mengenali siapa Yuna, tetapi entah bagaimana caranya, pria itu memberikan impresi yang tidak asing. Meski pria itu mengenakan pakaian pelindung super tebal, Yuna merasa familier ketika melihat tatapan mata yang tampak melalui celah pakaian.“Siapa kamu?” tanya Yuna waspada.“Kamu nggak perlu tahu siapa aku. Tapi aku sarankan lebih baik kamu secepatnya pergi dari tempat ini,” ujar pria itu dan kemudian lan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1843

    Setelah apa yang Yuna lalui tadi, dia mulai menenangkan kembali pikirannya dan berusaha untuk mencerna apa yang terjadi dengan kepala dingin. Tidak semudah itu untuk mencari kebenaran atas apa yang terjadi di tempat ini, maka dia pun kembali memfokuskan dirinya dengan eksperimen yang ada di depan mata.Sesungguhnya, eksperimen ini sudah berjalan setengahnya. Yang harus diselesaikan sekarang hanya tinggal masalah terkait pencampuran bahan dan pengaturan rasionya saja. Dari data-data yang mereka berikan perihal hasil eksperimen selama ini, Yuna mendapatkan satu kesalahan, yaitu bahwa mereka, atau orang yang dulu mengerjakan eksperimen ini selalu menggunakan rasio bahan yang dulu sempat Yuna berikan, rasio yang dulu Yuna gunakan dan berhasil.Setelah melihat data-data tersebut, Yuna mulai sadar bahwa mereka yang sebelumnya mengerjakan eksperimen ini sama sekali tidak memahami dunia parfum. Lebih tepatnya, mereka tidak mengerti cara menggabungkan parfum dengan obat-obatan.Memang rasio bah

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1844

    “Bos kamu yang suruh kamu tanya?”“... sampai sekarang kamu masih nggak percaya sama aku?”“Ya.”Semua hal yang Shane lakukan dan tutupi dari Yuna di masa lalu membuat Yuna sedikit pun tidak percaya lagi kepadanya. Ketika kepercayaan seseorang sudah dirusak, tidak mungkin semudah itu untuk membangunnya kembali. Kalaupun saat ini bukan musuh, mereka berdua juga tidak bisa dibilang teman.“Apa di eksperimen ini ada orang yang kukenal?” tanya Yuna.Shane berpikir sejenak di tengah keterkejutannya oleh pertanyaan Yuna. Dia menjawab, “Di sini memang ada beberapa orang yang dulu sempat kerja bareng kamu di lab yang dulu. Kenapa memangnya? Kamu mengenali mereka?”“Bukan mereka,” jawab Yuna menggelengkan kepala. Beberapa rekan kerjanya di lab dulu mungkin juga masih bekerja di sini, tetapi Yuna tidak begitu ingat dengan mereka. Yuna tidak terlalu sering bergaul dengan mereka, dan kalaupun ada, tidak begitu dekat. Yuna jarang meluangkan waktu untuk bersosialisasi, terlebih lagi memiliki kesan y

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1845

    “Tapi kamu bilang si ‘Bos’ itu cuma orang depan saja. Di belakang dia masih ada sekelompok orang lain yang lebih kuat dari dia, bukan?”“Ya, itu memang benar. Tapi dia juga pasti memegang semua rahasia dan data penting yang kita cari tahu selama ini.”Dipikir-pikir, meski bosnya juga bekerja di bawah kuasa orang lain, Shane merasa dia pasti memegang sesuatu yang penting sebagai jaminan. Walau gila, dia punya ambisinya sendiri, dan semua eksperimen ini adalah bentuk dari perwujudan ambisinya. Sebelum semua ini selesai, dia tidak mungkin membiarkan dirinya mati begitu saja oleh siapa pun yang ada di atasnya.“Jadi, maksud kamu ….”“Kita harus bekerja sama untuk mencari tahu apa rahasia yang dia simpan selama ini,” ujar Shane.Shane tahu Yuna datang ke sini pasti tidak akan membiarkan dirinya diperdaya begitu saja, sama seperti Shane sendiri. Sekian lama Shane terus mencari sesuatu yang bisa melepaskan dia dari kendali organisasi ini dan mencari cara untuk menolong Nathan. Namun Shane tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2286

    “Eh? Yang benar? Kalau begitu aku ….”“Tapi ingat, kamu bebas keluar masuk di dalam gedung, bukan keluar dari tempat ini. Paham? Kalau kamu berani keluar satu langkah saja, aku nggak bisa melindungi kamu!” kata Fred sembari menepuk bahu Rainie dengan ringan.Seketika itu juga hanya dalam sekejap kegirangan Rainie langsung menghilang. Di detik itu dia mengira sudah bisa bebas keluar masuk kedutaan dan mendapatkan kembali kebebasannya. Namun ketika dipikirkan lagi dengan baik, apa yang Fred katakan tidaklah salah. Lagi pula apa untungnya juga Rainie keluar. Dengan kondisi sekarang ini, dia keluar sedikit saja pasti akan langsung ditangkap oleh anak buahnya Brandon atau Edgar.Bicara soal Edgar membuat Rainie teringat dengan lab yang sudah dihancurkan itu, serta kedua orang tua dan juga rumahnya. Rainie sempat berpikir untuk mengunjungi rumahnya semenjak dia bebas dari Brandon. Tetapi dari kejauhan Rainie melihat ada orang yang memindahkan barang-barang di rumahnya. Dan dari omongan orang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2285

    Ross melihat ke sana kemari seolah-olah sedang khawatir ada orang yang sewaktu-waktu datang mengejarnya. Rainie yang menyadari perilaku itu segera berkata, “Pak Fred ada pertanyaan untuk Pangeran. Dia pasti berniat baik, jadi tolong Pangeran jawab pertanyaannya dengan baik, ya?”Kemudian, Rainie sekali lagi mengetuk jarinya ke botol. Ross tampak mengernyit dan sedikit kebingungan, tetapi dia lalu mengangguk dan berkata, “Ya!”Rainie berbalik menatap Fred dan mundur ke belakangnya. Sembari menatap Ross dari balik layar ponsel, dia berdeham, “Pangeran Ross, selama perjalanan apa sudah dapat kabar tentang Yang Mulia?”Sudah pasti belum ada, tetapi Fred sengaja bertanya seperti itu kepada Ross. Benar saja, Ross menggelengkan kepala menjawab, “Belum ada. Tapi kurasa karena aku baru pergi satu hari, jadi belum terlalu jauh. Kamu bilang mamaku pergi ke tempatnya suku Maset atau semacamnya, ‘kan? Mungkin perlu beberapa hari baru bisa sampai ke sana.”“Iya, betul. Yang Mulia bilang mau pergi ke

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

DMCA.com Protection Status